Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Penyusunan Dokumen Tata Nasakah
Puskesmas Daya Utama. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Daya Utama. Karena pada
prinsip, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis harus dikerjakan dengan sesuai.
Buku ini berisi contoh-contoh dokumen yang dapat digunakan dalam menyusun
dokumen semua kegiatan. Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan
terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan
Pedoman Penyusunan Dokumen Tata Naskah Puskesmas Daya Utama. Semoga dengan
digunakannya buku ini dapat mempermudah pembaca dalam menyiapkan dokumen untuk
semua kegiatan.

Daya Utama, 16 September 2021


KEPALA PUSKESMAS DAYA UTAMA
KABUPATEN BANYUASIN

Nizar,S.Sos,M.Kes
NIP. 19660423 198803 1 004
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup Hidup
Bab II : Pedoman Tata Naskah Kedinasan
A. Ketentuan Umum
B. Asas Tata Naskah
C. Prinsip-prinsip penyelenggaraan naskah dinas
D. Penyelenggara Naskah
Bab III : Naskah Dinas
Bab IV : Penggunaan dan wewenang
Bab V : Pafar,Penulisan sama
Bab VI : Perubahan dan Pencabutan
Bab VII : Pelaporan
Bav VIII : Pembinaan dan Pengawasan
Bab IX : Ketentuan-Ketentuan Lain
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan Tata Naskah Dinas UPT Puskesmas Daya Utama merupakan


pengaturan tentang cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang
kegiatan administrasi di Puskesmas Daya Utama Salah satu komponen penting dalam
penatalaksanaan naskah adalah adminitrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum
meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta
tata ruang perkantoran.
Pedoman Tata Naskah ini disusun sebagai bahan bagi Puskesmas untuk menyusun
kelengkapan tata naskah terkait dengan dokumen – dokumen yang di syaratkan oleh
standar akreditasi. Dalam pedoman tata naskah perlu dimasukan bagaimana
penyusunan kebijakan, standar prosedur operasional dengan tata penomorannya. Agar
Puskesmas mempunyai acuan dan memudahkan dalam melakukan dokumentasi maka
perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah UPT Puskesmas Daya Utama
Pelaksanaan Tata Naskah Dinas UPT Puskesmas Daya Utama meliputi antara lain,
pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan lambang negara,
logo dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, korespondensi
naskah dinas, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan produk hukum, dan
ralat.
Ketentuan tentang Pelaksanaan Tata Naskah Dinas UPT Puskesmas Daya Utama
yang berlaku mengacu pada:
1. Peraturan Bupati Banyuasin No 115 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Banyuasin No.06 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin
2. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Tahun 2015
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Pemerintah Daerah.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas UPT Puskesmas Daya Utama
dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan Tata Naskah Dinas pada Puskesmas
Daya Utama.
2. Tujuan
Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas UPT Puskesmas Daya Utama bertujuan
menciptakan keseragaman dan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dalam
penyelenggaraan Administrasi Puskesmas.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Tata Naskah Dinas UPT Puskesmas Daya
Utama meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas, penyusunan naskah
dinas, korespondensi naskah dinas, Pejabat penandatangan naskah dinas, penggunaan
lambang Negara dan logo dalam naskah dinas, serta perubahan, pencabutan,
pembatalan, dan ralat naskah dinas.
Tata naskah dinas Puskesmas terbagi dua, yaitu:
1. Pedoman Tata Naskah Kedinasan
2. Pedoman Tata Naskah Akreditasi
BAB II
PEDOMAN TATA NASKAH KEDINASAN

A. Ketentuan Umum
Dalam Pedoman Tata Naskah Puskesmas yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Banyuasin.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
3. Bupati adalah Bupati Banyuasin.
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Banyuasin.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah.
6. Asisten Sekretaris Daerah adalah Asisten Sekretaris Daerah.
7. Perangkat daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan perwakilan
rakyat daerah dalam penyelenggaraan Urusan pemerintahan yang menjadi
Kewenangan Daerah.
8. Organisasi perangkat daerah yang selanjutnya di singkat OPD adalah
organisasi/lembaga pemerintah Kabupaten Banyuasin yang bertanggung jawab
kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari
sekretariat daerah, kecamatan, kelurahan dan satuan polisi pamong praja.
9. Unit Pelaksana Teknis selanjutnya disebut UPT adalah unsur pelaksanan teknis
operasionalndinas atau badan untuk melaksanakan sebagian urusan dinas atau
badan.
10. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan
jenis format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan
naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
11. Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dibuat dan atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Pemerintah.
12. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta
penggunaan lambing/logo dan cap dinas.
13. Stempel / cap Dinas adalah tanda identitas dari suatu jabatan atau OPD
14. Kop naskah dinas adalah Kop surat yang menunjukkan jabatan atau nama OPD
tertentu yang ditempatkan dibagian atas kertas.
15. Kop sampul naskah dinas adalah kop surat yang menunjukkan jabatan atau nama
OPD tertentu yang ditempatkan dibagian atas sampul.
16. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabtan.
17. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pejabat kepada
pejabat atau dibawahnya.
18. Penandatanganan naskah adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab yang ada
pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas
dan kewenangan pada jabatannya.
19. Surat pernyataan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan tertulis dari pejabat
sebagai tanda bukti untuk menerangkan atau menjelaskan kebenaran sesuatu hal.
20. Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama antar dua
belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hokum yang
telah disepakati bersama.
21. Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan atau
pejabat yang berwenang kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
22. Surat perintah perjalanan dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang
kepada bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas.
23. Dokumentasi kegiatan adalah berisi tentang pendokumentasiaan telah dilakukannya
kegiatan tersebut.
24. Surat kuasa adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan
berisi pemberian wewenang dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan
tertentu dalam rangka kedinasan.
25. Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan
kepadapejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu
acara kedinasan.
26. Surat pernyataan melaksanakan tugas adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi pernyataan bahwa seseorang pegawai telah menjalankan tugas.
27. Surat panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi panggilan
kepada seorang pegawai untuk menghadap.
28. Lembar disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi petunjuk
tertulis kepada bawahan.
29. Laporan adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan berisi informasi dan
pertanggung jawaban tentang pelaksanaan tugas kedinasan.
30. Rekomendasi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi pernyataan
atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
kedinasan.
31. Berita acara adalah naskah dinas yang berisi pernyataan atas sesuatu hal yang di
tandatangani oleh para pihak.
32. Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan proses siding atau rapat
33. Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang berisi pernyataan
atas kehadiran seseorang.
34. Surat keputusan adalah surat yang berisi suatu keputusan yang dibuat oleh
pimpinan dengan kebijakan organisasi atau lembaga tersebut.
35. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaian suatu pekerjaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif.
36. Surat kesehatan adalah surat pernyataan yang dibuat oleh pihak berwenang dalam
hal kesehatan seseorang.
37. Surat sakit adalah surat yang dipergunakan oleh seseorang untuk meminta izin
kepada pimpinan untuk tidak masuk kerja.
38. Surat pelimpahan tugas adalah surat pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
dari dinas/pejabat kepada pejabat atau dibawahnya.
39. Surat permintaan cuti adalah surat permohonan yang diajukan oleh seorang
pegawai kepada pimpinan atau instansi tempatnya bekerja yang isinya permohonan
izin tidak bekerja untuk sementara waktu.
40. Surat pengantar adalah naskah dinas berisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi
sebagai tanda terima.
41. Perubahan adalah merubah atau menyisipkan suatu naskah dinas.
42. Pencabutan adalah suatu pernyataan tidak berlakunya suatu naskah dinas sejak
ditetapkan pencabutan tersebut.
43. Pembatalan adalah pernyataan bahwa suatu naskah dinas dianggap tidak pernah
dikeluarkan.
B. Asas tata naskah dinas terdiri atas:
1. Asas Efisien dan Efektif
Dilakukan melalui penyederhanaan dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar
naskah dinas, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik,benar dan lugas.
2. Asas Pembakuan
Yaitu dilakukan melalui tata cara dan bentuk yang telah dibakukan.
3. Asas Akuntabilitas
Yaitu penyelenggaraan tata naskah dinas harus dapat di pertanggung jawabkan dari
segi isi, format, prosedur, kewenangan, keabsahan dan dokumentasi.
4. Asas Keterkaitan
Yaitu tata naskah dinas diselenggarakan dalam satu kesatuan system.
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan.
Yaitu tata naskah dinas diselenggarakan tepat waktu dan tepat sasaran.
6. Asas Keamanan
Yaitu penyelenggaraan tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi.

C. Prinsip-prinsip penyelenggaraan naskah dinas terdiri atas:


1. Ketelitian
Yaitu diselenggarakan secara teliti dan cermat dari bentuk, susunan pengetikan, isi,
struktur, kaidah bahasa dan penerapan kaidah ejaan didalam pengetikan.
2. Kejelasan
Yaitu diselenggarakan dengan memperhatikan kejelasan aspek fisik dan materi
dengan mengutamakan metode yang cepat dan tepat.
3. Singkat dan Padat.
Yaitu diselenggarakan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Logis dan Meyakinkan
Yaitu diselenggarakan secara runtut dan logis dan meyakinkan serta struktur kalimat
harus lengkap dan efektif.
D. Penyelenggaran naskah dinas dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pengelolaan Surat Masuk
Dilakukan melalui:
a. Instansi penerima menindak lanjuti surat yang diterima melalui tahapan:
1) Diagendakan dan iklasifikasikan sesuai sifat surat serta distribusikan ke unit
pengelola.
2) Unit pengelola menindaklanjuti sesuai dengan klasifikasi surat dan arahan
pimpinan dan.
3) Surat masuk diarsipkan pada unit tata usaha.
b. Rekaman surat jawaban yang mempunyai tembusan disampaikan kepada yang
berhak.
c. Alur surat menyurat diselenggarakan melalui mekanisme dari tingkat pimpinan
tertinggi hingga ke pejabat structural terendah yang berwenang.
2. Pengelolaan Surat Keluar
Dilakukan melalui tahapan :
a. Konsep surat keluar terkoordinasi sesuai tugas dan kewenangannya dan
diagendakan oleh unit tata usaha dalam rangka pengendalian
b. Surat keluar yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang diberi
nomor, tanggal dan stempel oleh unit tata usaha pada masing-masing satuan
kerja perangkat daerah.
c. Surat keluar sebagaimana dimaksud pada hurup b wajib segera dikirim.
d. Surat keluar diarsipkan pada unit tata usaha.
3. Tingkat Keamanan
Dilakukan dengan mencantumkan kode pada sampul naskah dinas sebagai berikut :
Tingkat keamanan sebagaimana adalah Surat sangat rahasia disingkat SR,
merupakan surat yang materi dan sifatnya memiliki tingkat keamanan yang tinggi,
erat hubungannya dengah rahasia Negara, keamanan dan keselamatan Negara.
a. Surat rahasia disingkat R, merupakan surat yang materi dan sifatnya memiliki
tingkat keamanan tinggi yang berdampak pada kerugian Negara, disintegrasi
bangsa.
b. Surat penting disingkat R, merupakan surat yang tingkat keamanan isi surat perlu
mendapat perhatian penerima surat.
c. Surat konfidensial disingkat K, merupakan surat yang materi dan sifatnya
memiliki tingkat keamanan sedang yang berdampak kepada terhambatnya jalan
pemerintahan dan pembangunan.
d. Surat biasa disingkat B, merupakan surat yang materi dan sifatnya biasa namun
tidak dapat disampaikan kepada yang tidak berhak.
4. Kecepatan Proses
a. Amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat diterima.
b. Segera, dengan batas waktu 2x24 jam setelah surat diterima.
c. Penting dengan batas waktu 3x24 jam setelah surat diterima.
d. Biasa dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja setelah surat diterima.
5. Penggunaan Kertas Surat
Warna dan Kualitas Kertas :
a. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas HVS 70 gram.
b. Penggunaan kertas HVS diatas 70 gram atau jenis lain, hanya terbatas untuk
jenis naskah dinas yang mempunyai nilai kesamaan tertentu dan nilai
kegunaan dalam waktu lama.
c. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat menyurat dan laporan adalah Folio
(f4).
d. Ukuran kertas yang digunakan untuk Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan
Kerja (KAK) adalah kertas HVS (A4).
6. Pengetikan Sarana Adminitrasi dan Komunikasi Perkantoran
Yaitu pengetikan sarana adminitrasi dan komunikasi perkantoran dimaksud:
a. Arial 11.
b. Untuk Ukuran Kertas Margin, kiri 3 cm, kanan 2 cm, atas 2 cm, bawah 2 cm
c. Warna dan kualitas kertas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf g,
berwarna putih dengan kualitas baik.
d. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas ukurannya disesuaikan
dengan jenis naskah yang terdiri dari:
1) Naskah dinas arahan menggunakan kertas F4 berukuran 210 x
330 mm;

a) Naskah dinas korespondensi menggunakan kertas A4 yang


berukuran 297 x 210 mm ( 8¼ x 11¾ inci).
b) Naskah dinas khusus menggunakan kertas A4 yang berukuran
297 x 210 mm ( 8¼ x 11¾ inci).
c) Laporan menggunakan kertas A4 yang berukuran 297 x 210
mm (8¼ x 11¾ inci).
d) Telaahan staf menggunakan kertas A4 yang berukuran 297 x
210 mm (8¼ x 11¾ inci).
e. Ketentuan Jarak Spasi, Kata Penyambung Perpindahan Halaman
tembusan dan Lampiran
1) Ketentuan Jarak Spasi, Jenis dan Ukuran Huruf, serta
Kata Penyambung Dalam penentuan jarak spasi,
hendaknya diperhatikan aspek keserasian, estetika,
banyaknya isi naskah dinas dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a) Jarak antara judul dan isi adalah dua spasi. Jika judul
lebih dari satu baris.
b) Jarak antara baris pertama dengan baris kedua adalah
satu spasi.
c) Jarak asing-masing baris disesuaikan dengan keperluan.
2) Jenis dan ukuran huruf :
a) Jenis huruf yang digunakan pada kop naskah dinas
adalah tahoma 12.
b) Jenis huruf yang digunakan untuk naskah dinas arahan
adalah bookman old style 12.
c) Jenis naskah dinas lainnya menggunakan huruf arial
12.
3) Kata Penyambung
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda
bahwa teks masih berlanjut pada halaman berikutnya (jika
naskah lebih dari satu halaman). Kata penyambung ditulis pada
akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan
bawah halaman dengan urutan kata penyambung dan tiga buah
titik. Kata penyambung itu diambil persis sama dari kata pertama
halaman berikutnya. Jika kata pertama dari halaman berikutnya
menunjuk pasal atau diberi garis bawah atau dicetak miring,
kata penyambung juga harus dituliskan sama. Kata
penyambung tidak digunakan untuk pergantian bagian.
Contoh Format Penulisan Kata Penyambung Pada Halaman
1 Baris Paling Bawah adalah media…

Media …
Kata penyambung

Kata pertama pada halaman 2 baris paling atas kiri adalah


media elektronik …dst.

-2-
Media
` elektronik …….. .….………………
……..dst

4) Tembusan Tembusan surat bagian ini dicantumkan di


sebelah kiri bawah, yang menunjukan bahwa pihak tersebut
perlu mengetahui isi surat tersebut.
5) Lampiran Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap
lampiran harus diberi nomor urut dengan angka. Nomor
halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari halaman
sebelumnya.
f. Penentuan Batas/Ruang Tepi Demi keserasian dan kerapian (estetika)
dalam penyusunan naskah dinas, diatur supaya tidak seluruh
permukaan kertas digunakan secara penuh. Oleh karena itu, perlu
ditetapkan batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepi atas,
kanan, bawah, maupun pada tepi kiri sehingga terdapat ruang yang
dibiarkan kosong. Penentuan ruang tepi dilakukan berdasarkan
ukuran yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk membuat
naskah dinas, yaitu: 1. ruang tepi atas: apabila menggunakan kop
naskah dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila tanpa kop naskah
dinas, sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi atas kertas; 2. ruang tepi
bawah: sekurang- kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah kertas; 3. ruang
tepi kiri: sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri kertas; dan 4. ruang
tepi kanan: sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan kertas.
Catatan: Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti
tersebut di atas bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau
tidaknya isi suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk
juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan aspek
keserasian dan estetika.
g. Nomor Halaman Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan
menggunakan nomor urut angka Arab dan dicantumkan secara
simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung (-)
sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama naskah dinas
yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu mencantumkan
nomor halaman.
7. Pengendalian Naskah Dinas
Pengaturan tentang pengendalian naskah dinas merupakan tahapan
lanjutan dari penciptaan naskah dinas. Pengendalian naskah dinas harus
diikuti dengan tindakan yang meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Naskah Dinas Masuk

1) Naskah dinas masuk adalah semua naskah dinas yang


diterima dari orang/lembaga lain. Prinsip penanganan naskah
dinas masuk:

a) Penerimaan naskah dinas masuk dipusatkan di unit


kearsipan atau unit lain yang menyelenggarakan fungsi
kesekretariatan;

b) Penerimaan naskah dinas dianggap sah apabila diterima


oleh petugas atau pihak yang berhak menerima di unit
kearsipan;

c) Naskah dinas masuk yang disampaikan langsung


kepada pejabat atau staf unit pengolah harus
diregistrasikan di unit kearsipan.

2) Pengendalian naskah dinas masuk dilaksanakan melalui


tahapan sebagai berikut:

a) Penerimaan Naskah dinas masuk yang diterima dalam


sampul tertutup dikelompokkan berdasarkan kategori
klasifikasi keamanan: sangat rahasia (SR), rahasia (R),
terbatas (T), biasa (B);

b. Pencatatan
1) Naskah dinas masuk yang diterima dari petugas penerimaan
yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori klasifikasi
keamanan.
2) Pengendalian naskah dinas dilakukan dengan registrasi
naskah dinas pada sarana pengendalian naskah dinas.
Registrasi naskah dinas meliputi:
a) nomor urut.
b) tanggal penerimaan.
c) tanggal dan nomor naskah dinas.
d) asal naskah dinas.
e) isi ringkas naskah dinas.
f) unit kerja yang dituju.
g) keterangan.
3) Sarana pengendalian naskah dinas antaralain dapat berupa:
a) Buku Agenda Naskah Dinas Masuk;
b) Kartu kendali;
c) Takah.
d) Agenda Elektronik.

c. Pengarahan

1) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori sangat


rahasia, rahasia, dan terbatas disampaikan langsung kepada
unit pengolah yang dituju.

2) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori


biasa/terbuka dilakukan dengan membuka, membaca dan
memahami keseluruhan isi dan maksud naskah dinas untuk
mengetahui unit pengolah yang akan menindaklanjuti naskah
dinas tersebut.

d. Penyampaian

1) Naskah dinas masuk disampaikan kepada unit pengolah


sesuai dengan arahan dengan bukti penyampaian naskah
dinas.

2) Bukti penyampaian naskah dinas masuk memuat informasi


tentang:
a) Nomor urut pencatatan;
b) Tanggal dan nomor naskah dinas;
c) Asal naskah dinas;
d) Isi ringkas naskah dinas;
e) Unit kerja yang dituju;
f) Waktu penerimaan;
g) Tandatangan dan nama penerima di unit pengolah.

3) Bentuk bukti penyampaian naskah dinas dapat berupa:


a) Buku ekspedisi;
b) Lembar tanda terima penyampaian.

e. Naskah Dinas Keluar

1) Naskah dinas keluar adalah semua naskah dinas yang dikirim


ke orang/lembaga lain. Prinsip pengendalian naskah dinas
keluar sebagai berikut :

a) Pengiriman naskah dinas keluar dipusatkan dan


diregistrasi di unit kearsipan atau unit lain yang
menyelenggarakan fungsi kesekretariatan termasuk
naskah dinas yang dikirimkan langsung oleh pejabat atau
staf unit pengolah.

b) Sebelum diregistrasi harus dilakukan pemeriksaan


terhadap kelengkapan naskah dinas, meliputi:

(1)Nomor naskah dinas


(2)Cap dinas
(3)Tandatangan
(4)Alamat yang dituju
(5)Lampiran (jika ada).

2) Pengendalian naskah dinas keluar dilaksanakan melalui


tahapan sebagai berikut:

a) Pencatatan
(1) Naskah dinas keluar yang dikirim harus diregistrasi
pada sarana pengendalian naskah dinas keluar.

(2) Pengendalian naskah dinas keluar dilakukan


dengan registrasi naskah dinas pada sarana
pengendalian naskah dinas keluar. Informasi sarana
pengendalian naskah dinas keluar meliputi:

(a) Nomor urut;

(b) Tanggal pengiriman;

(c)Tanggal dan nomor naskah dinas;


(d) Tujuan naskah dinas;

(e) Isi ringkas naskah dinas;

(f) Keterangan.
(3) Sarana pengendalian naskah dinas keluar antara
lain dapat berupa:

(a) Buku Agenda Naskah Dinas Keluar;


(b) Kartu kendali;
(c) Takah;
(d) Agenda Elektronik.
b) Penggandaan
(1) Penggandaan naskah dinas adalah kegiatan
memperbanyak naskah dinas dengan sarana
reproduksi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.

(2) Penggandaan naskah dinas dilakukan setelah


naskah dinas keluar ditandatangani oleh pejabat yang
berhak.
(3) Penggandaan naskah dinas keluar yang kategori
klasifikasi keamanannya sangat rahasia, rahasia, dan
terbatas harus diawasi secara ketat.
3) Pengiriman
a) Naskah dinas keluar yang akan dikirimkan oleh unit
pengolah dimasukkan ke dalam amplop dengan
mencantumkan alamat lengkap dan nomor naskah dinas
sesuai dengan kategori klasifikasi keamanan: Sangat
Rahasia (SR), Rahasia (R), Terbatas (T), dan Biasa (B).

b) Khusus untuk naskah dinas dengan kategori klasifikasi


keamanan Sangat Rahasia (SR), Rahasia (R), dan
Terbatas (T) dimasukkan ke dalam amplop kedua dengan
hanya mencantumkan alamat yang dituju dan
pembubuhan cap dinas.
c) Untuk mempercepat proses tindak lanjut naskah dinas
dapat dikirimkan secara khusus dengan menambahkan
tanda ‘u.p’ (untuk perhatian) diikuti nama jabatan yang
menindaklanjuti dibawah nama jabatan yang dituju.
4) Penyimpanan
a) Kegiatan pengelolaan naskah dinas keluar harus
didokumentasikan oleh unit pengolah dan unit kearsipan
yang berupa sarana pengendalian naskah dinas dan
pertinggal naskah dinas keluar.

b) Pertinggal naskah dinas keluar yang disimpan merupakan


naskah dinas asli yang diparaf oleh pejabat sesuai
dengan jenjang kewenangannya.

Penyimpanan pertinggal naskah dinas keluar diberkaskan


menjadi satu kesatuan dengan naskah dinas masuk yang
memiliki informasi atau subyek yang sama.
BAB III

NASKAH DINAS

Bentuk dan susunan naskah di Puskesmas terdiri atas:

a. Surat Pernyataan
b. Surat Perjanjian
c. SuratTugas
d. Surat Perintah Perjalanan Tugas
e. Dokumentasi Kegiatan
f. Surat Kuasa
g. Surat Undangan
h. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
i. Surat Panggilan
j. Lembur Disposisi
k. Laporan
l. Surat Pernyataan
m. Surat Perjanjian
n. Surat Tugas
o. Surat Perintah Perjalanan Tugas
p. Keputusan
q. Sop
r. Surat Kesehatan
s. Surat Sakit
t. Surat Perlimpahan Tugas
u. Surat Mengajukan usulan
v. Surat Permintaan Cuti
BAB IV
PENGGUNAAN DAN KEWENANGAN ATAS NAMA, UNTUK BELIAU,
PELAKSANA TUGAS, PELAKSANA HARIAN DAN PEJABAT

1. Atas nama disingkat a.n merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan
internal antara atasan kepada pejabat setingkat dibawahnya.
2. Untuk Beliau yang disingkat u.b merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat dibawahnya.
3. Pelaksana tugas disingkat Plt merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu
yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas,karena
pejabat definitive belum dilantik.
4. Plt sebagaimana dimaksud adalah diangkat dengan keputusan kepala OPD atau
keputusan walikota dan berlaku paling lama 1 (satu) tahun.
5. Plt sebagaimana dimaksud adalah bertanggung jawab atas naskah dinas yang
dilakukannya.
6. Pelaksana tugas harian yang disingkat Plh merupakan pejabat sementara pada
jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah
dinas,karena pejabat definitive berhalangan sementara.
7. Plh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dengan keputusan kepala OPD
atau keputusan dan berlaku paling lama 3 (tiga) bulan.
8. Plh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertanggung jawabkan
Pelaksanaan atas naskah dinas yang dilakukannya pejabat defenitif.
BAB V
PARAF, PENULISAN NAMA, PENANDATANGANAN, PENDELEGASIAN
PENANDATANGANAN NASKAH DINAS DAN PENGGUNAAN TINTA UNTUK
NASKAH DINAS

1. Setiap naskah dinas sebelum ditandatangani terlebih dahulu di paraf.


2. Naskah dinas dalam bentuk susunan produk hukum sebelum ditandatangani terlebih
dahulu diparaf oleh pejabat pembuat naskah dinas pada setiap lembar sebelah
kanan bawah.
3. Paraf) dilakukan oleh pejabat terkait secara horizontal dan vertical.
4. Paraf merupakan tanda tangan singkat sebagai bentuk redaksi dan pengetikan
naskah dinas.
5. Paraf meliputi :
a. Paraf hirarki dan
b. Paraf koordinasi.
6. Penulisan nama Kepala UPT Puskesmas pada naskah dinas adalah sebagai
berikut :
a. Dalam bentuk dan susunan produk hukum tidak menggunakan gelar; dan
b. Dalam bentuk dan susunan surat menggunakan gelar.
c. Penulisan nama pejabat selain yang dimaksud menggunakan gelar, nomor
induk pegawai dan pangkat
7. Kepala Puskesmas menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat
terdiri atas
a. Surat Keterangan
b. Surat perjanjian
c. Surat Perintah Tugas
d. Surat Perintah Perjalanan Dinas
e. Surat Dokumntasi Kegiatan
f. Surat Kuasa
b. Surat Undangan
c. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
d. Surat Panggilan
e. Surat Lembar Disosisi
f. Surat Laporan Perjalanan Dinas
g. Surat Laporan Tentang
h. Surat Rekomendasi
i. Surat Berita Acara
j. Surat Notulen
k. Surat Daftar Hadir Pertemuan
l. Surat Keputusan
m. Surat Lampiran
n. Judul SOP
o. Surat Keterangan Sehat
p. Formu lir Permintaan Cuti dan Pemberian Cuti
q. Apabila Kepala Puskesmas berhalangan, penandatanganan naskah dinas
dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha

A. PENDELEGASIAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS

Pelaksanaan pendelegasian penandatanganan naskah dinas ditetapkan dengan


keputusan Kepala Puskesmas.

B. PENGGUNAAN TINTA UNTUK NASKAH DINAS

1) Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna hitam


2) Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna
hitam

C. STEMPEL

Jenis stempel untuk naskah di Puskesmas adalah stempel puskesmas terdiri atas:

a. Stempel Puskesmas
b. Stempel nama dokter puskesmas /NIP/SIP.
c. Stempel puskesmas adalah Stempel Puskesmas Daya Utama.
d. Stempel puskesmas nama puskesmas dan nama dengan pembatas tanda bintang.
e. Stempel nama dokter puskesmas /NIP/SIP/, berisi:
a. Nama dokter dan NIP
b. Nama dokter dan SIP
f. Yang berhak menggunakan stempel puskesmas adalah , Kepala Puskesmas,tata
usaha dan bendahara

g. Yang berhak menggunakan stempel nama dokter/NIP/SIP adalah, kepala


puskesmas, tata usaha, bendahara, petugas unit pendaftaran.
h. Stempel untuk naskah dinas menggunakan tinta berwarna ungu dan dibutuhkan
pada bagian kiri tandatangan pejabat yang menandatangani naskah dinas.

D. KEWENANGAN PEMEGANG DAN MENYIMPAN STEMPEL

1) Kewenangan pemegang dan penyimpan stempel puskesmas untuk naskah dinas


dilakukan unit yang membidangi urusan ketatausahaan.
2) Kewenangan pemegang dan penyimpan stempel nama dokter/NIP/SIP dilakukan
oleh unit yang membidangi urusan ketatausahaan dan pendaftaran pada
Puskesmas
3) Unit yang membidangi urusan ketata usahaan bertanggung jawab atas pengguna
stempel.
4) Penunjukan yang berhak pemegang dan penyimpanan stempel ditetapkan dengan
keputusan Kepala Puskesmas.

E. KOP NASKAH DINAS

Kop naskah dinas di Puskesmas beriisi lambang Pemerintah Kabupaten Banyuasin


dengan ukuran 2 cm Kiri Atas 2 cm dan lambang akreditasi dengan ukuran yang sama.
Kop naskah dinas Puskesmas digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.

Line & Paragrafh


Font size : 14 spacing : 1 cm
HeightWidth
: 2,20cm
: 2 cm Font size : 14
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN Height : 2,20cm
DINAS KESEHATAN Font size : 18
PUSKESMAS DAYA UTAMA
Desa Daya Utama Jalur 18 Jembatan 2 Kec. Muara Padang Kab. Banyuasin
Telp.(0852-67287526) Kode Pos 30975
Email : puskesmasdayautamaba@gmail.com
Font size : 8 Line width : 2 pt

F. SAMPUL NASKAH DINAS

Jenis sampul naskah dinas di Puskesmas berisi lambing Pemerintah Kabupaten


Banyuasin dan lambang akreditasi.Sampul naskah dinas Puskesmas sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 31 berbentuk empat persegi panjang.

1) Ukuran sampul naskah dinas Puskesmas Daya Utama adalah sampul seperempat
folio ukuran panjang 23 cm dan lebar 11 cm.
2) Jenis naskah dinas Puskesmas Daya Utama menggunakan sampul plastik.

G. PAPAN NAMA

Jenis Papan nama di Puskesmas Daya Utama terdiri atas:

a. Papan nama Puskesmas


b. Papan nama Puskesmas Pembantu
c. Ukuran papan nama di Puskesmas disesuaikan dengan besar bangunan.
d. Papan nama Puskesmas Daya Utama dan Puskesmas pembantu di tempatkan
pada tempat strategis, mudah dilihat dan serasi dengan letak dan bentuk
bangunannya.
BAB VI
PERUBAHAN DAN PENCABUTAN

1. Perubahan dan pencabutan naskah dinas di Puskesmas sebagaimana dimaksud


dilakukan dengan bentuk dan susunan naskah dinas yang sejenis.
2. Pejabat yang menandatangani naskah dinas sebagimana dimaksud pada ayat
dilakukan oleh pejabat yang menetapkan.
BAB VII
PELAPORAN

Kepala Puskesmas melaporkan pelaksanaan naskah dinas kepada Kepala Dinas


Kesehatan.

BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Dinas Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
naskah dinas di Puskesmas.
BAB IX
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Ketentuan-ketentuan yang mengatur naskah dinas yang karena sifat ke


khususannya atau sifat teknisnya yang tidak diatur dalam peraturan ini,tetap berlaku
sepanjang untuk keperluan khusus atau bersifat teknis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tata naskah kedinasan mengacu pada format-format sesuai dengan Peraturan
Nomor 69 Tahun 2010 dan dapat dilihat dilampirkan pedoman ini.

A. Pedoman Tata Naskah Akreditasi

1. DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS


a. Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber
1) Dokumen Internal
Sistem manajemen mutu,system penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan
perorangan,dan sistem penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat di
Puskesmas perlu dibakukan berdasarkan regulasi internal yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas. Regulasi internal tersebut disusun dan ditetapkan dalam
bentuk dokumen yang harus disediakan oleh Puskesmas Daya Utama.
2) Dokumen Eksternal
Merupakan Regulasi eksternal berupa peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan organisasi profesi sebagai acuan bagi Puskesmas
Dalam menyelenggarakan adminitrasi manajemen,upaya kesehatan
perorangan serta penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat

Dokumen-dokumen eksternal tersebut ada di Puskesmas Daya Utama sebagai dokumen


yang di kendalikan.
b. Jenis Dokumen Akreditasi Puskesmas Daya Utama
1) Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas Daya Utama
2) Dokumen Terkendali
Dokumen yang didistribusikan ke sekretariat/tiap unit/pelaksana di Puskesmas
terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen Terkendali,menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi).
Dokumen ini harus ada tanda/stempel “TERKENDALI”
3) Dokumen Tidak Terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan
pihak di luar Puskesmas Daya Utama hanya dapat digunakan untuk keperluan
insidentil,tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakn pekerjaan
dan memiliki tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI” Yang berhak mengeluarkan
dokumen ini adalah Penanggung Jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada
Daftar Distribusi Dokumen Tidak Terkendalii
4) Dokumen Kadaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena mengalamai
perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan.Dokumen ini harus ada tanda/stempel "KADALUWARSA". Dokumen
induk diidentifikasi dan dokumen sisanya dimusnahkan.

c. Jenis Dokumen yang Perlu Disediakan


Dokumen –dokumen yang perlu disediakan di Puskesmas adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas
a) Kebijakan Kepala Puskesmas
b) Rencana Lima Tahunan Puskesmas
c) Pedoman/manual mutu
d) Pedoman/panduanteknis yang terkait dengan manajemen
e) Standar Operasional Prosedur (SOP)
f) Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
1) Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan
2) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
g) Kerangka Acuan Kegiatan.
2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a) Kebijakan Kepala Puskesmas
b) Pedoman untuk masing-masing UKM (esensial maupun pengembangan)
c) Standar Operasional Prosedur (SOP)
d) Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM
e) Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM.
3) Penyelenggaran Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a) Kebijakan tentang Pelayanan Klinis
b) Pedoman Pelayanan Klinis
c) Standar Operasional Prosedur(SOP)
d) Kerangka Acuan terkait dengan Program/kegiatan Pelayanan Klinis
e) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

2. PENYUSUN DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS


a. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/Surat Kepurusan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas Daya Utama yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggungjawab maupun pelaksana
.Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/panduan dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah
dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Daya Utama.
Penyusun Peraturan /surat keputusan tersebut harus didasarkan pada
peraturan perundangan, baik undang-undang ,peraturan pemerintah , peraturan
presiden , peraturan daerah ,peraturan kepala daerah . peraturan menteri dan
pedoman pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
kementerian kesehatan, kementerian dalam negri, dinas kesehatan provinsi,
dan dinas kesehatan Kabupaten.
Peraturan /surat keputusan kepala puskemas dapat dituangkan dalam
pasal-pasal dalam keputusan tersebut. Atau merupakan lampiran dan peraturan
/ keputusan.
Format peraturan / surat keputusan disesuaikan dengan peraturan daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
1) Pembukaan ditulis dengan huruf kapital , (untuk penulisan Pada SK):
a) Kebijakan : peraturan / keputusan kepala (sebutkan nama puskesmas)
b) Nomor : ditulis sesuai system penomoran di puskesmas Daya Utama ,
contoh : - 440/ /SK/PKM-DU/ /2021
- 440/ /SK/ADMEN/PKM-DU/ /2021
- 440/ /SK/UKM/PKM-DU/ /2021
- 440/ / SK/UKP/PKM-DU/ /2021
c) Judul : dituliskan judul peraturan / keputusan tentang .
d) Dengan rahmat tuhan yang maha esa
e) Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris , diletakan di tengah
margin di akhiri dengan tanda koma
f) Untuk Penetapan Margin, Kiri 3 cm, Kanan 2 cm, Atas 2 cm, Bawah
2 cm
2) Konsideran , meliputi :

a) Menimbang :
b) memuat uraian singkat tentang pokok pokok pikiran yang menjadi
latarbelakang dan alasanpembuatan keputusan.
c) Huruf awal kata ”menimbang” Di tulis dengan huruf capital, di akhiri
dengan tanda baca titik dua (:), dan di letakan dibagian kiri .

3) konsideran menimbang di awali dengan penomoran menggunakan dengan


huruf kecil ,dan dimulai dengan kata” bahwa” dengan “b” huruf kecil , dan di
akhiri dengan tanda baca titik koma (;)
a) Mengingat :
(1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintah membuat peraturan / surat keputusan tersebut .
(2) peraturan perundangan yang menjadi dasarhukum adalah
peraturan yang tingkat ny sederajat atau lebih tinggi .
(3) kata “mengingat” diletak kan di bagian kiri sejajar kata
menimbang
(4) konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang
lebih awal disebut lebih dulu , diawali dengan nomor 1,2,dst.
Dan di akhiri dengan tanda baca titik koma titik koma(;)
4) Diktum :
1. diktum MEMUTUSKAN Di tulis simetris di tengah , seluruhnya
dengan huruf capital dan tidak di hitamkan;
2. diktum menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar
dengan kata menimbang danmengingat , huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf capital , dan di akhiri dengan tanda baca titik dua
(:) ;
3. nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala) , seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital.
5) Batang Tubuh.

1. batang tubuh memuat semua substansi peraturan/surat keputusan


yang dirumuskan dalam diktum-diktum , misalnya:

Kesatu :
Kedua:
Ketiga:
Keempat: Dicantumkan saat berlakunya peraturan/surat keputusan ,
perubahan , pembatalan , pencabutan ketentuan , dan
peraturan lainnya ,dan

2. materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/surat


keputusan , dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat
yang menetapkan peraturan /surat keputusan
3. kaki :

Kaki peraturan /Surat keputusan merupakan bagian akhir substansi


yang memuat penanda tangan penerapan peraturan /surat keputusan ,
pengundangan peraturan / keputusan yang terdiri dari :

1. Tempat dan tanggal penetapan,


2. Nama jabatan ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan
tanda koma (,),
3. Tanda tangan pejabat , dan
4. Nama lengkap yang menanda tangani.
5. Pangkat Huruf Besar
6. NIP
6) Penandatanganan:

Peraturan /surat keputusan kepala puskesmas di tandatangani oleh


kepala puskesmas , dituliskan nama gelar Nip dan Pangkat

7) Lampiran Peraturan / surat keputusan:


1. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul peraturan /
surat keputusan
2. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh puskesmas Daya Utama

Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk dokumen peraturan / surat keputusan yaitu :
1. Kebijakan yang telah ditetapkan kepala puskesmas masih tetap berlaku meskipun terjadi
pergantian Kepala Puskesmas hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan
2. Kebijakan berupa peraturan , pada batang tubuh tidak ditulis sebagai dictum tetapi dalam
bentuk bab bab dan pasal pasal.

b. Manual mutu

Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang


konsisten kedalam maupun keluar , tentang system manajemen mutu . manual
mutu disusun , ditetapkan , dan di pelihara oleh organisasi menjadi panduan
inflomentasi manejemen mutu.
Pedoman atau panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah langkah yang harus dilakukan . pedoman merupakan
dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan, panduan adalah petunjuk
dalam melakukan suatu kegiatan , dapat di artikan bahwa pedoman mengatur
beberapa hal ,sedangkan panduan hanya mengatur satu (1) kegiatan saja .
pedoman atau panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar dengan melalui
SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman / panduan maka
puskesmas menyusun sistematika pedoman /panduan sesuai kebutuhan .
hal hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan dokumen pedoman atau
pandu puskesmas yaitu :
1. Setiap pedoman atua panduan harus di lengkapi dengan peraturan atau
keputusan kepala puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan
tersebut .
2. Peraturan kepala puskemas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian tiap
dua sampai dengan tiga tahun sekali.
3. Bila kementrian kesehatan telah menerbitkan pedoman /panduan wajib
mengacu pada pedoman/ panduan yangditerbitkan oleh kementrian
kesehatan
4. Format sistemastika pedoman / panduan yang digunakan mengacu pada
sistematis yang lajim yaitu sebagai berikut :
A. Format pedoman pengorganisasian unit kerja

Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Sistem Manajemen dan sistem penyelenggaraan pelayanan
BAB III Tanggung Jawab manajemen
BAB IV Tinjauan Manajemen
BAB V Manajeme sumber daya
BAB VI Penyelenggraan pelayanan
BAB VII Penutup

B. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja

Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Pedoman
3. Sasaran Pedoman
4. Ruang Lingkup Pedoman
5. Batasan Operasional
C. STANDAR KETENAGAAN
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2. Distribusi Ketenagaan
3. Jadwal Kegiatan

D. BAB III STANDAR FASILITAS


1. Denah Ruang
2. Standar Fasilitas

E. BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN


1. Lingkup kegiatan
2. Metode
3. Langkah Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai