04011381722187
Gamma 2017
Learning Issue
Organ genitalia externa termasuk mons pubis (kulit berambut didepan pubis)labium majus,
labium minus, clitoris,dan glandula vestibularis major (glandula Bartholini).
1. Labium Majus
Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang dari mons pubis untuk
bersatu di posterior pada garis tengah. Labium majus berisi lemak dan pada permukaan
luarnya ditutupi oleh rambut. (Labium majus homolog dengan scrotum pada laki-laki).
2. Labium Minus
Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut, terletak di antara labium
majus. Ujung posteriornya bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum. Ke anterior
labium minus terpisah untuk meiiputi clitoris, membentuk preputium di anterior dan frenulum
di posterior
3. Vestibulum Vaginae
Vestibulum vaginae adalah ruang di antara labium minus. Pada puncak vestibulum terdapat
clitoris dan pada basisnya terdapat muara urethra, vagina, dan ductus glandula vestibularis
major.
4. Clitoris
Clitoris, yang mirip dengan penis pada laki-laki, terletak di anteriorpada apex vestibulum.
Strukturnya sama dengan penis. Glans clitoridis sebagian tedutup oleh preputium.
5. Radix Clitoridis
Radix clitoridis terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang disebut bulbus vestibuli dan crus
clitoridis dextrum dan sinistrum.
6. Bulbus vestibuli
Sesuai dengan bulbus penis, tetapi karena adanya vagina, bulbus vestibuli terbagi menjadi dua
belahan. Bulbus vestibuli melekat pada permukaan bawah diaphragma urogenitale dan diliputi
oleh musculus bulbospongiosus. Crura clitoridis sesuai dengan crura penis dan di anterior
menjadi corpora cavernosa ciitoridis. Masing-masing tetap terpisah dan diliputi oleh musculus
ischiocavernosus.
7. Corpus Clitoridis
Corpus clitoridis terdiri dari dua buah corpora cavernosa yang diliputi oleh musculus
ischiocavernosus. Corpus spongiosum pada laki-laki diwakili oleh sedikit jaringan erektil yang
terletak dari bulbus vestibuli ke glans clitoridis.
8. Glans Clitoridis
Glans clitoridis merupakan jaringan erektil kecll yang menutupi corpus clitoridis. Glans ini
mempunyai banyak ujung serabut sensorik. Sebagian glans clitoridis ditutupi oleh preputium
clitoridis.
3. Uterus
Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan berdinding tebai. Pada
orang dewasa muda nullipara, panjang uterus 3 inci (8 cm), lebar 2 inci (5 cm), dan tebal 1 inci
(2,5 cm). Uterus dibagi atas fundus, corpus, dan cervix uteri. Fundus uteri merupakan bagian
uterus yang terletak di atas muara tuba uterina. Corpus uteri merupakan bagian uterus yang
terletak di bawah muara fuba uterina. Ke arah bawah corpus akan menyempit, yang berlanjut
sebagai cervix uteri. Cervix menembus dinding anterior vagina dan dibagi menjadi portio
supravaginalis dan portio vaginalis cervicis uteri.
Cavum uteri berbentuk segitiga pada penampang bidang coronaf tetapi pada
penampang sagital hanya berbentuk celah. Rongga cervix, canalis cervicis, berhubungan
dengan rongga di dalam corpus uteri melalui ostium uteri internum dan dengan vagina melalui
ostium uteri externum. Sebelum melahirkan anak pertama (nullipara), ostium uteri externum
berbentuk lingkaran. Pada multipara, portio vaginalis cervicis uteri lebih besar, dan ostium
uteri extemum berbentuk celah transversaf sehingga mempunyai labium anterius dan labium
posterius.
4. Vagina
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang dari vulva ke uterus.
Panjang vagina lebih kurang 3 inci (8 cm) dan mempunyai dinding anterior dan posterior, yang
dalam keadaan normal terletak berhadapan. Pada ujung atasnya dinding anterior ditembus oleh
cervix, yang menonjol ke bawah dan belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian
atas vagina terletak di atas dasar panggul dan setengah bagian bawah terletak di dalam
perineum. Daerah lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah atau fornix:
fornix anterior, posterior, lateralis dexter, dan lateralis sinister. Orificum vaginae pada
perempuan yang masih perawan mempunyai selapis tipis lipatan mucosa disebut hymen, yang
mempunyai lubang ditengahnya. Setelah melahirkan biasanya hymen hanya tinggal rumbai-
rumbai.
b. Organ genitalia maskulin
- Eksterna
1. Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya “ekor”, akar katanya sama dengan phallus, yang berarti
sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang
tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga
yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa berfungsi ketika ereksi
dan satu bagian yang lebih kecil di bawah . Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang
berupa jaringan spons korpus spongiosumyang membungkus uretra berfungsi sebagai saluran
air seni ketika kencing dan saluran untuk sperma ketika ejakulasi. Ujung penis disebut
dengan glan penis. Penis sebagai alat penting dalam hubungan seks baik untuk kreasi atau
prokreasi. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak
mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga
tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2. Glans Penis
Glans adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan
saraf. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium). Di beberaa Negara memiliki
kebiasaan membersihkan daerah sekitar preputium ini atau dikenal dengan yang namanya sunat
2. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau
buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita,
bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan
skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan
ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal
dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan
beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa
pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki
suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana
disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding
tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.
Pada manusia, suhu testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis
akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
- Interna
Organa genetalia maskulina interna terdiri dari testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi , uretra), dan saluran pelengkap (vesikula seminalis, kelenjar
prostat, kelenjar cowper)
1. Testis
Testis adalah organ lunak, berbentuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci) yang terletak di dalam skrotum. Testis berjumlah sepasang. Testis
terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat
yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Funsi testis secara umum merupakan alat
untuk memproduksi sperma dan hormone kelamin pria yang disebut testoteron. Dibagian
kelenjar testis ada beberapa bagian yaitu :
a.) Tunika albuginea, yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang ke arah dalam
yang terdiri dari sekitar 250 lobulus.
b.) Tubulus seminiferus, yaitu tempat berlangsungnya spermatogenenesis yang terlilit dalam
lobules, di dalamnya terdapat sertoli yang fungsinya adalah member nutrisi pada spermatozoa
yang sedang berkembang. Pembentukan hormone testosterone dan estrogen serta produksi
hormone inhibin (negative feed back) sehingga FSH turun.
c.) Duktus, yang membawa sperma masuk dari testis ke bagian exterior tubuh. Dalam testis
sperma bergerak ke lumen tubulus rekti, kemudian menuju jaringan-jaringan kanal testis yang
bersambung dengan 10-15 duktus deferen yang muncul dari bagian testis.
2. Saluran pengeluaran
a) Epididimis
Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat di bagian belakang testis
dan memanjang sampai ke vas deferens. Epididimis berfungsi untuk menahan testis di
tempatnya dan menyimpan sperma selama proses pematangan. Struktur epididimis terdiri dari
kaput (kepala), korpus (badan) dan kauda (ekor). Sperma yang diproduksi testis masuk ke kaput
epididimis melalui korpus dan berhenti di kauda untuk disimpan. Ketika sperma keluar dan
berjalan ke kauda, mereka belum bisa berenang dan membuahi sel telur. Pada saat mencapai
kauda, mereka telah dapat membuahi sel telur. Sperma akan ditransfer ke vesikula seminalis
melalui vas deferens. Sperma belum bisa berenang sehingga membutuhkan kontraksi otot
untuk mendorong mereka ke vesikula seminalis, di mana mereka mencapai kematangan penuh.
b) Vas Deferens
Vas Deferens merupakan saluran lanjutan dari epididimis. Maka vas deferens
merupakan saluran lurus dan mengarah ke atas. Bagian ujungnya terdapat di dalam kelenjar
prostat. Fungsi vas deferens ini adalah untuk jalanya (mengangkut) sperma dari epididimis
menuju ke kantong sperma atau vesikula seminalis
c) Saluran ejakulasi
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
3. Saluran pelengkap
Vesikula seminalis dikenal juga dengan istilah kantung semen atau kantung mani,
merupakan salah satu kelenjar assesori pada organ reproduksi pria, berjumlah sepasang dengan
bentuk yang berlekuk-lekuk dan terletak di belakang-bawah kantung kemih (vesika urinaria).
Saluran pada masing-masing vesikula seminalis bersatu dengan duktus deferens pada sisinya
untuk membentuk duktus ejakulatorius. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.
Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan
menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani.
2. Siklus menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004).
Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi,
yaitu:
1. Siklus Endomentrium terdiri dari empat fase, yaitu :
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan
dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung
selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,
progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya
selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak
sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24
hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium
secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau
sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi
tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode
menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang
matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah
ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang
mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen
dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke
endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah
dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.
2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran
FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar
LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi
oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel
mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH
sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang
terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi
menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari
setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron.
Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon
menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan
akhirnya luruh.
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron
darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi
hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH).
Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH
menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya.
Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior
untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar
hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan
implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar
estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.
3. Rongga pelvis
Rongga pelvis yang membesar ini terletak di bawah, berhubungan dengan
rongga abdomen, yang dibentuk oleh os ischii dan os pubis pada sisi samping dan
depan, os sacrum dan os coccygs membentuk batas belakang dan pinggiran pelvis
dibentuk oleh promontorium sakrum di belakang iliopektinal sebelah sisi samping dan
depan dari tulang sakrum.
Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas / Maternity Nursing
(Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah, Jakarta : EGC.
Snell, Richard S,MD,PhD. 2008. Anatomi Klinis berdasarkan sistem. Jakarta: Buku kedokteran
EGC, pp.726-20.
Sobotta. 2011. Atlas of Human Anatomy: Internal Organs. Edisi 15. Elsevier GmbH,
Verrals, syivia. Ed 3. 1997. Anatomy and physiology applied to obstetrics. EGC :Jakarta