Anda di halaman 1dari 7

Tugas DDPMIPA

Tujuan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK 2004

Oleh Kelompok 3:

1. Desvi Heriyani
2. Helsa Maulida
3. Mardyani Rahayu
4. Nofita Damayanti

Dosen Pengampu: Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd


Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
2015
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN SISTEM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2004

A. Pembelajaran Matematika Menggunakan KBK 2004

Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis


Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999
tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang
arah kebijakan pendidikan nasional. KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar,
proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada
tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi
dimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. Seseorang telah memiliki
kompetensi dalam bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Model pembelajaran matematika mengalami perkembangan-perkembangan.
Awalnya model pembelajaran matemnatika memakai model pembelajaran matematika
tradisional, ciri umumnya siswa diajari untuk mengasah otak dan menghapal. Kemudian
karena adanya pengaruh dari perkembangan matematika internasional terutama adanya
penemuan-penemuan baru mengenai teori belajar maka pemerintah menerapkan
kurikulum baru yaitu kurikulum tahun 1974. Ciri pembelajaran matematika saat itu
mengedepankan belajar bermakna, siswa bukan hanya sekedar menghapal namun
mengahapal setelah tahu makna yang dihapal. Kemudian tahun 1984 kembali pemerintah
mengeluarkan kurikulum baru dimana ilmu komputer yang saat itu mulai berkembang
dimasukkan dalam mata pelajaran matematika dan ilmu kalkulator disisipkan sebagai
pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika.
Kemampuan hitung-menghitung ternyata belum cukup untuk membekali siswa
didik dalam menghadapi kehidupan maka mulai tahun 1994 pemerintah mengeluarkan
kebijakan baru dengan menerapkan kurikulum baru dengan ciri umum menyertakan
permasalahan permasalahan kontekstual dalam materi pelajaran. Soal-soal cerita disetiap
akhir pokok bahasan merupakan hal yang tak pernah ketinggalan dan mudah dijumpai
pada buku-buku pelajaran matematika saat itu. Namun hal ini dirasa juga belum cukup
sebab terbukti banyak lulusan yang tidak mampu menyeleasaiakan permasalahan
sederhana dalam kehidupannya, akhirnya pemerintah mengeluarkan kurikulum baru
tahun 2004 yaitu kurikulum berbaisis kompetensi dengan ciri kusus dalam mata pelajaran
matematika yang mengedepankan permasalahan kontekstual dalam mengawali
pembelajaran dan ketuntasan belajar dalam setiap kompetensi dasar.

B. Tujuan Pembelajaran Matematika Menurut KBK 2004

Dalam sistem KBK 2004, pembelajaran matematika memiliki beberapa tujuan


khusus, yaitu:

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya


melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Matematika dalam Sistem KBK 2004


Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 memiliki kelebihan serta kekurangan
dalam proses pembelajaran matematika.
Kelebihan:
1. Menekankan pada pemecahan masalah
2. Belajar di berbagai konteks kehidupan sehari-hari
3. Mendorong siswa sebagai active learners
4. Menghargai keunikan siswa dan memperhatikan keberagaman perbedaan siswa
5. Belajar melalui cooperative learning
6. Mengembangkan asesmen dalam pengujiannya

Kelemahan:

1. Dalam kurikulum ini, indikator sudah disusun. Padahal indikator sebaiknya


disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta
didik dan lingkungannya.
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada pembelajaran matematika, sehingga
menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
4. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, sistem
pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak
mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna
(significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Sebutkanlah latar belakang terbentuknya pembelajaran matematika menggunakan


sistem KBK 2004!
2. Sebutkanlah kelebihan-kelebihan pembelajaran matematika menggunakan sistem
KBK 2004
3. Sebutkanlah kekurangan-kekurangan pembelajaran matematika menggunakan
sistem KBK 2004!
4. Mengapa sebaiknya indikator pembelajaran disusun oleh guru yang
bersangkutan?
5. Sebutkanlah tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran matematika menggunakan
sistem KBK 2004!

Jawaban:

1. Kemampuan hitung-menghitung ternyata belum cukup untuk membekali


siswa didik dalam menghadapi kehidupan maka mulai tahun 1994 pemerintah
mengeluarkan kebijakan baru dengan menerapkan kurikulum baru dengan ciri
umum menyertakan permasalahan permasalahan kontekstual dalam materi
pelajaran. Soal-soal cerita disetiap akhir pokok bahasan merupakan hal yang
tak pernah ketinggalan dan mudah dijumpai pada buku-buku pelajaran
matematika saat itu. Namun hal ini dirasa juga belum cukup sebab terbukti
banyak lulusan yang tidak mampu menyeleasaiakan permasalahan sederhana
dalam kehidupannya

2. 1. Menekankan pada pemecahan masalah


2. Belajar di berbagai konteks kehidupan sehari-hari
3. Mendorong siswa sebagai active learners
4. Menghargai keunikan siswa dan memperhatikan keberagaman perbedaan
siswa
5. Belajar melalui cooperative learning
6. Mengembangkan asesmen dalam pengujiannya
3. 1. Dalam kurikulum ini, indikator sudah disusun
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada pembelajaran
matematika
3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti
kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher
oriented.
4. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat
tunggal

4. Indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling


mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungannya.

5.

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya


melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
DAFTAR PUSTAKA

Marsigit. 2003. Pendalaman dan Pengembangan Konsep Kurikulum 2004 dan Silabus Berbasis
Kompetensi Matematika SMP. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kerangka Dasar KBK 2004. Jakarta: Puskur Balitbang

Anda mungkin juga menyukai