Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS FIL “BLACK SWAN” DITINJAU DARI SISI

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Disusun Oleh : Fahri Wahyu Jatwiko

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


Judul : Black Swan

Pemain : Nina Sayers (Natalie Portman), Thomas Leroy


(Vincent Cassel), Beth MacIntyre (Winona
Ryder), Lily (Milla Kunis)

Sutradara : Darren Aronofsky

Genre : Thriller psikologis

Rilis : 3 Desember 2010

Durasi : 108 menit

ANALISIS

1. Karakteristik Manusia

Nina memiliki karakter portagonis sehingga cocok untuk menjadi White Swan.
Sedangkan, Black Swan belum ada dalam diri Nina. Dengan cara apapun ia lakukan
agar karakter Black Swan bisa masuk dalam dirinya. Karena jika berhasil, Nina akan
bisa mendapatkan peran tersebut.
Inspirasi Nina adalah Beth (diperankan oleh Winona Ryder). Dia merupakan
penari balet senior di sanggar tari. Beth selalu dibangga-banggakan oleh Thomas Leroy
(diperankan oleh Vincent Cassel) yang merupakan guru balet. Beth adalah penari balet
terbaik, populer, dan sempurna. Beth memiliki aura yang anggun dan begitu feminin
seperti layaknya penari balet. Namun, masa Beth telah berakhir. Saatnya Thomas
mencari pemeran baru yang lebih muda dan segar.
Meskipun begitu, kekaguman Nina terhadap Beth tidak berkurang. Beth
menjadi kiblat Nina dalam dunia balet. Dengan Nina berhasil mendapatkan peran utama
sebagai White Swan dan Black Swan, karir Nina dalam balet akan semakin bersinar.
Nina akan menjadi the next of Beth. Karena itulah, Nina berusaha sangat keras agar
Thomas memilihnya dalam pementasan tersebut.
Saat Nina berhasil mendapatkan peran tersebut, bukan tanpa latihan yang keras
supaya Thomas percaya bahwa Nina bisa. Thomas masih ragu karena Nina masih sering
salah dalam latihan ketika memerankan Black Swan. Meskipun begitu, Nina tidak
pantang menyerah. Dia tetap berlatih dengan keras agar bisa membuktikan kepada
Thomas bahwa dia bisa.
Caranya yang paling efektif adalah dengan menjadikan Nina sebagai Black
Swan tersebut. Terjadi pergulatan batin yang hebat dalam diri Nina ketika dia harus
mencari dan menemukan sosok Black Swan dalam dirinya. Unsur psikologi di sini
sangat kental ketika seseorang diharuskan untuk memiliki lebih dari satu kepribadian.
Ditengah-tengah gejolak dalam diri Nina agar bisa tampil sempurna, datanglah
Lily (diperankan oleh Mila Kunis). Lily dijadikan cadangan untuk pemeran Black Swan
oleh Thomas. Sebenarnya, Lily memiliki karakter yang sempurna sebagai pemeran
utama. Dia mempunyai dua karakter yang dibutuhkan sekaligus. Namun, Lily baru saja
datang dari luar negeri sehingga melewatkan casting yang sudah berlangsung. Maka
dengan dijadikannya Lily sebagai cadangan Black Swan karena Nina belum cukup
mahir, menurut Thomas itu sudah cukup.
Tapi tidak untuk Nina. Dia tidak suka jika ada seseorang yang menjadi
saingannya. Apalagi sangat jelas bahwa Lily merupakan cadangan. Artinya kapanpun
Nina tidak sanggup, maka Lily akan siap menggantikan Nina. Hal itu menjadi acuan
keras bagi Nina agar bisa tampil sempurna. Meskipun jalannya tidaklah lurus, namun
Nina harus bisa melewati itu semua.
Jika ditinjau dari sisi psikologis manusia tokoh Nina masuk kedalam
karakteristik psikoanalisis akan tetapi ia lebih condong ke id (sisi biologis) manusia
karena ia egois, semua kelakuannya berbuntut meniru sesorang dan harus sempurna
tanpa mementingkan orang lain. Semua yang dilakukan oleh faktor biologis manusia
yakni mudah untuk terpengaruh manusia yang lain dan ingin menjadi yang terbaik
untuk dirinya sendiri, sehingga ia cenderung cemas karena mempunyai saingan yang
lebih dari dia sendiri.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Komunikasi Antar Tokoh Dalam Film

Terlihat setiap penari menghayati gerakan yang sedang dibawakan. Jika


dianalisis dari sudut pandang komunikasi dan psikologi, terciri komunikasi kelompok
dan komunikasi non verbal.
Dalam komunikasi kelompok, para individu akan mengalami interaksi satu
sama lain di satu ruangan. Para penari akan mensinkronisasi gerakan yang mereka
ciptakan setelah mendapat rangsangan atau sensasi dari hal yang dilihat. Bagaimana
caranya agar mereka tetap kompak dan tidak terjadi kesalahan dalam satu gerakanpun.
Secara tidak langsung, dalam komunikasi kelompok tersebut juga terjadi
komunikasi non verbal. Setiap gerakan yang mereka lakukan menandakan sesuatu
bahwa itu merupakan komunikasi terhadap individu-individu yang lain di ruangan yang
sama. Seperti komunikasi non verbal yang seharusnya, informasi tetap dapat diterima
dengan baik meskipun tanpa kata-kata.

3. Sistem Komunikasi Intrapribadi Dalam Film Tersebut

Terjadi pergulatan batin yang sangat dahsyat dalam diri Nina. Dia harus
berjuang sangat keras agar bisa konstan memainkan peran White Swan dan Black Swan
dalam waktu bersamaan. Di sinilah teka-teki sebelumnya terjawab. Telah terjadi
rangkaian antara proses sensasi, presepsi, memori, dan berpikir dengan sempurna. Hal
ini terbukti jelas dari apa yang telah Nina persembahkan kepada para hadirin bahwa ia
sanggup membawakan peran tersebut.
Sensasi yang pertama dirasakan oleh Nina adalah bagaimana respon penonton
terhadap dirinya ketika ia mulai tampil. Hal ini menuai rangsangan yang positif
terhadap dirinya. Kepercayaan diripun timbul dan membuat Nina semakin kuat dalam
menjalankan perannya sebagai kedua tokoh tersebut.
Kemudian, dia menggunakan pengalamannya selama berlatih sebagai presepsi.
Presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Maka tafsiran pesan
bagi Nina tentang respon penonton adalah sebagai acuan utamanya dalam melanjutkan
pementasan.
Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya
melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Terlihat jelas
dari respon tersebut yang merupakan atensi, akan memberikan ekspektasi kepada Nina
bahwa pementasan kali ini akan berjalan dengan sukses. Ekspektasi atau harapan inilah
yang kemudian memberikan motivasi lebih agar dia memberikan yang terbaik.
Ketika pementasan sedang berlangsung, Nina pun memanfaatkan memori yang
dia miliki sebagai sesuatu yang utama. Memori akan sesuatu yang berhubungan dengan
pementasan tersebut, yaitu latihan. Memori inilah yang menjadi hal dasar bagi Nina
ketika ia akan melanjutkan pementasan. Karena tanpa memori, Nina tidak akan ingat
apapun tentang apa yang sudah dilatih sebelumnya.
Dari memori yang sudah Nina miliki, ia mulai berpikir. Bagaimana saat berpikir
adalah saat yang menentukan. Karena dia harus cepat tanggap menggunakan memori
yang sebelumnya ia telah miliki dengan berpikir. Sepanjang pertunjukan pun. Nina
tidak berhenti berpikir tentang transformasi dari gerakan yang satu ke gerekan yang
lainnya, juga tentang perubahan karakter yang harus ia tekuni hampir di setiap scene.

4. Sistem Komunikasi Antarpribadi Dalam Film Tersebut

Film Black Swan memiliki kode semik yang cukup kuat. Film ini tersusun dari
topik berupa psikologi. Kemudian, diangkatlah tema tentang hubungan antara psikologi
tentang cerita yang memiliki unsur tari balet di dalamnya. Konotasi akan film ini terasa
kental. Mengingat penonton film Black Swan awalnya tidak mengetahui bahwa di balik
cerita tentang balet yang akan tertebak nyatanya memilik aspek psikologi di dalamnya.
Konsep diri yang terbentuk dalam diri Nina yakni ia Wanita berbaju hitam tersebut
adalah Beth. Dia inspirasi terbesar Nina. Dalam scene tersebut dikisahkan bahwa Beth
sedang mengintimidasi Nina secara halus. Beth tidak suka jika ada seseorang yang
mengikuti kesusksesannya di bidang tari balet. Bahwa Beth selalu ingin menjadi yang
nomor satu di mata Thomas Leroy.
Jika dianalisis melalui teori Barthes, hal yang dilakukan Beth memiliki unsur
kode proaretik atau kode tindakan/kelalakuan dianggap sebagai perlengkapan utama.
Karena, di sinilah tindakan yang menjadi kunci tentang kebencian Beth terhadap Nina,
juga kebenciannya terhadap kesempurnaan. Beth menganggap bahwa kesempurnaan
sama artinya dengan nonsense. Kesempurnaan memiliki waktu yang terbatas. Karena
ketika kesempurnaan itu telah diraih dalam waktu tertentu, maka akan ada waktunya
pula bahwa kesempurnaan tersebut berakhir. Kesempurnaan tersebut akan terpendam
dalam sesuatu yang lebih baru dan lebih disukai oleh banyak orang dari sebelumnya.
Setelah mendapat intimidasi dari Beth, secara tidak langsung Nina ikut
merasakan apa yang Beth rasakan. Bagaimana tidak enaknya ketika eksistensi atau
popularitas orang tersebut sudah berakhir. Maka mulai dari sini, Nina ingin mencapai
kesempurnaan tersebut dengan sempurna. Nina tidak ingin mengalami apa yang
dialami oleh Beth. Maksudnya adalah, setelah Nina mencapai kesempurnaan tersbut,
dia akan menghentikannya dengan sesuatu yang elegan. Dimana pada akhirnya, orang
akan menganggapnya sempurna tanpa batas.

Anda mungkin juga menyukai