Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Keamanan Internasional 1

KASUS GENOSIDA RWANDA


Kajian Simulasi Mediasi Internasional Menanggapi Kasus Genosida Rwanda Dengan Negara-Negara
yang terlibat
Nanda Christina 1570750008,Hediati Romaida 1570750010,Sharon Christy 1570750024,dan Eirene
Umboh 1570750042

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia

Abstrak

Mediasi internasional

Rwanda adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Tengah, yang


berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo, Uganda, Burundi dan Tanzania..
Terdapat 3 suku di Rwanda yaitu Hutu, Tutsi dan Twa. Konflik yang terjadi di Negara
Rwanda dikategorikan sebagai konflik etnis. Dimana konflik ini terjadi antara etnis Hutu
dan etnis Tutsi yang sudah berjalan cukup lama. Dan pada saat itu juga orang –orang
Tutsi Rwanda di Uganda membentuk sebuah badan yang mereka sebut Front Patriotik
Rwanda (RPF) dengan tujuan untuk memperjuangkan kembali hak-hak komunitas Tutsi
yang terusir dari Rwanda. Perang sipil yang terjadi di Rwanda menarik perhatian dunia
Internasional, sehingga di selenggarakanlah sebuah mediasi internasional guna
menanggapi kejadian berdarah yang terjadi di Rwanda. Beberapa negara yang terlibat
di dalam mediasi tersebut juga memberikan pendapatnya masing-masing. Oleh karena
itu, artikel ini merangkum beberapa resolusi yang didapatkan dari mediasi tersebut.

...............................................................

Pendahuluan dibunuh, dan sekitar 150.000 orang pergi


mengasingkan diri ke beberapa negara tetangga
Genosida Rwanda adalah sebuah seperti Burundi, Tanzania, dan Uganda, anak-anak
pembantaian 800.000 suku Tutsi dan Hutu moderat dari pengasingan ini kemudian membentuk sebuah
oleh sekelompok ekstremis Hutu yang dikenal kelompok pemberontak yang bernama Rwanda
sebagai Interahamwe yang terjadi dalam periode Patriotic Front (RPF) yang sebagian besar adalah
100 hari pada tahun 1994.Rwanda adalah sebuah Tutsi.
negara yang terletak di Afrika Tengah, bersebelahan
dengan Uganda di sebelah utara dan Burundi di Fase Konflik Rwanda
sebelah selatan. Terdapat 3 suku di Rwanda yaitu
Konflik etnis yang muncul di Rwanda
Hutu (84%), Tutsi (15%) dan Twa (1%). Pada tahun
selama tahun – tahun kekacauan politik tersebut
1916 Belgia mencoba melakukan okupasi terhadap
terjadi dalam tiga fase. Pada tahun 1959 di sejumlah
Rwanda. Dibawah kekuasaan oleh Belgia,
provinsi muncul gerakan lokal anti Tutsi. Ratusan
masyarakat Rwanda pada saat itu terbagi kedalam
orang terbunuh dan banyak orang dari suku Tutsi
strata sosial. Etnis Tutsi pada saat itu berada di strata
yang meninggalkan negeri tersebut. Pada tahun
paling atas dan etnis Hutu berada di strata yang lebih
rendah. Tutsi diberikan akses pendidikan dan kursi 1961, setelah runtuhnya kerajaan, partai pergerakan
emansipasi Hutu ( Parti du Mouvement et de
di pemerintahan, sementara Hutu seperti diabaikan,
I`emancipation des Bahutu- Parmehutu), yang
kebanyakan dari etnis Hutu. Belgia menerapkan ID
merupakan partai radikal anti Tutsi, memenangkan
Card untuk membedakan masyarakat Rwanda yang
pemilihan umum. Orang – orang Tutsi, termasuk
satu dan lainnya berdasarkan etnis mereka.
para mantan penguasa semakin banyak yang
Kebijakan ini kemudian memicu ketegangan antara
melarikan diri ke negara-negara tetangga. Dari tahun
etnis Tutsi dan Hutu.
1961-1964, sebagian dari para pengungsi Tutsi
Pada tahun 1959 terjadi perang sipil yang tersebut mencoba kembali ke negerinya dengan
berhasil menggulingkan kekuasaaan Raja Tutsi dan melakukan serangan gerilya dari Burundi dan
pemerintahan selanjutnya berada di tangan Hutu. Uganda. Upaya ini bukan hanya dengan mudah
Pada peristiwa tersebut, beberapa etnis Tutsi digagalkan, akan tetapi juga menyebabkan
Jurnal Keamanan Internasional 2

terjadinya pembunuhan masal terhadap penduduk Lebih baik memberikan sebagian kekuasaan atau
sipil Tutsi yang masih ada di dalam negeri. pemegang jabatan politik bagi kedua suku, yaitu
suku Hutu dan suku Tutsi secara adil. Dan
Front Patriotik Rwanda (RPF) selanjutnya Uganda akan menyerahkan conflict
Pada tahun 1979, orang Tutsi Rwanda di settlement terhadap dua negara besar, yaitu Amerika
Uganda membentuk sebuah badan yang mereka Serikat dan Belgia untuk memfasilitasi dua kubu
sebut Aliansi Rwandaise Nationale de Unite untuk duduk bersama menandatangani perjanjian
(RANU). Para pengungsi ini mulai menuangkan dan yang dapat membawa perdamaian bagi kedua suku.
menetap di Uganda pada tahun 1959 setelah Tetapi, ketika terjadi eskalasi konflik maka Uganda
penggulingan monarki Tutsi oleh perwira Hutu. dapat turut turun tangan untuk intervensi Rwanda
Pada akhir tahun 1987, orang Rwanda di NRA karena hal itu dapat mengancam keamanan dan
Uganda telah menjadi anggota RANU yang kestabilan negara Uganda.
dominan berdasarkan posisi petugas mereka di Resolusi Mediasi Internasional
tentara Uganda. Mereka mempengaruhi perubahan
RANU ke Front Patriotik Rwanda (RPF). RPF Dalam mediasi yang telah di selenggarakan, pihak
dibentuk dari beberapa kelompok, seperti satu oleh Rwanda memberikan beberapa resolusi yang
Dr Rudasingwa, yang berbasis di Afrika Selatan. ditawarkan terhadap FPR, diantaranya:

Awal Oktober 1990, ratusan anggota FPR 1. pembagian militer sebesar 40:60 antara
di Uganda yang memakai seragam tentara Uganda FPR dan militer Rwanda
menerobos masuk ke dalam wilayah Rwanda. 2. Pembagian kursi politik sebesar 50:50
Hanya dalam kurun waktu beberapa hari, pasukan 3. Negara eksternal hanya mengamati dan
FPR berhasil bergerak hingga sejauh 60 km dari tidak melakukan interensi
perbatasan Rwanda-Uganda dengan memanfaatkan 4. Rekonsiliasi antar etnis
ketidak siapan militer Rwanda dalam 5. Penyetaraan kehidupan antara Tutsi dan
mengantisipasi serangan mendadak yang dilakukan Hutu.
oleh FPR. Namun, pergerakan pasukan FPR
akhirnya berhasil dihentikan setelah Prancis Beberapa negara yang terlibat di dalam mediasi
& Zaire (sekarang RD Kongo) mengirimkan tersebut juga memberikan pendapatnya akan
bantuan persenjataan & tentara untuk membantu resolusi yang ditawarkan Rwanda terhadap pihak
militerRwanda. FPR, yaitu:

Meskipun sepak terjang mereka berhasil a. Uganda menyetujui hampir seluruh


diredam, FPR tidak patah semangat & mulai resolusi yang ditawarkan Rwanda, tetapi
mengumpulkan kembali kekuatannya. Para menolak pembagian militer sebesar 40:60
perantauan Tutsi di berbagai penjuru dunia direkrut yang ditawarkan.
sehingga jumlah personil FPR pun membengkak b. Burundi menyetujui seluruh resolusi yang
menjadi 5.000 orang. Dengan modal tambahan ditawarkan pihak Rwanda.
kekuatan tersebut, FPR pun memulai kembali c. Belgia menanggapi resolusi tersebut
perjuangan bersenjatanya pada awal tahun 1991. dengan menyarankan dilakukannya
Dalam fase perjuangan bersenjata kali ini, FPR mediasi tambahan guna menyelesaikan
mengubah taktik bertempurnya menjadi taktik permasalahan.
gerilya & serangan sporadis sehingga pasukan d. United States mengaku bersikap netral
Rwanda kesulitan menghancurkan FPR. dalam permasalahan ini
e. Dan beberapa pihak lain yang mendukung
Perang sipil yang terjadi di Rwanda penuh resusi yang ditawarkan pihak
menarik perhatian dunia Internasional, sehingga di Rwanda.
selenggarakanlah sebuah medaisi internasional guna
menanggapi kejadian berdarah yang terjadi di Hasil akhir dari mediasi ini adalah
Rwanda. Adapun beberapa resolusi yang didapatkan disepakatinya hampir seluruh resolusi pihak
dari mediasi tersebut, sebagai berikut. Rwanda kecuali pembagian militer sebesar 60%
untuk pihak Rwanda dan 40% pihak FPR,
Resolusi Uganda karena FPR menganggap pembagian kursi
militer yang ditawarkan tidak terbagi rata.
Uganda memberikan solusi dengan conflict
management. Conflict management yang dapat Kesimpulan
mengatur konflik antara suku Hutu dan suku Tutsi.
Jurnal Keamanan Internasional 3

Anda mungkin juga menyukai