TENTANG
PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
a.
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.O7/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.O8/MEN/2007;
6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.41/
MEN/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2009
DIREKTUR JENDERAl PERI KANAN BUDIDAYA
.
(-""?~?~. .A
MADE L. NURDJANA
Kata Pengantar
.
<"",/-~?->? d')., .
Dr. Ir. Made L Nurdjana
III
-
Daftar Isi
Bab V Perencanaan
A.
C.
B. Proses
Tahap
Penetapan Perencanaan
Perencanaan
Lokasi Calon Kawasan Minapolitan
11
11
15
16
Bab VI Pelaksanaan
17
A. Umum..
17
B. Khusus.. 17
IV
19
"" 19
21
21
22
Lampiran
-Ringkasan pengembangan Infrastruktur Minapolitan 25
lAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAl PERIKANAN BUDIDAYJ
NOMOR KEP 45/DJ-PB/2009
TENTAN(
MINAPOLITAr
,
BABI
PENDAHULUAN
Ruang lingkup
1. Prinsip dasar pengembangan kawasan minapolitan yang berisi
tentang:
a. Pengertian
b. Ciri-ciri kawasan minapolitan
c. Persyaratan Kawasan Minapolitan
d. Batasan Kawasan Minapolitan
2. Strategi dan Arah Pengembangan
3. Proses Perencanaan dan Penetapan Cajon Kawasan Minapolitan
3. Metoda Pelaksanaandan Pembiayaan
4. Manajemen Pengembangan Kawasan Minapolitan
Sasaran Pengembangan kawasan minapolitan adalah:
1. Pemberdayaan masyarakat pelaku minabisnis sehingga mampu
meningkatkan produksi, produktivitas komoditas perikanan budidaya
serta produk-produk olahan hasil perikanan, yang dilakukan dengan
pengembangan system dan usaha minabisnis yang effisien dan
menguntungkan serta berwawasan lingkungan;
2. Penguatan kelembagaan pembudidaya ikan;
3. Pengembangan kelembagaan sistem minabisnis (penyedia agroinput,
pengolahan hasil, pemasaran dan penyediaan jasa);
4. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu;
5. Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi;
6. Peningkatan sarana-prasarana meliputi: jaringan jalan termasuk jalan
usaha tani (farm road), irigasi, pasar, air bersih, pemanfaatan air limbah
dan sampah;
7. peningkatan sarana prasarana kesejahteraan sosial meliputi pendidikan,
kesehatan, kebudayaan dan sarana-prasarana umum lainnya seperti
listrik, telekomunikasi dan lain sebagainya.
2
BABII
DASAR HUKUM
Ruang
KabupatenjKota;
3
Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008, tentang
Daya Air
4
BAB III
PR1NSIPDASAR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
Pengertian
Minapolitan terdiri dari kat a mina dan kata politan (polis). Mina berarti ikan
dan Politan berarti kota, sehingga Minapolitan dapat diartikan sebagai kota
perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah
kota.
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan 'minapolitan adalah kota
perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya system dan
usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela
kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya
Kota perikanan dapat merupakan kota menengah, atau kota kecil atau
kota kecamatan atau kota perdesaan atau kota nagari yang berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan
5
perikanan, perdagangan hasil perikanan (termasuk perdagangan untuk
tujuan ekspor), perdagangan minabisnis hulu (sarana perikanan dan
permodalan, minawisata dan jasa pelayanan);
6
pelayanan termasuk pasar lelang, cold storage dan prosessing
hasil perikanan sebelum dipasarkan;
ii.) ~baga~ ~n (perbankan dan non perbankan) sebagai
sumber modal untuk kegiatan minabisnis;
iii.) Memiliki kelembagaan pembudida a ika 10m ok UPP ang
dinamis dan terbuka pada inovasi baru, yang diharapkan dapat
berfungsi sebagai Sentra Pembelajaran dan Pengembangan
Minabisnis (SPPM). Kelembagaan pembudidaya disamping
sebagai pusat pembelajaran (pelatihan), juga diharapkan
kelembagaan pembudidaya ikan dengan pembudidaya ikan
disekitarnya merupakan Inti-Plasma dalam usaha minabisnis;
iv.) ~i 8enih Ikan (881), Unit!.=~~ ~Rl!-kyatJUPR), dsb yang
berfungsi sebagai penyumpai induk dan penyedia benih untuk
kelangsungan kegiatan budidaya ikan.
v.) Penyuluhan
~ .- dan bimbingan teknologi minabisnis, untuk
mengembangkan teknologi tepat guna yang cocok untuk daerah
Kawasan Minapolitan;
vi.) Jaringan jalan yang memadai dan aksesibilitas dengan daerah
la~ se-r:tasarana irigasi, yang kesemuanya untuk mendukung
usaha perikanan yang effisien.
3. ~mil~ sarana dan prasarana umum vang mpmrlnai seperti
transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dll;
4. Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan sosial/masyarakat
yang me-maaai seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi,
perpustakaan, swalayan dll;
5. Kelestarian lin kungan hidu baik kelestarian sumberdaya alam,
e estarian sosial budaya maupun keharmonisan hubungan kota dan
desa terjamin
7
dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan
Minabisnis yang ada di setiap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan
kawasan minapolitan dapat meliputi satu wilayah Desa/Kelurahan atau
Kecamatan atau beberapa Kecamatan dalam Kabupaten/Kota atau dapat
juga meliputi wilayah yang dapat menembus wilayah Kabupaten/Kota
lain berbatasan. Kotanya dapat berupa Kota Desa atau Kota Nagari atau
Kota Kecamatan atau Kota Kecil atau Kota Menengah. Abstraksi Kawasan
Minapolitan tersebut dapat digambarkan secara skematis pada gambar
dibawah ini :
..
..
..
..
..
..
..
.. .
..
..
.
. .
.
.
.
.
. .
.
. .
. .
..
. .
.
4 : ..
.
.
. .
.
.
. .
. .
.
.
.
.
. .
~ .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. .
. .
. .
.
.
.
.
.
-. .
.
.
.
8
BABIVSTRATEGI
DAN ARAH PENGEMBANGAN
pengembangan
Strategi pengembangan Kawasan Minapolitan adalah sebagai berikut:a.
Pembangunan system dan usaha minabisnis berorientasi pada kekuatan
saling menghambat
Strategi
Pengembangan
Pengembangan Kawasan Minapolitan mempunyai arah pengembangan
sebagai berikut:a.
:-em~er~a~an ~akat pelaku minabisnis di dalamnya termasuk
peningkatan kualitas pengusaha (pembudidaya & aparatur), sehingga
mampu memanfaatkan potensi/peluang ekonomi yang ada di
pedesaan;b.
Meningkatkan minabisnis komoditas un ulan I ai, yang saling
mendukung dan menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolah
hasil, jasa pemasaran dan minawisata dengan mengoptimalkan
manfaat sumberdaya alam, secara effisien dan ekonomis, sehingga
tidak ada limbah yang terbuang, atau yang tidak termanfaatkan untuk
Mikro;
f. -~~~~embangan~~an penyuluhan perikanan;
g. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan minabisnis dan industri
---
10
Arah
BABV
PERENCANAAN
Proses Perencanaan
1. Sosialisasi program untuk seluruh stakeholders (pemerintah, masyarakat
dan swasta) dalam rangka menyamakan persepsi, mendapatkan
dukungan dan masukan, dalam pengembangan kawasan minapolitan
melalui system dan usaha minabisnis termasuk untuk mensiasati strategi
pasar global dan pengembangan pasar domestik, serta perbaikan
regulasi. Termasuk dalam sosialiasi ini adalah mendorong petugas dan
tokoh masyarakat agar mampu melaksanakan kegiatan identifikasi,
merumuskan program pengembangan Jangka Menengah dan kegiatan
strategis lainnya. Sosialisasi dilakukan terutama pada tahap-tahap
penumbuhan dan tahap pengembangan;
2. Menetapkan kawasan di daerah kabupaten/kota sebagai kawasan
pengembangan minapolitan melalui ~~~kan. yang cer~t (kelayakan7
ekonomi, teknis sosial budaya dan lingkungan hidup). Untuk
-..~--~_.. :
menetapkan wilayah binaan yang akan dijadikan kawasan minapolitan,
perlu ditetapkan faktor-faktor penentu yang merupakan unsur indikator
strategis Kawasan wilayah dalam rangka pengembangan menuju
kawasan minapolitan dapat digolongkan dalam 3 (tiga) strata yaitu: (a)
?ra Kawasan- Mi~olitan I, (b) Pra ~~1n~~~ II, (c) Kawasan
Minapolitan. Secararinci penjelasan unsur indicator strategis dalqrn
--
rangka pembinaan pengembangan menuju kawasan minapolitan dapat
diperiksa sesuai gambar dibawah ini :
a. Pra Kawasan Minapolitan I,
11
b. Pra Kawasan Minapolitan II,
c. Kawasan Minapolitan.
GAMBAR 2. TAHAPANPENGEMBANGANKAWASANMINAPOLITAN
12
.Inventarisasi dan identifikasi di kawasan wilayah binaan yang telah
terpilih (calon kawasan yang akan dibina menjadi Kawasan Minapolitan),
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat serta
instansi terkait. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan analisis
Tahap Perencanaan
Pengembangan Kawasan Minapolitan dilaksanakan secara bertahap,
berorientasi jangka panjang, dimulai dengan program jangka pendek yang
bersifat rintisan dan stimulan, yang perlu dikembangkan oleh pemerintah
dan masyarakat setempat. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan
kawasan minapolitan bisa mencapai 5 tahun, tergantung situasi dan kondisi
tingkatan kawasan yang akan dikembangkan.
15
C. Penetapan Lokasi Calon Kawasan Minapolitan
Langkah-langkah penetapan lokasi pengembangan kawasan perikanan
yang akan dibina menjadi wilayah kawasan minapolitan dilakukan sebagai
berikut:
1. Penetapan Kabjkota lokasi kawasan perikanan yang akan dijadikan
kawasan minapolitan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi jika
kawasan tersebut meliputi lebih dari 1 KabjKota sedangkan kawasan
perikanan yang akan dijadikan sebagai kawasan minapolitan di KabjKota
ditetapkan oleh Pemda KabjKota dan masyarakat (DPRD KabjKota)
2. Penetapan cajon lokasi kawasan minapolitan, didasarkan pada
persya rata n
-Usulan masyarakat;
-Hasil studi kelayakan lokasi; dan
-Kebijakan pengembangan kawasan yang berdasarkan pada RTRW
provinsijka bupatenjkota
3. Dalam rangka mempersiapkan untuk kegiatan fasilitasi, maka usulan
calon lokasi kawasan minapolitan untuk tahun berikutnya oleh Pemda
Provinsi jKabjKota
4. Fasilitasi untuk pelaksanaan Program pengembangan Kawasan
Minapolitan dari rencana yang disusun oleh masyarakat terutama
menyangkut kegiatan dan sharing pembiayaan program dibahas bersama
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah
KabjKota
16
pengolahan
oleh
~ fasilitasihasil, lembaga pendidikaD-d2n
pemerintah berupa APBN danmasyarakat umum, yang prasarana
APBD. Pembiayaan didukung
--
dan sarana yang bersifat public (seperti peningkatan/pembuatan jalan,
irigasi, pasar, sanitasi, pengolahan sampah, listrik, telepon, dll) dan kegiatan-
kegiatan strategis seperti penelitian, pelatihan, membantu menyedikan
bahan/sarana budidaya yang dibutuhkan pelaku minabisnis, membantu
memecahkan masalah, pendidikan penguatan kelembagaan pembudidaya,
promosi, dan lain-lain. !
18
BABVII
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
A. Peta Kewenangan
Peranan pemerintah untuk memfasilitasi pengembangan kawasan
minapolitan ini harus didasarkan pada UU No. 32 tahun 2004 dan UU No. 33
---
Tahun 2004, dan PP. No. 25 tahun 2000, dengan peta kewenangan masing-
-~ --
.masing sebagai berikut:
.Pemerintah kabupaten/Kota
a. Merumuskan
--- program, kebijakan operasional, dan koordinasi
perencanaan dan pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan
2. Pemerintah Provinsi
19
atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Dalam program
3. Pernerintah Pusat
20
b. Pelayanan
~ inform~ndukungaA.pe-Rg-em
- ba nga n ja ri nga n informasi
serta menfasilitasi kerjasama lintas provinsi dan internasional dalam
pengembangan kawasan minapolitan
kawasan minapolitan
e. Dukungan pengembangan sarana dan prasarana umum yang bersifat
---,
strategis
B. Mekanisme Manajemen
Sesuai dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini, maka seluruh
fungsi-fungsi manajemen pengembangan kawasan minapolitan meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan (monitoring
.--0 -
dan evaluasi) pada dasarnya dilakukan dan ditetapkan oleh ~a~a~
yang difasilitasi oleh pemerintah kabu aten kota. Mekanisme ini sejalan
dengan prinsip perencanaan dari bawah (bottom up) yang dilakukan secara
demokratis. Pemerintah provinsi dan pusat berperan melaksanakan fasilitasi
kepada Pemerintah kabupaten/Kota, agar kegiatan pengembangan kawasan
minapolitan di lapangan berjalan lancar.
C. Kelompok Kerja
Titik berat kegiatan pengembangan Kawasan Minapolitan ini terdapat di
KabupatenjKota. Oleh karena itu diharapkan BupatijWalikota membentuk
POKJA Minapolitan KabupatenjKota dan wadah sekretariat POKJA untuk
membantu melaksanakan peran pemerintah KabupatenjKota dalam
pengembangan kawasan minapolitan secara sinergis, mulai dari perencanaan
sampai pada pelaksanaan. Keanggotaan POKJA ini ter"diri dari unsur instansi
terkait dan masyarakat seperti Dinasjinstansi perikanan, Bappeda, Dinas
pekerjaan Umum, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Perguruan Tinggi, Perbankan, Kadin KabupatenjKota, Tokoh Pengusahaj
21
Instansi, Camat, Tokoh Masyarakat dan unsur lainnya yang dianggap penting.
Hal serupa juga diharapkan dilakukan pada tingkat provinsi dan tingkat
Indikator Keberhasilan
22
D.
2. Output
a. 80 % dari kelembagaan pembudidaya ikan (kelompok pembudidaya
lingkunganb.,
!i~~ da~k~m~tan di lokasi kawasan minapolitan menyusun
programjrencana tiap tahun secara partisipatif dan disetujui
bersama untuk dilaksanakan
c.~~~~gram (Rencana Kegiatan) Jangka- panjang dan Detail
Engineering Design untuk pelaksanaan fisik sarana dan prasarana di
kawasan minapolitan disetujui bersama untuk dilaksanakan (dengan
harapan 70 % dapat dilaksanakan di kawasan minapolitan).
d .Jaringan
"'..~ bisnis dari pembudidayajkelompok
- pembudidaya
terbentuk dan aktif di kawasan minapolitan
e.~ penyuluh multidisiplin dan profe~al terbentuk dan
operasional di kawasan minapolitan lokasi program
f. ~ ~i Pembudidaya ikan maju teJPllih, yang dilatih mampu
menjadi tempat belajar bagi pembudidaya ikan di lingkungannya
23
BABVIII
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
pada tangg~1 27 Juli 2009
~~,~..
.
.d)., -
MADE L. NURDJANA
24
RINGKASAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN
'NO
.
1 TORLEBIH DAHULU
"""""""'"
I
,
,
~
I
'
.
:
r HASIL 01 ~
."'"""""""'.4
- ~
...~
~
.-NILA'T"_AM
_J~
OKONOM'
.I.
INC""ST"""T"R I
INFRASTRUKTU~ ..NDUKUNO
IN'"A"""""" J I
AKTIFITAS PEREKONOMIAH WlLAYAH ...,.,~
.
IN'"""""" "'""
DAN ,-AUT
25
,AS'L