Rangkaian perlombaan diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia Bapak Feri
Pristiawan, S.S. Dimana disampaikan bahwa lomba debat bahasa indonesia tidak hanya
menguji penggunaan bahasa indonesia melainkan juga menguji kemampuan berfikir para
mahasiswa tentang kasus-kasus kebahasaan yang terjadi. Mosi-mosi dalam lomba ini
mengangkat 17 mosi yang tidak berkaitan dengan dunia politik, sosial, budaya, ekonomi dan
pendidikan.
Setelah lomba di buka, panitia melakukan sesi cabut lot untuk 17 tim yang mengikuti
lomba tersebut, lalu menentukan peserta pertama yang akan bertanding. Kemudian, para juri
menentukan mosi serta pihak pro dan kontra. Akhirnya, acara berlangsung sesuai prosedur
yang telah ditetapkan.
Kendala yang kami hadapi adalah kurang menguasai mosi disebabkan karena terlalu
banyak mosi yang harus dikuasai oleh para peserta. Selain itu mengalami demam panggung
sehingga materi yang kami kuasai menjadi lupa dan kurang memahami tata cara perlombaan
yang telah ditetapkan.
Kekurangan dari perlombaan ini, tidak semua perguruan tinggi ikut berpartisipasi dalam
acara ini. Seharusnya pihak perguruan tinggi wajib mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti
lomba tersebut agar menjadi semenarik dan sebaik mungkin. Setiap perguruan tinggi
seharusnya membatasi jumlah tim yang dikirim dalam mengikuti lomba tersebut.
Dari lomba ini, dapat disimpulkan bahwa debat merupakan sebuah media menyampaikan
pendapat perihal baik atau buruk sebuah keadaan. Dalam sebuah debat akan ada pihak yang
mendukung suatu keadaan dan ada pula yang akan menolak keadaan tersebut. Lomba debat
menjadi alat yang ampuh untuk melatih pola kreatif mahasiswa dan menyampaikan gagasan
secara lugas dan meyakinkan.