I. WAKTU PELAKSANAAN
23 – 25 April 2012
2
Mempunyai Master Plan untuk pengembangan bangunan
pelayanan radiologi.
- Peralatan
Sebagai RS kelas A Pendidikan, RSUD dr. Saiful Anwar telah
memiliki hampir semua peralatan radiologi sesuai standar,
terkecuali DSA.
Kondisi peralatan :
General X-Ray : 9 unit, 5 unit kondisi
baik,
4 unit kondisi terganggu.
Mobile X-Ray : 3 unit, kondisi baik
USG : 7 unit, 1 unit kondisi
rusak
Panoramic X-Ray : 1 unit, kondisi baik
CT-Scan : 2 unit, 1 unit 16 slice
Kondisi baik, 1 unit kondisi
rusak
Mammografi : 1 unit, kondisi rusak
MRI : 1 unit 1 Tesla,
kondisi baik
C-arm : 2 unit, kondisi baik
Computed Radiography (CR) : 1 unit, kondisi baik
Memiliki Phantom Kalibrasi, Phantom Test,
Surveymeter, Alat uji tabung kolimasi, Filter Alumunium.
Hampir semua peralatan radiologi telah mempunyai
izin pemanfaatan yang masih berlaku dari BAPETEN,
terkecuali 1 unit X-Ray Hitachi, CT-Scan, 2 unit mobile x-ray,
sedang dalam proses izin.
Belum semua peralatan radiologi telah dikalibrasi
BPFK.
- SDM :
Jumlah SDM dokter spesialis radiologi telah memenuhi
standar, yaitu 6 dokter spesialis radiologi.
SDM radiografer berjumlah 14 orang. Jumlah ini masih
kurang berdasarkan standar 2 orang radiografer per alat.
Terdapat jabatan rangkap radiografer – PPR diakibatkan
kekurangan SDM.
Fisikawan Medis 1 orang sesuai standar.
Tenaga elektromedis bergabung di bawah IPSRS. Belum
memiliki tenaga elektromedis tersendiri.
Tenaga administrasi telah memenuhi standar.
Belum memiliki tenaga perawat tersendiri.
Memiliki 4 orang petugas kamar gelap.
Memiliki 2 orang tenaga operator. Menurut Kepmenkes 1014
tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di
Sarana Pelayanan Kesehatan, tidak terdapat penjelasan
mengenai tenaga operator sehingga kualifikasi dan
kompetensinya dipertanyakan.
˗ Kemampuan Pemeriksaan :
Mampu melaksanakan semua jenis pemeriksaan radiologi RS
Kelas A.
3
Ingin mengembangkan pelayanan Cathlab (Angiografi),
ruangan telah tersedia, namun alat belum punya.
Sudah dilakukan pelatihan SDM untuk peningkatan
kemampuan radiologi.
Rata-rata jumlah pasien 5750 pasien/bulan.
Daftar tunggu pasien berkisar 1 minggu – 3 bulan.
Pasien cito rata-rata 60 pasien /bulan.
Pasien rujukan terbanyak berasal dari daerah Probolinggo,
Pasuruan, Blitar, Lumajang.
Pasien yang tidak tertangani dirujuk ke RSUD dr. Soetomo
Surabaya.
Keselamatan petugas dilaksanakan dengan menggunakan
proteksi sesuai standar, dan pengecekan rutin film badge.
Selain pelayanan, RS Saiful Anwar juga menyelenggarakan
pendidikan spesialisasi radiologi. Sampai tahun 2012, telah ada 5
angkatan.
- Lain-lain
Telah memiliki Tim Jaminan Mutu sesuai standar.
Telah memiliki sistem pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
sesuai standar.
Pembiayaan operasional pelayanan radiologi menggunakan
dana APBN, APBD, Dana Bantuan Luar Negeri (Hibah Alat), Kerja
Sama Operasional untuk operasional, pengadaan dan
pemeliharaan alat.
Program evaluasi baik dari intern instalasi/RS maupun
masyarakat, telah dilaksanakan sesuai standar.
7. Pelayanan Radioterapi
˗ Beban Kerja :
Jumlah pasien kanker baru per tahun : 416
Jumlah pasien kanker yang menjalani radiasi per tahun :
18.720
Jumlah kasus radiasi baru pertahun : 416
Jumlah rata-rata pasien yang diterapi : 60
Jumlah rata-rata pasien tunggu radiasi : 60
Rata-rata lama waktu tunggu radiasi : 15 menit.
Kendali kualitas
Hasil verifikasi kendali kualitas Brakhiterapi Remote
Afterloading, Teleterapi Gamma, serta Simulator telah sesuai
dengan standar.
Program jaminan kualitas pelayanan radioterapi sesuai
standar.
Program keselamatan
Sistem interlock pada ruang radiasi, proteksi pekerja
radiasi, proteksi masyarakat umum, serta sistem peringatan
telah sesuai standar.
5
1. RS Paru Batu merupakan rumah sakit khusus paru kelas B milik
Pemprov Jawa Timur. Namun untuk pelayanan radiologinya merupakan
pelayanan radiologi setingkat RS kelas C.
2. RS Paru Batu telah berstatus BLU sejak tahun 2010.
3. Sistem rujukan pelayanan radiologi selama ini mengacu kepada
sistem rujukan pelayanan yang diterbitkan oleh Pemprov Jawa Timur.
4. Pelayanan Radiologi :
- Administrasi
Hasil pembacaan langsung dibaca dan diterima pasien kurang
dari 24 jam.
Standar Pelayanan yang digunakan berasal dari Kepmenkes
1014 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Pertemuan rutin internal instalasi dilakukan minimal 1 bulan
sekali, dihadiri lengkap oleh semua SDM yang ada.
Pencatatan dan pelaporan diberikan ke rekam medik untuk
selanjutnya diteruskan ke Direktur.
- Peralatan
Kondisi peralatan :
General X-Ray : 2 unit, kondisi baik
Mobile X-Ray : 2 unit, kondisi
rusak.
USG : 1 unit, kondisi baik
Automatic processing film : 1 unit, kondisi baik
Semua peralatan radiologi telah habis masa berlaku
izin pemanfaatan dari BAPETEN, dalam proses perpanjangan
izin.
Belum semua peralatan radiologi telah dikalibrasi
BPFK.
- SDM :
Jumlah SDM dokter spesialis radiologi telah memenuhi
standar, yaitu 1 orang.
SDM radiografer belum memenuhi standar 2 orang tiap alat
radiologi diagnostik.
6
Terdapat jabatan rangkap radiografer – PPR – Fisikawan Medis
diakibatkan kekurangan SDM.
Tenaga elektromedis telah memenuhi standar.
Tenaga administrasi telah memenuhi standar.
Belum memiliki tenaga perawat tersendiri.
- Kemampuan Pemeriksaan :
Telah sesuai standar pelayanan radiologi RS kelas C.
Rata-rata jumlah pasien 450 /bulan, atau rata-rata 25
pasien/hari.
Pasien rujukan terbanyak berasal dari Puskesmas, praktek
dokter dan klinik swasta.
Pasien yang tidak tertangani dirujuk ke RSUD dr. Saiful
Anwar Malang.
Keselamatan petugas dilaksanakan dengan menggunakan
proteksi sesuai standar, dan pengecekan rutin film badge.
- Lain-lain :
Tim jaminan mutu khusus radiologi belum dimiliki, namun
bergabung dengan tim jaminan mutu RS Paru Batu.
Telah memiliki sistem pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
sesuai standar.
Pembiayaan operasional pelayanan radiologi menggunakan
dana APBN, APBD, dan penerimaan BLU untuk operasional,
pengadaan dan pemeliharaan alat.
Program evaluasi baik dari intern instalasi/RS maupun
masyarakat, telah dilaksanakan sesuai standar.
7
- Sarana dan Prasarana
Gedung terhitung masih baru, luas ± 1000 m 2. Dibangun pada
tahun 2010 - 2011, dan mulai ditempati sejak Februari 2012.
Sumber listrik berasal dari PLN 196 KVA dan genset 312 KVA
yang dibagi untuk keseluruhan fasilitas pelayanan RS.
Sumber air berasal dari PDAM dan sumur.
Pengolahan limbah bergabung dengan IPAL RS. Pengolahan
limbah radioaktif belum dimiliki karena memang limbah yang
dihasilkan tidak memiliki bahaya radioaktif.
Telah memiliki sistem pengaturan udara AC dan APAR di
setiap ruangan.
Dinding ruangan dari bata merah, terdapat lampu indikator
radiasi dan simbol bahaya radiasi.
Pintu dan ruangan dilapisi timbal.
Pasien dilakukan persiapan di ruang pemeriksaan saat
tindakan akan dilakukan.
Telah memiliki Master Plan pembangunan ruangan baru
sehingga jika peralatan radiologi masuk, ruangan telah tersedia.
- Peralatan
Sebagai RS kelas B, RSUD Kanjuruhan Kepanjen tidak memiliki :
Mammografi
Panoramic
MRI
- Kondisi peralatan :
General X-Ray : 1 unit, kondisi baik
Fluoroskopi X-Ray : 1 unit, kondisi baik
Mobile X-Ray : 1 unit, kondisi baik, namun tidak
digunakan karena proses izin
belum keluar (dokumen tidak
lengkap).
C-arm : 1 unit, kondisi baik, namun tidak
digunakan karena proses izin
belum keluar (dokumen tidak
lengkap).
USG : 2 unit, kondisi baik, namun 1 unit
tidak digunakan karena
kemampuan terbatas.
CT-Scan 16 slice : 1 unit, kondisi baik
Automatic processing film : 2 unit, kondisi baik
Surveymeter : 1 unit, belum terkalibrasi BPFK.
Beberapa peralatan radiologi belum mempunyai izin
pemanfaatan yang masih berlaku dari BAPETEN.
Belum semua peralatan radiologi telah dikalibrasi BPFK,
karena keterbatasan dana RS dan keterbatasan kemampuan
BPFK menangani semua peralatan RS.
- SDM :
Jumlah SDM dokter spesialis radiologi belum memenuhi
standar, yaitu masih 1 orang, merangkap Kepala Instalasi dan
SMF.
SDM radiografer berjumlah 6 orang, belum memenuhi standar
2 orang tiap alat radiologi diagnostik.
Terdapat 3 tenaga radiografer yang merangkap PPR
diakibatkan kekurangan SDM.
8
Belum memiliki Fisikawan Medis, dan perawat radiologi.
Tenaga elektromedis khusus di instalasi radiologi belum ada¸
diperbantukan dari IPSRS.
Tenaga administrasi hanya 1 orang.
Tenaga kamar gelap dirangkap oleh radiografer.
- Kemampuan Pemeriksaan :
Belum mampu melakukan pemeriksaan sistem
kardiovaskuler.
RSUD Kanjuruhan Kepanjen ingin mengembangkan
pelayanan MRI, panoramic, dan mammografi.
Pembacaan foto langsung dibaca pada jam kerja.
Rata-rata jumlah pasien 900 pasien/bulan (30 pasien/hari),
USG maksimal dibatasi 15 pasien per hari.
Daftar tunggu pasien maksimal 3 hari untuk pemeriksaan
USG.
Pasien cito 10 orang per bulan untuk alat x-ray, 3-4 orang per
bulan untuk USG.
Pasien rujukan terbanyak berasal dari Puskesmas, praktek
dokter dan klinik swasta.
Pasien yang tidak tertangani dirujuk ke RSUD dr. Saiful
Anwar Malang, dan RS Panti Nirmala Malang.
Keselamatan petugas dilaksanakan dengan menggunakan
proteksi sesuai standar, dan pengecekan rutin film badge.
- Lain-lain :
Tim Jaminan Mutu bergabung dengan RS, bukan tersendiri.
Belum memiliki pencatatan kejadian akibat kecelakaan radiasi
meskipun belum pernah terjadi kejadian kecelakaan radiasi di
RSUD Kanjuruhan.
Dokumen-dokumen telah sesuai standar.
Pembiayaan operasional pelayanan radiologi menggunakan
dana APBN, APBD, serta pendapatan rumah sakit melalui BLU
untuk operasional, pengadaan dan pemeliharaan alat.
Program evaluasi baik dari intern instalasi/RS maupun
masyarakat, telah dilaksanakan sesuai standar.
4. Pelayanan Radiologi :
- Administrasi
Hasil pembacaan diterima oleh pasien kurang dari 24 jam
meskipun dokter spesialis radiologi hanya 1 orang.
Izin pelayanan berasal dari Dinkes Kab. Blitar.
9
Standar Pelayanan yang digunakan berasal dari PDSRI Tahun
2011, Kepmenkes 1014 Tahun 2008, terbitan sendiri tahun
2009, serta dari PARI.
Petugas pelayanan radiologi jarang mengikuti diklat sehingga
kurang informasi bila ada standar pelayanan radiologi terbaru.
Pertemuan rutin dilakukan 1 bulan sekali, dan dihadiri
lengkap.
Kendala penyampaian usulan, umpan balik pencatatan dan
pelaporan terkait penyediaan dana serta masih kurangnya
umpan balik dari bagian perencanaan dan evaluasi RSUD.
Pencatatan dan pelaporan meliputi jumlah pasien, jumlah dan
jenis kegiatan, jumlah pemakaian bahan habis pakai, jumlah
ekspertise, dan jumlah pendapatan.
Laporan diberikan ke rekam medik untuk selanjutnya
diteruskan ke Direktur.
- Peralatan
Sebagai RS kelas B, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi tidak memiliki :
CT Scan
Panoramic
MRI
Mobile X-Ray
- Kondisi peralatan :
General X-Ray : 4 unit, kondisi baik
Fluoroskopi X-Ray : 2 unit, kondisi baik
X-Ray Dental : 1 unit, kondisi baik
Mammografi : 1 unit, kondisi baik
USG : 2 unit, 1 unit 2D kondisi baik,
1 unit lagi 3D namun rusak.
Automatic processing film : 2 unit, kondisi baik
Mammografi belum mempunyai izin pemanfaatan yang masih
berlaku dari BAPETEN.
Belum semua peralatan radiologi telah dikalibrasi ulang
BPFK, karena keterbatasan dana RS dan keterbatasan
kemampuan BPFK menangani semua peralatan RS.
10
- SDM :
Jumlah SDM dokter spesialis radiologi belum memenuhi
standar, yaitu masih 1 orang, merangkap Kepala Instalasi dan
SMF.
SDM radiografer berjumlah 6 orang, belum memenuhi standar
2 orang tiap alat radiologi diagnostik.
PPR telah memenuhi standar yaitu 1 orang.
Belum memiliki Fisikawan Medis, dan perawat radiologi.
Tenaga elektromedis khusus di instalasi radiologi belum ada¸
diperbantukan dari IPSRS.
Tenaga administrasi hanya 1 orang.
Tenaga kamar gelap dirangkap oleh radiografer.
- Kemampuan Pemeriksaan :
Belum mampu melakukan pemeriksaan sistem limfatik, saraf,
dan kardiovaskuler.
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ingin mengembangkan pelayanan
MRI, panoramic, dan CT-Scan.
Langkah-langkah pengembangan pelayanan terbatas pada
usulan, sedangkan penyediaan alat dan SDM terlatih belum
dilakukan, serta masih memerlukan ruangan baru.
Pembacaan foto langsung dibaca pada jam kerja.
Rata-rata jumlah pasien 600 pasien/bulan (20 pasien/hari)
Daftar tunggu pasien kurang dari 2 jam untuk pemeriksaan x-
ray foto toraks.
Pasien cito sekitar 200 orang per bulan, berasal dari IGD.
Pasien rujukan terbanyak berasal dari Puskesmas, praktek
dokter dan klinik swasta.
Pasien yang tidak tertangani dirujuk ke RSUD dr. Saiful
Anwar Malang, dan RS Panti Nirmala Malang.
Keselamatan petugas dilaksanakan dengan menggunakan
proteksi sesuai standar, dan pengecekan rutin film badge.
- Lain-lain :
Tim Jaminan Mutu bergabung dengan RS, bukan dimiliki
instalasi radiologi tersendiri.
Belum memiliki pencatatan kejadian akibat kecelakaan radiasi
meskipun belum pernah terjadi kejadian kecelakaan radiasi di
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Pembiayaan operasional pelayanan radiologi menggunakan
dana APBN, APBD, hibah lain pengadaan dan pemeliharaan.
Program evaluasi baik dari intern instalasi/RS maupun
masyarakat, telah dilaksanakan sesuai standar.
11
4. RSUD Lawang masih dalam proses pemenuhan pelayanan radiologi
sesuai standar Kepmenkes 1014 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
5. Pelayanan Radiologi :
- Pelayanan radiologi belum dilakukan, meskipun ruangan
telah tersedia.
- Proses perizinan pemanfaatan alat yang sedang dalam
pengurusan, belum tersedianya SDM radiologi, sarana-prasarana
yang masih sangat kurang, menyebabkan pihak rumah sakit belum
melakukan pelayanan radiologi.
- Untuk pelayanan kesehatan yang membutuhkan penunjang
diagnostik maupun terapi radiologi, RSUD Lawang merujuk ke RS
lain yang terdekat seperti RSJ dr. Radjiman Lawang, ataupun ke
laboratorium swasta yang memiliki fasilitas pelayanan radiologi
sederhana.
- Sarana dan Prasarana
Kondisi bangunan instalasi radiologi cukup baik, luas ± 77
m2, dibangun pada tahun 2009, dan belum pernah direnovasi.
Sumber listrik hanya berasal dari PLN 23 KVA yang dibagi
untuk keseluruhan fasilitas pelayanan RS.
Sumber air hanya berasal dari PDAM.
Pengolahan limbah bergabung dengan IPAL RS. Pengolahan
limbah radioaktif belum dimiliki karena memang limbah yang
dihasilkan tidak memiliki bahaya radioaktif.
Telah memiliki sistem pengaturan udara AC, exhaust fan dan
APAR.
Dinding ruangan dari bata merah.
Di atas pintu masuk ruang penyinaran belum memiliki lampu
indikator radiasi dan simbol bahaya radiasi.
Pintu ruangan dilapisi timbal.
Dinding kamar gelap dicat warna hitam.
- Peralatan
USG hanya berada di poliklinik kandungan dan kamar
bersalin untuk pelayanan obstetri dan ginekologi.
Kondisi peralatan :
X-Ray Stationer : 2 unit, 1 unit di ruangan instalasi
Radiologi, 1 unit di UGD.
Namun kedua unit tersebut belum dioperasikan karena
izin pelayanan radiologi dan izin pemanfaatan alat dari
BAPETEN dalam proses pengurusan serta belum memiliki
SDM radiologi untuk mengoperasikan alat.
X-Ray Stationer di ruangan instalasi radiologi telah
dikalibrasi oleh BPFK pada 4 April 2012.
- SDM :
Belum memiliki semua jenis tenaga SDM pelayanan radiologi
untuk RS kelas D.
12
1. RS Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat merupakan RS Khusus Jiwa
kelas A dan berstatus UPT Kementerian Kesehatan RI. Namun untuk
pelayanan kesehatan fisik (non-jiwa) termasuk pelayanan radiologi,
mengacu kepada pelayanan RS kelas C.
2. Sejak tahun 2010, RS Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat telah
berstatus Badan Layanan Umum (BLU).
3. Memiliki 700 tempat tidur dengan 15%nya dialokasikan untuk
pelayanan kesehatan fisik.
4. Pelayanan radiologi diagnostik ditinjau dari manajemen,
administrasi, sarana, prasarana, peralatan belum sesuai standar.
- Peralatan
Belum memiliki CT-Scan, mobile x-ray, APF (Automatic
Processing Film), dan peralatan QC.
Kondisi peralatan :
General X-Ray : 1 unit, kondisi baik
X-Ray Dental : 1 unit, kondisi baik
13
Panoramic X-Ray : 1 unit, kondisi baik
USG : 1 unit, tipe 4D, kondisi baik
Semua peralatan radiologi telah mempunyai izin pemanfaatan
yang masih berlaku dari BAPETEN.
Semua peralatan radiologi telah dikalibrasi BPFK.
- SDM :
Jumlah SDM dokter spesialis radiologi telah memenuhi
standar, yaitu 1 orang.
SDM radiografer belum memenuhi standar 2 orang tiap alat
radiologi diagnostik.
Terdapat jabatan rangkap radiografer – PPR diakibatkan
kekurangan SDM.
Tenaga elektromedis telah memenuhi standar.
Belum memiliki fisikawan medis, tenaga administrasi, dan
tenaga perawat tersendiri.
- Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan hanya terbatas pada pemeriksaan
sistem urogenital, respiratorius, musculoskeletal. Tidak sesuai
dengan Kepmenkes 1014 tahun 2008.
Ingin mengembangkan pelayanan CT-Scan, yang sudah
dimulai dengan langkah pengajuan usulan CT-Scan ke pihak
manajerial RS.
Pembacaan foto langsung dibaca selama 5 hari kerja.
Rata-rata jumlah pasien 100/bulan, dengan pasien cito
sekitar 10 pasien / bulan.
Pasien rujukan terbanyak berasal dari Puskesmas
(Jamkesmas), praktek dokter dan klinik swasta.
Peralatan proteksi radiasi kurang, hanya terdapat 2 apron.
- Lain-lain :
Tim jaminan mutu khusus pelayanan radiologi belum dimiliki,
hanya terbatas pada komite medik RS untuk semua pelayanan
yang dimiliki RS.
Belum memiliki pencatatan kejadian akibat kecelakaan
radiasi, catatan dosis, serta kartu kesehatan pekerja.
Pembiayaan operasional pelayanan radiologi menggunakan
dana APBN, untuk pengadaan dan pemeliharaan alat.
Program evaluasi baik dari intern instalasi/RS maupun
masyarakat, telah dilaksanakan sesuai standar.
Belum mempunyai master plan untuk pengembangan
pelayanan.
14
dikarenakan Pedoman Jejaring Pelayanan Radiologi yang akan
diterbitkan Kemenkes tidak bersifat mengikat.
15
6. Perlu adanya pelatihan untuk penyegaran bagi tenaga SDM radiologi
yang berkesinambungan.
7. Dapat mempertimbangkan pemenuhan peralatan sesuai standar
melalui E-Planning Kemenkes, maupun melalui kerja sama operasional
penyedia alat kesehatan.
8. Perlu pembentukan tim kendali mutu khusus pelayanan radiologi.
9. Penyesuaian format sistem pencatatan dan pelaporan sesuai
standar, seperti pencatatan kejadian akibat kecelakaan radiasi.
16
2. Perlu adanya pemenuhan SDM radiologi, yaitu, radiografer 2 orang
per alat, fisikawan medis, PPR, tenaga elektromedis khusus radiologi,
perawat radiologi, tenaga administrasi, dan petugas kamar gelap agar
pelayanan sesuai standar dan tidak ada lagi jabatan rangkap.
3. Perlu alokasi ruangan untuk ruangan yang belum dimiliki agar
sesuai standar dan tidak ada lagi penumpukan peralatan di satu
ruangan.
4. Perlu adanya pelatihan untuk penyegaran dan peningkatan
kemampuan bagi tenaga SDM radiologi yang berkesinambungan.
5. Dapat mempertimbangkan pemenuhan peralatan sesuai standar
melalui E-Planning Kemenkes, maupun melalui kerja sama operasional
penyedia alat kesehatan.
6. Perlu pembentukan tim kendali mutu khusus pelayanan radiologi.
7. Penyesuaian format sistem pencatatan dan pelaporan sesuai
standar, seperti pencatatan kejadian akibat kecelakaan radiasi, catatan
dosis.
8. Perlu adanya program kesehatan dan keselamatan pekerja radiasi,
seperti pembuatan kartu kesehatan pekerja, kegiatan medical-check up
minimal setahun sekali.
9. Perlu menyusun master plan pembangunan pelayanan radiologi.
Pelaksana Kegiatan,
17