LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
NOMOR : / /RSMA/2017
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH
DINAS DI RS. H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR
PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan tentang cara melaksanakan tugas
dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan di lingkungan instansi
pemerintah. Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah adalah
administrasi umum.
Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga,
singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakup pengaturan
tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan kop surat, logo, dan cap dinas,
kewenangan penandatanganan, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
pengurusan naskah dinas, perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas.
Ketentuan tentang tata naskah dinas telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri nomor 54 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi
Pemerintah, yang berlaku untuk seluruh instansi pemerintah.
Sehubungan hal tersebut, dan belum disusunnya tata naskah dinas pada RS. H. L.
Manambai Abdulkadir maka ketentuan tata naskah perlu disesuaikan.
D. Asas
Pedoman Tata Naskah Dinas RS. H. L. Manambai Abdulkadir ini disusun berdasarkan
asas sebagai berikut:
1. Azas Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam
penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, penentuan spesifikasi informasi
serta dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, benar dan lugas.
2. Azas Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan,
termasuk jenis, penyusunan naskah dinas, dan tata cara penyelenggaraan
pengurusannya.
3. Azas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format,
prosedur, kewenangan dan keabsahan.
4. Azas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu kesatuan sistem
administrasi umum.
5. Azas Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu dan tepat sasaran
dalam redaksional, prosedural dan distribusi.
6. Azas Keamanan
Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi/isi mulai dari penyusunan,
klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas RS. H. L. Manambai Abdulkadir
meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas, penyusunan naskah dinas,
kewenangan penandatanganan naskah dinas, pengurusan naskah dinas, perubahan,
pencabutan, pembatalan dan ralat naskah dinas, serta penggunaan kop surat, logo, cap
dinas dalam naskah dinas dan sampul surat.
F. Pengertian Umum
Pengertian umum dalam Pedoman Tata Naskah Dinas RS. H. L. Manambai Abdulkadir:
1. Tata Naskah Dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan
penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
Jenis Naskah Dinas yang diatur dalam Pedoman Tata Naskah Dinas RS. H. L.
Manambai Abdulkadir dikelompokkan sebagai berikut:
1.1 Peraturan
Ketentuan tentang Peraturan diatur dengan undang-undang.
1) Pengertian
Peraturan adalah Naskah Dinas yang bersifat mengatur, memuat kebijakan
pokok, bersifat umum dan dapat merupakan dasar bagi penyusunan Naskah
Dinas lainnya.
2) Wewenangnya Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani peraturan diatur
dengan undang-undang.
3) Susunan
a) Kepala
(1) judul peraturan memuat keterangan mengenai jenis Naskah Dinas,
nomor, tahun penetapan dan nama Peraturan;
(2) nama peraturan dibuat secara singkat dan mencerminkan isi Peraturan;
(3) judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah
margin, tanpa diakhiri tanda baca.
b) Pembukaan
Pembukaan peraturan terdiri dari hal-hal berikut:
(1) frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital yang diletakkan di tengah margin (untuk peraturan yang
dibuat oleh pemerintah Daerah atau oleh Kementerian);
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan Peraturan ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah margin dan diakhiri
dengan tanda baca koma;
(3) konsiderans pertimbangan diawali dengan kata Menimbang:
(a) konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Peraturan;
(b) pokok-pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur filosofis,
sosiologis, dan yuridis yang menjadi latar belakang
pembuatannya;
(c) pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan
dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang tepat karena tidak
mencerminkan tentang latar belakang dan alasan dibuatnya
peraturan;
(d) jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap-tiap
pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian;
(e) tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan dirumuskan
dalam satu kalimat yang diawali dengan kata bahwa dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma.
(4) konsiderans dasar hukum diawali dengan kata Mengingat:
(a) dasar hukum memuat:
1) dasar kewenangan pembuatan peraturan;
2) peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
substansi peraturan yang akan dibuat dan tingkatannya sama
atau lebih tinggi.
6 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
(b) Jika dasar hukum memuat lebih dari satu peraturan perundang-
undangan, tiap dasar hukum diawali dengan angka Arab 1, 2, 3,
dan seterusnya, dan diakhiri dengan tanda baca titik koma.
(c) jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar
hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan
tata urutan peraturan perundang-undangan, dan jika tingkatannya
sama disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan
atau penetapannya;
(d) penulisan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah dilengkapi
dengan pencantuman Lembaran Negara Republik Indonesia dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yang diletakkan
di antara tanda baca kurung.
(5) diktum terdiri dari:
(a) kata MEMUTUSKAN, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
tanpa spasi di antara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua serta diletakkan di tengah margin;
(b) kata Menetapkan, yang dicantumkan sesudah kata Memutuskan,
disejajarkan ke bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat.
Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Peraturan terdiri dari:
(1) substansi Peraturan dirumuskan dalam pasal-pasal;
(2) substansi pada umumnya dikelompokkan ke dalam:
(a) ketentuan umum;
(b) materi pokok yang diatur;
(c) ketentuan sanksi (jika diperlukan);
(d) ketentuan peralihan (jika diperlukan);
(e) ketentuan penutup.
d) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki peraturan terdiri dari:
(1) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal penetapan
peraturan;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan pejabat yang menetapkan peraturan;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani peraturan, ditulis dengan
huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar;
(5) Cap Dinas.
4) Pengabsahan
a) pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan
didistribusikan dengan sah, suatu Peraturan telah dicacat dan diteliti oleh
pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau di bidang
kesekretariatan atau pejabat yang ditunjuk sesuai substansi Peraturan
sehingga dapat distribusikan;
b) pengabsahan dicantumkan dibawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah
yang terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda
tangan, nama pejabat yang menyatakan, ditulis lengkap dengan huruf awal
kapital.
1.2 Pedoman
1) Pengertian
Pedoman adalah Naskah Dinas yang memuat acuan yang bersifat umum yang
perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional dan penerapannya disesuaikan
dengan karakteristik instansi/organisasi yang bersangkutan.
2) Wewenangnya Penetapan dan Penandatanganan
Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi,
pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani pedoman adalah
Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir.
3) Susunan
a) Pedoman dicantumkan sebagai lampiran Keputusan Direktur RS. H.
L. Manambai Abdulkadir
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) tulisan lampiran Keputusan Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir,
nomor, tentang dan nama Pedoman ditulis dengan huruf kapital,
ditempatkan secara simetris disebelah kanan atas.
b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari:
(1) tulisan Pedoman, ditulis dengan huruf kapital, dicantumkan secara
simetris di tengah atas;
(2) rumusan Judul Pedoman, ditulis dengan huruf kapital, dicantumkan
secara simetris dibawah tulisan pedoman
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Pedoman terdiri dari:
(1) pendahuluan, yang berisi latar belakang/dasar pemikiran, maksud dan
tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup dan pengertian umum;
(2) materi Pedoman;
(3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran
lebih lanjut.
d) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki pedoman terdiri dari:
(1) tempat dan tanggal penetapan;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan;
(4) nama lengkap, ditulis dengan huruf kapital, tetap mencantumkan
gelar;
(5) Cap Dinas.
4) Distribusi
Pedoman yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan
dengan menggunakan Daftar Distribusi.
Format...
9 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
FORMAT PEDOMAN
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com
LAMPIRAN Penulisan
KEPUTUSAN DIREKTUR Lampiran
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
NOMOR : .../.../..../....
TENTANG ............................
Judul
Pedoman
PEDOMAN yang ditulis
………………………………………. dengan
huruf
kapital
BAB I
PENDAHULUAN
Memuat latar
belakang/
Latar Belakang alasan tentang
ditetapkannya
……………………………………………………………………………………... Pedoman,
Maksud dan Tujuan maksud dan
…………………………………………………………………………………...... tujuan, sasaran,
asas, ruang
Sasaran lingkup, dan
…………………………………………………………………………………...... pengertian
Asas umum
………………………………………………………………………………………
Ruang Lingkup
……………………………………………………………………………………...
Pengertian Umum
………………………………………………………………………………………
BAB II
…………………………………………………………………………………........
dan seterusnya
BAB III
………………………………………………………………………………….......... Terdiri dari
……………………………………………………………………………………..... konsepsi
dasar/pokok
dan seterusnya -pokok, isi
Pedoman
Ditetapkan di Mataram
pada tanggal ...............
DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR,
Tempat dan
tanggal
Tanda Tangan dan Cap Dinas ditetapkan,
nama
jabatan,
NAMA LENGKAP
nama
lengkap yang
ditulis
dengan
huruf capital
tanpa gelar,
dan NIP
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
NOMOR : .../.../..../....
TENTANG ............................ Penulisan
Lampiran
PETUNJUK PELAKSANAAN/PANDUAN
……………………………………….
Judul Juklak/
BAB I Panduan
PENDAHULUAN ditulis dengan
huruf kapital
Latar Belakang
……………………………………………………………………………….... Memuat
Maksud dan Tujuan alasan tentang
………………………………………………………………………………... ditetapkannya
Ruang Lingkup
Juklak/
………………………………………………………………………………....
Pengertian Umum Panduan,
……………………………………………………………………………….... maksud dan
tujuan,
sasaran, ruang
lingkup dan
BAB II pengertian
PELAKSANAAN umum
…………………………………………………………………………………
.……………………………………………………………………………………
Memuat materi
……………………………………………………………………………………. juklak/
Panduan,
dan seterusnya urutan
tindakan,
pengorganisasi
Ditetapkan di Mataram an, koordinasi,
pada tanggal ............... pengawasan,
pengendalian,
DIREKTUR dsb
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR,
Tempat dan
Tanda Tangan dan Cap Dinas tanggal
ditetapkan,
NAMA LENGKAP Nama
jabatan dan
nama
lengkap yang
ditulis
dengan huruf
kapital, gelar
dan NIP
Format…
12 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
FORMAT LEMBAR PEMISAH
TIM PENYUSUN
PETUNJUK PELAKSANAAN/PANDUAN
...................................................................
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
.......................... : ...................................... lengkap, dan
nama jabatan
yang
.......................... : ...................................... bersangkutan
.
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
FORMAT ...
15 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
FORMAT PANDUAN PRAKTIK KLINIS
(TATA LAKSANA KASUS)
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR Kop Naskah
Dinas
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR Penulisan
NOMOR : ...../..../...../...... Lampiran
TENTANG...............................
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang Memuat
Terapi uraian materi
Tata Laksana
Edukasi Kasus
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
BAB III
KEPUSTAKAAN
Daftar
..................................................................................................................................
referensi yang
................
digunakan
Ditetapkan di Sumbawa
pada tanggal ...............
Tempat dan
tanggal
DIREKTUR ditetapkan,
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR, Nama
jabatan dan
Tanda Tangan dan Cap Dinas nama
lengkap yang
NAMA LENGKAP ditulis
dengan
huruf kapital
tanpa gelar.
FORMAT ...
TIM PENYUSUN
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATA LAKSANA KASUS: .................................................
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
lengkap, dan
.......................... : ...................................... nama jabatan
yang
.......................... : ...................................... bersangkutan
.
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
b. Panduan …
FORMAT ...
19 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
FORMAT PANDUAN PRAKTEK KLINIS
(PROSEDUR TINDAKAN)
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR Penulisan
NOMOR : ..../...../...../..... Lampiran
TENTANG...............................
Ruang Lingkup
Memuat ruang
Pengertian/Definisi lingkup dan
pengertian/
definisi dari
judul
BAB II
PROSEDUR TINDAKAN
Indikasi
Kontra Indikasi
Persiapan
Prosedur Tindakan
Pasca Prosedur Tindakan Memuat
uraian materi
Tingkat Evidens prosedur
Tingkat Rekomendasi tindakan
Penelaah Kritis
Indikator Medis
BAB III
KEPUSTAKAAN
..................................................................................................................................
................
Daftar
referensi yang
digunakan
Tempat dan
Ditetapkan di Sumbawa tanggal
pada tanggal ............... ditetapkan,
Nama jabatan
DIREKTUR dan nama
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR, lengkap yang
ditulis
Tanda Tangan dan Cap Dinas dengan huruf
kapital
NAMA LENGKAP dengan gelar.
FORMAT ...
TIM PENYUSUN
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN: ………………......
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
lengkap, dan
.......................... : ...................................... nama jabatan
yang
.......................... : ...................................... bersangkutan
.
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
2. Panduan …
FORMAT ...
23 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
FORMAT PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar Kop Naskah
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com Dinas
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
NOMOR : ..../...../...../.....
Penulisan
TENTANG...............................
Lampiran
Intervensi
BAB III
KEPUSTAKAAN
Daftar referensi
.................................................................................................................................. yang digunakan
................
Ditetapkan di Mataram
pada tanggal ...............
Tempat dan
DIREKTUR tanggal
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR, ditetapkan,
Nama jabatan
Tanda Tangan dan Cap Dinas dan nama
lengkap yang
NAMA LENGKAP ditulis dengan
huruf kapital,
tanpa gelar
FORMAT ...
TIM PENYUSUN
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
………………………………..…………………..…………….
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
lengkap, dan
.......................... : ......................................
nama jabatan
yang
.......................... : ...................................... bersangkutan
.
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
a. Pengertian
Beberapa pengertian SPO :
1) serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana, kapan harus dilakukan,
dimana, dan oleh siapa dilakukan;
2) serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai pelaksanaan tugas
dan fungsi dalam berbagai proses penyelenggaraan administrasi
pemerintahan;
3) serangkaian petunjuk tentang cara dan urutan kegiatan tertentu;
4) suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu;
5) suatu perangkat instruksi yang memberikan langkah-langkah berurutan
yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama dalam
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan, yang dibuat oleh
fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi;
6) suatu perangkat instruksi yang memberikan langkah-langkah berurutan
yang sudah diuji dan disetujui dalam melaksanakan berbagai kegiatan,
sehingga membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan sub standar.
b. Tujuan Penyusunan
1) Tujuan Umum
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan kebijakan/pedoman yang berlaku.
2) Tujuan Khusus
a) memenuhi persyaratan standar pelayanan rumah sakit/ akreditasi rumah
sakit;
c. Manfaat
1) mendokumentasi alur kegiatan, sebagai dokumen yang akan menjelaskan
dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau
dugaan malpraktik dan kesalahan administrasi lainnya, sehingga sifatnya
melindungi rumah sakit dan pegawai;
2) menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan
menjaga keamanan pegawai dan lingkungan dalam melaksanakan suatu
tugas/pekerjaan tertentu;
3) merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan dan kinerja pegawai;
4) sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan atau orientasi pegawai;
5) meminimalisasi duplikasi wewenang dan tanggung jawab, memastikan
tidak adanya daerah abu-abu/grey area, memastikan tidak adanya
overlopping dan underlopping wewenang, dan memastikan pegawai
mengetahui serta memahami tugas dan pekerjaannya.
6) meningkatkan kerja sama antara pimpinan, staf, dan unsur pelaksana; dan
7) memudahkan, memperlancar, menghindari kegagalan/ kesalahan, keraguan,
duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
2) Proses Penyusunan
a) penyusunan SPO dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan SPO
pelayanan, SPO profesi, dan SPO administrasi. Untuk melakukan
identifikasi kebutuhan SPO, dapat dilakukan dengan menggambarkan
proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur kegiatan dari pekerjaan yang
27 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
dilakukan di unit tersebut, sedangkan identifikasi kebutuhan SPO profesi
dilakukan dengan mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit
kerja tersebut;
b) SPO disusun menggunakan format SPO yang ditetapkan dalam pedoman
ini;
c) penyusunan SPO disupervisi/dibimbing oleh Komite Mutu dengan
mekanisme:
(1) pelaksana dan pimpinan unit kerja menyusun SPO dengan
melibatkan unit terkait;
(2) SPO yang telah disusun oleh pelaksana dan pimpinan unit kerja
disampaikan kepada Komite Mutu;
(3) fungsi Komite Mutu dalam supervisi penyusunan SPO:
(a) memberikan tanggapan, mengkoreksi untuk memperbaiki SPO
yang telah disusun, baik dari segi bahasa maupun penulisan;
(b) mengkoordinasikan sinkronisasi antar SPO yang ada agar tidak
terjadi duplikasi/tumpang tindih SPO antar unit kerja;
(c) melakukan pengecekan ulang terhadap SPO yang akan ditanda
tangani oleh Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir.
d) SPO pelayanan dan SPO administrasi, sebagian memerlukan uji coba;
e) sumber materi SPO dapat diperoleh dari pertemuan ilmiah, pertemuan
perumahsakitan, studi banding ke rumah sakit lain, literatur, dan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kesehatan;
f) SPO ditetapkan oleh Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir.
e. Penomoran SPO
1) semua SPO harus diberi nomor;
2) pemberian nomor sesuai ketentuan Kode Klasifikasi Arsip dan ketentuan
penomoran SPO;
3) kode-kode yang digunakan untuk pemberian nomor:
1) kode klasifikasi arsip surat SPO pada RS. H. L. Manambai Abdulkadir;
2) Kode nomor urut SPO di unit kerja /instalasi;
3) Kode nomor urut Unit Kerja /Instalasi berupa angka dua digit;
4) Kode bulan pembuatan/penerbitan SPO berupa angka dua digit;
5) Kode tahun pembuatan /terbit berupa angka empat digit.
Contoh :
SPO dengan total halaman 3 : - halaman pertama ditulis 1/3
: - halaman kedua ditulis 2/3 dst.
g. Pendistribusi SPO
SPO yang telah ditetapkan didistribusikan dengan menggunakan Daftar
Distribusi kepada unit kerja terkait yang tertulis di SPO atau seluruh unit kerja
bila SPO tersebut merupakan acuan untuk melakukan kegiatan di semua unit
kerja.
h. Penyimpanan
1) SPO di simpan di masing-masing unit kerja dimana SPO itu dipergunakan;
2) SPO di unit kerja harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat, diambil,
dan dibaca oleh pelaksana.
i. Evaluasi
1) evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan paling lambat 2 (dua)
tahun sekali.
2) evaluasi SPO dilakukan oleh unit kerja tempat SPO digunakan, dipimpin
oleh kepala unit kerja;
3) hasil evaluasi SPO masih tetap bisa dipergunakan atau SPO perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SPO bisa sebagian atau seluruhnya.
j. Revisi
revisi/perbaikan perlu dilakukan bila:
1) alur di SPO sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada;
2) adanya perkembangan IPTEK;
3) adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru;
4) adanya perubahan fasilitas.
k. Bentuk dan Ketentuan format:
( ) Nama Direktur.......
NIP ........................
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
LEMBAR ...
LEMBAR HALAMAN FLOW CHART
RS. H. L.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
MANAMBAI
ABDULKADIR 047/.../.../.../... 0 ...dst 3/...
Kegiatan Dokumen Keterangan
Contoh
1. Langkah/kegiatan
2. ............ Gambar multi
3. .....dst dokumen
1. nama dokumen
2. nama dokumen (3 dokumen)
3. nama dokumen
1. Langkah/kegiatan
2. ............
3. .....dst
ya
1. Langkah/kegiatan
2. ............
3. .....dst
Sambungan
halaman
HALAMAN ...
HALAMAN FLOW CHART LANJUTAN
1. Langkah/kegiatan
2. ............
3. .....dst
ya
tidak
Keputusan/
Persetujuan
Selesai
Petunjuk ...
m. Petunjuk pengisian format Standar Prosedur Operasional (SPO)
Masing-masing kotak diisi berikut:
SIMBOL ...
Mulai
Selesai
Proses Serentak
LANJUTAN ...
LANJUTAN FLOWCHART SPO
T Y
Simbol dokumen
FORMAT ...
SURAT EDARAN
NOMOR : ..../..../RSMA/TH ....
Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi Arsip
TENTANG
……………………………………………………
Judul Surat Edaran
yang ditulis dengan
Latar Belakang huruf kapital
…………………………………………………………………….........
............................................................................................... Memuat alasan
tentang perlu
Maksud dan Tujuan ditetapkannya Surat
Edaran, maksud dan
……………………………………………………………………......... tujuan, ruang
............................................................................................... lingkup, peraturan
perundang-undangan
yang menjadi dasar
Ruang Lingkup ditetapkannya Surat
Edaran
…………………………………………………………………….........
...............................................................................................
Dasar
Memuat
……………………………………………………………………......... pemberitahuan
............................................................................................... tentang hal tertentu
yang dianggap
mendesak
NAMA LENGKAP
2. Naskah ...
2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)
Jenis Naskah Dinas penetapan hanya satu macam, yaitu Keputusan.
c) Diktum
Bagian diktum terdiri dari:
a) kata MEMUTUSKAN, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa spasi di
antara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua serta diletakkan di
tengah margin;
b) kata Menetapkan, yang dicantumkan sesudah kata Memutuskan, disejajarkan
ke bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata
Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua;
c) substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata Menetapkan,
ditulis dengan huruf awal kapital.
d) Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh Keputusan sama dengan
ketentuan dalam penyusunan Peraturan, tetapi substansi Keputusan diuraikan
bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan
bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga dan seterusnya ditulis dengan huruf
kapital, kecuali Keputusan yang bersifat pengaturan disesuaikan dengan
ketentuan pembuatan Peraturan.
e) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Keputusan terdiri dari:
(1) tempat dan tanggal penetapan Keputusan;
(2) nama jabatan/Direktur, ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda
baca koma;
(3) tanda tangan Direktur;
(4) nama lengkap Direktur, ditulis dengan huruf kapital dan mencantumkan
gelar;
(5) Cap Dinas.
4) Pengabsahan
a) pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan
didistribusikan dengan sah, suatu keputusan telah dicacat dan diteliti oleh pejabat
yang bertanggung jawab di bidang hukum atau di bidang administrasi
umum/kesekretariatan atau pejabat yang sesuai substansi keputusan sehingga
dapat distribusikan;
b) pengabsahan dicantumkan dibawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah yang
terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama
pejabat ditulis lengkap dengan huruf awal kapital.
42 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
5) Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan dengan
menggunakan Daftar Distribusi.
a) untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi dengan salinan dan petikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b) Keputusan yang asli dan Salinan Keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai
arsip pada Bagian
PEMERINTAH PROVINSIUmum/pengelola
NUSA TENGGARA arsip BARATRS. H. L. Manambai Abdulkadir;
c) jika Keputusan dibuat untuk menetapkan pembentukan SOTK unit kerja, maka
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar
uraian tugas email
pokok dan fungsi dari unit kerja tersebut dibuat kedalam lampiran;
: rsudp_disumbawa@yahoo.com
d) jika Keputusan dibuat untuk menetapkan pembentukan tim/panitia secara kolektif,
KEPUTUSAN DIREKTUR
maka daftar pegawai dimasukan kedalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
urut, nama, NIP, Pangkat/Golongan, Jabatan (jabatan di RS. H. L. Manambai
Abdulkadir,NOMOR dan jabatan dalam tim/panitia) dan Keterangan;
: …./…./…./.....
e) lampiran Keputusan tidak menggunakan Kop Naskah Dinas, dikecualikan
lampiran yang bersifat TENTANG pengaturan;
…………………………………………………………………………
f) Keputusan yang bersifat pengaturan, format dan tata cara penulisan disesuaikan
dengan ketentuanDIREKTUR pembuatan Peraturan.
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR,
7) Format Surat Keputusan seperti tercantum dibawah ini:
Menimbang : a. bahwa ...........................................................
....................................................................;
b. bahwa ……………………………………...................
....................................................................;
Mengingat : 1. ………………………………………………………...;
2. ....………………………………………………….....;
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Sumbawa
...............................
pada tanggal ...............................
DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
Tembusan:
1. Kepala Bagian Tata Usaha
2. Kepala Bidang Pelayanan Medik
Penomoran sesuai Kode
Klasifikasi Arsip
Judul Keputusan di
tulis dengan huruf
kapital
MEMUTUSKAN:
Memuat uraian substansi
kebijakan yang ditetapkan
Menetapkan : KEPUTUSAN...................
Contoh penulisan
TENTANG .......................... tembusan kepadabulan,
Tempat, tanggal, pejabat
yang dipandang perlu
dan tahun
KESATU : untuk mengetahui isi
penandatanganan
surat
...........................................................................;
KEDUA : Nama jabatan ditulis dengan
huruf kapital diakhiri dengan
............................................................................ tanda baca koma, dan nama
pejabat ditulis dengan huruf
kapital dengan gelar
B. FORMAT....
...........................................................................;
B. FORMAT SURAT KEPUTUSAN
KETIGA : DENGAN PENGABSAHAN SALINAN
............................................................................
44 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir Ruang pengabsahan:
...........................................................................; untuk keperluan tertentu
yang memerlukan
salinan dan petikan
Ditetapkan di Sumbawa
pada tanggal ...............................
DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR,
Tanda Tangan dan Cap Dinas
NAMA PEJABAT
tanda tangan
Nama Lengkap
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
Judul Keputusan di tulis
NOMOR : …/…/…./..... dengan huruf kapital
TENTANG
Nama jabatan ditulis
………………………………………………………………………… dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan
tanda baca koma
DIREKTUR
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR,
Memuat alasan tentang
perlu ditetapkannya
Menimbang : a. keputusan diakhiri dengan
bahwa ............................................................. tanda baca titik koma
......................................................................;
Memuat ketentuan
b. bahwa peraturan perundang-
……………………………………...................... undangan yang menjadi
dasar ditetapkannya
keputusan diakhiri
......................................................................; dengan tanda baca titik
koma
Mengingat : 1.
Diisi dengan substansi
……………………………………………………............; kebijakan, ditulis dengan
2. .... huruf awal kapital (sesuai
judul)
………………………………………………..............;
NAMA PEJABAT
3. Naskah ...
3. Naskah Dinas Penugasan
Naskah Dinas Penugasan terdiri dari Surat Instruksi, Surat Perintah dan Surat
Tugas.
46 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
3.1 Instruksi
1) Pengertian
Instruksi adalah Naskah Dinas yang memuat perintah atau arahan untuk
melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat sangat
penting.
2) Wewenang penetapan penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Instruksi adalah
Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Instruksi terdiri dari:
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) kata Instruksi dan nama jabatan Direktur RS. H. L. Manambai
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH Abdulkadir,
SAKIT H. L. MANAMBAI ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
ABDULKADIR
(3)Sumbawa
Jl. Lintas nomor Instruksi,
– Bima Km ditulis
05 Telp.(0371) Fax. dengan
(0371) 2628099 Sumbawahuruf
Besar kapital secara simetris;
(4) kataemail tentang, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
: rsudp_disumbawa@yahoo.com
Memuat alasan
tentang perlu
ditetapkannya
instruksi, diakhiri
dengan tanda baca
titik koma
Memuat peraturan
yang menjadi dasar
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ditetapkannya
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR instruksi
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar Kop Naskah Dinas
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com
Daftar pejabat yang
menerima instruksi
INSTRUKSI DIREKTUR
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR Penomoran sesuai
NOMOR :.../..../..../..... Memuat substansi
Kode Klasifikasi
tentang arahan yang
Arsip
TENTANG diinstruksikan
……………………………………………………. Judul Instruksi
ditulis dangan
DIREKTUR huruf kapital
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR,
Tempat, tanggal,
, Nama jabatan
bulan, dan tahun
ditulis dengan huruf
penandatanganan
Dalam rangka ........................................., dengan ini memberi intruksi kapital dan diakhiri
dengan tanda baca
komajabatan
Nama
Kepada : 1. Nama/Jabatan Pegawai; ditulis dengan
2. Nama/Jabatan Pegawai; huruf
Memuatkapital
alasandan
tentang
3. Nama/Jabatan Pegawai; diakhiri dengan
perlu ditetapkannya
tanda bacadiakhiri
instruksi, koma,
nama pejabat
dengan tnada baca titik
koma dengan
ditulis
Untuk : huruf capital
KESATU : dengan gelar
Daftar pejabat yang
………………………………………………………………......
menerima instruksi
.....
KEDUA :
……………………………………………………………......... Memuat substansi
tentang arahan yang
.....
diinstruksikan
KETIGA :
.................................................................................
Tempat, tanggal,
.
bulan, dan tahun
dan seterusnya
FORMAT (B) ...
penandatanganan
Dasar
(1) tempat dan tanggal Surat Tugas;
: 1. .................................................................................
dibuat Surat Tugas
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal
2. .................................................................................
kapital, pada setiap awal unsurnya dan diakhiri dengan Memuat tanda baca
Memberi Tugas peraturan/dasar
koma; dibuat Surat Tugas
Kepada : 1. (3)................................................................................
tanda tangan pejabat penandatangan;
(4).................................................................................
2. nama lengkap pejabat yang menandatangani Surat Tugas,
Daftar Pejabatditulis
yang
3. ................................................................................. menerima
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya; penugasan
4. dan seterusnya
(5) Cap Dinas.
Untuk 4) Distribusi dan Tembusan
: 1. .................................................................................
a) Surat Tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas; Memuat substansi
2. .................................................................................
b) 3. .................................................................................
Tembusan Surat Tugas disampaikan kepada atasan yangdan mendapat
arahan yangtugas
ditugaskan
dan pejabat/instansi terkait.
5) Hal yang perlu diperhatikan: Mataram, ................................... Tempat dan tanggal,
a) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai bulan, tahun ditugasi
yang
penandatanganan
dimasukan kedalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut, nama,
NIP, Pangkat/Golongan, Nama Jabatan, Jabatan dan Keterangan; Nama Jabatan dan
b) Surat Tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yangnama termuat
lengkap selesai
yang
Tanda Tangan dan Cap Dinas ditulis dengan huruf
dilaksanakan. awal kapital tanpa
6) Format Surat Tugas NamasepertiLengkap tercantum dibawah ini: gelar
Tembusan: ContohFORMAT
penulisan ...
Kepala Bagian Tata Usaha FORMAT SURAT TUGAS (A) tembusan kepada
pejabat yang
Kepala Bidang Terkait dipandang perlu
untuk mengetahui isi
Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
52 Instalasi surat
Kepala Terkait
CONTOH
FORMAT SURAT TUGAS
Sumbawa, ............................
Tempat dan tanggal,
bulan, tahun
Nama Jabatan, penandatanganan
NOTA DINAS
NOMOR : ...../...../...../..... Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi
Arsip
Yth. : ................................
Dari : ................................
Hal : ................................
Tanggal : ................................
..................................................................................................
.................................................................................................. Memuat laporan,
.................................................................................................. pemberitahuan,
pernyataan atau
....................................................................
permintaan yang
sifatnya rutin berupa
catatan ringkas
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
....................................................................
..................................................................................................
Tanda tangan, nama
...........................................................
lengkap ditulis
dengan huruf awal
kapital, tidak
dibubuhi cap dinas
tanda tangan
Contoh penulisan
Nama lengkap tembusan kepada
pejabat yang
dipandang perlu
Tembusan: untuk mengetahui isi
Kepala Bidang Terkait surat (jika
diperlukan)
FORMAT ...
FORMAT MEMORANDUM
57 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
Kop Naskah Dinas
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com
MEMORANDUM
Penomoran sesuai
NOMOR : …../…../…../….. Kode Klasifikasi
arsip
Yth. : ................................
Dari : ................................
Hal : ................................
Tanggal : ................................
.......................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
Memuat materi yang
............................................................................... bersifat
mengingatkan suatu
masalah atau
.................................................................................................. menyampaikan
arahan, peringatan,
.................................................................................................. saran pendapat/
.................................................................................................. pendapat kedinasan
.....................................................................
..................................................................................................
...........................................................
Tanda tangan,
nama lengkap,
ditulis dengan
huruf awal kapital,
Tanda Tangan tidak dibubuhi cap
dinas
2. Naskah ...
2. Naskah Dinas Korespondensi Eksternal
1) Pengertian
Surat Dinas adalah Naskah Dinas dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa
pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian Naskah Dinas atau barang
atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain diluar RS. H. L. Manambai Abdulkadir.
2) Wewenang Penandatanganan
Surat Dinas ditandatangani oleh Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir atau
pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Surat Dinas terdiri dari :
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) nomor, sifat, lampiran dan hal yang diketik dengan huruf awal kapital
disebelah kiri di bawah kop Naskah Dinas;
(3) tempat, tanggal, bulan dan tahun pembuatan surat, yang diketik sebelah
kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
(4) kata Yang terhormat, ditulis dibawah Hal, diikuti dengan nama jabatan dan
alamat yang dikirimi surat.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Dinas terdiri dari alinea pembuka, isi, dan penutup;
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Surat Dinas terdiri dari :
(1) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda baca koma;
(2) tanda tangan pejabat;
(3) nama lengkap pejabat/penanda tangan beserta NIP;
(4) Cap Dinas yang digunakan sesuai dengan ketentuan;
(5) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (jika ada).
4) Distribusi
Surat Dinas disampaikan kepada penerima yang berhak.
5) Hal yang perlu diperhatikan:
a) Kop Naskah Dinas hanya digunakan pada halaman pertama surat dinas;
b) jika Surat Dinas disertai lampiran, maka penulisan pada kolom lampiran
dicantumkan jumlah lampiran (bila lebih dari 1 lembar, maka dicantumkan
dengan angka dan huruf) contoh :
(1) Lampiran : satu lembar
(2) Lampiran : 2 (dua ) lembar.
c) penulisan pada kolom Hal, berisi pokok surat sesingkat mungkin, ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda baca;
d) Surat Dinas kepada Instansi Pemerintah tidak ditembuskan kepada pejabat
di lingkungan RS. H. L. Manambai Abdulkadir, Surat Dinas kepada Pihak
Swasta dapat ditembuskan kepada pejabat terkait di lingkungan RS. H. L.
Manambai Abdulkadir.
6) Format Surat Dinas seperti tercantum dibawah ini:
FORMAT ...
FORMAT SURAT DINAS
59 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar Kop Naskah Dinas
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com
.......................................(Alinea Pembuka)..................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
..................
.............................................(Alinea Isi)...................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
..................
........................................(Alinea Penutup)...................................
..............................................................................................................
Nama jabatan
ditulis dengan
Direktur huruf awal kapital
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR, dan diakhiri
dengan tanda baca
Tanda Tangan dan Cap Dinas koma, nama
lengkap pejabat
ditulis dengan
Nama Lengkap huruf awal kapital,
dan cap dinas
Tembusan
1. ............
2. dst
FORMAT ...
FORMAT SURAT UNDANGAN
Yang Terhormat,
..........................................
.......................................... Alamat tujuan
ditulis dibagian kiri,
bila jumlahnya
cukup banyak
dapat dibuat dalam
daftar lampiran
................(Alinea Pembuka dan Alinea Isi).........................
...................................................................................................
...................................................................................................
.......................................................................
pada hari/tanggal : .........................................
waktu : pukul................................
tempat : .........................................
acara : .........................................
..............................(Alinea Penutup)...................................
..................................................................................................
...................................
Nama Jabatan
ditulis dengan
huruf awal kapital
Nama Jabatan, dan diakhiri dengan
tanda baca koma,
dan nama pejabat
Tanda Tangan dan Cap Dinas ditulis dengan
huruf awal kapital,
Nama Lengkap dan Cap Dinas.
Contoh penulisan
tembusan untuk
Tembusan: pejabat yang
Kepala Bagian Tata Usaha dipandang perlu
dst untuk mengetahui
isi surat
FORMAT ...
FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
1. …………………………………...........................................................
2. …………………………………...........................................................
3. …………………………………...........................................................
4. …………………………………...........................................................
5. …………………………………...........................................................
6. …………………………………...........................................................
7. …………………………………...........................................................
8. dst
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
..............................................................................................................
.
...........................................................................
.............................................
hari............../tanggal..............., pukul.......................WIB
bertempat di.....................................
\
Harap hadir 30 menit sebelum Pakaian :
Acara dimulai dan undangan Laki-laki : ...............
dibawa Perempuan : ...............
Konfirmasi : TNI/Polri : ...............
.....................................................
C. NASKAH ...
C. NASKAH DINAS KHUSUS
1. Surat Perjanjian
a) Pengertian
Surat Perjanjian adalah Naskah Dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang
objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan
tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
b) Proses Pembuatan Perjanjian
1) pihak yang berminat mengadakan suatu kerja sama dengan RS. H. L. Manambai
Abdulkadir memberi tahu secara tertulis (Letter Of Intent) kepada RS. H. L.
Manambai Abdulkadir untuk mendapat pertimbangan;
2) pihak yang berminat mengadakan suatu kerja sama dengan RS. H. L. Manambai
Abdulkadir mengadakan penjajakan (misalnya dengan cara mengadakan
presentasi) untuk mengetahui apakah minat tersebut mendapat tanggapan positif
dari pihak terkait di RS. H. L. Manambai Abdulkadir;
3) dalam hal terdapat tanggapan positif dari kedua belah pihak mengenai rencana
membuat suatu perjanjian tertulis sebagai tindak lanjut dari Surat Minat/Surat
Kehendak (Letter of Intent), kedua belah pihak jika diperlukan dapat terlebih
dahulu menyiapkan dan menandatangani kesepakatan awal Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding);
3) Susunan
(a) Kepala
Bagian Kepala terdiri dari:
(1) bila menggunakan logo, maka logo diletakkan disebelah kanan dan kiri
atas, disesuaikan dengan penyebutan nama instansi (pihak yang
disebutkan terlebih dahulu, diletakkan disebelah kiri atas);
(2) nama Pihak yang membuat perjanjian, ditulis dengan huruf kapital
diletakkan secara simetris;
(3) judul perjanjian :
- ditulis dengan huruf kapital diletakkan simetris;
- harus mencerminkan isi perjanjian, dibuat secara singkat, padat dan
jelas;
(4) nomor perjanjian, ditulis dengan huruf kapital diletakkan simetris
dibawah Judul;
(5) prinsip ini berlaku juga bagi Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding).
(b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri dari:
(1) kalimat pembuka mencantumkan hari, tanggal, bulan, tahun, dan tempat
pembuatan perjanjian;
(2) identitas para pihak (komparisi) yang terikat oleh perjanjian (hal ini
berlaku juga bagi Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding):
- harus dibuat dengan lengkap, cermat dan penuh ketelitian, harus
diperhatikan kedudukan hukum (legal standing) sebagai pribadi atau
mewakili instansi/perusahaan;
- atas nama pribadi : harus mencantumkan nama lengkap dan gelar
sesuai kartu identitas yang masih berlaku, pekerjaan, alamat tempat
tinggal, bertindak untuk dan atas nama diri sendiri;
- atas nama perusahaan harus mencantumkan akta pendirian beserta
perubahan terakhir (bila ada), dan pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM, yang berhak mewakili dan alamat lengkap
perusahaan.
(3) konsiderans/premise:
- konsiderans/premise adalah pernyataan pendahuluan yang memuat
keterangan pokok yang akan diatur dalam perjanjian untuk
memudahkan mengetahui yang dimaksud dalam perjanjian, keinginan
para pihak (rujukan terhadap Surat Minat/Surat Kehendak),
pengakuan para pihak terhadap perjanjian tersebut, dan acuan
terhadap ketentuan yang berlaku;
- konsiderans/premise diawali dengan kata “Para pihak dengan ini
menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut”;
- kalimat konsiderans diawali dengan kata “bahwa”.
(4) isi:
- diuraikan materi perjanjian yang diinginkan dan disepakati oleh para
pihak yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal;
66 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
- mengatur secara terperinci tentang objek perjanjian, hak dan
kewajiban serta uraian lengkap mengenai prestasi, berbagai janji, dan
ketentuan serta klausula yang disepakati bersama;
- materi perjanjian dituangkan dalam bentuk pasal-pasal;
- pasal penutup umumnya menyebutkan Perjanjian dibuat dalam (x)
rangkap dan ditandatangani diatas meterai yang cukup.
contoh :
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai yang
cukup, satu rangkap untuk pihak kesatu dan satu rangkap untuk pihak
kedua yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama
serta ditandatangani oleh kedua belah pihak di Sumbawa pada tanggal
16 Juli 2016.
(c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Perjanjian terdiri dari:
(1) nama institusi, nama jabatan, dan nama penanda tangan para pihak yang
mengadakan perjanjian yang letaknya disesuaikan dengan penyebutan
dalam judul perjanjian dan para saksi (jika dipandang perlu) di bubuhi
meterai sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(2) Cap Dinas.
4) Hal yang perlu diperhatikan
(a) pencantuman logo dan penulisan identitas para pihak pada kepala naskah
dinas, serta ruang tanda tangan, disesuaikan yaitu pihak yang disebut terlebih
dahulu/disebut sebagai Pihak Kesatu logo dan ruang tanda tangan
ditempatkan pada sebelah kiri;
(b) setiap halaman diberi ruang untuk paraf para pihak kecuali halaman terakhir
ditandatangani para pihak;
(c) pada halaman pertama tidak mencantumkan nomor halaman, pencantuman
nomor halaman mulai dari nomor dua dan seterusnya (posisi top margin);
(d) kata penyambung dengan menuliskan kata awal pada halaman berikutnya,
diakhiri dengan tanda baca titik tiga kali (3X) dicantumkan diatas
ruang/kolom paraf para pihak (tanpa menuliskan nomor halaman);
(e) penjelasan teks bahasa yang digunakan dalam perjanjian (jika diperlukan).
5) Format Perjanjian dalam Negeri seperti tercantum dibawah ini:
Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: Memuat
keterangan
a. bahwa..................................................................................................; pokok perjanjian
b. bahwa ..........................dst.
dalam program
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua bersepakat untuk mengadakan kerja sama dalam rangka diisi sesuai judul
(........program...........……) dengan ketentuan sebagai berikut : perjanjian
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
……………………………………………………………………………………………………...
…………………………….
Pasal 2
TUJUAN KERJA SAMA
……………………………………………………………………………………………………...
…………………………….
Halaman ...
68 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Halaman kedua
-2-
Pasal 5
JANGKA WAKTU
.........................................................................................................................
..................................................
Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
……………………………………………………………………………………………………
…………………………….
Memuat materi
Pasal 7 perjanjian,
LAIN-LAIN yang tertulis
dalam bentuk
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau force pasal-pasal
majeure, dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan (paling kurang)
atau waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah
pihak
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap program kerja sama ini
akan diatur bersama kemudian oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua
Pasal 8
PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai yang cukup,
satu rangkap untuk pihak kesatu dan satu rangkap untuk pihak kedua yang Nama lengkap
sesuai dengan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani
nama pada
oleh kedua belah pihak di Mataram pada tanggal 16 Juli 2016. identitas para
pihak,
penempatan
sesuai pihak
yang disebut
Pihak Kesatu Pihak Kedua terlebih dahulu
Nama Institusi Nama Institusi
Nama Jabatan Nama Jabatan
FORMAT ...
Memuat identitas
Pada hari ini,...........tanggal.........,bulan...........tahun, bertempat di Mataram yang para pihak yang
bertanda tangan dibawah ini......... mengadakan
dan
1. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kesatu) menandatangi
perjanjian
2. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua)
Memuat
keterangan
pokok
Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: berkenaan/
latar belakang
a. bahwa.................................................................................................. perjanjian
b. bahwa ..........................dst
dalam bidang
diisi sesuai judul
perjanjian
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Pihak Kesatu dan Pihak Kedua bersepakat untuk
melakukan kerja sama dalam bidang ...................…. yang diatur dalam ketentuan
sebagai berikut : Memuat materi
perjanjian, yang
tertulis dalam
bentuk pasal-
Pasal 1
pasal (paling
KETENTUAN UMUM kurang)
…………………………………………………………………………………………………………………
……………….
Pasal 2
Penyambung
RUANG LINGKUP halaman
…………………………………………………………………………………………………………………
……………….
Pasal 3
KETENTUAN POKOK
Ruang Paraf :
Bentuk prestasi, nilai prestasi, tata cara, pelaksanaan kegiatan, pembiayaan diparaf oleh Ka.
Unit Pengolah,
..............dst
paling rendah dua
tingkat dibawah
Pejabat Penanda
Pasal 4 tangan
HAK DAN KEWAJIBAN
…………………………………………………….....................................................................
Pasal 5...
Halaman ...
-2
Pasal 5
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
............................................................................................................................................
.............................................................................
Pasal 6
JANGKA WAKTU
………………………………………………………………………………………………………………………
…………........................................
Pasal 7
PENGAKHIRAN
Memuat
materi
............................................................................................................................................ perjanjian,
.......................................................................... yang tertulis
dalam bentuk
Pasal 8 pasal-pasal
KEADAAN MEMAKSA (paling
kurang)
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau force majeure,
dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan atau waktu pelaksanaan
tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap program kerja sama ini akan diatur
bersama kemudian oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
............................................................................................................................................
.......................................................................................................
Pasal 10
PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai yang cukup, satu
rangkap untuk pihak kesatu dan satu rangkap untuk pihak kedua yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani oleh kedua belah pihak di
Mataram, pada tanggal 16 Juli 2014.
Nama lengkap
Pihak Kesatu Pihak Kedua sesuai dengan
Nama Institusi Nama Institusi nama pada
Nama Jabatan Nama Jabatan identitas para
pihak
meterai, tanda tangan, meterai, tanda tangan,
Cap Dinas Cap Dinas
FORMAT ...
TENTANG
.......................
NOMOR : .../..../..../.....
Penomoran
NOMOR : ..................... sesuai Kode
Klasifikasi
arsip
Pada hari ini,...........tanggal.........,bulan...........tahun, bertempat di Mataram yang bertanda
tangan dibawah ini: . Memuat
identitas para
1. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kesatu) pihak yang
mengadakan
2. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua)
dan
menandatangi
Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: perjanjian
a. bahwa..................................................................................................
b. bahwa ..........................dst Memuat
keterangan
pokok
Berdasarkan hal tersebut diatas, Pihak Kesatu dan Pihak Kedua berkeinginan untuk berkenaan/
melakukan hubungan yang menguntungkan, kemitraan dan kerja sama dalam bidang
…………, dan telah menyetujui hal-hal sebagai berikut: latar belakang
perjanjian
Pasal 1
Tujuan dan Ruang Lingkup Kesepahaman dalam bidang
diisi sesuai
hal yang disepakati oleh para pihak:
judul
a. .....................................................
b. ..................................................... perjanjian
c. .....................................................
d. .....................................................
e. dst
Pasal 2
Pembiayaan Memuat materi
kesepahaman,
Pasal 3 yang tertulis
Persetujuan Tehnik dalam bentuk
pasal-pasal
Pasal 4 (paling kurang)
Jangka Waktu
a. ………………………………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………………
Pasal 5
Penutup
FORMAT ...
FORMAT SURAT KUASA
SURAT KUASA
NOMOR : ..../..../..../.... Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi
Arsip
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : .........................................................
NIP : ........................................................ Memuat identitas
Jabatan : ......................................................... yang memberikan
Alamat : ......................................................... kuasa
untuk.....................................................................................................
..............................................................................................................
Memuat pernyataan
................................ tentang pemberian
kuasa, wewenang
Surat kuasa ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. kepada pihak lain
untuk melakukan
suatu tindakan
tertentu
FORMAT ...
BERITA ACARA
.................................................................
Judul Berita Acara
NOMOR : ...../..../.../.....
Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi
Pada hari ini ........., tanggal ....., bulan ......, tahun .......,
Arsip
bertempat di Mataram kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : .......................
NIP : .......................
Jabatan : .......................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...................., (yang
selanjutnya disebut Pihak Kesatu);
Telah melaksanakan:
1. .........................................................................................................
.........................................................................................................
..............................; Memuat Kegiatan
2. dan seterusnya. yang dilaksanakan
Mengetahui/Mengesahkan
Tanda tangan para
Nama Jabatan pihak dan para
saksi
Tanda Tangan
Nama Lengkap
FORMAT ...
Mataram,.................................
Tempat, tanggal,
Nama Jabatan bulan, tahun
penandatangan.
Tanda Tangan dan nama jabatan
pejabat pembuat
Cap Dinas surat keterangan
diawali dengan
Nama Lengkap huruf kapital dan
NIP diakhiri dengan
tanda baca koma,
Nama pejabat
diawali dengan
huruf kapital, NIP,
dan cap dinas
FORMAT ...
Yang terhormat,
........................................
........................................
........................................
Diterima tanggal……………………
Penerima
Nama Jabatan,
Tembusan jika
diperlukan
7. Pengumuman ...
7. Pengumuman
FORMAT ...
FORMAT PENGUMUMAN
82 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR Kop Naskah Dinas
Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) Fax. (0371) 2628099 Sumbawa Besar
email : rsudp_disumbawa@yahoo.com
PENGUMUMAN
NOMOR : ....../...../....../....... Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi
Arsip
TENTANG
......................................................................... Judul Pengumuman
yang ditulis dengan
huruf kapital
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
.....................................
Memuat alasan,
peraturan yang
..............................................................................................................
menjadi dasar dan
.............................................................................................................. pemberitahuan
.............................................................................................................. tentang hal tertentu
..................................... yang dianggap
mendesak
..............................................................................................................
..............................................................................................................
.....................
tanggal
penandatanganan
Dikeluarkan di Mataram
pada tanggal ......................
Nama jabatan
diawali dengan
Nama Jabatan, huruf kapital,
diakhiri dengan
Tanda Tangan dan Cap Dinas tanda baca koma.
Nama lengkap
diawali dengan
Nama Lengkap huruf awal kapital,
NIP NIP, dan cap dinas.
D. PROGRAM ...
BULAN
No
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
.
0
1. Pembentukan Tim
2. Rapat Tim
3. Dst
PROGRAM
TENTANG
...............................
I. Pendahuluan
Memuat hal yang bersifat umum berkenaan dengan Program.
III. Tujuan
Memuat tujuan Program, tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya,
sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
Tanda Tangan
Nama lengkap
LAPORAN
TENTANG
............................... Judul Laporan
yang ditulis
dengan huruf
Pendahuluan kapital
Umum
Maksud dan Tujuan
Ruang Lingkup
Dasar
Penutup
......................................................................................................
......................................................................................................
Dikeluarkan di Mataram
pada tanggal ……………
F. TELAAHAN STAF
1. Pengertian
Telaahan Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang
memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan memberikan jalan
keluar/pemecahan yang disarankan.
2. Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Telaahan Staf terdiri dari
1) judul Telahaan Staf ditulis dengan huruf kapital, diletakkan secara simetris di
tengah atas;
2) uraian singkat tentang permasalahan.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Telaahan Staf terdiri dari:
1) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan
dipecahkan;
2) Praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang ada,
saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan terjadi di masa yang akan datang;
3) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang merupakan landasan analisis
dan pemecahan persoal;
4) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan dan akibatnya,
hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, pemecahan atau cara bertindak yang
mungkin atau dapat dilakukan;
5) Simpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang merupakan pilihan cara
bertindak atau jalan keluar;
6) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas saran atau usul
tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
c) Penutup/Kaki
Bagian Penutup/Kaki Telaahan Staf terdiri dari:
1) nama jabatan pejabat pembuat Telaahan Staf, ditulis dengan huruf awal kapital;
2) tanda tangan;
3) nama lengkap
4) daftar lampiran.
3. Format Telaahan Staf seperti tercantum dibawah ini:
A. Persoalan
Bagian Persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan
yang akan dipecahkan.
B. Praanggapan
Praanggapan memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data dan saling
berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan kejadian dimasa mendatang.
D. Analisis
Bagian ini memuat analisis pengaruh pra anggapan dan fakta terhadap
persoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,
serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat
dilakukan.
E. Simpulan
Bagian simpulan memuat intisari hasil diskusi dari pilihan dan satu cara
bertindak atau jalan keluar sebagai pemecahan persoalan yang dihadapi.
F. Saran
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
Tanda Tangan
Nama lengkap
1. Lembar Disposisi
a. Pengertian
1) Lembar disposisi adalah formulir untuk penulisan disposisi.
2) Disposisi adalah perintah singkat atau petunjuk tertulis menggunakan Lembar
Disposisi, dari pimpinan yang ditujukan kepada bawahan atau pejabat
dengan tingkatan setara dalam rangka tindak lanjut/ pengelolaan/permintaan/
informasi/ penyelesaian tugas.
b. Wewenang penulisan disposisi
Disposisi dibuat oleh pejabat di lingkungan RS. H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian Kepala Lembar Disposisi terdiri dari:
a) kepala Lembar Disposisi, mencantumkan logo Pemerintah Provinsi NTB
sebelah kiri dan logo RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR sebelah
kanan, nama rumah sakit, alamat lengkap tanpa singkatan disertai kode pos,
telepon, faksimile, surat elektronik (e-mail) apabila ada;
b) kata Lembar Disposisi ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) sifat surat Segera/Penting/Rahasia ditulis dibawah lembar disposisi dengan
huruf awal kapital secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Lembar Disposisi memuat:
a) Disampaikan oleh (Pejabat yang menyampaikan Lembar Disposisi);
b) Tanggal (tanggal ditulis/dikeluarkannya Lembar Disposisi);
c) Nomor dan Tanggal (nomor dan tanggal surat);
d) Perihal (topik yang dibahas);
e) Asal Surat;
f) Nomor Agenda (dari unit kerja yang menyampaikan Lembar Disposisi);
g) Paraf pejabat pembuat disposisi;
h) Yth., diisi dengan nama jabatan/nama yang dituju;
i) Mohon untuk : melingkari perintah atau petunjuk yang dimaksud
(Ditanggapi, Dijawab, Dikoreksi, Dibahas, Diselesaikan, Diketahui,
Disebarluaskan, Diarsipkan);
j) Area penulisan disposisi.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Lembar Disposisi dibuat diatas kertas ukuran 1/2 folio.
e. Format Lembar Disposisi seperti tercantum dibawah ini:
91 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
FORMAT ...
Perihal : Paraf
Yth.
1. 3. 5.
2. 4. 6.
MOHON UNTUK :
dilingkari/
1. Ditanggapi 3. Dibahas
ditandai 6. Disebarluaskan
2. Dijawab 4. Diselesaikan
perintah yang 7. Diarsipkan
3. Dikoreksi dimaksudkan
5. Diketahui
Area
penulisan
disposisi
2. Lembar ...
Hari/Tanggal : ................................
Waktu : ................................
Tempat : ................................
Nama lengkap
FORMAT ...
URAIAN HASIL
NO SUMBER TOPIK PENJAB
PEMBAHASAN BAHASAN
Mengetahui,
Nomor Verbal : penomoran dari unit pengolah Dikirim : (tgl/bl/th) diberi tanda sesuai sifat
surat (Biasa, Rahasia,
Unit Pengolah/Pemrakarsa : ............ Sifat Surat : (B/R/SR) Sangat Rahasia)
Diselesaikan oleh, Hirarki pada unit
Ka. Subbag/Seksi/Penyelenggara : -------- pengolah/pemrakasa
Tembusan:
(untuk SK/SE/...)
Lampiran diisi dengan
nama dokumen
pendukung
Lampiran :
Dokumen Pendukung
N1 : ..............................................................................................................
N2 : ..............................................................................................................
N3 : ..............................................................................................................
LEMBAR CATATAN
Perihal : .............................................................................................................
Nomor Verbal :
Unit Pemrakarsa/pengolah :
Tanggal diisi
dengan tanggal
pengiriman.
Pengirim diisi
dengan nama
jabatan yang
mengirim.
Yth. diisi dengan
nama jabatan yang
dituju.
Catatan diisi
dengan arahan,
masukan yang
bersifat melengkapi
atau memperbaiki
konsep Naskah
Dinas.
Paraf diisi oleh
paraf pejabat yang
mengirim
DAFTAR DISTRIBUSI
................. (diisi judul Naskah Dinas yang didistribusikan) .....................
DISTRIBUSI JM N DISTRIBUSI
NO JML
(JABATAN/UNIT KERJA) L O (JABATAN/UNIT KERJA)
1. 15.
2. 16
3. 17
4. 18
5. 19
6. 20
7. 21
8. 22
9. 23
10. 24
11. 25
12. 26
13. 27
14. 28
JUMLAH
BAB III
PENYUSUNAN TATA NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Penyusunan Naskah Dinas harus melalui hierarki dari tingkat pimpinan tertinggi
hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang, sehingga dapat dilakukan
pengendalian penyelesaian. Alur surat-menyurat yang bermuatan kebijakan/
keputusan/arahan pimpinan harus menggunakan jalur sesuai dengan garis
kepemimpinan/eselonisasi/kewenangan.
Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan
meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Penyusunan Naskah Dinas perlu
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketelitian
Dalam menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan, dilihat
dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa, dan penerapan
kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat membantu
pimpinan dalam mengurangi kesalahan pengambilan putusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan aspek fisik, dan materi.
3. Singkat dan Padat
Naskah Dinas harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
(bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).
4. Logis dan Meyakinkan
Naskah Dinas harus runtut dan logis yang berarti penuangan gagasan ke dalam
Naskah Dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan. Struktur
kalimat harus lengkap dan efektif sehingga memudahkan pemahaman penalaran
bagi penerima Naskah Dinas.
5. Pembakuan
Naskah Dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku sesuai dengan
tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari penggunaan bahasanya
agar memudahkan dan memperlancar pemahaman isi Naskah Dinas.
B. Media/Sarana
Media/sarana Naskah Dinas adalah alat untuk merekam informasi yang
dikomunikasikan dalam bentuk media konvensional.
4. Kertas
Untuk keseragaman Naskah Dinas, kertas yang digunakan adalah:
a. Naskah Dinas menggunakan kertas jenis HVS berwarna putih 70 gram;
b. ukuran kertas:
1) Naskah Dinas korespondensi menggunakan kertas F4 (ukuran 216 x 330 mm)
05.02/……./RSMA/2014
14 Mei 2014
Yth. Novi Yanti
Marketing CV Adicipta
Jalan
7. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk pengetikan Naskah Dinas berwarna hitam, sedangkan
untuk penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua.
C. Pengetikan
1. Bentuk Naskah Dinas
Bentuk Naskah Dinas terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu:
a. Naskah Dinas dalam Bahasa Indonesia menggunakan bentuk setengah lurus (semi
block style);
106 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
b. Naskah Dinas dalam bahasa Inggris menggunakan bentuk lurus (block style).
Keterangan :
Garis tengah Logo Pemerintah Provinsi NTB dan Logo RS. H. L. Manambai
Abdulkadir = 2,2 cm, tulisan PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT menggunakan huruf Times New Roman ukuran 14, tulisan RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH menggunakan huruf Times New Roman ukuran 22 (disesuaikan
dengan jumlah atau banyaknya huruf), tulisan alamat dan nomor telepon
menggunakan huruf Times New Roman ukuran 11, garis batas menggunakan ukuran
2 1/4 pt.
6. Paragraf/Alinea
Paragraf/Alinea adalah sekelompok kalimat pernyataan yang berkaitan satu dengan
yang lain, yang merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf adalah
mempermudah pemahaman penerima/pembaca, memisahkan, atau menghubungkan
pemikiran dalam komunikasi tertulis.
Pemaragrafan ditandai dengan takuk, yaitu + 6 ketuk atau spasi, jarak diantara
paragraph yang satu dengan paragraph yang lainnya/setiap alinea adalah 1,5–2 spasi.
Surat yang terdiri atas satu paragraf jarak antar barisnya adalah dua spasi.
7. Nomor Halaman
Nomor halaman ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab dan dicantumkan
secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan
setelah nomor, kecuali halaman pertama Naskah Dinas yang menggunakan Kop Naskah
Dinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
8. Lampiran
Naskah Dinas yang memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor
urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari
halaman sebelumnya.
9. Penulisan Alamat pada Surat Dinas (Alamat Pengirim dan Alamat Tujuan)
a. alamat pengirim dan alamat tujuan harus dicantumkan pada Surat Dinas dan
Sampul Surat;
b. alamat pengirim pada Naskah Dinas dicetak sebagai Kop Naskah Dinas pada bagian
atas kertas, sedangkan pada Sampul Surat dicetak pada bagian kiri atas dengan
108 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
susunan dan bentuk yang sama dengan Kop Naskah Dinas;
645.3/0000/RSMA/2014
14 Mei 2014
Contoh:
Yang terhormat,
109 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Kepala Biro Kepegawaian
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
u.p. Kepala Bagian Mutasi
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaving 4-9
Jakarta 12950
10. Tembusan
Tembusan adalah hasil penggandaan dari suatu Naskah yang jumlahnya sesuai dengan
jumlah pejabat atau satuan organisasi yang dipandang perlu untuk mengetahui isi surat
dan disebut dalam naskah asli itu sebagai penerima tembusan.
Contoh : 2, tembusan lebih dari satu orang (dibubuhi nomor urut), dengan
jabatan/nama
Tembusan:
1. Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS. H. L. Manambai Abdulkadir
2. Kepala Bagian Tata Usaha RS. H. L. Manambai Abdulkadir
3. Kepala Instalasi Gizi RS. H. L. Manambai Abdulkadir
Tembusan:
1. Dra. Rita Hayati, Apt.
2. Drs. Wareka
3. Sdr. Suratno.
Contoh : Penulisan tembusan, yang ditulis salah (kesalahan pada Yth. Bapak,
sebagai laporan dan diberi garis bawah, dan penulisan arsip/pertinggal)
Tembusan:
1. Yth. Bapak Direktur RS. H. L. Manambai Abdulkadir sebagai laporan “salah”
2. Arsip/Pertinggal “salah”
D. Susunan Surat Dinas
1. Kepala Naskah Dinas di RS. H. L. Manambai Abdulkadir adalah Kop Naskah Dinas,
yang dibuat sesuai ketentuan Kop Naskah Dinas di RS. H. L. Manambai Abdulkadir;
2. Tanggal Surat
tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut
a. tanggal ditulis dengan angka Arab;
b. bulan ditulis lengkap;
c. tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab.
Contoh:
31 Oktober 2012
3. Nomor, Lampiran, dan Hal
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari ketiga bagian tersebut, antara
bagian tersebut dengan keterangan yang mengacunya dipakai tanda titik dua.
Contoh : 1
Nomor : .... /.... /RSMA/2017
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan ......
Contoh: 2
No. : ......../......./RSMA/2017
Lamp. : Dua eksemplar
Hal : Peringatan .......
4. Alamat Surat
a. surat dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi pemerintah
yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukan kepada identitas nama individu dan
nama instansi;
b. surat dinas yang ditujukan kepada pejabat negara ditulis dengan urutan sebagai
berikut:
1) nama jabatan;
2) jalan;
3) kota;
4) kode pos
Contoh:
Yang Terhormat,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaving 4-9
Jakarta 12950
5. Isi Surat
a. isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas dan eksplisit agar penerima surat
dapat memahami isi surat dengan cepat, tepat, tidak ragu-ragu dan pengirim pun
memperoleh jawaban secara cepat sesuai yang dikehendaki;
b. isi surat diketik dengan jarak 1-1,5 spasi, jarak diantara paragraf yang satu
dengan paragraf yang lainnya/setiap alinea 1,5-2 spasi. Surat yang terdiri atas satu
paragraf jarak antar barisnya adalah dua spasi. Pemaragrafan ditandai dengan
takuk, yaitu + 6 ketuk atau spasi.
6. Penutup/Kaki Naskah Dinas
Penutup/kaki Naskah Dinas yang memuat nama jabatan (misalnya, Direktur,
Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang) yang dirangkaikan dengan nama
instansi selanjutnya disebut ruang tanda tangan:
a. ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah baris kalimat
terakhir;
b. nama jabatan diletakkan pada baris pertama tidak disingkat;
c. ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat paragraf;
111 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
d. nama pejabat yang menandatangani Naskah Dinas yang bersifat mengatur,
ditulis dengan huruf kapital, dan nama pejabat yang menandatangani Naskah
Dinas yang bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital pada
setiap unsurnya;
e. jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah ± 3 cm, sedangkan
untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang;
F. Ragam Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam Naskah Dinas harus jelas, tepat, dan menguraikan
maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan
kalimat dalam susunan yang baik dan benar (baku) sesuai dengan kaidah tata bahasa
yang berlaku yaitu yang bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan ejaan Bahasa
Indonesia. Selain itu bahasa surat harus efektif, logis, hemat kata, cermat dalam pemilihan
kata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Penulisan kata yang bermakna tunggal atau jamak selalu dirumuskan dalam
bentuk tunggal.
Contoh:
buku-buku ditulis buku
murid-murid ditulis murid
2. Penulisan huruf awal dari kata, frasa atau istilah yang sudah didefinisikan atau
diberikan batasan pengertian, nama jabatan, nama profesi, nama institusi/lembaga
pemerintah/ketatanegaraan, ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap
unsurnya.
Contoh:
Pemerintah
Wajib Pajak
Rancangan Peraturan Pemerintah
3. Untuk memberikan perluasan pengertian kata atau istilah yang sudah diketahui
umum tanpa membuat definisi baru, gunakan kata meliputi.
Contoh:
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a) nama dan alamat percetakan perusahaan yang melakukan pencetakan blanko;
b) jumlah blanko yang dicetak; dan
c) jumlah dokumen yang diterbitkan.
4. Penggunaan istilah di dalam satu Naskah Dinas:
a) tidak menggunakan beberapa istilah yang berbeda untuk menyatakan satu
pengertian yang sama (konsisten dalam menggunakan istilah).
Contoh:
Istilah gaji, upah, atau pendapatan dapat menyatakan pengertian penghasilan. Jika
untuk menyatakan penghasilan, dalam suatu pasal telah digunakan kata gaji maka
dalam pasal-pasal selanjutnya jangan menggunakan kata upah atau pendapatan
untuk menyatakan pengertian Penghasilan.
b) satu istilah untuk beberapa pengertian yang berbeda.
Contoh:
Istilah penangkapan tidak digunakan untuk meliputi pengertian penahanan atau
pengamanan karena pengertian penahanan tidak sama dengan pengertian
pengamanan.
5. Jika membuat pengacuan ke pasal atau ayat lain, tidak boleh menggunakan frasa
tanpa mengurangi, dengan tidak mengurangi, atau tanpa menyimpang dari.
6. Jika Kata atau frasa tertentu digunakan berulang-ulang maka untuk
menyederhanakan rumusan dalam peraturan perundang-undangan, kata atau frasa
sebaiknya didefinisikan dalam pasal yang memuat arti kata, istilah, pengertian atau
digunakan singkatan atau akronim.
7. Penggunaan kata, frasa, atau istilah bahasa asing hanya digunakan di dalam
penjelasan peraturan perundang-undangan. Kata, frasa, atau istilah bahasa asing itu
didahului oleh padanannya dalam Bahasa Indonesia, ditulis miring, dan diletakkan
diantara tanda baca kurung ( ).
Contoh:
113 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
a) penghinaan terhadap peradilan (contempt of court);
b) penggabungan (merger).
8. Gunakan kata paling, untuk menyatakan pengertian maksimum dan minimum
bagi satuan:
a) waktu, gunakan frasa paling singkat atau paling lama untuk menyatakan jangka
waktu;
b) waktu, gunakan frasa paling lambat atau paling cepat untuk menyatakan batas
waktu;
c) jumlah uang, gunakan frasa paling sedikit atau paling banyak;
d) jumlah non-uang, gunakan frasa paling rendah dan paling tinggi.
9. Untuk menyatakan makna tidak termasuk, gunakan kata kecuali:
a) Kata kecuali ditempatkan di awal kalimat, jika yang dikecualikan adalah
seluruh kalimat.
Contoh:
Kecuali A dan B, setiap orang wajib memberikan kesaksian didepan sidang
pengadilan.
b) Kata kecuali ditempatkan langsung di belakang suatu kata, jika yang akan
dibatasi hanya kata yang bersangkutan.
Contoh:
Yang dimaksud dengan anak buah kapal adalah mualim, juru mudi, pelaut, dan
koki, kecuali koki magang.
10. Untuk menyatakan makna termasuk, gunakan kata selain.
Contoh:
Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS
dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana
media elektronik lainnya.
11. Untuk menyatakan makna pengandaian atau kemungkinan, digunakan kata jika,
apabila, atau frasa dalam hal.
a) Kata jika digunakan untuk menyatakan suatu hubungan kausal (pola karena-
maka).
Contoh:
Jika suatu perusahaan melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, izin perusahaan tersebut dapat dicabut.
b) Kata apabila digunakan untuk menyatakan hubungan kausal yang mengandung
waktu.
Contoh:
Apabila anggota Komisi Pemberantasan Korupsi berhenti dalam masa
jabatannya karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4), yang
bersangkutan digantikan oleh anggota pengganti sampai habis masa jabatannya.
c) Kata/frasa dalam hal digunakan untuk menyatakan suatu kemungkinan,
keadaan atau kondisi yang mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi.
Contoh:
Dalam hal Ketua tidak dapat hadir, sidang dipimpin oleh Wakil Ketua.
12. Untuk menyatakan sifat kumulatif, gunakan kata dan.
Contoh:
A dan B wajib memberikan …...
13. Untuk menyatakan sifat alternatif, gunakan kata atau.
Contoh:
A atau B dapat memperoleh …...
14. Untuk menyatakan sifat kumulatif sekaligus alternatif, gunakan frasa dan/atau.
114 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Contoh:
A dan/atau B dapat memperoleh …...
15. Untuk menyatakan adanya suatu hak, gunakan kata berhak.
Contoh:
Setiap orang berhak mengemukakan pendapat di muka umum
16. Untuk menyatakan pemberian kewenangan kepada seseorang atau lembaga
gunakan kata berwenang.
Contoh:
Presiden berwenang menolak atau mengabulkan permohonan grasi
17. Untuk menyatakan sifat diskresioner dari suatu kewenangan yang diberikan
kepada seorang atau lembaga, gunakan kata dapat.
Contoh:
Menteri dapat menolak atau mengabulkan permohonan pendaftaran paten.
18. Untuk menyatakan adanya suatu kewajiban yang telah ditetapkan, gunakan kata
wajib. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan dijatuhi sanksi
hukum menurut hukum yang berlaku.
Contoh:
Untuk mendirikan rumah, seseorang wajib memiliki izin mendirikan bangunan.
19. Untuk menyatakan pemenuhan suatu kondisi atau persyaratan tertentu,
gunakan kata harus. Jika keharusan tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan
tidak memperoleh sesuatu yang seharusnya akan didapat seandainya ia memenuhi
kondisi atau persyaratan tersebut.
20. Untuk menyatakan adanya larangan, gunakan kata dilarang.
21. Teknik Pengacuan.
Pada dasarnya setiap pasal merupakan suatu kebulatan pengertian tanpa mengacu
ke pasal atau ayat lain. Namun, untuk menghindari pengulangan rumusan
digunakan teknik pengacuan.
a) Teknik pengacuan dilakukan dengan menunjuk pasal atau ayat dari Peraturan
Perundang–undangan yang bersangkutan atau Peraturan Perundang–undangan
yang lain dengan menggunakan frasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal …
atau sebagaimana dimaksud pada ayat......
Contoh:
1) persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)
2) izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku pula .....
b) Pengacuan lebih dari dua terhadap pasal, ayat, atau huruf yang berurutan tidak
perlu menyebutkan pasal demi pasal, ayat demi ayat, atau huruf demi huruf
yang diacu tetapi cukup dengan menggunakan frasa sampai dengan.
Contoh:
........ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 12.
c) Pengacuan lebih dari dua terhadap pasal atau ayat yang berurutan, tetapi ada
ayat dalam salah satu pasal yang dikecualikan, pasal atau ayat yang tidak ikut
diacu dinyatakan dengan kata kecuali.
Contoh:
Ketentuan dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 berlaku juga bagi
calon hakim, kecuali Pasal 7 ayat (1).
d) Kata Pasal ini tidak perlu digunakan jika ayat yang diacu merupakan salah
satu ayat dalam pasal yang bersangkutan.
Contoh yang tidak tepat:
Contoh:
116 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor …
Tahun … tentang ... (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor …) dinyatakan tetap
berlaku, kecuali Pasal 5 sampai dengan Pasal 10.
kapital baik digunakan dalam norma yang diatur, penjelasan maupun dalam
lampiran.
Salah Benar
dimeja di meja
disamping di samping
didepan di depan
disudut di sudut
diatas di atas
kedepan ke depan
diberi-tahukan diberitahukan
pemberi tahuan pemberitahuan
kerjasama kerja sama
terimakasih terima kasih
bekerjasama bekerja sama
bertandatangan bertanda tangan
berterimakasih berterima kasih
bertanggungjawab bertanggung jawab
tandatangani tanda tangani
sebarluaskan sebar luaskan
menanda tangani menandatangani
pasca sarjana pascasarjana
antar pegawai antarpegawai
nara sumber narasumber
sub unit subunit
G. Pembubuhan Paraf
Net Konsep Naskah Dinas yang telah disetujui, terlebih dahulu diteliti dan diparaf oleh
pejabat tiga tingkat di bawah pejabat penanda tangan (Direktur) pada awal nama pejabat
penanda tangan, dan pejabat dua tingkat di bawah pejabat penanda tangan memberikan
paraf pada awal nama jabatan penanda tangan, selanjutnya pejabat setingkat di bawah
pejabat penanda tangan memberikan paraf pada akhir nama jabatan. Pembubuhan paraf
ditempatkan pada lembar Naskah Dinas yang menjadi arsip (bukan pada lembar Naskah
Dinas yang akan didistribusikan).
Contoh…
Contoh: Pembubuhan paraf pada Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Direktur:
xxNama Lengkap
Keterangan:
xx = Kepala sub bagian/Kepala Seksi
X = Kepala Bagian/Bidang/Instalasi/Ketua Komite
+ = Wakil Direktur terkait
X Nama Lengkap
Keterangan:
X = Paraf Kepala Subbagian Umum Kepegawaian
+ = Paraf Kepala Bagian Tata Usaha
Contoh:
a.n. Direktur
Wakil Direktur Umum dan Keuangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Contoh:
Plt. Direktur
tanda tangan
Tanda Tangan
I. Penomoran
Setelah Naskah Dinas ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, Naskah Dinas tersebut
diberi nomor dan tanggal.
1. Penomoran Naskah Dinas
a. Penomoran Naskah Dinas merupakan segmen penting dalam Tata Naskah Dinas,
oleh karena itu susunannya harus dapat memberikan kemudahan penyimpanan, temu
balik, dan penilaian arsip.
b. Penomoran Naskah Dinas dilaksanakan berpedoman pada Pola Klasifikasi Arsip di
Lingkungan Kementerian Menteri Dalam Negeri/Kementerian Aparatur Negara dan
Repormasi Birokrasi dan Kode Unit kerja /instalasi /pengolah/ pemrakarsa.
123 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
c. Penomoran Naskah Dinas disentralisasi pada Bagian Tata Usaha (Subbagian Umum
dan Kepegawaian), kecuali penomoran nota dinas dilakukan oleh masing-masing
unit kerja.
d. Ketentuan penomoran Naskah Dinas di RS. H. L. Manambai Abdulkadir
dikelompokan sebagai berikut:
1) Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat Undangan;
2) Penomoran Naskah Dinas Korespondensi Ekternal (Surat Dinas);
3) Penomoran Naskah Dinas Korespondensi Internal;
4) Penomoran Naskah Dinas SPO.
2. Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat Undangan.
a. Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat Undangan yang
ditandatangani oleh Direktur, adalah sebagai berikut:
1) Kode Klasifikasi Arsip;
2) Kode Nomor urut pada Sub Bagian Umum Kepegawaian;
3) Kode dengan sebutan rumah sakit dengan singkatan ”RSMA” ;
4) tahun terbit.
Contoh:
Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat Undangan
yang ditandatangani oleh Direktur
800.05/120/RSUD /2014
b. Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat Undangan yang
ditandatangani oleh Pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang, dan/atau
oleh Pejabat yang sesuai tugas, fungsi, dan wewenangnya, adalah sebagai berikut:
1) Kode Klasifikasi Arsip;
2) Kode Nomor Urut surat pada subbagian Umum dan Kepegawaian ;
3) Kode sebutan rumah sakit dengan singkatan “RSMA”;
4) tahun terbit.
Contoh…
Contoh:
124 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
893.3/121/RSUDP/2016
Contoh : 1
Penomoran Naskah Dinas Panduan Praktik Klinis dan Panduan Asuhan
Keperawatan ditandatangani oleh Direktur sebagai berikut :
800.05/120/RSUDP /2016
Contoh: 2
Penomoran Standar Prosedur Operasional (SPO) :
047/01/11/05/2016
BAB IV
Logo, Kop Naskah Dinas, dan Cap Dinas, digunakan dalam Tata Naskah Dinas sebagai
tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk memperoleh
keseragaman dalam penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di RS. H. L. Manambai
Abdulkadir, perlu ditentukan penggunaan Logo, Kop Naskah Dinas, dan Cap Dinas pada
kertas surat dan sampul surat.
C. Cap Dinas
1. Cap Dinas adalah hasil cetakan gambar, tulisan, atau keduanya memuat lambang
tingkat jabatan dan/atau instansi, yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah dan
berlaku di RS. H. L. Manambai Abdulkadir, yang dibubuhkan pada ruang tanda tangan
dan/atau sampul surat (amplop).
2. Cap Dinas ada dua macam yaitu sebagai berikut:
a. Cap Instansi; dan
b. Cap Jabatan.
3. Cap Instansi adalah cap yang bertuliskan nama RS. H. L. Manambai Abdulkadir
4. Cap Jabatan adalah cap yang bertuliskan nama jabatan pimpinan tertinggi di RS. H. L.
Manambai Abdulkadir.
5. Warna
Cap dinas menggunakan tinta berwarna ungu.
Contoh...
129 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Contoh :
30 mm 38 mm 40 mm
3) Huruf yang digunakan adalah huruf kapital dengan ukuran huruf yang
disesuaikan dengan besarnya cap serta jumlah atau banyaknya huruf yang ada di
dalam Cap Dinas tersebut.
4) Isi tulisan pada Cap Dinas instansi dan Cap Dinas jabatan di RS. H. L.
Manambai Abdulkadir di atur sebagai berikut:
a) isi tulisan di antara lingkaran kedua dan ketiga adalah PEMERINTAH
PROVINSI pada bagian atas;
b) di bagian bawah bertuliskan NUSA TENGGARA BARAT;
c) pemisah diantara tulisan PEMERINTAH PROVINSI dan NUSA
TENGGARA BARAT diberikan satu tanda bintang bersudut lima pada sisi
kiri dan kanan;
d) di dalam garis lingkaran ketiga terdapat dua garis sejajar yang di dalamnya
bertuliskan RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR (untuk
Cap Dinas instansi) dan bertuliskan Direktur (untuk Cap Dinas pejabat).
3. Penilaian
a. Kegiatan penilaian surat masuk mulai dilaksanakan pada tahap pencatatan;
b. Pada tahap penilaian, surat dinilai apakah akan disampaikan kepada pimpinan atau
dapat disampaikan langsung kepada pejabat yang menangani. Di tiap instansi
sudah diatur surat yang harus melalui pimpinan dan surat yang dapat langsung
disampaikan kepada pejabat tertentu;
c. Selain penilaian penyampaian surat, dilakukan pula penilaian penanganan surat,
apakah surat masuk itu akan diproses biasa atau melalui proses pemberkasan
naskah;
d. Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang) dinilai termasuk surat yang
harus disampaikan langsung kepada yang bersangkutan dalam keadaan sampul
tertutup;
e. Penilaian dilakukan dengan berpedoman kepada tingkat keamanan dan tingkat
kecepatan penyampaian surat.
4. Pengolah/Pemrakarsa
a. Pada tahap pengolahan, pimpinan/pejabat memutuskan tindakan yang akan
diambil sehubungan dengan surat masuk tersebut;
b. Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindakan lanjutnya, yaitu langsung disimpan
atau dibuat naskah dinas baru;
c. Pengolah surat masuk dapat menggunakan proses pemberkasan naskah atau proses
administrasi biasa sesuai dengan kebutuhan.
5. Penyimpanan
a. Surat Dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan kembali
jika diperlukan.
b. Surat masuk yang melalui proses pemberkasan naskah disimpan dalam berkas
naskah dinas menurut bidang permasalahan.
c. Surat masuk yang diproses tidak melalui proses pemberkasan, naskah dinas
disimpan dalam himpunan sesuai dengan kebutuhan.
d. Beberapa cara menghimpun surat adalah sebagai berikut:
1) Seri adalah himpunan satu jenis surat dinas yang berdasarkan format surat atau
jenis naskah dinas, misalnya keputusan, petunjuk pelaksanaan, dan surat edaran,
disusun secara kronologis. Himpunan menurut seri selain dibatasi oleh
kemampuan map juga dibatasi oleh tahun naskah dinas;
2) Rubrik adalah himpunan dari satu macam masalah/hal/pokok persoalan yang
disusun secara kronologis, misalnya cuti, kunjungan dinas, kerja lapangan.
Himpunan menurut rubrik dibatasi dengan tahun atau dibatasi sampai dengan
masalah selesai;
3) Dosir adalah himpunan satu macam kegiatan atau persoalan yang disusun secara
kronologis dari awal sampai akhir. Misalnya, fail/berkas pegawai adalah
himpunan naskah dinas mulai dari lamaran sampai dengan pemberhentian.
e. Penyimpanan surat atau himpunan dilakukan sebagai berikut:
1. Pengolahan
a. Kegiatan pengolahan dimulai dari penyiapan hingga ke penandatanganan surat
dinas. Penyiapan surat keluar dilaksanakan, antara lain karena
1) adanya kebijaksanaan pimpinan;
2) reaksi atas suatu aksi;
3) adanya konsep baru.
b. Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh pejabat/pegawai yang
membidanginya, seperti sekretaris/pimpinan sekretariat atau pejabat yang
134 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
ditunjuk.
2) Setiap konsep yang disiapkan harus didasarkan pada kebijaksanaan dan
pengarahan pimpinan.
3) Setiap konsep yang akan diajukan kepada pimpinan terleb ih dahulu harus diteliti
oleh sekretaris/pimpinan sekretariat atau pejabat yang diserahi wewenang.
Sesuai dengan petunjuk pimpinan atau menurut pertimbangannya sendiri terhadap
isi surat dinas, sekretaris pimpinan sekretariat menetapkan tingkat kecepatan
penyampaian dan tingkat keamanan surat.
4) Setiap konsep surat dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
dibubuhi paraf terlebih dahulu oleh para pejabat dua tingkat di bawahnya yang
bertugas menyiapkan konsep surat dinas tersebut.
5) Letak pembubuhan paraf diatur sebagai berikut.
a) Paraf pejabat yang berada dua tingkat di bawah pejabat penanda tangan
surat dinas dibubuhkan di sebelah kiri/sebelum nama pejabat penanda tangan
surat.
b) Paraf pejabat yang berada satu tingkat di bawah pejabat penanda tangan
surat dinas dibubuhkan di sebelah kanan/setelah nama pejabat penanda
tangan.
c) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabat yang bersangkutan dan tidak lagi
mengandung kekurangan/kesalahan yang perlu diperbaiki, proses selanjutnya
adalah
(1) pengajuan kepada pejabat yang akan menandatangani surat;
(2) penandatanganan oleh pejabat yang bersangkutan; (c) pembubuhan cap;
(3) pemberian nomor.
2. Pencatatan
Semua surat keluar dicatat dalam Buku Pencatatan Surat Keluar yang bentuk,
susunan, dan tata cara pencatatannya diatur oleh instansi masing-masing.
3. Penggandaan
a. Penggandaan adalah kegiatan memperbanyak surat dinas dengan sarana
reproduksi yang tersedia sesuai dengan banyaknya alamat yang dituju.
b. Penggandaan hanya dilakukan setelah surat keluar ditandatangni oleh pejabat yang
berhak.
c. Cap dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaan harus asli (bukan salinan).
d. Jumlah yang digandakan sesuai dengan alamat yang dituju (alamat distribusi).
e. Penggandaan surat keluar yang tingkat kecepatan penyampaiannya kilat dan sangat
segera harus didahulukan.
f. Penggandaan surat keluar yang tingkat keamanannya sangat rahasia/ rahasia harus
diawasi dengan ketat.
g. Sekretaris/pimpinan sekretariat berkewajiban menjaga agar penggandaan
dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur oleh instansi masing-masing.
4. Pengiriman
a. Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke dalam sampul.
b. Pada sampul surat keluar yang tingkat keamanannya biasa (B), rahasia (R), dan
sangat rahasia (SR) dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas, dan cap
yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian (kilat/segera/ sangat
segera/biasa).
CONTOH ...
136 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
CONTOH CARA MELIPAT SURAT
5. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat sekretariat dan
digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah dinas. Setiap distribusi
menunjukkan pejabat yang berhak menerima naskah.
6. Penyimpanan
a. Semua arsip surat keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam kearsipan.
b. Naskah asli surat dinas keluar dan naskah yang diparaf harus disimpan.
c. Tata cara penyimpanan surat keluar diatur oleh instansi masing-masing.
E.Perubahan...
E. Perubahan, Pencabutan, Pembatalan Dan Ralat Naskah Dinas
137 Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus jelas dan dapat
menunjukkan Naskah Dinas mana yang diadakan perubahan, pencabutan, pembatalan,
dan/atau ralat tersebut.
1. Pengertian
a. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas diubah, perubahan
dinyatakan dengan Lembar Perubahan.
b. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak pencabutan
ditetapkan, pencabutan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan Naskah Dinas
baru.
c. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak berlaku mulai saat
naskah dinas ditetapkan. Pembatalan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan
Naskah Dinas yang baru.
d. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan karena terjadi salah pengetikan atau salah
cetak sehingga tidak sesuai dengan naskah aslinya.
2. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat Naskah Dinas.
a. Naskah Dinas yang bersifat mengatur, apabila dirubah, dicabut, atau dibatalkan harus
dirubah dicabut atau dibatalkan dengan Naskah Dinas yang sama jenisnya.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan pembatalan adalah
pejabat yang menandatangani Naskah Dinas tersebut atau oleh pejabat yang lebih
tinggi kedudukannya.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik, dilaksanakan oleh pejabat
yang menandatangani Naskah Dinas atau dapat oleh pejabat setingkat lebih rendah.
F. Pengarsipan
1. Pengarsipan merupakan penataan berkas secara berjenjang menurut sistem tertentu
terhadap rekaman kegiatan atau peristiwa yang dibuat dan diterima, dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
meliputi:
a. Arsip Dinamis Adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam kegiatan
penciptaan arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu;
b. Arsip Aktif Adalah arsip yang frekeunsinya penggunaannya tinggi dan/atau terus-
menerus;
c. Arsip Inaktif Adalah arsip yang frekuensi penggunaanya telah menurun;
d. Arsip Statis Adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai
guna kesejarahan, telah habis retensinya dan berketerangan dipermanenkan yang
telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional
Republik Indonesia dan /atau lembaga kearsipan;
e. Arsip Vital Adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan bagi
kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbaharui, dan tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang.
2. Tata cara pengarsipan diatur lebih lanjut dalam pedoman kearsipan.
Pedoman Tata Naskah Dinas RS. H. L. Manambai Abdulkadir ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan dengan diberlakukannya Pedoman Tata Naskah Dinas RS. H. L. Manambai
Abdulkadir ini maka segala ketentuan tentang naskah dinas yang telah dikeluarkan dan atau
yang tidak sesuai dengan pedoman ini dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Setiap pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan ini dan wajib
melakukan pengawasan.
Ketentuan tentang naskah dinas lain yang tidak diatur dalam Pedoman ini dan/atau yang
bersifat teknis diatur lebih lanjut dengan keputusan Direktur Utama berdasarkan usulan unit
yang terkait substansinya atau mengacu pada pedoman tata naskah dinas instansi pemerintah
yang berlaku.
Ditetapkan di Sumbawa
pada tanggal November 2017
DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR