Anda di halaman 1dari 43

Mixed Methods Designs (Ch. 17, pp.

551-…)

Jika anda memiliki akses ke data kuantitatif dan kualitatif, anda dapat
menggunakan kedua bentuk data untuk memahami masalah penelitian dan untuk
menjawab pertanyaan penelitian anda. Dengan penelitian kualitatif yang diakui dan
diapresiasi oleh semakin banyak ahli pendidikan, dan dengan penelitian kuantitaif
yang telah lama dikembangkan sebagai suatu pendekatan, metode campuran
(mixed methods) telah menjadi populer sebagai pengembangan terbaru dalam
metode penelitian dan dalam pendekatan untuk “mencampur” penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Bab ini mendefinisikan penelitian metode campuran,
mengidentifikasi kapan anda harus menggunakannya, menilai karakteristik
kuncinya, dan mengajukan/menerapkan langkah-langkah dalam melakukan dan
mengevaluasi rancangan ini.

Sampai akhir dari bab ini, anda harus dapat:


 Mendefinisikan penelitian metode campuran dan mengidentifikasi kapan
anda menggunakannya.
 Membedakan antara keempat rancangan metode campuran
 Mengidentifikasi tiga alasan melakukan penelitian metode campuran
 Mendaftarkan jenis dari data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan
pada penelitian metode campuran.
 Menentukan prioritas dari penelitian kuantitatif dan kualitatif sebagai suatu
keputusan rancangan pada penelitian metode campuran.
 Menentukan urutan dari penelitian kualitatif dan kuantitatif sebagai suatu
keputusan rancangan pada penelitian metode campuran.
 Mendeskripsikan strategi analisis data untuk setiap jenis dari rancangan
metode campuran
 Mengilustrasikan prosedur metode campuran dengan diagram.
 Mendeskripsikan langkah-langkah di dalam melakukan penelitian metode
campuran.
 Mendaftarkan kriteria yang bermanfaat di dalam mengevaluasi suatu
rancangan metode campuran.

Maria memilih untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Dia


memutuskan untuk melakukan survei dan kemudian wawancara tindak-lanjut
dengan beberapa siswa untuk menjelaskan hasil dari survei. Untuk yang pertama,
fase kuantitatif, pertanyaan penelitiannya adalah “Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi sikap terhadap pemilikan senjata?” Kemuadian, pada tindak-lanjut,

1
fase kualitatif, pertanyaannya adalah “Kapan siswa menyebut ‘pertemanan’ sebagai
faktor yang mempengaruhi sikap siswa, apa maksud mereka?” Pada penelitian ini,
Maria mengumpulkan data survei kuantitatif dan kemudian melanjutkan dengan
data wawancara kualitatif untuk membantu menjelaskan hasil kuantitatif
sebelumnya. Maria melakukan suatu studi dengan menggunakan penelitian metode
campuran.

Apa yang dimaksud dengan penelitian metode campuran? (p. 552)

Suatu rancangan penelitian metode campuran adalah suatu prosedur untuk


pengumpulan, analisis, dan “mencampur” metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif dalam satu penelitian untuk memahami masalah penelitian (Creswell &
Plano Clark, 2007). Asumsi dasar adalah penggunaan dari kedua metode kuantitatif
dan kualitatif, dalam kombinasi, menyajikan pemahaman yang lebih baik dari
masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian daripada menggunakan satu metode
saja. Itu adalah “pendekatan penelitian yang sah” (Brewer & Hunter, 1989, p. 28).

Jika anda menggunakan rancangan ini, anda harus memahami keduanya


penelitian kuantitatif dan kualitatif. Karena audien mungkin tidak familiar dengan
rancangan ini, anda bisanya harus mengajarkan tentang hal itu. Prosedur ini adalah
menghabiskan banyak waktu, membutuhkan pengumpulan dan analisis data yang
luas (Bryman, 1988), dan persyaratan waktu seperti itu bisa menuntut anda
berpartisipasi pada tim penelitian ketika menggunakannya. Juga, penelitian metode
campuran tidak semata-mata menggumpulkan dua “helai” penelitian berbeda –
kualitatif dan kuantitatif. Hal itu terdiri dari menggabungkan, memadukan,
menghubungkan, atau melekatkan kedua “helai” tersebut. Singkatnya, data adalah
“bercampur” pada penelitian metode campuran.

Kapan Anda Melakukan Penelitian Campuran? (p. 552)

Ada beberapa alasan untuk menggunakan rancangan metode campuran untuk


melakukan suatu penelitian. Secara umum, anda melakukan penelitian metode
campuran ketika anda memiliki kedua data kuantitatif dan kualitatif dan kedua jenis
data, secara bersama-sama, menyajikan pemahaman yang lebih baik dari problem
penelitian anda daripada satu jenis saja. Penelitian metode campuran adalah
rancangan yang baik untuk digunakan jika anda ingin membangun kekuatan dari
kedua data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif, seperti skor pada instrumen,
menghasilkan angka-angka tertentu yang dapat dianalisis dengan statistik, dapat
memberikan hasil untuk menilai frekuensi dan besarnya trend, dan dapat

2
menyajikan informasi yang bermanfaat jika anda harus mendeskripsikan trend
tentang sejumlah besar orang. Namun, data kualitatif, seperti wawancara terbuka
yang menyajikan kata-kata sesungguhnya dari orang-orang pada penelitian,
menawarkan banyak perspektif yang berbeda pada topik penelitian dan menyajikan
gambaran kompleks dari situasi. Ketika seseorang menggabungkan data kuantitatif
dan kualitatif, “kita memiliki percampuran yang sangat kuat” (Miles & Huberman,
1994, p. 42). Contohnya, dengan menilai outcome dari studi (yakni, kuantitatif) dan
proses (yakni, kualitatif), kita dapat mengembangkan gambaran dari fenomena
sosial yang “kompleks” (Greene & Caracelli, 1997, p. 7).

Anda juga melakukan penelitian metode campuran ketika satu jenis


penelitian (kualitatif atau kuantitatif) adalah tidak cukup untuk mengungkapkan
problema penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian. Lebih banyak data yang
dibutuhkan untuk memperluas, menguraikan, atau menjelaskan basis data. Pertama
sekali anda mungkin ingin mengeksplorasi data secara kualitatif untuk
mengembangkan instrumen atau untuk mengidentifikasi variabel untuk diuji
kemudia pada penelitian kuantitatif. Anda terlibat dalam metode campuran ketika
anda ingin mengikuti penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif untuk
memperoleh informasi yang lebih rinci dan spesifik yang dapat dikumpulkan dari
hasil uji statistik.

Anda menggunakan metode campuran ketika anda ingin menggabungkan


suatu komponen kualitatif ke suatu penelitian kuantitatif. Satu contohnya adalah
suatu penelitian eksperimental di mana eksperimen menghasilkan informasi
berguna tentang outcome, tetapi pengumpulan tambahan dari data kualitatif
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dari bagaimana intervensi
eksperimental sesunggahnya berjalan. Terakhir, pada level praktis, anda
menggunakan penelitian metode campuran untuk penelitian pada program sarjana
di mana penelitian kualitatif belum sepenuhnya diterima dan di mana pendekatan
kuantitatif adalah norma. Meskipun individu-individu pada program ini dapat
mengakui nilai dari penelitian kualitatif, penelitian metode campuran adalah lebih
bisa diterima daripada suatu penelitian “murni” kualitatif karena tetap ada
komponen dari penelitian kuantitatif pada penelitian tersebut.

Bagaimana Penelitian Metode Campuran Dikembangka? (p. 553)

Sejarah pengembangan penelitian metode campuran telah diuraikan ditempat lain


(contoh, Creswell & Plano Clark, 2007; Datta, 1994; Tashakkori & Teddlie, 1998),

3
dan tinjauan ini membangun diskusi awal ini. Kita dapat menjajaki evolusi ini
melalui beberapa fase.

Bentuk Campuran dari Data Kuantitatif

Sejak 1930an, peneliti pendidikan dan ilmu sosial telah menggabungkan metode
penelitian dari pengumpulan data pada penelitian mereka (Sieber, 1973). Namun,
ketika Campbell and Fiske (1959) memperkenalkan percobaan ganda, pendekatan
metode ganda, mereka merangsang minat dalam menerapkan metode ganda pada
satu penelitian. Minat Campbell and Fiske bukan pada penelitian metode campuran;
tetapi, mereka mengembangkan percobaan psikologikal yang valid. Untuk
mengembangkan percobaan ini, mereka menyarankan proses dimana peneliti
mengumpulkan ukuran ganda dari percobaan ganda dan menilai setiap ukuran
dengan paling kurang dua metode. Ketika mereka mengorelasi skor dan
menempatkannya ke dalam matriks, matriks metode ganda, dan percobaan ganda
dihasilkan. Peneliti dapat menentukan apakah percobaan valid dengan meneliti
matriks ini dan menilai apakah ukuran dari percobaan berkorelasi lebih tinggi
daripada yang mereka lakukan dari ukuran yang berbeda yang melibatkan metode-
metode terpisah. Bukti dari korelasi ini menyajikan informasi bermanfaat tentang
format validitas yang berbeda. Pada level yang lebih luas, penggunaan metode
ganda untuk mengukur suatu percobaan mendorong peneliti yang lain untuk
mengumpulkan lebih dari satu jenis data, meskipun data ini hanya kualitatif, seperti
skor penilaian teman dan tes yang berkaitan dengan kata.

Memperluas Penggunaan Data Kombinasi Kuantitatif dan Kualitatif

Berikut adalah yang lainnya yang mengumpulkan kedua data kuantitatif dan
kualitatif. Menjelang 1973, Sieber menyarankan kombinasi dari studi kasus in-
depth dengan survei, menciptakan “gaya baru dari penelitian” dan pemaduan teknik
penelitian ke dalam satu studi (h. 137). Beberapa tahun kemudian, Jick (1979)
menggunakan kombinasi survei, wawancara semi-terstruktur, observasi, dan materi
arsip untuk menyajikan “gambaran yang kaya dan komprehensif” (h. 606) dari
kegelisahan dan ketidakamanan kerja selama penggabungan organisasi.

Penelitian Jick (1979) adalah lebih dari penilaian dari penggabungan;


artikelnya menggunakan study gabungan untuk mengilustrasikan prosedur
triangulasi data. Triangulasi, istilah yang diambil dari pengetahuan militer angkatan
laut, adalah proses di mana pelayar menggunakan titik referensi ganda untuk
menentukan posisi yang sesungguhnya dari suatu objek di laut (Jick, 1979).

4
Diaplikasikan ke penelitian, itu berarti bahwa peneliti dapat meningkatkan
penelitian mereka dengan mengumpulkan dan mengkonversi (atau mengeintegrasi)
berbagai jenis data yang terkandung pada fenomena yang sama. Tiga titik pada
segitiga adalah dua sumber dari data dan fenomena. Peningkatan penelitian bisa
datang dari pencampuran kekuatan dari satu jenis metode dan menetralisasi
kelemahan dari metode lainnya. Contoh, pada penelitian terhadap kepemimpinan di
sekolah menengah, peneliti dapat menambah observasi kualitatif dari perilaku
dengan survei kuantitatif yang menyajikan kepercayaan tinggi di dalam
menggeneralisasi hasil. Namun, observasi kualitatif dapat menyajikan konteks di
mana kepemimpinan diberlakukan dan membantu mengklarifikasi hubungan dan
angka temuan-temuan pada statistik kuantitatif. Untuk mentriangulasi atau
mengkonversi data pada satu studi terus menjadi pendekatan yang atraktif untuk
menggabungkan metode pada penelitian hari ini.

Menanyakan Integrasi Pandangan Dunia dan Metode (h. 554)

Namun, pengembangan lebih lanjut tentang prosedur, harus menunggu beberapa


tahun. Perdebatan paradigma dikembangkan yang mempertanyakan legitimasi
penelitian metode campuran (Reichardt & Cook, 1979). Perdebatan ini adalah lebih
daripada tensi antara orang yang menganut penelitian kuantitatif tradisional dan
orang yang mendorong penelitian kualitatif. Isunya adalah apakah peneliti yang
menggunakan metode tertentu juga harus menggunakan pandangan dunia tertentu
– “kompatibilitas” (Tashakkon & Teddlei, 1998) antara pandangan dunia dan
metode. Pandangan dunia adalah asumsi filosofi luas yang digunakan peneliti ketika
mereka melakukan penelitian. Meskipun sebagian peneliti tidak mengakuinya,
mereka membuat asumsi tentang pengetahuan (contoh, skor matematika siswa
kelas 7) dan bagaimana itu bisa dicapai (contoh, kita dapat mengukur kemampuan
matematika menggunakan tes prestasi terstandar). Orang yang memperdebatkan
“ketidakkompetibel” mengatakan bahwa metode kuantitatif (contoh, skor siswa
pada suatu instrumen) milik pandangan dunia (contoh, suatu usaha untuk
mengukur secara objektif prestasi siswa), sementara metode kualitatif (contohnya,
observasi siwa) diterapkan hanya untuk dunia kualitatif (contoh, peneliti menilai
realitas secara subjektif melalui lensanya). Logika dari argumen ini mengarahkan
kepada kesimpulan yang mencampur metode adalah tidaktenable karena satu dunia
penelitian tidak ada untuk penelitian.

Argumen metode-pandangan dunia berlangsung beberapa tahun, selama akhir


1980an sampai awal 1990an, khususnya pada konferensi nasional seperti

5
pertemuan tahunan Asosiasi Evaluasi Amerika (Reichardt &Rallis, 1994). Tetapi itu
telah berakhir karena beberapa faktor. Sebagian mengatakan bahwa orang-orang
yang mendebat untuk ketidak kompatibelitas dari pandangan dunia dan metode
menciptakan dikotomi yang salah (Reichardt & Cook, 1979), yang diadakan tidak di
bawah inspeksi yang seksama. Contohnya, ada realitas “objektif” (yakni, ruang
kelas), tetapi juga ada realitas “subjektif” (contoh, kita melihat hal-hal berbeda
sebagaimana kita melihat di ruang kelas). Beberapa metode berkaitan lebih erat
dengan satu pandangan dari yang lain, tetapi untuk mengakategori mereka sebagai
“kepunyaan” ke satu pandangan lebih daripada yang lain menciptakan situasi yang
realistik.

Yang lainnya berpendapat bahwa penelitian metode campuran memiliki


pandangan filosofinya sendiri: pragmatisme. Orang pragmatis, sebagai contoh,
percaya kefilosofian di dalam menggunakan prosedur yang “bekerja/berjalan”
untuk masalah penelitian tertentu yang diteliti dan bahwa anda harus menggunakan
banyak metode untuk memahami masalah penelitian (contoh, lihat diskusi oleh
Tashakkori & Teddlie, 1998). Sangat berhubungan dengan posisi para pragmatis
adalah tesis yang menyatu (unity thesis), yang menegaskan bahwa gagasan dari
pandangan dunia adalah salah ambil dan tidak koheren (Creswell, Goodchild, &
Turner, 1996; Walker & Evers, 1988), jadi membuka peluang untuk menggunakan
metode campuran tanpa perhatian untuk underpinning filosofikal. Sebagai
tambahan, posisi “dialektikal”, yang dianut oleh Greene and Caracelli (1997),
merekomendasikan bahwa peneliti melaporkan pandangan yang mereka anut –
sehingga menghormati pandangan sebagai suatu yang penting – dan juga
mengumpulkan kedua jenis data kuantitatif dan kualitatif.

Mengembangkan Prosedur untuk Penelitian Metode Campuran (h. 554)

Faktor lain yang mendiamkan perdebatan adalah meningkatnya minat pada aspek
prosedural dari penelitian metode campuran. Penulis menggali/mencari “tujuan”
dari penelitian metode campuran, mengidentifikasi rancangan alternatif untuk
digunakan, dan menentukan sistem notasi dan model visual untuk rancangan ini.

Gagasan dari triangulasi telah memperkenalkan satu tujuan untuk metode


campuran – untuk memadukan berbagai pangkalan data untuk memahami
fenomena dan masalah penelitian (Rosmann & Wilson, 1985). Alasan lainnya segera
muncul. Anda dapat mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah
dalam dua fase sehingga data dari satu sumber dapat meningkatkan,

6
memperluas/memperdalam, atau melengkapi data dari sumber yang lain (Greene,
Caracelli, & Graham, 1989; Rossman & Wilson, 1985). Pada rancangan yang lebih
rumit, pengumpulan data dapat diperluas dari dua ke tiga fase (contoh, lihat Miles &
Huberman, 1994) atau dikumpulkan dari berbagai level dari organisasi, seperti
disktrik atau kabupaten, sekolah, guru, dan siswa (Tashakkori & Teddlie, 1998).
Anda juga dapat menggabungkan data, dengan satu bentuk data menjadi kurang
penting pada suatu rancangan yang menekankan bentuk lain dari data (Creswell,
2003).

Sentral dari pemikiran ini tentang model-model atau rancangan yang berbeda
adalah visualisasi dari prosedur dan penggunaan dari sistem notasi oleh Morse
(1991). Sistem ini, ditunjukkan pada Gambar 17.1, adalah cara untuk memotret
prosedur dalam rancangan metode campuran. Label yang disingkat untuk
kuantitatif (quan) dan kualitatif (qual) hanya istilah.

Gambar 17.1 juga memotret dua rancangan sampel. Sebagaimana


ditunjukkan pada studi #1, peneliti menempatkan suatu penekanan pada kedua
data kuantitatif dan kualitatif dan memadukan atau menggabungkan data pada
penelitian. Pada studi #2, peneliti menekankan data kuantitatif pada fase pertama
dari penelitian, dilanjutkan dengan penekanan minor pada data kualitatif pada fase
ledua dari penelitian. Kemudian pada bab ini kita mempertimbangkan nama untuk
rancangan ini dan menggali beberapa variasi dari mereka.

Gambar 17.1: Sistem Notasi untuk Penelitian Metode Campuran

Studi #1 QUAL + QUAN


Studi #2 QUAN qual

Notasi yang digunakan:


+ menunjukkan secara serentak atau pengumpalan data kuantitatif dan
kualitatif yang bersamaan
Menunjukkan rangkaian pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif
Huruf besar menunjukkan prioritas atau pertimbangan yang meningkat
apakah data kuantitatif atau kualitatif
Huruf kecil menunjukkan prioritas yang lebih rendah atau pertimbangan
apakah data kuantitatif atau kualitatif.
Sumber: Diadaptasi dari Morse, 1991.

7
Menganjurkan Rancangan yang Berbeda

Dengan prosedur yang sudah ada, suatu sistem notasi, dan rancangan tertentu,
diskusi saat ini telah beralih ke memperhatikan penelitian metode campuran
sebagai rancangan terpisah dan berbeda. Kepada eksperimen, survei, teori
grounded, dan lainnya, sekarang kita menambah metode campuran atau kita
menggabungkan bentuk-bentuk penelitian ini ke dalam rancangan. Penganjur
penelitian metode campuran telah menulis keseluruhan bab-bab dan buku-buku
dari penggunaannya pada ilmu sosial dan kesehatan (Creswell, 2003; Creswell &
Plano Clark, 2007; Greene & Caracelli, 1997; Reichard & Tallis, 1994; Tashakkori &
Teddlie, 1998, 2003). Tambahan lagi, perubahan terus terjadi pada proses
pemaduan analisis data kuantitaif dan kualitatif (Caracelli & Greene, 1993),
penggunaan program komputer untuk penyatuan program statistik kuantitatif
dengan program analisis teks (Bazeley, 2000), dan identifikasi dan diskusi sejumlah
banyak penelitian metode campuran yang dilaporkan dalam literatur ilmiah
(contoh, Creswell et al, 1996; Datta, 1994; Greene et al. 1989).

Apa Saja Jenis Rancangan Metode Campuran (h. 556)

Meskipun pekerjaan mengidentifikasi jenis-jenis rancangan metode campuran,


mana model dan pendekatan telah dimajukan pada literatur. (Untuk mereviu
peluang, lihat diskusi berguna dari Cresweel & Plano Clark, 2007); …). Strategi yang
diambil oleh penulis adalah mereviu penelitian yang dipublikasi dan
mengklasifikasinya menurut jenis rancangan (contoh, Greene et al., 1989).

Sebelum menilai jenis-jenis rancangan, adalah berguna untuk merefleksikan


strategi mengidentifikasi penelitian metode campuran pada leteratur yang
dipublikasi. Satu strtegi adalah menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini
untuk membantu anda mengidentifikasi suatu studi sebagai penelitian metode
campuran:

 Adakah bukti pada judul? Lihat pada judul untuk menentukan apakah
dimasukkan kata-kata seperti kuantitatif dan kualitatif, metode campuran,
atau istilah terkait lainnya untuk menunjukkan pengumpulan dari data
kuantitatif dan kualitatif. Istilah-istilah terkait adalah terpadu, gabungan,
triangulasi,metode ganda, model campuran, metodologi campuran (Reichardt
& Rallis, 1994; …)
 Adakah bukti pada bagian pengumpulan data? Nilailah bagian “metode” atau
“prosedur” di mana penulis menjelaskan pengumpulan data dan identifikasi

8
apakah peneliti mendiskusikan bentuk data kuantitatif (contoh, angka-angka
dilaporkan) dan data kualitatif (contoh, kata-kata atau gambar) sebagai
bagian dari pengumpulan data.
 Adakah bukti pada pernyataan tujuan dan pertanyaan penelitian? Nilailah
abstrak atau pengantar dari penelitian untuk mengidentifikasi tujuan atau
pertanyaan penelitian. Apakah pernyataan-pernyataan ini menunjukkan
bahwa peneliti bermaksud mengumpulkan kedua data kuantitatif dan
kualitatif selama penelitian?

Setelah mengidentifikasi penelitian sebagai metode campuran, berikutnya


tentukan jenis dari rancangan metode campuran yang digunakan oleh penulis.
Anda bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apa prioritas atau pertimbangan yang diberikan penulis untuk pengumpulan


data kuantitatif dan kualitatif? Prioritas atau pertimbangana maksudnya
bahwa satu bentuk data diberikan perhatian atau penekanan lebih dalam
penelitian; namun, data kuantitatif dan kualitatif kadang-kadang
diperlakukan sama.
2. Bagaimana urutan dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif?
Tentukan apakah data kualitatif (atau data kuantitatif) datang pertama dan
kedua dalam pengumpulan data atau mereka dikumpulkan secara
bersamaan.
3. Bagaimana peneliti sesungguhnya menganalisis data? Tentukana apakah
peneliti menggabungkan data dalam satu analisis atau membiarkan analisis
tetap terpisah.
4. Dimanakah dalam penelitian peneliti “menggabungkan” data? Kedua bentuk
data itu mungkin digabungkan, dikaitkan, atau dicampurkan dalam
pengumpulan data, antara pengumpulan data dan analisis data, selama
analisis data, atau pada interpretasi dari studi.

Menggunakan empat pertanyaan ini, anda dapat menempatkan dan


mengidentifikasi sebagian besar rancangan yang metode campuran yang biasanya
digunakan pada penelitian pendidikan. Gambar 17.2 mengilustrasikan empat dari
rancangan ini; rancangan triangulasi, rancangan embedded, rancangan eksplanatori,
dan rancangan eksploratori (Creswell & Plato, 2007).

9
Gambar 17.2: Jenis Desain Metode Penelitian Campuran (mixed methods)

I. Desain metode campuran III. Desain metode campuran


triangulasi eksplanatori
QUAN QUAL QUAN Qual
(Data dan + (Data dan (Data dan tindak- (Data dan
lanjut
Hasil) Hasil) Hasil) Hasil)

Interpretasi

II. Desain metode campuran IV. Desain metode campuran


embedded Exploratori
QUAL quan
QUAN
(Data dan Pengem (Data dan
(Data dan Hasil)
Hasil) -bangan Hasil)
Qual Interpretasi
(Data dan Keterangan:
Hasil)
Kotak = pengumpulan data dan hasil
Huruf besar = penekanan utama,
huruf kecil = penekanan minor
Panah = urutan, + = bersamaan

Desain Triangulasi

Dari gambaran historis, anda telah menjadi familiar dengan rancangan triangulasi
(Jick, 1979). Tujuan dari rancangan triangulasi (atau bersamaan atau paralel)
adalah untuk mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif secara
bersamaan, menyatukan data, dan menggunakan hasil untuk memahami masalah
penelitian. Rasional dasar dari rancangan ini adalah bahwa satu dari bentuk
pengumpulan data memberikan kekuatan untuk mengganti kekurangan dari bentuk
yang lain. Contohnya, skor kuantitatif pada suatu bentuk instrumen dari banyak
individu menyajikan kekuatan untuk mengganti kekurangan dari dokumen
kualitatif dari sedikit orang. Sebagai contoh, observasi mendalam kualitatif dari
beberapa orang menawarkan kekuatan kepada data kuantitatif yang tidak
menyajikan informasi yang cukup detil tentang konteks di mana individu-individu
menyajikan informasi (yakni, settingnya).

Bagaimana proses dari penelitian triangulasi berjalan? Peneliti


mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif, menganalisis kedua kumpulan

10
data secara terpisah, membandingkan hasil dari analisis kedua kumpulan data, dan
membuat penafsiran sessuai dengan apakah hasilnya saling mendukung atau
berlawanan. Perbandingan langsung dari kedua kumpulan data oleh peneliti
menyajikan suatu “triangulasi” dari sumber data. Sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 17.2, pada rancangan ini:

 Peneliti metode campuran sering memberikan prioritas yang sama kepada


kedua data kuantitatif dan kualitatif (lihat QUAN dan QUAL). Peneliti
menghargai kedua data kuantitatif dan kualitatif dan melihat mereka sebagai
sumber yang lebih kurang sama sebagai informasi pada penelitian. Contoh,
data wawancara adalah sama pentingnya dengan skor yang dikumpulkan
dengan instrumen.
 Peneliti metode campuran mengumpulkan kedua data kuantitatif dan
kualitatif secara bersamaan selama penelitian. Contohnya , dokumen kualitatif
tentang apa yang dipelajari oleh murid di pra sekolah direviu, pada saat yang
sama peneliti mengumpulkan observasi kualitatif tentang perilaku siswa
dengan menggunakan daftar cek.
 Peneliti metode campuran membandingkan hasil analisis kuantitatif dan
kualitatif untuk menentukan apakah kedua basis data memberikan hasil yang
sama atau tidak sama. Contohnya, tema-tema kualitatif yang diidentifikasi
selama wawancara adalah “quantified” dan memberikan skor untuk frekuensi
mereka. Skor-skor ini kemudian dibandingkan dengan skor dari instrumen
yang mengukur variabel-variabel yang yang berkenaan dengan gagasan-
gagasan yang sama sebagaimana tema-tema. Sebagai alternatif, peneliti bisa
merubah data kualitatif menjadi angka-angka kuantitatif (contoh, menghitugn
berapa kali para partisipan memmbicarakan tentang kode-kode) dan
kemudiabandingkan mereka dengan hasil kuantitatif dari basis data
kuantitatif. Contoh, apakah penekanan pada keamanan di sekolah
sebagaimana ditentukan oleh jumlah frekuensi para siswa membicaran
tentang kode, keamanan, menguatkan respon siswa pada suatu survei yang
menunjukkan pentingnya keamanan di sekolah?

Kekuatan dari rancangan ini adalah bahwa rancangan itu menggabungkan


kelebihan dari setiap bentuk data; yaitu, data kuantitatif menyajikan
generalisasi, sementara data kualitatif menyajikan informasi tentang konteks
atau seting. Desain ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang
menggunakan keutaman utama dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

11
Satu kesulitan dari desain ini adalah bagaimana merubah satu bentuk data ke
bentuk lainnya untuk memadukan dan membandingkan basis data. Lebih lanjut,
meskipun pemaduan adalah mungkin, hasil yang tidak konsisten mungkin saja
muncul, mengharuskan mengumpulkan data tambahan atau mengunjungi
kembali basis data untuk menghilangkan perbedaan.

Pada penelitian metode campuran triangulasi, Russek and Weinberg (1993)


mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif pada waktu yang sama dan
menggunakan hasil dari kedua bentuk itu untuk memahami implementasi
teknologi di sekolah dasar. Mereka meneliti untuk menilai bagaimana guru 16
sekolah dasar mengimplementasikan dua set pelengkap pelajaran matematika,
satu penggunaan kalkulator dan satu penggunaan komputer. Untuk meneliti
proses ini, mereka melakukan wawancara kualitatif dengan guru dan
administratur, melakukan observasi informal di ruangan kelas, meneliti
dokumen sekolah, dan memperoleh jawaban guru terhadap pertanyaan terbuka
dari kuesioner. Secara kuantitatif, mereka mengumpulkan daftar cek observasi
ruangan kelas dan pelajaran dan format evaluasi workshop, dan mengumpulkan
dua pengukuran perasaan, sikap, dan perhatian guru melalui laporan diri (yakni,
kuesioner evaluasi diri dan langkah-langkah dari kuesioner perhatian).

Tujuan Russek and Weinberg (1993) pada metode campuran adalah untuk
menyajikan gambaran lengkap dari proses implementasi. Mereka mendiskusikan
bagaimana data yang ditriangulasi dapat menujukkan hasil bersesuaian,
tidakkonsisten, dan melengkapi. Contohnya, mereka membandingkan hasil dari
kuesioner guru dengan tema wawancara tentang penggunaan kalkulator dan
komputer di ruang kalas. Menemukan ketidakkonsistenan pada hasil, mereka
menghubungkan dengan keengganan guru menulis apa yang mereka ungkapkan
secara bebas melalui kata-kata lisan mereka. Mereka juga merasa bahwa kuesioner
kurang valid karena guru bisa merasakan bahwa kuesioner bisa menjadi bagian dari
catatan personil permanen mereka.

Desain Embedded

Bentuk kedua dari desain metode campuran adalah mirip dengan desain triangulasi,
dengan beberapa pengecualian penting. Tujuan dari rancangan embedded adalah
untuk mengumpulkan data kuantatif dan kualitatif secara bersamaan tetapi untuk
mendapatkan satu bentuk dari data memainkan peran suportif (pendukung) untuk
data bentuk lain. Alasan untuk mengumpulkan data bentuk kedua adalah bahwa itu

12
akan menambah atau mendukung bentuk data utama. Contoh, selama eksperimen,
peneliti bisa mengumpulkan data kualitatif selama percobaan untuk menilai
bagaimana partisipan pada kondisi perlakuan mengalami (menjalani) intervensi.
Tujuan utama dari penelitian, pada kasus ini, untuk menilai dampak dari kondisi
eksperimen terhadap outcome, tetapi tambahan dari data kualitatif memungkin
peneliti untuk juga mengekeplorasi bagaimana partisipan mengalami proses
eksperimen. Sebagai contoh lain, selama penelitian korelasional, peneliti dapat
mengumpulkan data kualitatif kedua (pendukung) untuk membantu memahami
alasan dari hasil kuantatif. Dan dalam sebagian desain embedded, prosedurnya
adalah berurut, dengan bentuk kedua dari pengumpulan data sebelum ekperimen
(atau peneliti korelasi) memulai (yakni, untuk membantu menentukan cara terbaik
untuk merekrut partisipan) atau setelah itu menyimpulkan (yakni, untuk
menindaklanjuti dan membantu menjelaskan hasil).

Bagaimana proses dari penelitian embedded berjalan? Peneliti


mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian (contoh,
penelitian eksperimen atau korelasi), kedua set data dianalisis secara terpisah, dan
mereka menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda. Contoh, data kuantitatif
akan menjawab apakah intervensi memberikan dampak kepada outcome, sementara
data kualitatif akan menilai bagaimana partisipan menjalani/mengalami intervensi.
Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 17.2, pada desain ini:

 Peneliti metode campuran memberikan prioritas kepada bentuk utama dari


pengumpulan data (yakni, biasanya QUAN) dan status kedua untuk bentuk
pendukung (yakni, biasanya qual) dari pengumpulan data. Bentuk kedua
digunakan dalam penelitian metode campuran untuk mendukung dan
menyajikan informasi tambahan untuk bentuk utama.
 Peneliti metode campuran mengumpulan kedua data kuantitatif dan kualitatif
secara bersamaan. Kedua bentuk data dikumpulkan selama penelitian pada
kisaran waktu yang sama. Pendekatan bisa beragam pada sebagian desain
embedded, dan peneliti bisa mengumpulkan data bentuk kedua sebelum
penelitian atau setelah penelitian selesai.
 Peneliti metode campuran menggunakan bentuk kedua dari data untuk
menambah atau menyajikan sumber informasi tambahan yang tidak disajikan
oleh sumber data pertama. Penambahan adalah untuk mengumpulkan
informasi yang tipikal menjawab pertanyaan berbeda daripada yang
ditanyakan oleh bentuk pertama dari data. Contoh, pengumpulan data

13
kualitatif selama eksperimen bisa digunakan untuk memhamai atau “proses”
yang dilalui oleh partisipan, sementara data kuantitatif menilai dampak dari
perlakuan terhadap outcomes.

Kekuatan dari desain ini adalah bahwa desain itu menggabungkan kelebihan
dari kedua data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah lebih efektif dalam
mencatat outcome dari eksperimen daripada mengidentifikasi melalui data
kualitatfi bagaimana individu-individu menjalani proses eksperimen. Itu juga
menyajikan satu jenis desain di mana peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif,
tetapi keseluruhan desain tetap menekankan pendekatan kuantitatif. Pada sebagian
lapangan yanag baru bagi penelitian kualitatif, peran kualitatif data ini membantu
melegitimasi penggunaan data seperti itu. Kesukaran dari menggunakan desain ini
adalah bahwa kedua basis data tidak selalu mudah untuk dibandingkan karena data
menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda. Lagian, ada kemungkinan bahwa
memperkenalkan pengumpulan data kualitatif selama ekperimen (atau penelitian
korelasional) akan mempengarui outcome. Strategi harus dimasukkan untuk
meminimalkan dampak ini (yakni, mengumpulkan data kualitatif pada akhir dari
eksperimen, meminta partisipan melengkapi jurnal dari pengalaman mereka yang
diserahkan setelah eksperimen). Lebih lanjut, seperti desai trangulasi, pengumpulan
data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan bisa merupakan pekerjaan yang
sangat intensif bagi peneliti yang sendirian.

Penelitian korelasional Harrison (2007) dari program mentoring sarjana


muda pada LPTK mengilustrasikan desain metode campuran embedded. Dengan
menggunakan analisis longitudinal kuantitatif, dia mengikuti 18 mahasiswa pada
program kepemimpinan selama 2 tahun ketika mereka mempelajari bagaimana
mereka menjalin hubungan antara mentor-mentee pada satu program sarjana muda
LPTK. Harrison mengumpulkan data kuantitatif dengan suatu instrumen, Working
Alliance Inventory (WAI), selama 6 administrasi selama periode 2 tahun. Informasi
kuantitatif ini menyajikan sumber utama informasi selama penelitiannya, dan model
korelasinya menyatakan bahwa sejumlah faktor (yakni, jumlah pertemuan mentor-
mentee) dapat mempengaruhi bentuk dari relasi positif. Dia juga mengumpulkan
sedikit data dalam bentuk wawancara kelompok fokus dengan mahasiswa. Dia
menggambarkan trend longitudinal dalam pengembangan hubungan dengan
menggunakan skor WAI dari waktu ke waktu, dan kemudian menggunakan data
kedua, informasi dari kelompok fokus, untuk membantunya memahami mengapa
sebagai mentor-mentee menempa, mempertahankan dan membina hubungan yang

14
lebih baik dari waktu ke waktu. Penelitiannya merupakan satu contoh yang baik
dari rancangan embedded dalam pendidikan dengan komponen utama korelasional
kuantitaif dan komponen yang lebih kecil kelompok fokus kualitatif.

Desain Eksplanatori

Sebagai ganta mengumpulkan data pada waktu yang sama, penelitian metode
campuran dapat mengumpulkan informasi kuantitatif dan kualitatif secara berurut
dalam dua fase, dengan satu bentuk pengeumpulan data mengikuti yang lain.
Rancangan ini, juga ditunjukkan pada Gambar 17.2, adalah suatu rancangan metode
campuran eksplanatori, barangkali merupakan desain metode campuran yang
paling populer dalam penelitian pendidikan. Desain metode campuran
eksplanatori (juga disebut model dua-fase; Creswell & Plano clark, 2007) terdiri
dari pertama mengumpulkan data kuantitatif dan kemudian mengumpulkan data
kualitatif untuk untuk membantu menjelaskan atau menguraikan hasil kualitatif.
Rasioal dari pendekatan ini adalah bahwa data dan hasil kuantitatif menyajikan
gambaran umum dari masalah penelitian; analisis lebih, khususnya melalui
pengumpulan data kualitatif, adalah dibutuhkan untuk memperhalus, memperluas,
atau menjelaskan gambaran umum. Melihat kembali Gambar 17.2, anda dapat
melihat bahwa pada desain ini:

 Peneliti metode campuran menempatkan prioritas pada pengumpulan dan


analisis data kuantitatif (QUAN). Ini dilakukan dengan memperkenalkannya
terlebih dahulu pada penelitian dan memberlakukannya sebagai aspek
pengumpulan data utama. Suatu komponen kecil kualitatif mengikuti pada
fase kedua dari penelitian.
 Peneliti metode campuran mengumpulkan data kuantitatif pertama dalam
urutan. Ini diikuti oleh pengumpulan data kualitatif pendukung. Peneliti
sering menyajikan penelitian-penelitian ini dalam dua fase, dengan setiap
fase diidentifikasi dengan jelas pada judul-judul dalam laporan.
 Peneliti metode campuran menggunakan data kualitatif untuk memperhalus
hasil dari data kuantitatif. Hasil yang diperhalus dalam mengekplorasi sedikit
kasus-kasus tertentu, menyelidik hasil kunci secara lebih rinci, atau
menindaklanjuti dengan kasus asingdan ekstrim.

Rancangan ini memiliki keunggulan dari pengidentifikasian secara jelas bagian


kuantitatif dan kualitatif, dan kelebihan bagi pembaca dan orang-orang yang
merancang dan melakukakn penelitian ini. Tidak seperti desain triangulasi, peneliti

15
tidak perlu menyatukan atau memadukan dua bentuk data yang berbeda. Desain ini
juga menangkap yang terbaik dari kedua data kuantitatif dan kualitatif – untuk
memperoleh hasil kuantitatif dari populasi pada fase pertama, dan kemudian
memperhalus atau menguraikan temuan-temuan ini melalui eksplorasi mendalam
kualitatif pada fase kedua. Namun, kesulitan di dalam menggunakan desain ini,
adalah bahwa peneliti harus menentukan apa aspek-aspek dari hasil kualitatif harus
digunakan pada tindaklanjut (misalnya, suatu hipotesis yang gagal ditolak oleh
peneliti?). Desain ini juga membutuhkan kerja yang intensif, dan mengharuskan
keahlian dan waktu untuk mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif.

Projek dua-fase oleh Blustein, Philips, Jobin-David, Finkelberg, & Roarke


(1997) adalah satu contoh yang baik dari desain eksplanatori. Penelitian mereka
meneliti transisi dari sekolah ke pekerjaan bagi 45 orang dewasa yang terikat
pekerjaan (umur 18 sd 29) yang telah keluar dari SMA kurang dari 10 tahun yang
bukan lulusan PT dan bukan mahasiswa PT. Penulis mendeskripsikan strategi
pengumpulan dan analisis data sebagai berikut: untuk “menerapkan dua metode
kuantitatif di awal untuk membantu menfokuskan dan membatasi eksplorasi
kualitatif kita” (h. 373). Mereka mengumpulkan informasi dari 45 orang dewasa
dengan menggunakan satu pedoman wawancara yang berisi pertanyaan tertutup
dan terbuka. Di akhir, mereka pertama mengkorelasikan dua indeks untuk transisi
adaptif yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan tertutup (yakni, kepuasan dan
kesesuaian pekerjaan). Mengisolasi 14 variabel untuk analisis lanjutan, mereka
memulai fase kedua, di mana mereka mengidentifikasi partisipan dengan nilai
paling tinggi atau rendah pada setiap pengukuran dan menilai bagian-bagian pada
transkrip wawancara mereka untuk mempelajari lebih banyak tentang pengalaman
transisi mereka.

Desain Eksploratori

Daripada pertama menganalisis atau mengumpulkan data kuantitatif sebagaimana


dilakukan pada desain eksplanatori, peneliti metode campuran memilai dengan
data kualitatif dan kemudian mengumpulkan data kuantitatif. Tujuan dari desain
metode campuran eksploratori adalah prosedur dari pertama mengumpulkan
data kualitatif untuk mengeksplorasi fenomena, dan kemudian mengumpulkan data
kuantitatif untuk menjelaskan hubungan yang ditemukan di dalam data kualitatif.
Aplikasi yang populer dari desain ini adalah mengeksplore fenomena,
mengidentifikasi tema-tema, merancang instrumen, dan secara berurut mengujinya.
Peneliti menggunakan desain ini ketika instrumen, variabel, dan pengukuran yang

16
ada tidak diketahui atau tersedia untuk populasi yang diteliti. Kembali rujuk
Gambar 17.2. pada desain ini,

 Peneliti metode campuran menekankan data kualitatif (QUAL) lebih daripada


data kuantitatif (quan). Penekanan ini muncul melalui penyajian pertanyaan
kunci sebagai suatu pertanyaan terbuka atau mendiskusikan hasil kualitatif
dengan lebih rinci daripada hasil kuantitatif.
 Peneliti metode campuran memiliki urutan untuk pengumpulan data yang
meliputi pertama mengumpulkan data kualitatif diikuti oleh data kuantitatif.
Tipikal pada rancangan ini, peneliti melakukan penelitian dalam dua fase,
dengan fase pertama melibatkan pengumpulan data kualitatif (contoh,
wawancara, observasi) dengan sejumlah kecil individu, diikuti oleh
pengumpulan data kuantitatif (contoh, survei) dengan sejumlah besar
partisipan yang dipilih secara random.
 Peneliti metode campuran merencanakan data kuantitatif untuk
mengembangkan atau menjelaskan temuan-temuan kuantitatif awal. Maksud
dari peneliti adalah untuk menghasilkan data kuantitatif guna memperhalus
dan memperluas temuan-temuan temuan kualitatif. Eksplorasi kualitatif awal
memberikan hasil rinci, dan dapat digenaralisasi melalui fase kuantitatif
kedua.

Satu keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa desain ini memungkinkan
peneliti mengidentifikasi ukuran sebenarnya didasarkan pada data yang diperoleh
dari partisipan penelitian. Peneliti dapat memulai dengan mengeksplorasi pendapat
dengan mendengar para partisipan daripada mendekati suatu topik dengan
sekumpulan variabel yang telah ditentukan. Namun, desain itu memiliki
kekurangan dengan keharusan mengumpulkan data yang luas dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses ini. Pengujian instrumen sangat menambah lamanya
waktu dari desain ini untuk diimplementasi. Desain itu juga mengharuskan peneliti
membuat keputusan tentang tema–tema yang paling sesuai untuk diukur pada
tindak lanjut fase penelitian kuantitatif.

Pada desain metode campuran eksploratori oleh Holland, Chait, and Tailor
(1989), peneliti menggunakan data kualitatif untuk mengembangkan dan menguji
instrumen kuantitatif. Mereka menguji keefektifan dari dewan pengawas dalam seni
liberal dan perguruan tinggi yang komprehensif. Peneliti menyatakan bahwa
“pendekatan kualitatif untuk topik ini menyajikan dasar untuk pengembangan
kerangka kerja teoretikal grounded yang bisa kemudian dikenakan spesifikasi

17
kuantitatif lebih ketat dan pengujian empiris” (h. 439). Fase pertama kualitatif dari
penelitian berisi wawanvara dengan 46 pengawas pada 10 PT. dari data ini, peneliti
mengidentifikasi enam kompetensi dewan (contohnya, memahami konteks
kelembagaan, mengembangkan kapasitas belajar). Pada fase kedua dari penelitian,
peneliti mengidentifikasi 12 lokasi baru, mengembangkan komptensi-kompetensi
itu ke dalam koesioner, dalam mengulkan data laporan diri dari pengawas. Mereka
juga mengumpulkan data wawancara dan menerimapengukuran kinerja
kelembagaan. Fase ketiga adalah menguji instrumen lebih luas, dengan 357
pengawas pada 12 lokasi yang digunakan pada fase kedua.

Ketika Maria memulai dengan survei dan melanjutkan dengan wawancara pada
penelitian campurannya, apa jenis desain yang dia miliki? Apa yang menjadi
kemungkinan prioritas dan urutan dari desainnya? Apa yang menjadi alasan
menggunakan jenis desain ini?

APA KARAKTERISTIK KUNCI DARI DESAIN METODE CAMPURAN? (h. 562)

Semua ketiga jenis desain metode campuran memasukkan karakteristik dasar yang
membedakan desain ini dari desain lainnya. Di dalam meninjau keenam
karakteristik berikut, pertimbangkan menggabungkan mereka ke dalam rencana
anda untuk penelitian jika anda bermaksud untuk melakukan penelitian metode
campuran. Juga, perhatikan mereka dalam penelitian metode campuran yang
mungkin anda tinjau atau baca. Mereka adalah:
 Rasional untuk desain
 Bentuk data kuantitatif dan kualitatif
 Prioritas
 Urutan
 Analisis data cocok dengan desain
 Diagram prosedur

Rasional untuk Desain

Pembaca dan orang yang meninjau penelitian metode campuran harus mengetahui
kenapa anda menggabungkan metode. Peneliti metode campuran
memasukkanpembenaran atau rasional untuk penggunaan kedua data kuantitatif
dan kualitatif. Satu pembenaran adalah bahwa pengumpulan data kuantitatif pada
fase kedua adalah penting untuk menguji eksplorasi kualitatif fase pertama dari
penelitian (yakni, desain eksploratori) atau satu bentuk data memainkan peran

18
dukungan untuk basis data lainnya (yakni, desain embedded). Pembenaran lainnya
dihasilkan dari penggabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif “terbaik” (desain
triangulasi). Kuantitatif menyajikan kesempatan untuk mengumpulkan data dari
sejumlah banyak orang dan mengeneralisasi hasil, sementara kualitatif mengizinkan
eksplorasi dari sedikit individu secara mendalam. Apapun rasionalnya, sebutkan
rasional ini di awal penelitian, seperti pada pengantar.

Mengumpulkan Data Kuantitatif dan Kualitatif

Pada penelitian metode campuran mana saja, anda harus menunjukkan dengan jelas
bahwa anda mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif. Metode
pengumpulan data biasanya terkait dengan data angka atau numerik dan data kata-
kata atau teks dan gambar. Peneliti metode campuran mengumpulkan kedua data
kuantitatif dan kualitatif.

Gambaran yang luas dari bentuk data, yang diperkenalkan lebih awal pada
bab6 dan 8, ditunjukkan pada Tabel 17.1. Pada tabel ini, kolom menunjukkan
metode dan data. Dalam praktik, peneliti metode campuran menggunakan metode
berbeda untuk mengumpulkan bentuk data berbeda. Pada penelitian metode
campuran, peneliti memasukkan bentuk tertentu dari data kuantitatif dan kualitatif
dan menggabungkan diskusi ini ke dalam seksi metode atau prosedur dari
penelitian.

19
Tabel 17.1: Metode Pengumpulan Data Kuantitatif dan Kualitatif dan Jenis
Data
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
Metode Data Metode Data
Pengumpulan Data Pengumpulan Data
Instrumen (contoh, Skor numerik Wawancara Teks data dari
wawancara terbuka wawancara yang
tertutup, observasi ditranskrip
tertutup)

Dokumen (sensus, Skor numerik Pertanyaan Data teks yang


catatan kehadiran) terbuka pada ditranskrip dari
kuesioner kuesioner

Observasi terbuka Catatan lapangan


(teks) dari catatan
Dokumen (contoh, peneliti
swasta atau negeri)

Materi visual Data gambar dari


gambar, fotografi,
atau rekaman
audio

Prioritas

Peneliti metode campuran memajukan pertimbangan atau prioritas untuk


pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Tiga pilihan tersedia bagi peneliti
untuk memprioritaskan data:

 Data kuantitatif dan kualitatif mendapat pertimbangan yang sama


 Data kuantitatif lebih diutamakan daripada data kualitatif
 Data kualitatif lebih diutamakan daripada data kuantitatif

Pertimbangan atau prioritas maksudnya bahwa pada desain metode campuran,


menempatkan penekanan lebih pada satu jenis data daripada jenis data lainnya
pada penelitian dan laporan tertulis. Penekanan ini bisa dihasilkan dari pengalaman
personal dengan pengumpulan data, keharusan memahami satu bentuk data
sebelum melanjutkan ke yang lain, atau audien yang membaca penelitian. Apapun
alasannya, di dalam menilai penelitian metode campuran untuk prioritas, tanyakan
pertanyaan-pertanyaan berikut:

20
 Apa yang lebih anda tekankan pada pernyataan penelitian – eksplorasi atau
prediksi dari outcomes?
 Proses pengumpulan data yang mana – kuantitatif atau kualitatif – anda
memberikan perhatian utama (contoh, jumlah halaman pada laporan) pada
bagian “metode” dan “hasil”?
 Proses pengumpulan data mana anda meneliti paling dalam (contoh, analisis
statistik rinci atau analisis tema dengan lapisan ganda)?

Urutan

Peneliti metode campuran mengajukan urutan dari pengumpulan data dengan


menggunakan pendekatan bersamaan atau berurutan. Lagi, ada beberapa pilihan
untuk pengurutan pengumpulan data:

 Anda mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif pada waktu bersamaan


 Data mengumpulkan data kuantitatif dulu, diikuti oleh data kualitatif
 Anda mengumpulkan data kualitatif dulu, diikuti data kuantitatif
Jika tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan hasil kuantitatif lebih lanjut
dengan data kualitatif (yakni, desain eksplanatori) atau untuk mengembangkan
instrumen dari data kualitatif (yakni, desain eksploratori), prosedurnya harus
dengan jelas menunjukkan urutan ini. Prosedur pengumpulan data adalah saling
independen dan biasanya disajikan sebagai fase. Jika tujuan dari penelitian adalah
untuk mempertemukan atau triangulasi temuan-temuan (yakni, desain triangulasi),
maka data dikumpulkan pada waktu yang sama, dan peneliti eksplisit tentang
proses ini. Proses ini melibatkan usaha pengumpulan data yang dijalankan secara
simultan dan terkait satu sama lain.

Analisis Data Cocok dengan Desain

Satu dari tantangan yang paling sulit bagi peneliti metode campuran adalah
bagaimana menganalisis data yang dikumpulkan dari penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Ini lebih daripada hanya mampu menghubungkan dan menyilang data dan
angka, meskipun koneksi ini benar-benar menyajikan sedikit tantatangan. Beberapa
peneliti telah memulai diskusi tentang analisis data pada penelitian metode
campuran (Caracelli & Greene, 1993; Tashakkori & Teddlie, 1998). Untuk menguji
pilihan untuk analisis data, reflesikan kembali tentang jenis desain dan pilihan
analisis dalam setiap desain. Suatu ikhtisar dari pilihan ini disajikan pada Tabel
17.2. daftar ini tidak komprehensif dan tidak boleh membatasi kreativitas peneliti
metode campuran; itu sebagian besar fokus pada pembahasan dan penyajian

21
prosedur analitis khas yang dibahas oleh penulis dan diilustrasikan dalam studi
metode campuran.

Analisis Desain Triangulasi

Dari semua desain, barangkali analisis ini adalah yang paling sulit dan kontroversial.
Pendekatan standar kelihatnnya adalah mempertemukan atau membandingkan
dalam beberapa cara dari data kuantitatif dan kualitatif. Satu cara adalah
menyajikan menyajikan diskusi tentang tema yang muncul dari data dan bagaimana
mereka mendukung atau menyanggah analisis statistik. Pada penelitian yang
dilakukan tentang seni kontroversial di kampus PT (contoh, lukisan atau novel),
peneliti bisa bisa mengumpulkan kuesioner dari komponen kampus dan data
wawancara dari administrator, dosen, dan mahasiswa. Peneliti kemudian bisa
membandingkan kedua sumber data untuk menentukan apakah wawancara
mendukung hasil kuesioner.

Pendekatan yang lain adalah mengombinasikan data kuantitatif dan kualiatif


untuk sampai pada variabel-variabel baru atau tema-tema baru untuk pengujian
atau eksplorasi lebih lanjut. Pada kasus seni kontroversial, data wawancara dan
skor kuesioner digabungkan untuk menghasilkan suatu variabel baru, seperti
sensitivitas komponen kampus untuk sebagian bentuk seni. Variabel ini menjadi
informasi untuk eksplorasi lebih lanjut.

Sebagian peneliti metode campuran mengukur data kuantitatif untuk


membandingkan data secara langsung dengan hasil statistik. Contohnya, anda dapat
mengurangi data wawancara dari personil kampus menjadi tema dan menghitung
munculnya setiap tema. Anda dapat membandingkan frekuensi dari tema-tema ini
dengan statistik deskriptif tentang informasi dari skala. Sebagai alternatif, peneliti
bisa menganalisis kuesioner, mengembangkan tema (atau skala) yang
merefleksikan isu-isu ssekitar seni kampus, dan membandingkan tema-tema itu
dengan tema-tema yang dihasilkan oleh personil kampus selama wawancara
kualitatif.

22
Tabel 17.2: Jenis Desain Metode Campuran dan Prosedur Analisis/
Interpretasi Data

Jenis Rancangan Contoh dari Prosedur Analitis dan Interpretatif


Metode Campuran
Triangulasi data  Mengkuantifikasi data kualitatif: data kualitatif diberikan kode,
QUAN dan QUAL yang kode diberikan nomor, dan frekuensi munculnya kode dicatat
dikumpulkan secara sebagai data numerik. Data kuantitatif dianalisis secara
simultan deskriptif untuk frekuensi munculnya. Kedua kumpulan data
dibandingkan.
 Mengkualifikasi data kuantitatif: data kuantitatif dari kuesioner
dianlisis faktornya. Faktor-faktor ini kemudian menjadi tema-
tema yang dibandingkan dengan tema-tema yang dianalisis dari
data kualitatif.
 Membandingkan hasil: hasil dari pengumpulan data kualitatif
adalah langsung dibandingkan denga hasil dari pengumpulan
data kuantitatif. Trend statistik didukung oleh tema-tema
kualitatif dan sebaliknya.
 Mengonsolidasi data: data kualitatif dan data kuantitatif
digabungkan untuk membentuk variabel-variabel baru. Variabel
kuantitatif yang asli dibandingkan dengan tema-tema kualitatif
untuk membentuk variabel-variabel kuantitatif baru (Caracelli
& Greene, 1993).
Eksplanatori (QUAN  Menindaklanjuti kasus-kasus aneh atau ekstrim: Kumpulkan data
diikuti oleh qual) kuantitatif dan identifikasi kasus aneh atau residual. Kumpulkan
data kualitatif untuk mengeksplor karakteristik dari kasus-
kasus ini (Caracelli & Greene, 1993).
 Menjelaskan hasil: Lakukan survei kuantitatif untuk
mengidentifikasi bagaimana dua atau lebig kelompok
membandingkan dengan sebuah variabel. Tindaklanjuti dengan
wawancara kualitatif untuk mengeksplor alasan-alasan
mengapa perbedaan-perbedaan ini ditemukan.
 Menggunakan tipologi: Lakukan survei kuantitatif dan
kembangkan faktor melalui analisis faktor. Gunakan faktor-
faktor ini sebagai tipologi untuk mengidentifikasi tema-tema
pada data kualitatif, seperti observasi atau wawancara.
(Caracelli & Greene, 1993).
 Meneliti berbagai tingkat: Lakukan survei pada level siswa.
Kumpulkan data kualitatif melalui wawancara pada level kelas.
Survei keseluruhan sekolah pada level sekolah. Kumpulkan data
kualitatif pada level distrik. Informasi dari setiap level
berkembang untuk level berikutnya. (Tashakkori & Teddlie,
1998).

23
Eksploratori (QUAL  Mengumpulkan instrumen: Kumpulkan data kualitatif dan
diikuti oleh quan) identifikasi tema. Gunakan tema-tema ini sebagai basis untuk
mengumpulkan instrumen yang menggunakan konsep paralel
dengan tema-tema kualitatif.
 Mengembangkan instrumen: Dapatkan tema-tema dan
pernyataan-pernyataan spesifik dari individu-individu yang
mendukung tema-tema itu. Pada fase berikutnya, gunakan tema-
tema dan pernyataan-pernyataan ini untuk membuat skala dan
item-item sebagaisuatu kuesioner. Sebagai alternatif, perhatikan
instrumen yang ada yang dapat dimodifikasi untuk
mencocokkan dengan tema dan pernyataan-pernyataan yang
ditemukan pada fase eksplorasi kualitatif dari penelitian.
Setelah mengembangkan instrumen, ujicoba dengan sampel dari
populasi.
 Membentuk data kategori: Karakteristik level tempat (contoh,
berbagai kelompok etnik) yang dikumpulkan pada suatu
etnografi pada fase pertama dari penelitian menjadi suatu
variabel kategori pada fase kedua studi korelasional atau
regresi. (Caracelli & Greene, 1993).
 Menggunakan kasus kualitatif ekstrim: Kasus-kasus data
kualitatif yang ekstrim pada analisis perbandingan diikuti pada
fase kedua oleh survei kuantitatif. (Caracelli & Greene, 1993).

Analisis Desain Embedded (h. 566)

Pada analisis desain embedded, analisis dari data kuantitatif dan kualitatif dilakukan
terpisah karena kedua kumpulan data sering merefleksikan pertanyaan-pertanyaan
berbeda. Jadi, pada suatu eksperimen, analisis outcome dilakukan untuk data
kuantitatif dan data kualitatif proses dianalisis untuk tema-tema. Pada suatu desain
embedded untuk penelitian korelasional (lihat Harrison, 2007), analisis juga
dilakukan secara saling terpisah. Pada kedua contoh ekperimental dan korelasional,
kedua basis data dapat ditafsirkan bersama – bagaimana yang satu memperkuat
yang lain atau melengkapi yang lain. Ketika desain berurut digunakan dengan
desain embedded, peneliti akan menggunakan satu bentuk dari analisis (contoh, data
kualitatif dikumpulkan dan dianalisis sebelum eksperimen) untuk memberikan
informasi kepada fase kuantitatif atau fase kualitatif dari penelitian.

Analisis Desain Eksplanatori

Karena anda mengumpulkan data pada fase-fase yang berbeda, analisis dari desain
eksplanatori adalah lebih mudah untuk memperhatikan dan melakukan

24
dibandingkan dengan pada desain triangulasi. Pendekatan yang populer adalah
mengumpulkan data kuantitatif dan mencari kasus-kasus ekstrim untuk
ditindaklanjuti pada pada fase kualitatif. Pada penelitian metode campuran tentang
transisi orang dewasa dari sekolah ke pekerjaan, Blustein, et al. (1997) diawali
dengan analisis dari pengukuran transisi korelasional kuantitatif (contoh kepuasan
dan kesesuaina pekerjaan) dan kemudian menerapkan hasil-hasil untuk menyajikan
suatu “pendekatan mendalam dan fokus untuk menganalisis naratif kualitatif yang
berhubungan” (h. 373). Khususnya, mereka mengidentifikasi individu-individu
dengan skor rendah dan tinggi (yakni, kasus ekstrim) pada pengukuran dependen
dan kemudian melakukan analisis tematik kualitatif dengan menggunakan
wawancara dengan individu-individu ini.

Sebagai alternatif, di dalam desain eksplanatori, peneliti bisa mencari untuk


menjelaskan hasil lebih mendalam pada fase kualitatif dari penelitian. Ini adalah
pendekatan yang diambil oleh Houtz (1995) pada penelitiannya tentang sikap dan
prestasi dari siswa sains kelas tujuh dan delapan. Dia mengawali dengan
mengumpulkan data survei dan menemukan bahwa datanya tentang prestasi dan
sikap adalah bertentangan. Berdasarkan hal itu, pada fase kualitatif tindaklanjut, dia
mewawancarai guru-guru sains, kepala sekolah, dan konsultan universitas.

Yang jarang dilihat di dalam desain eksplanatori adalah pengembangan


tipologi melalui pengumpulan data kuantitatif dan penggunaan dari tipologi ini
sebagai kerangka kerja untuk mengidenfikasi tema-tema pada basis data kualitatif.
Jika Houtz (1995) sesungguhnya telah mencari tema-tema didasarkan pada hasil-
hasil statistik, dia akan menggunakan pendekatan ini. Prosedur lainnya adalah
melakukan penelitian multilevel, sangat mirip dengan prosedur kuantitatif pada
pemodelan multilevel. Aplikasi dari pendekatan ini adalah untuk meneliti sikap
siswa, sikap guru, dan karakteristik kelembagaan yang mendukung pendapat-
pendapat terhadap sains di suatu sekolah. Pada projek ini, survei dari siswa bisa
diikuti oleh wawancara guru, dan kemudian oleh sensus atau data dokumen dari
catatan kelembagaan sekolah.

Analisis Desain Eksploratori

Pada desain ini, pengumpulan data kualitatif substansial menjadi alat untuk
pengembangan atau pengumpulan instrumen kuantitatif; membentuk informasi
kategorikal untuk pengumpulan data kuantitatif kemudian; atau mengembangkan
generalisasi dari kasus-kasus awal yang sedikit. Barangkali yang penggunaannya

25
terpopuler adalah untuk mengembangkan instrumen yang didasari dengan baik
pada data kualitatif dari partisipan dalam penelitian. Pada kasus peneliti yang
meneliti gurur tahun pertama pada sekolah-sekolah dasar yang didasarkan pada
reservasi dan natif Amerika, instrumen yang ada tidak cukup sensitif untuk
mengidentifikasi faktur-faktor budaya yang mempengaruhi pengalaman tahun
pertama ini. Jadi, peneliti pertama melakukan wawancara dengan para guru tahun
pertama, mengidentifikasi tema-tema dan pernyataan-pernyataan yang mendukung,
dan mengembangkan instrumen untuk mengukur secara luas pengalaman guru-
guru tahun pertama. Sebagai suatu alternatif dari pendekatan ini, peneliti mungkin
telah mengidentifikasi tema-tema dan mengumpulkan suatu instrumen dengan
menggunakan sumber-sumber pustaka yang disebutkan pada bab 4.

Sebagai tambahan, anda bisa menggabungkan kategori-kategori informasi


dari pengumpulan data kualitatif eksploratori dengan data kontinu pada analisis
statistik. Pada contoh-contoh sebelumnya, peneliti dapat mengkategorikan
pengalaman-pangalaman dari guru tahun pertama ke dalam tahap pengembangnya,
seperti “inisiasi,” “magang,” dan “rekrut” dan menggunakan kategorisasi ini pada
analisis korelasi dan regresi. Individu-individu dengan kasus tidak lazim atau
ekstrim pada kategori-kategori ini dapat melayani sebagai basis untuk analisis
ektensif seluruh populasi. Pada tindak lanjut ini , peneliti survei bisa meneliti guru
tahun pertama natif Amerika yang melihat mereka sendiri berada pada fase
“inisiasi” dari pengembangan.

Diagram Prosedur

Peneliti metode campuran sering menyajikan visualisasi atau diagram dari


rancangan mereka untuk menguraikan prosedur . suatu visualisasi adalah gambar
seperti contoh Gambar 17.2 yang menujukkan proses dari pengumpulan data.
Visualisasi terdiri dari pemberian label data kuantitatif dan kualitatif, menunjukkan
urutan aktivitas (menggunakan tanda panah atau tambah), dan menekankan
prioritas (menggunakan huruf kecil dan besar). Dengan memasukkan visualisasi ini,
peneliti membantu pembaca mengidentifikasi urutan pengumpulan data, bantuan
penting ketika mengumpulkan berbagai bentuk data. Sistem notasi oleh Morse
(1991), dideskripsikan pada Gambar 17.1, bermanfaat di dalam mengembangkan
visualisasi ini.

26
APA SAJA LANGKAH DI DALAM MELAKUKAN PENELITIAN METODE CAMPURAN
(h. 567)

Sekarang anda memiliki pemahaman dasar dari penelitian metode campuran, kita
bisa beralih ke langkah-langkah spesifik yang biasanya dilakukan oleh peneliti
ketika mereka menggunakan desain ini. Langkah-langkah ini bukan prosedur
berbaris; mereka menyajikan panduan umum untuk membantu anda memulai. Lihat
Gambar 17.3 untuk ikhtisar dari proses ini.

Langkah 1. Tentukan Apakah Penelitian Metode Campuran Dapat


Dilaksanakan

Langkah pertama dari proses ini adalah menilai kelayakan dari penggunaan desain
ini. Anda membutuhkan ketrampilan untuk mengumpulkan data kedua data
kuantitatif dan kualitatif, waktu untuk mengumpulkan informasi yang luas, dan
pengetahuan dari jenis desain yang beragam. Juga penting adalah apakah audien
seperti komite sarjana, penerbit, peneliti yang lain, dan praktisi dalam seting
pendidikanakan mengapresiasi kekompleksitas dari penelitian metode campuran
anda.

Langkah 2. Identifikasi Rasional untuk Metode Campuran

Mengasumsikan bahwa penelitian adalah layak, anda harus mempertimbangkan


mengapa anda mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif. Rasional untuk
keempat desain itu harus menyajikan titik mulai yang baik. Eksplisitlah dalam
pemikiran ini, dan masukkan itu pada awal rencana dan laporan penelitian anda.
Lihat alasan-alasan untuk melakukan penelitian metode campuran yang dibicaran di
muka pada bab ini.

27
Gambar 17.3: Langkah pada Proses Melakukan Penelitian Metode Campuran

Langkah 4

Kembangkan
pertanyaan penelitian
kuantitatif, kualitatif,
dan metode campuran

Kumpulkan data
Langkah 5
kuantitatif dan
kualitatif

Langkah 3 Identifikasi strategi Analisis data secara


Prioritas
pengumpulan data terpisah atau
Urutan Langkah 6
dan jenis desain bersama-sama
Visualisasi

Identifikasi dasar Tulis laporan sebagai


Langkah 2 pemikiran untuk Langkah 7
penelitian satu atau
penelitian metode dua fase
campuran
Langkah 1

Tentukan apakah
penelitian metode
campuran adalah layak

Langkah 3: Identifikasi Strategi Pengumpulan Data

Mengidentifikasi dasar pemikiran anda untuk penelitian akan mengarahkan


perencanaan prosedur pengumpulan data anda. Anda harus mengetahui:

 Prioritas yang akan anda berikan untuk data kuantitatif dan kualitatf
 Urutan pengumpulan data anda, jika anda tidak merencanakan
mengumpulkan data bersamaan
 Format data kuantitatif tertentu (contoh, catatan kehadiran) dan kualitatif
data (contoh, gambar) yang akan anda kumpulkan

28
Begitu anda telah membuat keputusan-keputusan ini, buat diagram visual dari
prosedur. Gunakan sistem notasi pada Gambar 17.1 dan model yang ditunjukkan
pada Gambar 17.2 untuk membantu anda.

Langkah 4: Kembangkan Pertanyaan Kuantitatif, Kualitatif, dan Metode


Campuran

Dengan desain tertentu dalam pikiran, selanjutnya kembangkan pertanyaan


penelitian anda. Tergantung pada jenis desain, anda dapat mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan ini sebelum penelitian atau mereka dapat muncul selama
penelitian. Contohnya, pada desain dua tahap, pertanyaan untuk fase kedua anda
tidak spesifik dapat diidentifikasi pada awal penelitian – mereka akan muncul ketika
penelitian sedangan berjalan. Sebagai alternatif, untuk desain triangulasi, anda
dapat menyajikan pertanyaan-pertanyaan sebelum pengumpulan data dan tentukan
mereka secara detil.

Jika anda dapat mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan kuantitatif dan kualitatif,


ajukan kedua kumpulan pertanyaan tersebut. Biasanya, peneliti mengajukan
pertanyaan- pertanyaan eksploratori dan pertanyaan-pertanyaan pada penelitian
metode campuran. Sebagaimana disebutkan pada bab 5, pertanyaan-pertanyaan
kuantitatif menentukan hubungan antara variabel kuantitatif dan kualitatif. Mereka
bisa ditulis dalam bentuk nihil (null) tetapi biasanya ditulis untuk menyampaikan
bentuk direksional alternatif (contoh, semakin lama mengajar, semakin banyak
publikasi dari dosen). Pertanyaan-pertanyaan kualitatif sifatnya adalah terbuka dan
tidak direksional dan mencari untuk mendeskripsikan fenomena. Tambahan, anda
dapat mempertimbangkan mengajukan pertanyaan metode campuran. Kebanyakan
peneliti tidak familiar dengan jenis pertanyaan ini. Pada hakikatnya itu adalah
pertanyaan yang harus dijawab oleh penelitian metode campuran yang akan
digunakan. Contohnya, pada desain triangulasi, pertanyaan metode campuran bisa
berupa “Apakah kedua basis data (kuantitatif dan kualitatif), menyatu dan
menyajikan temuan-temuan yang konsisten atau berbeda dan menunjukkan
temuan-temuan yang bertentangan?” Untuk desain embedded, pertanyaan metode
campuran bisa berupa “Bagimana basis data pendukung membantu kita memahami
lebih baik basis data utama?” Untuk desain explanatori, kita dapat menanyakan
“Bagaimana data tindaklanjut kualitatif membantu kita memahami lebih baik hasil
fase pertama kuantitatif?” Untuk desain aksploratori, pertanyaannya bisa “Apakah
instrumen yang kita kembangkan pada fase kedua (sebagai hasil dari eksplorasi

29
pada fase pertama) instrumen yang lebih baik yang tersedia untuk mengukur
variabel-variabel itu?”

Langkah 5. Mengumpulkan Data Kuantitatif dan Kualitatif

Pengumpulan data pada penelitian metode campuran mengikuti prosedur


pengumpulan data yang diidentifikasi pada bab 6 dan 8. Untuk penelitian metode
campuran, urutan di mana anda mengumpulkan data akan tergantung pada jenis
desain. Namun, pada semua desain, fase dari penelitian ini akan panjang dan
mensyaratkan organisasi yang baik dari informasi. Program-program statistik dan
program analisis teks, sebagaimana didiskusikan pada bab 7 dan 9, dapat
menyajikan sistem penyimpanan, pengelolaan dan pencatatan data.

Langkah 6. Analisis Data Secara Terpisah atau bersama-sama

Analisis data juga berkaitan dengan jenis desain metode campuran tertentu yang
anda gunakan. Anda dapat menganalisis data kuantitatif secara terpisah dari data
kualitatif, sebagaimana pada desaian eksplanatori dan eksploratori, atau
memadukan analisis data, sebagaimana pada desain triangulasi. Teknik tertentu
telah muncul untuk analisis data, sebagimana telah didiskusikan pada tabel 17.2.

Langkah 7. Tulis LaporanSebagai Penelitian Satu atau Dua Fase (h. 569)

Langkah terakhir pada penelitian metode campuran adalah menulis laporan ilmiah
dari projek. Beberapa variasi terlihat pada struktur peneulisan dari penelitian
metode campuran, sebagimana diuraikan di sini:

 Laporan ditulis dalam dua fase. Lapaoran terdiri dari satu seksi untuk
menentukan masalah dan literatur. Kemudian, seksi dari pengumpulan,
analisis, dan penafsiran data, dua fase – satu kuantitatif dan satu kualitatif –
digunakan untuk setiap seksi.
 Laporan memadukan fase kuantiatif dan kualitatif dari penelitian pada setiap
seksi. Contohnya, pernyataan masalah, berisi keharusan mengeksplorasi
(kualitatif) dan untuk memprediksi atau menjelaskan outcome (kuantitatif).
Peranyaan penelitian diajukan sebagai pertanyaan kuantiatif dan kualitatif
kedua-duanya, dan pengumpulan data adalah dalam satu seksi yang
menunjukkan suatu pemaduan dari bentuk kuantitatif dan kualitatif. Analisis
data adalah suatu usaha untuk menyatukan dua basis data, dana anda
membentuk hasil dan penafsiran ke dalam informasi yang menerangkan
masalah penelitian. Struktur ini menghasilkan desain triangulasi.

30
Bagaimana Mengevaluasi Penelitian Metode Campuran? (h. 570)

Suatu pemahaman dari dasar-dasar penelitian metode campuran dan tinjauan


dari langkah-langkah dalam proses melakukan penelitian menyajikan indikator
untuk kriteria yang dapat digunakan oleh pembaca dan perencana penelitian
untuk mengevaluasi penelitian metode campuran. Pertimbangkan pertanyaan-
pertanyaan ini ketika anda mendesaian atau meninjau suatu penelitian:

 Apakah penelitian menerapkan paling kurang satu metode berkaitan dengan


penelitian kuantitatif dan satu metode berkaitan dengan penelitian kualitatif?
 Apakah itu disebut penelitian metode campuran(atau istilah serupa)?
 Apakah terdapat alasan mengapa peneliti bemaksud mencampur metode
dalam satu penelitian dan apakah yang ingin anda peroleh pada proses ini
jelas?
 Adakah penulis menunjukkan jenis dari penelitian metode campuran?
Alternatifnya, dapatkah anda mengidentifikasi jenisnya melalui membaca
rasional atau dari gambar yang menguraikan alur dari aktivitas pengumpulan
data?
 Apakah penulis menyebutkan prioritas yang diberikan terhadap data
kuantitatif dan kualitatif dan urutan dari pemakaian mereka dalam
penelitian?
 Apakah penelitian layak, berdasarkan banyaknya data yang harus
dikumpulkan, uang, waktu dan keahlian yang dibutuhkan?
 Sudahkah pengarang menulis pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk
metode kuantitatif dan kualitatif dan prosedur metode campuran?
 Sudahkah pengarang mengidentifikasi secara jelas prosedur pengumpulan
data kuantitatif dan kualitatif?
 Apakah prosedur untuk analisis data konsisten dengan jenis penelitian
metode campuran?
 Apakah struktur penelitian yang ditulis konsisten dengan jenis desain metode
campuran?

MENERAPKAN APA YANG TELAH ANDA PELAJARI: PENELITIAN METODE


CAMPURAN (h. 570)

Untuk menerapkan gagasan pada bab ini, baca kajian penelitian metode campuran
di halaman 576 oleh Way, Stauber, Nakkula, and London (1994), perhatian notasi di
pinggir yang mengidentifikasi karakteristik kuantitatif dan kualitatif dan lima

31
karakteristik penelitian metode campuran. Artikel ini dipilih karena itu
memasukkan pengumpulan kedua data, kuantitatif dan kualitatif; menyajikan satu
contoh dari desain eksplanatori, datu dari desain yang populer dalam penelitian
pendidikan; dan telah mengidentifikasi dengan jelas seksi-seksi kuantitatif dan
kualitatif.

Ketika anda mereviu artikel ini, cari elemen-elemen dari proses penelitian:

 Masalah penelitian dan jenis desain


 Penggunaan literatur
 Pernyataan tujuan dan pertanyaan penelitian
 Jenis prosedur pengumpulan data metode campuran
 Jenis prosedur analisis dan interpretasi data
 Struktur penulisan

Masalah Penelitian

Paragraf 01-04

Penulis memperkenalkan masalah penelitian pada awal penelitian, pada


paragraf pembuka. Mereka menyatakan bahwa mereka harus memahami hubungan
antara depresi dan penggunaan obat terlarang, dengan mengontrol jenis kelamin,
etnis, kelas sosial, dan lingkungan (lihat paragraf 02). Pengarang mendasarkan bukti
mereka pada penelitian sebelumnya. Mereka mengambil bukti tambahan dari
praktik. Contohnya, apakah penggunaan obat meningkat? atau apakah depresi
merupakan masalah besar bagi remaja?

Bagian masalah penelitian ini juga menunjukkan fokus yang kuat pada
kuantitatif terhadap keharusan memprediksi faktor-faktor yang menjelaskan
hubungan antara depresi dan penggunaan obat terlarang. Karena masalah
dinyatakan sebagai suatu penilaian dari hubungan antar variabel (contoh, jenis
kelamin, etnis, kelas sosial, depresi, dan penggunaan obat terlarang), pengarang
memberi tanda kerangka kerja kuantitatif (QUAN) untuk penelitian ini.

Paragraf Tinjauan literatur

Paragraf 01-04

Sebagaimana terlihat pada artikel ini, penulis menggabungkan tinjauan literatur


dengan pengantar/pernyataan masalah daripada menyajikannya sebagai seksi

32
berbeda pada penelitian. Dari referensi penting ke literatur, dimasukkannya
variabel, dan diskusi hubungan dan perbedaan mereka, literatur menunjukkan
orientasi kuantitatif yang kuat untuk penelitiannya.

Pernyataan Tujuan dan rasional untuk Penelitian Metode Campuran

Paragraf 05-06, 27

Pernyataan tujuan (“Pada penelitian ini …”) melanjutkan untuk menekankan


komponen kuantitatif yang kuat untuk penelitian ini: penilaian dari “hubungan,”
sopesifikasi variabel, dan perbedaan di antara sekolah. Pernyataan ini juga
memperkenalkan konsep yang kedua metode kuantitatif dan kualitatif akan
digunakan, menunjukkan studi metode campuran. Tambahan, melihat kembali pada
judul, kita sekarang melihat bahwa itu menyatakan studi ini sebagai desain metode
campuran dengan menunjukkan masuknya kedua analisis kuantitatif dan kualitatif.

Pada paragraf 06, pengarang menyampaikan alasan mereka untuk


pencampuran metode. Hal itu diperkuat pada paragraf 27-28. Kita memperhatikan
bahwa data kuantitatif menyajikan “konteks” untuk data kualitatif dan bahwa data
kualitatif mengeksplor “eksplanasi yangmungkin” untuk temuan-temuan kuantitatif
tentang perbedaan antara kedua sekolah dalam penggunaan obat terlarang.
Khususnya, kita mengetahui bahwa depresi oleh siswa yang menyalahgunaan obat
terlarang berbeda antara kedua sekolah. Konsekuensinya, meskipun tidak
diidentifikasi secara eksplisit menurut nama, pengarang menggunakan desain
eksplanatori dengan fase pertama kuantitatif diikuti oleh fase kualitatif untuk
mengeksplor hasil-hasil tentang depresi siswa dengan lebih rinci. Visualisasi dari
desain metode campuran eksplanatori, seperti model yang ditunjukkan pada
Gambar 17.2 paling berguna untuk membantu pembaca mengonseptualisasi proses
pengumpulana data kuantitatif dan kualiatatif.

Pengumpulan Data Metode Campuran Kuantitatif dan Kualitatif (h. 571)

Pengumpulan data kuantitatif – lihat paragraf 07-16

Pengumpulan data kualitatif – lihat paragraf 27-33

Pengumpulan data kuantitatif diperkenalkan pertama pada desain


eksplanatori ini. Itu terdiri dari sampel besar (N = 164), pengumpulan data skor
atau numerik, fokus pada instrumen (yakni, Inventori Depresi Anak-anak and
Penggunaan Obat Terlarang), izin, dan prosedur pengumpulan data. Karena maksud

33
dari desain ini adalah untuk melakukan penelitian kualitatif untuk menjelaskan
hasil-hasil kuantitatif, pengumpulan data kualitatif mengikuti pengumpulan data
kuantitatif. Pada fase kualitatif, peneliti menguji “temuan kuantiatif paling penting”
mereka tentang depresi di kalangan siswa di dua sekolah. Mereka mengum;pulkan
data dari 19 siswa yang berada pada top 10% dari skor depresi dari kedua sekolah
suburban dan urban. Mereka melakukan wawancara dengan para siswa ini.
Menghasilkan data teks untuk analisis.

Pemisahan yang jelas dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif


menunjukkan desain dua fase, dengan pengumpulan data kuantitatif mengawali
pengumpulan data kualitatif.

Menganalisis dan Menafsirkan data Kuantitatif dan Kualitatif (h. 272)

Hasil kuantitatif – lihat paragraf 17-26

Hasil kualitatif – lihat paragraf 34-47

Interpretasi dari hasil kuantitatif dan kualitatif – lihat paragraf 48-63

Pengarang melaporkan hasil kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik.


Mereka mendasarkan analisis pada statistik deskriptif tentang dua sekolah dan
kemudian memasukkan statistik inferensial yang mengkorelasikan dan menguji
hipotesis (yakni, regresi) tentang hubungan antar variabel. Tambahan lagi,
perbedaan jenis kelamin dan perbedaan kelas juga dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif dan inferensial tentang depresi dan penggunaan obat terlarang.
Seksi ini memperlihatkan analisis yang semakin rinci dari kecenderungan umum
dan hipotesis untuk fokus yang lebih spesifik pada jenis kelamin dan tingkat kelas.
Hasil kualitatif melaporkan tiga tema sebaimana ditunjukkan oleh judul:
“Penggunaan obat terlarang: Melarikan diri dari masalah atau menimbulkan
masalah?” “Hubungan antar personal dan penggunan obat terlarang,” dan “Tekanan
teman dan penggunaan obat terlarang.” Itu juga memasukkan berbagai perspektif
dari siswa (contohnya, Millie, Mara, Glen, and lainnya), seringnya menggunakan
kutipan untuk menangkap suara partisipan, dan makna bahwa pemuda depresi
dianggap berasal dari penggunaan narkoba.

Penulis menjelaskan makna dari hasil pada seksi “Ringkasan dan Diskusi”. Di
sini kita menemukan ringkas dan temuan-temuan kuantitatif diikuti oleh
perbandingan dari temuan-temuan ini dengan literatur sebelumnya dan prediksi
dari literatur tersebut (paragraf 48-58). Kemudian interpretasi beralih ke hasil-hasil

34
kualitatif, menfokuskan pada para siswa yang depresi dari kedua sekolah dan
mereviu tema-tema (paragraf 59-63).

Keseluruhan Struktur Penulisan

Pemisahan yang jelas dari fase kuantitatif dari fase kualitatif membuat penelitian ini
mudah diabaca dan diidentifikasi sebagai penelitian berurut dua fase. Peneliti telah
mengidentifikasi dengan lebih jelas penjelasan mereka untuk mencampur metode,
tetapi maksudnya adalah untuk mengembangkan dan mempertinggi signifikansi
hasil kuantitatif tentang depresi. Tanda-tanda pada keseluruhan penelitian ini –
judul, pernyataan tujuan, analisis terpisah dan pengumpulan data, pemaduan hasil
ke dalam interpretasi pada akhir projek, struktur kuantitatif tradisional, dan
penggunaan tema-tema pada hasil kuantitatif – memperlihatkan banyak unsur yang
baik dari penelitian metode campuran ini.

35
Contoh Penelitian Metode Campuran (h. 576-595)

Dipresi dan Penggunaan Zat Berbahaya pada Dua Budaya SMA yang Berbeda:
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif.

(Dari judul, kita ketahui bahwa penelitian ini memiliki karakteristik penelitian kuantitatif,
kualitatif dan metode campuran)

Penelitian secara umum telah menyimpulkan bahwa depresi dan penggunaan narkoba pada
remaja adalah sangat terkait, tetapi jarang dipertimbangkan bagaimana hubungan ini bisa
beragam pada populasi yang berbeda. Pada penelitian ini, kami menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif untuk mengeksplorasi hubungan antara depresi dan penggunaan
rokok, alkohol, marijuana, dan obat terlarang pada dua lingkungan budaya berbeda: SMA
pinggiran kota dan dalam kota. Sampelnya meliputi 164 siswa SMA pinggiran kota dan 242
siswa dalam kota. Siswa mengisi inventori Kovacs’ Children’s Depression tahun 1985 dan ukuran
penggunaan zat berbahaya diambil dari berbagai sumber. Wawancara semiterstruktur
mendalam dilakukan dengan subjek yang menempati 10% teratas dari CDI (N=19) dari kedua
kelompok sekolah. Temuan kuantitatif menunjukkan asosiasi positif antara depresi dan
penggunaan rokok, marijuana, dan obat terlarang di kalangan siswa pinggiran kota, dan tidak
ada keterkaitan antara depresi dan penggunaan zat terlarang pada siswa di kota. Tidak ada
perbedaan level depresi yang signifikan pada semua sampel. Tetapi, dengan pengecualian
penggunaan marijuana, siswa pinggiran kota terlibat dalam penggunaan obar terlarang yang
lebih besar dari pada siswa di kota. Analisis kualitatif menyatakan bahwa perbedaan hubungan
antara depresi dan penggunaan zat terlarang pada semua sekolah adalah terkait dengan
beragam makna depresi dan penggunaan obat terlarang yang ditunjukkan oleh konteks
budaya.

Pedahuluan
Lebih dari 30 tahun terakhir sejumlah besar penelitian terhadap remaja telah menyelidiki
hubungan antara depresi dan penggunaan zat terlarang. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa remaja pengguna rokok, obat, atau alkohol menunjukkan tanda depresi yang lebih besar
daripada yang bukan pengguna (Aneshensel and Huba, 1983; Braucht et al., 1973; …). Para
peneliti dan praktisi menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara depresi dan penggunaan
zat terlarang di kalangan remaja (Blau et al., 1988; Kaplan et al., 1984; …).
Namun, hanya sedikit penelitian yang telah mengeksplorasi pengaruh jenis kelamin,
etnis, kelas sosial, atau lingkungan (contohnya, kota vs. pinggiran kota) terhadap hubungan
antara depresi dan penggunaan zat terlarang. Penelitian yang sedikit tersebut telah
menyimpulkan bahwa jenis penyelidikan ini adalah kritis (Dembo et al., 1979; Paton and Kandel,
1978; …). …

36
Kami melakukan analisis terpadu dari data kuantitatif dan kualitatif di mana hasil
kuantitatif digunakan untuk memilih partisipan, mengajukan pertanyaan, dan menyajikan
konteks untuk analisis kualitatif. Oleh karena itu, laporannya dibagi dalam dua seksi metode
dan hasil, satu untuk analisis kuantitatif dan satu untuk analisis kualitatif kontingen. Kedua
kumpulan temuan disintesis melalui satu seksi diskusi.

(Masalah penelitian quantitatif membutuhkan deskripsi atau penjelasan; Literatur kuantitatif


sangat berperan; Literatur kuantitatif menjustifikasi masalah penelitian dan memberikan arah
penelitian; Pernyataan tujuan kuantitatif, pertanyaan penelitian atau hipotesis adalah spesifik
dan sempit; Peneliti metode campuran mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif; Peneliti
metode campuran menjustifikasi penggunaan metode campuran)

Analisis kuantitatif

Metode

Subjek

Sampel terdiri dari 164 siswa dari SMA pinggiran kota (kelas IX [N = 44], X [N = 36],
XI [N = 35], dan XII [N = 49], 75 laki-laki, 89 perempuan) dan 242 siswa dari SMA
dalam kota (kelas IX [N = 45], X [N = 33], XI [N = 68], dan XII [N = 96], 108 laki-laki,
134 perempuan). Kedua kelompok sekolah terletak di wilayah Greater Boston. Siswa
SMA dari pinggiran kota utama sekali mendeskripsikan diri mereka sebagai Irish-
American (26%), Italian-American (11%), Irish and Italian-American (5%), atau
kulit putih tanpa etnis tertentu (45%). Siswa SMA di kota mendeskripsi diri sebagai
African-Amerika (35%), Puerto Rican atau Dominican (31%), Haitian (12%), kulit
puti (7%), atau American Indian (4%).

Siswa pinggiran kota datang dari keluarga kelas menengah dan pekerja,
sedangkan siswa kota didoninasi oleh keluarga kelas pekerja dan miskin. Variasi
dalam kelas sosial ini didasarkan pada latar belakang orang tua, pekerjaan mereka,
situsi temapt tinggal, dan persentase siswa yang menerima subsidi makan siang
(lihat Tabel 1). …………..

Kuesioner

Children’s Depression Inventory (CDI). Semua siswa mengisi CDI (Kovacs, 1985),
kuesioner yang terdiri dari 27 item didesain untuk menilai keparahan gejala-gejala
depresi dari anak-anak sampai remaja. Skalanya, didasrkan pada BDI untuk dewasa,

37
mengukur gejala seperti gangguan mood, perilaku makan, keyakinan-diri, dan
perilaku antar personal. Untuk setiap item, siswa diminta untuk memilih satu dari
tiga deskripsi yang paling sesuai bagi mereka selama 2 minggu terakhir (contohnya,
“Saya terus sedih,” “Saya berkali-kali sedih,” “Saya kadang-kadang sedih”. Jawaban
untuk setiap item diskor dengan skala 0-2 (dari paling kurang depresi sampai
dengan sangat depresi). Total skornya adalah 19 atau lebih, dari 54 skor maksimum,
dianggap memiliki indikator depresi yang kuat (Kovacs, 1982). ... CDI ini telah
digunakan pada sampel pinggiran kota dan kota dan menunjukkan perbedaan
sedikit atau tidak signifikan berdasarkan kelas, jenis kelamin atau ras (Doerfler et al.
1988; Finch et al. 1985; Kovacs, 1980-1981). CDI ini telah menunjukkan konsistensi
internal yang tinggi dari .71 ke .86, dan reliabilitas test-retest dari .38 ke .87,
tergantung pada panjangnya waktu antara tes dan populasi yang diteliti (Kovacs,
1983; Saylor et al., 1984). …… pada penelitian ini, reliabilitas antar item, dengan
menggunakan Chronbach’s α, adalah .80 untuk sekolah kota dan .88 untuk sekolah
pinggiran kota.

Prosedur

Izin dari orang tua didistribusi dan dikumpulkan sebelum penyebaran kuesioner.
Format izin menyajikan deskripsi singkat dari penelitian dan menekankan
kerahasian dari jawaban siswa. Sebagai tambahan, sebelum mengisi kuesioner
secara lisan siswa diyakinkan akan sepenunnya dijaga kerahasiannya. Kuesioner
diidentifikasi dengan kode siswa bukan nama siswa. Peneliti memelihara daftar
nama siswa dan nomor kode korespondensi untuk tujuan mengidentifikasi siswa
yang akan diwawancarai tindak lanjut.

Semua 406 partisipan mengisi kuesioner selama satu periode kelas. Untuk
memaksimalkan kesediaan partisipan dan peluang menjawab secara jujur, guru
diminta meninggalkan ruangan kelas selamma pengisian kuesioner. Paling kurang
dua anggota tim penelitian dihadirkan pada sepanjang waktu pengisian untuk
menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner, memonitor pengisian oleh siswa.
Penggunaan bahasa yang sederhana membuat kuesioner mudah diisi oleh
kebanyakan siswa. Namun, dalam sedikit kasus (N = 8) terdapat siswa yang
kekurangan dalam membaca kuesioner, seorang anggota tim membaca pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa di tempat lain.

38
Hasil

Perbandingan antar sekolah

Analisis rata-rata. Skor rata-rata dan standar deviasi untuk depresi dan
penggunaan zat terlarang, dan perbandingan rata-rata antar sekolah ditunjukkan
pada Tabel 2. Level skor dipresi antar sekolah tidak berbeda secara signifikan. Rata-
rata skor dipresi (9.2) dan rentang skor (0-31) pada sekolah penggiran kota adalah
sangat similar dengan rata-rata skor dipresi (9.4) dan rentang (0-29) pada sekolah
kota. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antar sekolah, dalam rat-rata
penggunaan zat terlarang. Siswa pinggiran kota secara signifikan menggunakan
lebih banyak rokok, alkohol, dan obat-obat terlarang daripada siswa kota1. Skor
rata-rata penggunaan marijuana similar antar sekolah.

Analisis Korelasi dan Regresi Ganda. Hasil dari analisis korelasi antara
depresi dan perbedaan penggunaan zat terlarang ditunjukkan pada Tabel 3. Pada
kedua kelompok sekolah, semua jenis penggunaan zat terlarang sangat berkorelasi.
Skor depresi pada sampel pinggiran kota berkorelasi positif dengan merokok (r =
.33, p < 0.0001), dengan penggunaan marijuana (r = .24, p < .0021), dan dengan
penggunaan obat-obatan (r = .22, p < .0037).

……..

Analisis Kualitatif

Metode

Barangkali temuan kuantitatif yang paling berharga adalah perbedaan antara kedua
kelompok sekolah dalam pola penggunaan zat terlarang sebagai prediktor dari
depresi. Depresi berkorelasi secara signifikan dengan merokok, marijuana, dan
obat-obatan pada sekolah pinggiran kota, sedangkan di sekolah-sekolah perkotaan,
depresi tidak berkorelasi secara signifikan dengan penggunaan zat terlarang mana
saja. Sebagai langkah awal dalam mengeksplorasi penjelasan-penjelasan yang
mungkin untuk temuan ini, kami menganalisis data wawancara dari siswa yang
paling berat mengalami depresi (berdasarkan CDI) pada kedua kelompok sekolah.

1
Untuk siswa kota, relatif sedikit menggunakan obat-obatan, menghasilkan distribusi tidak normal untuk
variabel ini. Namun, penggunaan obat-obatan berdistribusi normal pada sampel pinggiran kota.
Perbedaan ini harus terus diingat ketika menilai hasil-hasil berdasarkan penggunaan obat-obatan.

39
Analisis kami berfokus pada pertanyaan: (a) Bagaimana terjadinya perbedaan
perspektif terhadap penggunaan zat terlarang bagi siswa dengan level depresi tinggi
pada kedu kelompok sekolah? (b) Bagaimana kemungkinan perbedaan perspektif
ini menjelaskan mengapa depresi dan penggunaan zat terlarang berrelasi secara
berbeda pada semua sekolah?

Subjek

Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan data wawancara dari 19 siswa pada


keseluruhan sekolah yang skornya CDI 10% tertinggi dari sampel, dengan skor
depresi dari 19 ke 30. Rentang ini adalah konsisten dengan 10% skor tertinggi yang
dilaporkan oleh Kovacs (1985) pada sampel normatif yang besar untuk CDI. Ke 19
mencakup semua subjek pada 10% tertinggi skor CDI yang diwawancarai. ……

Wawancara

Wawancara berbentuk semi-terstruktur, dan dirancang untuk mengeksplorasi


pemikiran dan perasaan partisipan tentang rentang personal, interpersonal, dan
fenomena perilaku. Proses wawancara dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan
terbuka yang mengarah kepada area topik termasuk penggunaan zat terlarang.
……….. tujuan dari wawancara adalah untuk mengeksplorasi makna dan akibat yang
digunakan oleh siswa terhadap perilaku mereka.

Prosedur

Wawancara dilakukan oleh mahasiswa doktoral dalam penyuluhan dan psikologi


perkembangan. Partisipan diwawancarai diwawncarai dalam pertemuan satu-satu
yang dilaksanakan pada ruangan tersembunyi di sekolah-sekolah tersebut. Kami
menyakinkan partisipan akan kerahasiannya.

Analisis kualitatif berisi perspektif siswa terhadap penggunaan zat terlarang


dan alasan mereka memilih menggunakan atau tidak menggunakannya. ……
Pembaca independen terlatih membaca tema-tema dari deskripsi siswa tentang
pola penggunaan zat terlarang. Tema-tema ini dibandingkan dalam dan antar
sekolah. Hanya tema-tema yang diidentifikasi oleh ketiga pembaca secara
independen dipertimbangkan sebagai tema-tema dari wawancara. Seksi hasil
berikut mendeskripsikan tema-tema yang dideteksi oleh tiga analisis data tersebut
dari wawancara sampel siswa pinggiran kota dan kota yang depresi.

Hasil

40
Perbedaan Penggunaan Zat Terlarang

Wawancara menunjukkan bahwa penggunaan zat terlarang adalah lebih pervasive


di kalangan siswa depresi pada sampel pinggiran kota daripada di kalangan siswa
dalam kota. Tujuah dari 10 siswa pada sampel pinggiran kota sebagai pengguna
aktif zat terlarang. Di kalangan 7 pengguna tersebut, semua mengisap rokok, 6
meminum alkohol, 2 mengisap marijuana, dan 1 menggunakan obat-obat terlarang.
Berbeda dengan siswa pinggiran kota, hanya 3 dari 9 remaja di dalam kota
merupakan pengguna aktif zat terlarang. Dari 3 mereka, 2 mengisap rokok dan
meminum alkohol. Tidak ada siswa yang depresi pada sampel dalam kota
merupakan pengguna marijuana.

Perbedaan Makna

Pembaca indenpenden mengidentifikasi perbedaan cara siswa depresi


menyampaikan tentang penggunaan zat terlarang antara kedua kelompok sekolah.

Penggunaan Zat Terlarang: Lari Dari Masalah Atau Menyebabkan


Masalah? Lima dari 10 siswa depresi pada sekolah pinggiran kota membicaran
tentang rokok, alkohol, marijuana, dan obat-obat terlarang sebagai cara untuk “lari”
dari masalah atau “santai”, dan hanya 1 dari 9 siswa di kota menyampaikan
keterkaitan antara penggunaan zat terlarang dan “lari” atau “santai”. Dari
kebanyakan siswa kota yang depresi (8 dari 9), penggunaan zat terlarang
dideskripsikan sebagai penyebab stres, daripada melarikan diri darinya. Sebaliknya,
di sekolah pinggiran kota, hanya 4 dari 10 siswa depresi menyebutkan masalah
sebagai akibat dari penggunaan zat terlarang. ……

Glen, siswa kelas IX di sekolah dalam kota, yang tiba-tiba meminum alkohol,
mengatakan bahwa dia tidak mau meminum lagi karena dia melihat dampak buruk
terhadap kesehatan yang dialami oleh ayahnya. Dia juga mengatakan tidak mau
menggunakan marijuana karena dia melihat teman-temannya merokok dan
menyadari bahwa itu hanya menimbulkan masalah. Ketika ditanyakan kenapa dia
menjauh dari marijuana, dia mengatakan:

Anda hanya menganggu sekolah, orang-orang menggunakannya di sekolah,


teman-temanku, sebelum pelajaran dimulai semua mereka menjadi pusing
dan mereka sakit kepala dan mereka bermasalah seperti itu. saya tidak mau
mengalaminya.

………….

41
Hubungan antar personal dan penggunaan zat terlarang. Siswa sampel
dari kedua kelompok sekolah mendiskusikan koneksi antara penggunaan zat
terlarang dan hubungan dengan keluarga dan teman. Namun, terdapat perbedaan
antara kedua sampel pada cara berhubungan mempengaruhi keputusan
penggunaan zat terlarang. ………

Alisann, siswa senior pada sekolah pinggiran kota, berhenti menggunakan


LSD dan kokain karena ketidaksetujuan teman. Gaby, siswa junior pada sekolah
pinggiran kota, telah memutuskan untuk tidak minum bir lebih dari 2 botol dalam
waktu bersamaan, “karena seperti orang tuaku, mereka mempercayaiku malam ini,
dan melihat apa yang sedang aku lakukan, meraka tidak akan pernah bisa
mempercayaiku lagi dan aku tidak bisa meminum sebanyak itu, anda tahu.” Dan
Terence, siswa baru sekolah pinggiran kota, menceritakan bagaimana dia bisa
kehilangan teman jika dia menggunakan obat terlarang, dan “Aku pikir ibuku juga
tidak menyukainya juga.”

Desakan Teman dan Penggunaan Zat terlarang. Sepuluh dari sampel siswa
pinggiran kota yang depresi mengalah dengan desakan teman untuk menggunakan
zat terlarang. ……

Seorang siswa kelas dua, Millie, menyampaikan kisah desakan teman:

Saya tidak suka minum alkohol. Saya tidak menikmatinya, tetapi semua orang
lain memaksaku melakukan itu … Saya tidak mau minum tetapi saya ingin
memperoleh pertemanan yang baik dengan semua orang jadi saya
melakukannya.

Ringkasan dan Diskusi

……

Implikasi

Temuan kami tentang perbedaan hubungan antara penggunaan narkoba dan


depresi di sekolah urban dan suburban memiliki implikasi kepada penelitian masa
yang akan datang dan potensial untuk program treatmen (penyembuhan) para
remaja menggunakan narkoba. Pertama, penelitian urutan dibutuhkan untuk

42
menentukan apakah hubungan yang terjadi antara depresi dan penggunaan
narkoba untuk siswa suburban, dan tidak terjadinya hubungan ini untuk siswa
urban, adalah terwakili pengalaman remaja suburban dan urban pada wilayah
geografis yang lain. Jika, sebagaimana disarankan oleh penelitian kami dan oleh
penelitian sebelumnya, korelasi psikologis dari penggunaan narkoba secara tipikal
beragam pada keseluruhan populasi dari remaja suburban dan urban, kemudian
treatmen efektif dari penggunaan dan penyalahgunaan narkoba pada remaja perlu
didasarkan pada pertimbangan dan penggabungan dari perbedaan-perbedaan ini.
…..

43

Anda mungkin juga menyukai