Makalah Kelompok 4 Materi Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Makalah Kelompok 4 Materi Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen pengampu:
Drs. Yudi Dirgantara, M. Pd
Rena Denya Agustina, S. Si., M. Si
Disusun oleh:
Kelompok 4
DheaNugraha H (1152070018)
Harisman (1152070031)
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan seru sekalian
alam. Atas limpahan rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul ”Matahari Sebagai Pusat Tata Surya”.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
ii
BAB III ............................................................................................................................. 24
PENUTUP ........................................................................................................................ 24
A. Simpulan ............................................................................................................... 24
B. Saran ..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
6. Bagaimanakah karakteristik planet-planet yang terdapat di dalam tata
surya?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Matahari
Matahari atau Surya adalah
bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya
nyaris bulat dan terdiri dari plasma
panas bercampur medan magnet.
Diameternya sekitar 1.392.684 Km,
kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan
massanya (sekitar 2×1030 Kilogram,
330.000 kali massa Bumi) mewakili
kurang lebih 99,86 % massa total Tata Gambar 1. Foto Matahari dari Dekat
1. Inti Matahari
Inti Matahari diperkirakan merentang dari pusatnya sampai 20 –
25% radius Matahari. Kepadatannya mencapai 150 g/cm3 (sekitar 150
kali lipat kepadatan air) dan suhu mendekati 15,7 juta kelvin (K).
4
Sebaliknya, suhu
permukaan Matahari
kurang lebih 5.800 K.
Dan sepanjang masa
hidup Matahari,
energi dihasilkan oleh
fusi nuklir melalui
2. Zona Radiatif
Kurang lebih di bawah 0,7 radius Matahari, material Matahari
cukup panas dan padat sampai-sampai radiasi termal adalah cara utama
untuk mentransfer energi dari inti. Zona ini tidak diatur oleh konveksi
termal; meski begitu suhunya turun dari kira-kira 7 juta ke 2 juta kelvin
seiring bertambahnya jarak dari inti. Gradien suhu ini kurang dari nilai
tingkat selang adiabatik sehingga tidak dapat menciptakan konveksi.
(Hathaway : 2004) Energi ditransfer oleh radiasi—ion hidrogen dan
helium memancarkan foton, yang hanya bergerak sedikit sebelum diserap
kembali oleh ion-ion lain. Kepadatannya turun seratus kali lipat (dari 20
g/cm3 ke 0,2 g/cm3) dari 0,25 radius Matahari di atas zona radiasi.
(Soward, dkk : 2005)
3. Zona Konvektif
Di lapisan terluar Matahari, dari permukaannya sampai kira-kira
200.000 km di bawahnya (70% radius Matahari dari pusat), suhunya
lebih rendah daripada di zona radiatif dan atom yang lebih berat tidak
sepenuhnya terionisasikan. Akibatnya, transportasi panas radiatif kurang
efektif. Kepadatan gas-gas ini sangat rendah untuk memungkinkan arus
konvektif terbentuk. Material yang dipanaskan di takhoklin memanas dan
memuai, sehingga mengurangi kepadatannya dan memungkinkan
material tersebut naik. Pengaruhnya, konveksi termal berkembang saat
sel panas mengangkut mayoritas panas ke luar hingga fotosfer Matahari.
Setelah material tersebut mendingin di fotosfer, kepadatannya meningkat,
lalu tenggelam ke dasar zona konveksi. Di sana material memanfaatkan
panas dari atas zona radiatif dan siklus ini berlanjut. Di fotosfer, suhu
menurun hingga 5.7000 K dan kepadatannya turun hingga 0,2 g/m3
(sekitar 1/6.000 kepadatan udara di permukaan laut). (Hathaway : 2004)
Kolom panas di zona konveksi membentuk jejak di permukaan
Matahari yang disebut granulasi dan supergranulasi. Konveksi turbulen
di bagian terluar interior Matahari ini menghasilkan dinamo "berskala
kecil" yang menciptakan kutub magnetik utara dan selatan di seluruh
permukaan Matahari. Kolom panas Matahari disebuts el Bénard dan
berbentuk prisma heksagon. (Mullan : 2000)
4. Fotosfer
Permukaan Matahari yang tampak, fotosfer, adalah lapisan yang di
bawahnya Matahari menjadi tebal terhadap cahaya tampak. Di atas
fotosfer, sinar Matahari yang tampak bebas berkelana ke angkasa dan
energinya terlepas sepenuhnya dari Matahari. Perubahan opasitas
diakibatkan oleh berkurangnya jumlah ion H− yang mudah menyerap
cahaya tampak. Sebalinya, cahaya tampak yang kita lihat dihasilkan
dalam bentuk elektron dan bereaksi dengan atom hidrogen untuk
menghasilkan ion H−. (Shu : 1991) Tebal fotosfer puluhan sampai ratusan
6
kilometer, sedikit kurang tebal dari pada udara di Bumi. Karena bagian
atas fotosfer lebih dingin daripada bagian bawahnya, citra Matahari
tampak lebih terang di tengah daripada pinggir atau lengan cakram
Matahari; fenomena ini disebut penggelapan lengan. (Abhyankar : 1977)
Spektrum sinar Matahari kurang lebih sama dengan spektrum benda
hitam yang beradiasi sekitar 6.000 K, berbaur dengan jalur penyerapan
atomik dari lapisan tipis di atas fotosfer. Fotosfer memiliki kepadatan
partikel sebesar ~1023 m−3 (sekitar 0,37% jumlah partikel per volume
atmosfer Bumi di permukaan laut). Fotosfer tidak sepenuhnya
terionisasikan cakupan ionisasinya sekitar 3%, sehingga nyaris seluruh
hidrogen dibiarkan berbentuk atom. (Rast, dkk : 1993)
5. Atmosfer
Atmosfer merupakan bagian matahari yang terletak di atas lapisan
fotosfer yang terdiri dari lima zona utama, diantaranya adalah
a. Wilayah suhu rendah
Lapisan terdingin Matahari adalah wilayah suhu rendah yang
terletak sekitar 500 km di atas fotosfer dengan suhu kurang lebih
4.100 K. Bagian Matahari ini cukup dingin untuk memungkinkan
keberadaan molekul sederhana seperti karbon monoksida dan air,
yang dapat dideteksi melalui spektrum penyerapan mereka. (Solanki,
dkk : 1994)
b. Kromosfer
Di atas lapisan suhu rendah ada lapisan setebal 2.000 km yang
didominasi spektrum emisi dan jalur penyerapan. Lapisan ini bernama
kromosfer yang diambil dari kata Yunani chroma, artinya warna,
karena kromosfer terlihat seperti cahaya berwarna di awal dan akhir
gerhana Matahari total. Suhu kromosfer meningkat perlahan seiring
ketinggiannya, berkisar sampai 20.000 K di dekat puncaknya.
(Abhyankar : 1977)
c. Wilayah Transisi
Di atas kromosfer, di wilayah transisi tipis (sekitar 200 km),
suhu naik cepat dari sekitar 20.000 K di atas kromosfer hingga
mendekati suhu korona sebesar 1.000.000 K. Peningkatan suhu ini
dibantu oleh ionisasi penuh helium di wilayah transisi, yang
mengurangi pendinginan radiatif plasma secara besar-besaran.
(Hansteen, dkk : 1997) Wilayah transisi tidak terbentuk di ketinggian
tetap. Wilayah ini membentuk semacam nimbus mengitari fitur-fitur
kromosfer seperti spikula dan filamen dan memiliki gerakan tak
teratur yang konstan. Wilayah transisi sulit diamati dari permukaan
Bumi, tetapi dapat diamati dari luar angkasa menggunakan instrumen
yang sensitif terhadap spektrum ultraviolet ekstrem. (Dwivedi : 2006)
d. Korona
Korona adalah kepanjangan atmosfer terluar Matahari yang
volumenya lebih besar daripada Matahari itu sendiri. Korona terus
menyebar ke angkasa dan menjadi angin Matahari yang mengisi
seluruh Tata Surya. Korona rendah, dekat permukaan Matahari,
memiliki kepadatan partikel sekitar 1015–1016 m−3. Suhu rata-rata
korona dan angin Matahari sekitar 1.000.000–2.000.000 K; akan
tetapi, suhu di titik terpanasnya mencapai 8.000.000–20.000.000 K.
Meski belum ada teori lengkap seputar suhu korona, setidaknya
sebagian panasnya diketahui berasal darir ekoneksi magnetik. (Russell
: 2001)
e. Heliosfer
Heliosfer, yaitu volume di sekitar Matahari yang diisi plasma
angin Matahari, merentang dari kurang lebih 20 radius Matahari (0.1
au) sampai batas terluar Tata Surya. Batas terdalamnya ditetapkan
sebagai lapisan tempat arus angin Matahari menjadi superalfvénik—
artinya arus angin lebih cepat daripada kecepatan gelombang Alfvén.
(Dwivedi : 2003) Turbulensi dan dorongan dinamis di heliosfer tidak
dapat memengaruhi bentuk korona Matahari di dalamnya, karena
informasi hanya dapat bergerak pada kecepatan gelombang Alfvén.
8
Angin Matahari terus bergerak ke luar melintasi heliosfer, membentuk
medan magnet Matahari seperti spiral, sampai menyentuh heliopause
lebih dari 50 au dari Matahari. Pada Desember 2004, wahana Voyager
1 melintasi front kejut yang diduga sebagai bagian dari heliosfer.
Kedua wahana Voyager telah mencatat konsentrasi partikel energi
yang tinggi saat mendekati batas tersebut. (Lallement, dkk : 2005)
Tata surya dalam bahasa inggris disebut solar system terdiri dari sebuah
bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya.
Pengertian tata surya yang lain adalah kumpulan benda-benda langit dimana
matahari sebagai pusatnya. Tata surya dikelilingi oleh delapan buah planet
dengan orbit berbentuk elips dan terdiri dari beberapa benda angkasa, seperti:
meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil / katai (asteroid) , dan satelit -
satelit alami. Pada waktu mengelilingi matahari di lintasan orbitnya, setiap
anggota tata surya pada satu waktu berada dekat dengan matahari dan pada
lain waktu akan jauh dari matahari. Titik atau tempat pada lintasan orbit yang
terdekat dengan matahari disebut titik perihelion. Titik yang terjauh dari
matahari disebut titik aphelion.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x
1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya
dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan
kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk
untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar
4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi
sebanyak 20–25 kali.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem
yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan
cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu
juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang
dikenali sebagai awan Oor dalam.
Teori Terbentuknya Tata Surya
10
kita lihat seperti sekarang ini. Karena kemiripan antara teori Kant dan
Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal dengan
Teori Kant dan Leplace. (Helander, H. (2014). On Neologisms in Neo-
Latin. Brill’s encyclopaedia of the Neo-Latin world, 37-54.)
12
Inferred from the Mode of Formation of the Solar System. Proceedings
of the American Philosophical Society, 48(191), 119-128)
14
bintang relatif terhadap pengamat adalah ES, jaraknya tergantung pada
laju cahaya. Kemudian Bumi bergerak pada arah EE’ dengan arah garis
merepresentasikan lajunya. Ternyata pengamatan menunjukkan bahwa
bintang berada pada garis ES’ alih-alih ES, dengan SS’ paralel & sama
dengan EE’. Maka posisi tampak bintang bergeser dari posisi sebenarnya
dengan sudut yang dibentuk antara SES’. Jika memang Bumi tidak
bergerak, maka untuk setiap waktu, sudut SES’ adalah 0, tetapi ternyata
sudut SES’ tidak nol. Ini adalah bukti yang pertama yang menyatakan
bahwa memang Bumi bergerak.
2. Paralaks bintang.
Bukti ini diukur pertama
kali oleh Bessel (1838).
Paralaks bisa terjadi jika
posisi suatu bintang yang
jauh, seolah-olah tampak
‘bergerak’ terhadap suatu
bintang yang lebih dekat.
(Gambar 5). Fenomena ini
hanya bisa terjadi, karena
adanya perubahan posisi dari
Bintang akibat pergerakan
16
Allah SWT telah memberIkan petunjuk kepada umat manusia tentang
keangungan dan kebesaran-Nya tentang penciptaan matahari sebagai pusat
tata surya melalui firman-Nya, seperti yang terdapat pada surat Yasin ayat 38:
ع َْن، ع َْن أَبِي ِه،ِ ع َْن إِ ْب َرا ِهي َم الت َّ ْي ِمي، ع َِن ْاْل َ ْع َم ِش،ي ُّ س ْفيَا ُن الث َّ ْو ِر ُ قَا َل
سلَّ َم ِْل َ ِبي
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللا
َّ سو ُل ُ قَا َل َر: قَا َل،ُع ْنه َ َُّللا َّ َر ِض َي،أ َ ِبي ذَ ٍّر
.سولُهُ أ َ ْعلَ ُم َّ : ُ "أَتَد ِْري أ َ ْي َن َهذَا؟ " قُ ْلت:س
ُ َّللاُ َو َر ُ ت الش َّْم ِ َغ َرب َ ين َ ذَ ٍّر ِح
،ستَأ ْ ِذنُ فَيُ ْؤ ِذنُ لَ َها
ْ َ فَت،س ُج َد ت َ ْحتَ ا ْل َع ْر ِش ْ َ ب َحتَّى ت ُ "فَ ِإنَّ َها ت َ ْذ َه:قَا َل
: َويُقَا ُل لَ َها،ستَأ ْ ِذ ُن فَ ََل يُ ْؤذَنُ لَ َها ْ َ َوت،س ُج َد فَ ََل يُ ْقبَ ُل ِم ْن َها ْ َ شكُ أ َ ْن ت ِ َويُو
سُ {والش َّْم َ :ُ فَذَ ِلكَ قَ ْولُه، فَت َ ْطلُ ُع ِم ْن َم ْغ ِربِ َها.ِث ِجئْت ُ ار ِج ِعي ِم ْن َح ْي ْ
يز ا ْلعَ ِل ِيم ُ ستَقَ ٍّر لَ َها ذَ ِلكَ ت َ ْقد
ِ ِير ا ْلعَ ِز ْ ت َ ْج ِري ِل ُم
Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa ia telah meriwayatkan dari Al
Amasy, dari Ibrahim At-Taimi, dari ayahnya, dari Abu Zar r.a yang
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepadanya di saat mentari
sedang terbenam, "Hai Abu Zar, tahukah kamu ke manakah mentari ini
pergi ? abu Dzar menjawab “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah bersabda : Sesungguhnya mentari itu pergi hingga sujud di bawah
'Arasy lalu meminta izin dan diberikan izin baginya (untuk terbit lagi), dan
sudah dekat waktunya mentari bersujud (untuk meminta izin), lalu tidak
diterima; dan mentari minta izin lagi, tetapi tetap tidak diterima. Lalu
dikatakan kepadanya, "Kembalilah kamu dari tempat tenggelammu.” Maka
mentari terbit dari tempat tenggelamnya. Yang demikian itu disebutkan oleh
firman-Nya, "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (Yasin: 38)
ُ { َذ ِلكَ ت َ ْقد
ِ ِير ا ْلعَ ِز
}يز
Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa. (Yasin: 38)
Yaitu Tuhan Yang tidak dapat ditentang dan tidak dapat dicegah.
18
Tabel 1. Nama-Nama Planet pada Sistem Tata Surya
1. Planet Merkurius
Planet merkurius merupakan
planet yang paling dekat dengan
matahari, berjarak 58 juta
kilometer. Ukurannya paling kecil
di antara planet lainnya. Periode
rotasinya (berputar pada porosnya)
selama 59 hari sedangkan periode
mengelilingi matahari (ber-
revolusi) selama 88 hari sekali. Gambar 6. Foto Planet Merkurius
20
satelit yang mengikuti yaitu Phobos dan Deimos. Di antara Planet Mars
dengan Planet yang lebih jauh (yaitu Yupiter) terdapat kumpulan
Asteroid. Asteroid berarak terbentang di ruang angkasa seperti sabuk di
antara planet Mars dengan Planet Yupiter. Terdiri dari pulau-pulau
batuan dan logam yang ukurannya bervariasi dengan permukaan yang
sangat kasar. Asteroid yang pertama ditemukan adalah Ceres berupa
bongkah batu yang permukaannya bergigi dan merupakan asteroid
terbesar. Sekarang diperkirakan tedapat 30.000 buah yang berukuran
besar.
5. Planet Jupiter
Jarak dari matahari sekitar 778
juta kilometer. Beredar mengelilingi
matahari selama 12 tahun sekali dan
berotasi sekitar 9 jam 50 menit. Jupiter
merupakan planet yang paling besar di
Tatasurya kita dengan garis tengah 12
kali bumi. Planet ini mempunyai 16 Gambar 10. Foto Planet Jupiter
22
sehingga planet yang termasuk planet dalam adalah Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars sedangkan planet luar adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus,
dan Pluto. (Djakaria, Yani : 2009)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris
bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya
sekitar 1.392.684 Km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya
(sekitar 2×1030 Kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih
99,86 % massa total Tata Surya. Struktur lapisan matahari terdiri dari Inti
matahari, Zona Radiatif, Zona Konvektif, Fotosfer dan Atmosfer.
Adapun teori terbentuknya tata surya diawali dengan: Teori Nebulae (Kant
dan Laplace), Teori Awan Debu (Van Weizsaecker), Teori Planetesimal
(Moulton dan Chamberlin), Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffrey) dan Teori
Bintang Kembar.
Alasan matahari sebagai pusat tata surya karena Di suatu ketika, pengamatan
bintang menunjukkan adanya pergeseran merah, tetapi di saat yang lain, bintang
tersebut mengalami pergeseran Biru. Ini menjadi bukti, bahwa ternyata Bumi
bergerak (bolak-balik – karena mengitari Matahari), mempunyai kecepatan, relatif
terhadap bintang dan tidak diam saja.
Karakteristik planet-planet yang terdapat dalam tata surya diantaranya:
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini bisa membantu para pembaca dalam mencari
referensi yang dibutuhkan mengenai matahari sebagai pusat tata surya.
24
DAFTAR PUSTAKA
26