Anda di halaman 1dari 6

GULALI-GW

(Gulali Generasi W)

Gulali merupakan salah satu makanan tradisional yang sempat eksis pada
eranya dulu sebagai jajanan anak dalam bentuk gula. Zaman dulu, jajanan permen
memang belum banyak variasinya seperti sekarang ini. Oleh karena itu, anak-anak
sangat senang membeli gulali jadul (jaman dulu) yang dijajakan oleh bapak pedagang
kaki lima.
Gulali merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang cukup populer
pada masanya. Ketika belum banyak permen atau lolipop kemasan seperti sekarang ini,
anak-anak lebih suka membeli gulali yang dijajakan oleh pedagang keliling. Gulali
sendiri terdiri dari beraneka macam jenis. Jenis yang paling populer dan mungkin
paling tradisional adalah gulali yang dibuat dari gula jawa. Gulali ini memiliki warna
coklat kehitaman dan biasanya ditusuk dengan potongan batang kayu. Gulali dari gula
jawa ini juga biasanya dicampur dengan kacang tanah.

Jenis selanjutnya adalah gulali yang dibuat dari gula pasir. Gulali ini lebih
berwarna karena para pedagang biasanya memberikan pewarna makanan untuk
membuatnya lebih menarik. Gulali ini juga dapat dibentuk menjadi binatang sehingga
anak-anak semakin menyukainya. Bahkan, gulali ini terkadang bisa ditiup untuk
menghasilkan siulan layaknya peluit. Gulali yang selanjutnya dibuat dengan campuran
tepung. Para pedagang biasanya menarik-narik adonan gulali ini sedemikian rupa
hingga berbentuk seperti mie atau seperti benang sutra. Kebanyakan orang menyebut
gulali ini sebagai rambut nenek karena bentuknya yang kusut dan acak-acakan seperti
rambut seorang nenek-nenek.
Jenis gulali yang terakhir dibuat dengan sebuah mesin khusus yang berputar
dan menghasilkan serat-serat gula yang halus. Jika serat-serat tersebut dikumpulkan,
maka akan tampak seperti sebuah kapas. Di Indonesia gulali jenis ini lebih populer
dengan nama arum manis. Gulali ini merupakan permen yang sangat digemari oleh
anak-anak di tahun 90-an. Sayang, jika sekarang kita ingin membeli permen gulali ini
maka akan sangat sulit menjumpainya padahal permen ini dulunya sudah seperti bagian
dari budaya.
Apa yang membuat permen ini tidak digemari lagi? Atau apa yang membuatnya
sulit ditemukan? Sesungguhnya bukan permen ini benar-benar tidak digemari lagi,
mungkin masih ada orang-orang yang menggemari permen ini tetapi perubahan zaman
yang memicu tingginya persaingan produk makanan membuat produsen jajanan
tradisional ini kalah dengan produk mereka, seperti yang diketahui jajanan sekarang
banyak sekali inovasinya. Karena itulah tulisan ini mengangkat latar belakang
permasalahan tersebut. Kenapa tidak membuat inovasi dengan permen Gulali.
Belakangan ini banyak jajanan sederhana bahkan yang tadinya tidak menarik
tetapi sekarang sangat menarik perhatian seperti Banana nugget, yaitu buah pisang
yang dilumuri tepung cruchcy lalu digoreng di minyak panas kemudia diberikan
topping berbagai rasa atau Taro Burger. Makanan khas amerika serika rasa lokal yang
berisikan taro khas bogor. Ada lagi jajanan lain seperti Sosilo yaitu Sosis solo aneka
rasa yang dibuat dengan tepung mocaf sebagai pelestarian kuliner nusantara.
Gulali juga dapat dibuat dengan berbagai inovasi seperti itu, tujuannya sama
yaitu melestarikan jajanan tradisional nusantara yang dulunya menjadi bagian suatu
generasi yaitu generasi 90-an. Peluang usaha untuk melestarikan gulali ini harus
memberikan inovasi pada jajanan tersebut. Pada dasarnya permen gulali ini sudah
menarik karena biasanya dijual dengan berbagai bentuk dan berbagai warna, terlebih
lagi dijual dengan harga murah, tetapi hal tersebut masih tidak cukup.
Gulali harus diberikan inovasi yaitu pembuatannya yang biasanya hanya
menggunakan satu bahan mungkin bisa ditambah yaitu dengan menggunakan coklat
atau vanilla agar rasa dari gulali ini tidak monoton.
Kedua, biasanya gulali yang ditiup dan berbentuk bola hanya berisikan udara,
lalu kenapa kita tidak mengisinya dengan isian yang bergizi seperti cream beraneka
rasa buah, cream manis, maupun di mix dengan jenis gulali rambut nenek dan diberikan
taburan meses maupun chip coklat. Hal ini akan lebih menambah cita rasa, keunikan,
dan juga estetika dari gulali tersebut
Ketiga, biasanya pengemasan dari permen gulali ini sangat jarang dilakukan.
Hanya dibungkus dalam plastic maupun langsung dibawa pulang tanpa ada
pengemasan. Hal inilah yang harus diinovasikan. Karena konsumen sekarang selain
memerhatikan cita rasa tetapi juga memntingkan apa yang disebut dengan ‘look’ dari
produk. Salah satu budaya sekarang juga jajanan tidak hanya menjadi konsumsi perut
tetapi juga tren yang harus diabadikan di sosial media.
Keempat, yaitu harga. Jika dulu permen ini dijual dengan harga yang sangat
murah dikisaran 500-1000 rupiah per satuannya mungkin sekarang harganya harus
dilambungkan sedikit disamping karena biaya produksi yang otomastis meningkat
karena bahan, pengemasan, dan biaya promosi tetapi juga karena jika suatu produk
yang terlalu murah dan berkualitas dijual dengan harga murah orang akan berpikir
cenderung negative, karena itu harga produk tidak boleh dimurahkan agar tidak
terkesan murahan
Kelima, yaitu promosi. Promosi dapat dilakukan dengan menyebarkan jajanan
ini lewat sosial media, dari orang ke orang lain agar berita tentang produk tersebut
tersebar luas dan menjadi tren. Jika sudah begitu lalu diadakanlah berbagai macam
promo maupun diskon, biasanya orang memang tidak menyukai jajanan yang terkesan
murah tetapi juga tidak dapat menolak promosi, gratisan dan potongan harga karena itu
strategi pemasaran harus disusun dengan matang agar produk ini dapat menarik hati
generasi sekarang
PAPER KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh:

Dhenok Wahyu Pertiwi 165040101111050


Alfi Nur Istiqomah 165040101111107
Nada Ananda Putri Nasution 165040101111114
Robby

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

Anda mungkin juga menyukai