Saat ini semakin banyak masalah-masalah kebidanan yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh banyak penyebab, diantaranya yaitu pola hidup yang semakin tidak terkendali dan juga konsumsi makanan yang jauh dari kata sehat. Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu : • Polip serviks • Erosi portio • Ulkus portio • Trauma • Polip endometrium Penyebab fungsional perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit. Polip endometrium ditandai dengan adanya perdarahan abnormal per vaginam, paling umum menometroragia atau perdarahan bercak ringan pasca menopause. Polip tcrjadi dari umur 29-59 tahun dengan kejadian terbanyak setelah umur 50 tahun. Insiden popil tanpa gejala pada wanita pasca menopause kira-kira 10%. Polip endometrium biasanya terjadi pada fundus dan dapat melekat dengan adanya tangkai yang ramping (bertangkai) atau dasar yang lebar (tidak bertangkai). Kadang-kadang polip prolaps melalui scrviks. Secara makroskopis polip endometrium tampak sebagai massa ovoid bcrukuran beberapa mill- meter hingga beberapa sentimeter, licin seperti beludru berwarna merah hingga coklat. Secara histologis, polip endometrium mempunyai inti stroma dengan jaringan pembuluh darah yang jelas sena permukaan mukosa endometrium yang dapat melapisi komponen glanduler. Polip di bagian distal dapat menunjukkan perdarahan stroma, sel-sel radang, ulerasi dan dilatasi pembuluh darah dilatasi. Kadang-kadang terjadi poliposis multipel. Varian lain yang jarang adalah adenomioma bertangkai (dibedakan dengan adanya pita penjalin otot polos). Diagnosis banding meliputi mioma submukosa, sisa produk konsepsi yang tertinggal, kanker endometrium dan sarkoma campuran. Polip sensitif terhadap estrogen dan dapat menjadi keganasan yang prognosisnya lebih baik dibandingkan kanker endometrium non polipoid. Diagnosis mudah dibuat dengan histeroskopi dan pengobatannya adalah eksisi. Tindakan ini mudah dilakukan dengan histeroskopi diikuti kurctase tangkai. Sebuah senar kawat atau gunting dapat digunakan untuk memotong dasar polip yang besar. Untuk menyingkirkan kanker endometrium, lebih baik diambil sampel kanalis endoservikalis dengan kuretase ketika mengangkat polip. Selama dilakukan SC, lakukan eksplorasi kavum uteri dengan forceps polip Overstreet atau yang serupa. Polip cenderung berulang dan histerektomi merupakan terapi definitif tetapi jarang dilakukan untuk polip endometrium jinak. Post coital bleeding (PCB) adalah perdarahan yang terjadi setelah coitus, perdarahan pasca senggama. Pada keadaan tertentu ada beberapa wanita yang mengalami perdarahan setelah melakukan hubungan intim. Perdarahan paska senggama (post coital bleeding/PCB) pada umum nya di sebabkan oleh dua hal, masalah pada serviks (leher rahim) dan perdarahan pada lapisan dalam rahim (endometrium). Juga bisa terjadi karena adanya erosi di vagina dikarenakan baru pertama kali berhubungan atau berhubungan seksual belum terlalu sering sehingga vagina masih sempit, akibat penetrasi (penis masuk ke vagina), terutama bila wanita masih belum penuh terangsang dapat menyebabkan gesekan yang menghakibatkan luka atau lecet. Yang lebih jarang lagi adalah tumor jinak yang berasal dari campuran sel epitelal vagina seperti yang tersusun dari struktur kelenjar dan duktusnya serta epitel skuamosa dengan diferensiasi lengkap di dalam stoma dengan tingakat diferensiasi moderat. (Brown pada tahun 2000).