Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Berdasarkan Perhitungan Dengan Rasio Lain-Lain PAD Yang Sah Terhadap Total

PAD

Secara rata-rata dari perhitungan dengan rasio Lain-Lain PAD Yang Sah

Terhadap Total PAD untuk Kabupaten/Kota dalam penelitian ini, secara keseluruhan

mempunyai pertumbuhan yang positif dan cukup tinggi. Untuk Kabupaten Belu

merupakan Kabupaten yang memiliki potensi PAD yang cukup tinggi sebesar

Rp1.314.999.890.586.648,00; Kabupaten Kupang memiliki potensi PAD sebesar

Rp28.787.207.768.508,00; Kabupaten TTS memiliki potensi PAD sebesar

Rp12.952.094.078.150,00; Kabupaten TTU memiliki potensi PAD sebesar

Rp1.069.586.014.882,00; dan Kota Kupang dengan potensi PAD sebesar

Rp1.064.444.830.638,00..

2. Berdasarkan Perhitungan Dengan Rasio Lain-Lain PAD Yang Sah Terhadap Total

Pendapatan

Secara rata-rata dari perhitungan dengan rasio Lain-Lain PAD Yang Sah

Terhadap Total Pendapatan untuk Kabupaten/Kota dalam penelitian ini, secara

keseluruhan mempunyai pertumbuhan yang positif dan cukup tinggi. Untuk

Kabupaten Belu merupakan Kabupaten yang memiliki potensi PAD yang cukup

tinggi sebesar Rp559.451.707.837.302,00; Kabupaten Kupang memiliki potensi PAD


sebesar Rp15.176.935.265.710,00; Kabupaten TTS memiliki potensi PAD sebesar

Rp2.736.693.616.930,00; Kota Kupang memiliki potensi PAD sebesar

Rp821.790.233.988,00; dan Kabupaten TTU dengan potensi PAD sebesar

Rp343.299.383.374,00.

B. Saran

1. Bagi pemerintah daerah agar dapat berusaha untuk mengoptimalkan tingkat

Pendapatan Asli Daerah misalnya dengan membentuk peraturan daerah tentang pajak,

retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah secara jelas dan tegas.

2. Bahwa lain-lain PAD yang sah itu jangan dianggap kurang penting kontribusinya

terhadap PAD. Oleh karena itu, pemerintah daerah memperhatikan secara serius lain-

lain PAD yang sah berkontribusi terhadap PAD maupun total pendapatan.

3. Pemerintah daerah Kota maupun Kabupaten sedaratan Timor ini harus

memperlengkap dan melakukan validasi data-data yang dimiliki oleh daearah,

khususnya data tentang lain-lain PAD yang Sah.

Daftar Pustaka

Syukriy. 2010. Manajemen Kas Daerah. http//syukriy.wordpress.com. Jakarta.


Allen, Dkk. 2001. Managing Public Expenditure: A Reference Book for Transition Countries.
Paris: OECD.
Halim, Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Salemba Empat. Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Andy offset,
Yogyakarta.
Murwanto, Rhamadi, Dkk. 2006. Manajemen Kas Sektor Publik. Penerbit Lembaga Keuangan
Publik dan Akuntansi Pemerintah. Jakarta.
Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Munir, Dasril, Dkk. 2004. Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit YPAPI.
Yogyakarta.
Poewadarminta, 1984: Kamus Bahasa Indonesia.
Ritonga, Irwan Taufiq. 2010. Metoda Penghitungan Potensi PAD. Penerbit Lembaga Kajian
Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta.
, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
, Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
, Peraturan pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung jawab Keuangan Negara

Anda mungkin juga menyukai