Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Peran Teknik Pengairan Ahli Pertama dalam Meningkatkan


Daya Saing Nasional

OLEH :
HOTMA LAMTIO PURBA
TEKNIK PENGAIRAN AHLI PERTAMA
3021-113-1010988
KELOMPOK : 10-SETIA
“Peran Teknik Pengairan Ahli Pertama dalam Meningkatkan Daya Saing Nasional”

Peringkat daya saing global saat ini mengacu pada 12 pilar yang dirilis oleh World
Economic Forum (WEF) yaitu insitusi (Insitutions), Infrastruktur (Infrastructure), Lingkungan
Makroekonomi (Macroeconomic Environment), Kesehatan dan Pendidikan Primer (Health
and Primary Education), Pendidikan Tinggi dan Pelatihan Peterampilan (Higher Education
and training), Efisiensi pasar barang (Goods Market Efficiency), Efisiensi pasar tenaga kerja
(Labour Market Effiency), Pengembangan pasar Finansial (Financial market development),
Kesiapan Teknologi (Techological readiness), Besaran pasar (Market Size), Kepuasan
berbisnis (Business Sophistication) dan Inovasi (Innovations). Seperti yang telah di lansir oleh
World Economic Forum (WEF) pada tahun 2017-2018 negara Indonesia menduduki posisi 36
setelah naik dari peringkat 41 pada tahun 2016-2017. Namun hal peringkat tersebut masih
kalah dari beberapa negara tetangga di Asia Tenggara yaitu Singapore di peringkat 3,
Malaysia di peringkat 23, dan Thailand di peringkat 32. Diharapkan pada tahun berikutnya
Indonesia dapat kembali memperbaiki peringkat daya saing global terkhusus di kawasan Asia
Tenggara. Dengan naiknya peringkat daya saing Indonesia maka diharapkan menjadi
Indikator Kesejahteraan di segala bidang.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai penyedia Infrastruktur
di Indonesia memiliki peran penting dalam meningkatkan Daya Saing Indonesia. Seperti yang
telah di ungkapkan bapak Presiden RI Joko Widodo yang dikutip dari kompas.com "Saya
mengungkapkan, pemerintah membangun jalan, jembatan, pelabuhan, bandar udara, waduk
dan pembangkit listrik sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan, untuk menopang
ekonomi nasional kita dan untuk bisa berkompetisi dengan negara-negara yang lain" ,
sehingga dengan terciptanya infrastruktur yang handal maka daya saing Indonesia akan
meningkat bukan hanya dari segi Infrastruktur melainkan juga dari segi Ekonomi Makro akan
meningkat. Betapa pentingnya hal tersebut sehingga Pemerintah Indonesia menetapkan
pembangunan infrastruktur sebagai salah satu sasaran prioritas 2018.
Dalam konteks nasional, tantangan pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat
besar, mengingat jumlah pulau yang lebih dari 17.500 pulau, luas wilayah daratan dan lautan
sekitar 5,2 juta kilometer persegi, jumlah penduduk saat ini lebih dari 250 juta jiwa, serta
pertumbuhan populasi dan ekonomi relatif tinggi, sehingga kebutuhan pembangunan
infrastruktur ke depan akan terus meningkat. Di samping itu, permasalahan pembangunan
yang dihadapkan dengan kondisi spesifik tiap wilayah (geografi, geologi, iklim tropis, ekonomi-
sosial-budaya, karakteristik lahan-lingkungan, dan risiko bencana alam) harus dapat diatasi
dengan baik karena kinerja infrastruktur nasional sangat terkait dengan daya saing ekonomi
nasional serta pemerataan pembangunan. Adanya tantangan global seperti dampak
lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim, keterbatasan energi, dan sebagainya juga
perlu menjadi perhatian dalam pengembangan sistem infrastruktur yang berkelanjutan.
Salah satu sasaran pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dapat meningkatkan
daya saing Indonesia adalah dalam hal pengelolaan Sumber Daya Air. Pengelolaan Sumber
Daya Air ini diharapkan secara terpadu sebagaimana dipaparkan oleh Direktorat Sumber
Daya Air melalui 3 pilar pengelolaan Sumber Daya Air yaitu Konservasi, Pendayagunaan
Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air. Hal ini diharapkan mampu
memaksimalkan akses masyarakat terhadap air dan mampu meningkatkan produktivitas
masyarakat sehingga meningkatkan daya saing di pasar global.
Dalam rangka Konservasi Sumber Daya Air langkah yang dilakukan adalah dengan
memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
mahkluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Produk yang dihasilkan
adalah berupa pembuatan tampungan embung/ waduk dan penanaman kawasan hutan.
Pendayagunaan Sumber daya air dilakukan dengan penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air. Produk yang dihasilkan
adalah berupa pembangunan tampungan multifungsi (waduk), pengembangan jaringan
irigasi, pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air baku untuk air bersih.
Pengendalian daya rusak air dimaksdkan untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan
kerusakan kualitas lingkugan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi adalah salah satunya yang diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas masyarakat khususnya di bidang pertanian yang nantinya
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia.
Saat ini jaringan irigasi di Indonesia telah mencapai 632.098 ha dari target yang harus dicapai
adalah 1.000.000 ha. Selain itu untuk Infrastruktur Bendungan sendiri telah mencapai 36
Bendungan dari target 48 Bendungan ditahun 2018. Tentu untuk mencapai target tersebut
tidak semudah yang diharapkan, ada beberapa kendala yang akan dihadapi kedepannya.
Misalnya saja dari alokasi pembiayaan Infrastruktur yang saat ini masih dirasakan kurang
ditimbang dengan target-target pembangunan Infrastruktur yang harus dicapai. Kendala-
kendala pada saat mulainya suatu proyek pekerjaan contohnya sulitnya proses pengaduan
dan pembebasan lahan. Serta masih sulitnya proses birokrasi dalam pengadaan Investasi
oleh swasta.
Pengelolaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal
adalah salah satu upaya mendukung kapasitas produksi nasional guna meningkatkan daya
saing nasional. Tugas ini salah satunya dipegang oleh Jabatan Fungsional di masing-masing
bidang unit organisasi. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan Fungsional secara teknik bertanggung
jawab terhadap lingkungan pekerjaan yang ditugaskan dengan cara menegakkan kejujuran
intelektual dan tanggung jawab profesional menurut kode etik dan peraturan perundang-
undangan. Di dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri memiliki
beberapa jabatan fungsional yang mengemban tugas diatas diantaranya adalah Jabatan
Fungsional Teknik Pengairan ahli pertama/terampil, Teknik Jalan dan Jembatan ahli
pertama/terampil, Teknik Tata bangunan dan perumahan, Teknik Penyehatan Lingkungan,
Pembina jasa konstruksi ,dll.
Peran Teknik Pengairan ahli pertama dalam peningkatan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dimasukkan kedalam Infrastruktur yang berkaitan dengan
Sumber daya air. Misalnya pada infrastruktur berupa bendungan, embung/waduk, sabo dam,
jaringan irigasi, dsb. Jabatan Fungsional Teknik pengairan ahli pertama dituntut untuk
profesional dan berintegritas agar terwujudnya pembangunan infrastruktur yang dapat
meningkatkan daya saing. Proyek-proyek infrastruktur yang selesai tepat waktu atau bahkan
lebih cepat dari target wakunya dengan kualitas sesuai dengan spesifikasi tentu tidak lepas
dari peranan jabatan fungsional Teknik pengairan ahli pertama. Hal ini akan dapat dicapai
apabila seorang jabatan fungsional teknik pengairan ahli pertama memiliki keahlian dan
pengetahuan mengenai tugas yang diembannya. Dengan terciptanya Infrastruktur yang
handal melalui peran Teknik pengairan ahli pertama maka niscaya daya saing Indonesia akan
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai