Anda di halaman 1dari 3

Menanggapi film dari inception, setiap orang akan memiliki pandangan dan tanggapan

yang berbeda- beda. Hal ini dikarenakan berdasarkan worldview (pandangan dunia) masing-
masing. Dasar untuk menentukan worldview seseorang yaitu dengan mengetahui membahas
pertanyaan filsafat yang mendasar yaitu apa itu metafisika, epistemologi dan aksiologi.

Menurut al-Farabi di dalam buku (Achmadi.A.1995) fisafat merupakan ilmu yang


menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada. Berdasarkan pengertian filsafat
tersebut seseorang akan memiliki worldview tentang dunia ini yang dianggapnya bahwa
worldview-nya merupakan kebenaran yang ada pada dirinya apabila ia mampu menyelidiki suatu
hal.

Sisi teologi

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak untuk menganut kepercayaan masing-
masing. Kepercayaan (iman) merupakan kecondongan hati atau fungsi hati terhadap sesuatu yang
membuat hati menjadi nyaman dan tenang dan kecondongan hati tersebut akan membuat suatu
reaksi mendekat,menyenangi,melekat, menyukai atau sebaliknya menjauh, atau tidak menyukai
terhadap sesuatu hal. Film Inception menunjukkan bahwa Robert lebih mempercayai dunia mimpi
dari pada dunia nyata, hal ini terbukti pada saat di dalam mimpi Cobb bersama timnya membantu
Robert untuk masuk dalam sebuah markas untuk bertemu dengan ayahnya. Tujuan dari mimpi itu
adalah mengubah persepsi Robert terhadap ayahnya sehingga nanti di dunia nyata Robert bisa
mengambil kebijakan yang di inginkan oleh Saito, yaitu berhenti meneruskan bisnis ayahnya
sendiri. Mempercayai bahwa dunia mimpi merupakan refleksi dari fantasi atau khayalan yang
dapat di wujudkan dalam dunia nyata yang menjadikan mereka lebih mempercayai kejadian di
dalam dunia mimpi sebagai aspek bagian dari nyata mereka sendiri, inception juga menyangkal
banyak hal akibat mereka lebih condong mempercayai dunia mimpi mereka sebagi dunia nyata
yang mereka jalani.
Secara tidak langsung inception melakukan banyak penyangkalan yaitu kemampuan panca
indera dan rasio yang telah di berikan Allah untuk mencerna serta memahami realitas pada dunia
nyata dan dunia mimpi, menyangkal keberadaan Allah yang merupakan satu-satunya sebagai
pencipta alam semesta terbukti ketika Cobb meminta Ariadne untuk menciptakan dunia yang akan
mereka jalani dalam dunia mimpi untuk mencapi tujuan mereka, menyangkal tentang kebenaran
yang absolut yaitu tentang firman Allah terbukti dari kepercayaan mereka yang menganut bahwa
kebenaran mereka berada pada ide-ide dan akal budi yang mengetahui bahwa realitas bukanlah
pengalaman melihat, mendengar atau meraba melainkan mendapat ide tentang sesuatu yang dapat
dipertahankan dalam akal budi manusia, inception juga membenarkan dan merasionalkan apa yang
yang terjadi di dalam dunia mimpi yang merupakan pengalaman yang berdampak pada dunia
nyata. Penyangkalan yang ada pada inception membuat mereka percaya pada hal- hal yang idealis
maupun rasional.
Pada dasarnya Allah memberikan akal budi kepada Manusia melebihi binatang di bumi
(Ayub 35:11). Dengan akal budi yang diberikan Allah kepada manusia inilah, maka manusia
mampu berpikir untuk menelaah atau mengetahui dunia dan isinya, bahkan manusia mampu
berpikir tentang keberadaan Allah sebagai satu pribadi pencipta, penguasa dan pengatur alam
semesta sebagai ciptaan-Nya. Selain itu Wahyu dari Allah adalah satu anugerah yang diberikan
kepada manusia untuk mengetahui. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
Tuhan menyucikan jiwa mereka dan diterangkan-Nya pula jiwa mereka untuk memperoleh
kebenaran dengan jalan Wahyu. Jadi manusia memiliki akal yang diberikan Allah untuk
mengetahui apa yang ada disekitarnya.
Colin Brown dalam bukunya “Filsafat dan Iman Kristen” menuliskan Istilah Idealisme
adalah sebuah istilah yang luwes. Dalam arti yang paling luas, istilah ini menunjukkan pandangan
bahwa pikiran dan nilai-nilai rohani (spiritual) lebih penting dibandingkan dengan hal-hal yang
bersifat materi. Kant beranggapan bahwa tidak mungkin mencapai pengetahuan mengenai dunia
ini hanya melalui pemikiran rasional saja. Sebaliknya, dia percaya akan diri yang bersifat
transcendental dan keberadaan Allah, kemerdekaan, serta kekekalan yang diterima sebagai dalil.
Mengetahui sesuatu melalui idealisme merupakan satu perkembangan iman kepada Allah sang
pencipta yang ditegaskan dalam bentuk pikiran spiritual. Jika kaum idealis menyatakan ide adalah
dasar kebenaran untuk mengetahui realitas kontras dengan iman Kristen, kebenaran sejati adalah
Allah itu sendiri dan melalui Dia saja dapat mengetahui kebenaran itu dan segala realitasnya.
Allah memberi kita akal budi untuk mengetahui keadaan sekitar kita. Dengan memakai
akal, indera, intuisi, idealis dalam diri kita dan wahyu dari Allah, maka manusia mampu
mengetahui. Kita tidak dapat mengetahui keberadaan Allah jika hanya dengan mengandalkan
kekuatan akal kita, hanya dengan melalui Firman dan Roh Kudus, serta pewahyuan yang
dianugerahkan kepada kita, maka kita akan sedikit mengetahui keberadaan Allah yang Maha besar
dan segala pekerjaan-Nya.
Gidion Indra Saputra (00000018343)
Heppi Kristian Putra Duha (00000018477)
Riky Bestari Harefa (18506)
Basten Roberto Simanjutak (00000018075)
Ferawati Ri’pi (00000018424)

Anda mungkin juga menyukai