Anda di halaman 1dari 4

Judul

“Restui Kami, Bunda”

Tema
Perjuangan cinta sepasang kekasih demi mendapatkan restu.

Tokoh dan perwatakan


• Elsa : Baik hati (Rahmadini Sugeha)
• Aldi : Bertanggung jawab (Reza Mokoginta)
• Bunda (ibu Elsa): Sombong (Reelly Lahunduitan)
• 2 Penjahat (Nurlischa Lasabuda, Nursila Hasanudin)
• Hani : Teman Elsa (Sonia Yuanda)
Naskah drama

“Restui Kami, Bunda”


Suatu hari di sebuah rumah besar dan mewah, terjadilah percekcokan antara ibu dan anaknya.

Bunda : Pokoknya Bunda tidak mau tau, kamu harus segera menikah dengan Nino, kalau tidak…
Elsa : Kalau tidak apa, Bunda? Bunda mau usir aku dari rumah ini? (sambil meneteskan air
mata)
Bunda : Ah, pokoknya kamu harus nurut sama Bunda, jangan terus-terusan menolak!
Elsa : Tapi aku tidak mencintai Nino, Bun. Lagipula Nino bukan jodoh yang baik buat aku.
Bunda : Kamu tau darimana kalo Nino bukan yang terbaik untuk kamu? Nino itu pria yang baik
dan mapan, jadi kamu jangan sampai menolaknya!

Tanpa basa-basi, Elsa langsung berlari ke kamar meninggalkan ibunya yang daritadi memaksa
agar ia segera menikah dengan Nino, seorang pengusaha muda yang dikenal angkuh. Sejak lima
tahun lalu ayah Elsa meninggal dunia, sikap ibunya memang berubah drastis dari yang tadinya
penyayang, menjadi kasar dan luar biasa sombong.

Tak lama ia menangis Elsa pun menelpon Hani


Elsa : Halo Hani (sambil menangis)
Hani : Iya ada apa Elsa , kamu kenapa? Kok kamu nanggis?
Elsa : Hani aku di jodohin Bunda sama Nino
Hani : Beneran El? Trus kamu mau gitu?
Elsa : Hmm aku ngamau sih, tapi bunda maksain aku, aku ngga mau jadi anak durhaka. Dan aku
mau bahagia dengan pilihan aku sendiri
Hani : menurut aku sih kamu harus ikutin kata hati kamu, karena yang ngejalanin hubungan ini
kamu bukan Bunda.
Elsa : Iya kamu ada benernya juga sih nanti aku pikirin lagi

Setelah menenangkan diri di kamar, Elsa memutuskan untuk sementara pergi dari rumah dan
mencari udara bebas yang sangat jarang ia dapatkan. Ya, layaknya seekor burung peliharaan
yang berada di sangkarnya, Elsa tidak bisa mengepakkan sayap untuk melihat dunia.

Menyelinap ke luar rumah tanpa sepengetahuan Bunda dan beberapa asisten rumah tangga sudah
berhasil dilakukan Elsa.

Elsa : Aduh aku mau ke mana lagi ya? Sepertinya sudah terlalu jauh dari rumah. (menggumam
sambil berjalan kebingungan)

Tiba-tiba ada dua orang tak dikenal yang menyekap Elsa dari belakang sambil menodongkan
pisau.

Penjahat1 : Serahkan uangmu, jika tidak… (mendekatkan pisau ke arah leher Elsa)
Elsa : Toloooong!!!
Penjahat2 : Woy jangan berisik! Sekencang apapun kamu teriak, gak akan ada yang mendengar
apalagi nolongin kamu!

Tiba-tiba seorang pria berlari dan datang mendaratkan pukulan ke para penjahat. Ia adalah Aldi,
seorang buruh bangunan yang kebetulan lewat.

Aldi : Lepaskan dia!


Penjahat1 : Dasar sok pahlawan!

Perkelahianpun tak terbendung. Beruntung Aldi mempunyai ilmu bela diri, sehingga para
penjahat bisa ditaklukkan dengan mudah dan langsung kabur meninggalkan keduanya.

Aldi : Kamu tidak apa-apa?


Elsa : Iya, terima kasih banyak. Maaf merepotkan.

Aldi : Sama-sama. Oh iya, aku Aldi.


Elsa : Aku Elsa, sekali lagi terima kasih banyak ya. Kalo gak ada kamu, aku ga tau gimana
jadinya tadi.
Aldi : Iya, lain kali hati-hati ya.

Elsa tersipu malu melihat sesosok pria yang berani menolongnya tadi. Berawal dari pertemuan
yang tak terduga itupun kedekatan antara Elsa dan Aldi tidak bisa dibendung lagi. Elsa lebih
sering ke luar rumah untuk menemui Aldi di tempatnya berkerja.

Elsa : Al, beberapa minggu yang lalu, Bunda selalu memaksaku untuk segera menikah.
Aldi : Oh ya? Mungkin ibumu sudah tidak sabar untuk segera memiliki cucu.
Elsa : Ya, kamu mau kan datang ke rumah untuk menemui Bunda?
Aldi : Tentu saja, aku sangat senang jika kamu berniat untuk memperkenalkan aku dengannya.

Kebahagiaan selalu terpancar ketika sepasang sejoli yang sedang jatuh cinta ini selalu bersama-
sama. Namun, hal tersebut tidak membuat Elsa bisa melupakan perjodohan antara dirinya dengan
Nino begitu saja. Keinginan ibunya masih menjadi kekhawatiran luar biasa mengingat Aldi
bukanlah pria dari keluarga yang kaya raya.

Keesokan harinya, Elsa mengajak Aldi datang ke rumah. Aldi tampak tidak percaya diri untuk
menyusuri gerbang menuju pintu rumah mewah dengan membawa sekotak kue untuk Bunda.

Elsa : Bunda! Kejutan!


Bunda : Kejutan apa, El?
Elsa : Aku bawa seseorang yang spesial.
Aldi : Siang, bu. Perkenalkan saya Aldi.

Betapa marahnya Bunda melihat Elsa tengah dekat dengan pria yang tidak jelas asal usulnya itu.
Saking marahnya, ia segera mengusir dan menolak mentah-mentah kedatangan Aldi. Elsa dan
Bunda pun langsung bertengkar hebat,

Elsa : Bunda jahat! Kenapa Bunda ngusir Aldi padahal Aldi yang nolong aku dari penjahat
Bunda : Bunda tau dia nolongin kamu tapi liat dong asal usulnya dia itu bukan dari keluarga
terpandang. Dia ngga bisa bahagiain kamu kayak Nino bahagiain kamu
Elsa : Bunda egois!!!!
Bunda : Paaakkkkk (Bunda menampar Elsa)

Elsa pun lari ke kamar dan menangis


Tiga hari berlalu, Elsa tak juga ke luar dari kamarnya. Bunda khawatir dan mulai berfikir betapa
kerasnya perlakuan yang sudah ia lakukan.

Bunda pun menelpon Hani untuk membujuk Elsa agar membuka pintu

Tok-tok-tok

Hani : Elsa, El El buka pintunya El


Bunda : Elsa, buka pintunya sayang. Sudah 3 hari kamu tidak keluar kamar, tidak makan. Nanti
kamu sakit. Maafkan Bunda ya nak.

Namun tak ada jawaban. Bunda segera meminta tolong semua asisten rumah tangga untuk
mendobrak pintu kamar Elsa.

Brakkkk

Bunda : Elsaaa!!! (terkejut melihat Elsa dalam kondisi yang tidak sadarkan diri)

Bunda, Hani dan seluruh asistennya segera membawa Elsa ke rumah sakit. Tak lama kemudian,
akhirnya Elsa sadar dari pingsannya.

Elsa : Al, Aldi…?


Aldi : Iya, El. Aku di sini.
Elsa : Tapi Bunda?
Bunda : Maafkan Bunda, sayang. Tidak seharusnya Bunda bersikap seperti ini. Bunda khilaf.
Elsa : Iya Bunda, maafkan Elsa. (sambil memeluk ibunda tercinta)
Aldi : Bunda, saya mohon restui hubungan kami berdua, saya berjanji akan membahagiakan Elsa
hingga akhir hayat nanti.

Kata-kata yang diungkapkan Aldi mengingatkan Bunda akan kenangan masa lalunya. Ayah Elsa
pun melontarkan kata-kata yang sama ketika memperjuangkan hubungan mereka. Seketika itu
pula Bunda tak ragu untuk menerima pria yang ada di hati puteri tunggalnya ini.

Bunda : Iya, Bunda restui hubungan kalian. Tolong jaga Elsa ya, Aldi.
Aldi : Baik Bun. Aldi pastikan Elsa akan bahagia selamanya.

Ketiganyapun larut dalam kasih sayang yang mendalam. Tulusnya cinta antara Aldi dan Elsa
membuat Bunda yakin bahwa Aldi adalah pasangan yang tepat untuk mendampingi Elsa.

-Selesai-

Read more: http://contohdramakomedi.blogspot.com/2014/06/contoh-naskah-drama-tentang-


percintaan.html#ixzz42jxq2cCa

Anda mungkin juga menyukai