Budidaya Cacing Tanah
Budidaya Cacing Tanah
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dikenal sebagai negara agraris, cacing tanah dapat hidup dan tersebar di seluruh
pelosok nusantara.
terletak dalam satu lingkaran dengan manusia dan unggas, sementara pemanfaatan
dalam tanah sehingga meningkatkan porositas tanah dan infiltrasi tanah yang
sangat menguntungkan akar tanaman. Pemahaman akan peran cacing tanah sangat
tumbuhan banyak digunakan oleh para ahli untuk penyembuhan berbagai macam
penyakit. Salah satu jenis organisme yang digunakan adalah cacing tanah yang
Selama ini kita beranggapan bahwa cacing tanah merupakan hewan yang
penyakit tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, kencing manis, tipus,
Tujuan Penulisan 1
2
tanah, dan prospek cacing tanah tersebut di masa yang akan datang.
Kegunaan Penulisan
Universitas Sumatera Utara, serta sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
BAB II
ISI
3
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Chaetopoda yang hidup dalam tanah. Penggolongan ini didasarkan pada bentuk
(annulus), setiap segmen memiliki beberapa pasang seta, yaitu struktur berbentuk
atau biseksual. Artinya, pada tubuhnya terdapat dua alat kelamin, yaitu jantan dan
betina. Namun, untuk pembuahan cacing tanah tidak dapat melakukannya sendiri,
3
tetapi harus dilakukan oleh sepasang cacing tanah. Dari perkawinan tersebut,
terdapat beberapa butir telur. Subowo (2008), menyatakan bahwa kopulasi dan
obat penurun panas dan demam yang sangat efektif. Bahkan, penggunaan cacing
dalam obat sudah diperkenalkan sejak nenek moyang dulu. Tidak hanya di
Indonesia, cacing lumbricus rubellus atau biasa dikenal cacing tanah merah ini
juga menjadi bahan utama dalam pembuatan obat dan bahan kosmetik di luar
negeri, seperti Cina, Korea, Jepang, Kanada, dan Amerika. Adapun kelebihan dan
Kelebihan :
waktu 40 hari
3. Ketahanan tubuh yang sangat luar biasa
4. Mudah pemeliharaan dan perawatannya karena bisa dikembangkan di media
Kelemahan :
1. Ketersediaan cacing tanah masih sangat terbatas karena belum banyak yang
melakukan budidaya.
2. Harga jual cacing tanah masih relatif lebih mahal
3. Mudah stres jika terkena sinar matahari secara langsung, cacing memerlukan
dalam penangannya, dan memiliki nilai komersial tinggi. Lumbricus rubellus ini
berwarna kemerahan, dengan panjang berkisar antara 7,5 –10 cm. Cacing tanah
jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh gilig. Tubuhnya terdapat segmen luar
dan dalam, berambut, tidak mempunyai kerangka luar, tubuhnya dilindungi oleh
kutikula (kulit bagian luar), tidak memiliki alat gerak dan tidak memiliki mata.
Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada
segmen 27-32. Klitelum merupakan alat yang membantu perkembangan dan baru
muncul saat cacing mencapai dewasa kelamin, sekitar 2 bulan (Minnich, 1977).
berupa rambut yang relatif keras, berukuran pendek, dan memiliki daya lekat yang
sangat kuat. Selain itu, terdapat pula prostomium yang merupakan organ syaraf
perasa dan berbentuk seperti bibir. Bagian akhir tubuhnya terdapat anus untuk
keluar dari anus Lumbricus rubellus dikenal dengan istilah kascing. Kascing
6
cacing tanah adalah antara 15-30%. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan
cacing tanah adalah sekitar 15–250C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi
dari 250C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal
(James, 1990).
1.Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam
jumlah besar.
2.Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari daun yang gugur, kotoran ternak
atau tanaman dan hewan yang sudah mati. Cacing tanah menyukai bahan- bahan
3.Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit
asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh
fermentasi.
5.Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon
seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat agar lebih efisien.
dialasi dengan bahan yang terbuat dari plastik seperti tenda (berukuran tertentu).
Media tumbuh yang dimanfaatkan tediri dari kompos dan feses sapi yang telah
diangin-anginkan.
Bibit cacing tanah yang digunakan merupakan telur yang telah menetas
dari cacing sebelumnya. Dikarenakan Pak Aloy hanya membeli bibit diawal
pakannya berasal dari campuran feses dan limbah sayuran. Pemberian pakan
dengan maksimal. Dimana masih terlihat ruang kosong yang tidak dimafaatkan,
cacing.
Pemilihan bibit awal dibeli dari agen peternak cacing tanah skala besar dan
sebelumnya yang masih terdapat telur cacing tanah dan cacing tanah muda
Bibit calon induk cacing tanah diberi pakan berupa campuran feses sapi,
kompos, air, dan pelet 551 (pelet babi) yang diberikan seminggu sekali.
3. Sistem Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin ganda
(jantan dan betina) dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan,
berasal dari campuran feses dan limbah sayuran seperti sayur sawi, kol, dan sayur
lainnya. Pakan dibuat dengan cara menghaluskan limbah sayuran hingga menjadi
seperti bubur, kemudian perbandingan antara feses sapi dengan kompos sebagai
cacing tanah yang berukuran 60 cm x 15 cm. Pemberian pakan dilakukan satu kali
hingga rata. Selain itu cacing tanah juga memanfaatkan feses sapi sebagai sumber
nutrisi.
bidang kesehatan yaitu sebagai obat tifus dan dapat meredakan demam,
sisa sayuran menjadi salah satu upaya menambah nilai guna limbah yang ada.
sayuran sebagai media berkembangbiak dan juga sebagai pakan. Sisa kotoran
ternak yang dimakan akan menjadi pupuk bekas cacing atau biasa disebut
yang terbawa dari organ pencernaan cacing yang bermanfaat bagi pertumbuhan
tanaman.
Protein cacing tanah mengandung 20 asam amino, yang terdiri atas lisin,
cacing tanah yang banyak dijadikan bahan baku pembuatan obat. Cacing tanah
5 ekor dalam sehari menyebabkan rambut uban berkurang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rochayat Harun (2009) dalam Khairuman dan K. Amri (2009) yang
2. Biaya produksi
13
2 Peralatan Kandang
Rak Cacing 2 Rak
Tenda 14,4 216000 43200
Kayu 8 Batang 240000 40000
Bambu 6 Batang 60000 20000
Kawat 1 Gulung 5000 1333
Plastik Jaring 50 Buah 550000 87500
Tong Pakan 1buah 10000 1900
Ember 2 Buah 10000 1600
Jumlah 529200
14
b. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah-ubah yang dipengaruhi jumlah
produksi. Biaya variabel ialah biaya yang habis pakai. Biasanya biaya inilah yang paling
besar. Jika kuantitas produksi meningkat maka biaya variabel akan semakin meningkat.
no uraian jumlah
1 biaya tetap 529200
2 biaya variabel 13736000
total 14265200
3. Pendapatan
budidaya cacing tanah menerima pendapatan dari penjualan cacing tanah yang
dipanen 45 hari sekali dan media kompos dalam satu tahun. Untuk lebih jelasnya
Produksi 7 Kg
50 Rak Kecil,
2 Produksi 0,5 25 60000 1500000 12000000
Kg
3 Media 2 8000 16000
Total 25456000
4. Keuntungan
selama produksi. Pendapatan dari budidaya cacing selama satu tahun ialah
Rp 25.456.000 dan total biaya produksi selama satu tahun ialah Rp 14.265.200.
keuntungan yang diperoleh selama satu tahun ialah Rp 11.190.800 atau perbulan
Rp 932.566,00
Break even point (BEP) ialah harga minimal atau penjualan minimal yang
tidak menghasilkan keuntungan maupun kerugian atau biaya impas. BEP ada dua
jenis yaitu BEP harga dan BEP barang. BEP harga cacing ialah harga minimal dari
cacing yang dipanen. BEP harga cacing ialah perbandingan biaya produksi dengan
harga jual ialah Rp 60.000. BEP cacing tanah ialah perbandingan biaya produksi
dengan harga jual cacing. BEP cacing tanah ialah 237,75 kg sedangkan
6. Kelayakan usaha
dibandingkan dengan biaya produksi. R/C dikatakan layak jika >1 sedangkan B/C
dikatakan layak jika > 0. Adapun R/C daribudidaya cacing ialah 1,78 dan B/C
16
ialah 0,78. Ditinjau dari R/C > 1 dan B/C > 0 maka usaha budidaya cacing tanah
layak dijalankan.
Pemasaran adalah suatu hal paling dibutuhkan karena akan menjadi jalan
cacing tanah ialah dengan mengiklankan di media online maupun dari mulut ke
mulut. Manfaat dari cacing ialah sebagai bahan obat, kosmetik, pakan ternak dan
ikan. Dalam pemasaran belum ada kesulitan yang dialami peternak karena masih
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Fauzzy Ahmad. 2009. Kajian Pengaruh Substitusi Parsial Tepung Terigu dengan
Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap Sifat Kimia dan
Penilaian Sensoris Kreker. Program Studi Teknologi Hasil Ternak.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. [Skripsi]
Minnich J. 1977. The earthworm book how to raise and use earthworms for your
farm and garden. Rodale Press Emmaus, PA. United States of America.