Ch. 17 - Desain Metode Campuran
Ch. 17 - Desain Metode Campuran
551-…)
Jika anda memiliki akses ke data kuantitatif dan kualitatif, anda dapat
menggunakan kedua bentuk data untuk memahami masalah penelitian dan untuk
menjawab pertanyaan penelitian anda. Dengan penelitian kualitatif yang diakui dan
diapresiasi oleh semakin banyak ahli pendidikan, dan dengan penelitian kuantitaif
yang telah lama dikembangkan sebagai suatu pendekatan, metode campuran
(mixed methods) telah menjadi populer sebagai pengembangan terbaru dalam
metode penelitian dan dalam pendekatan untuk “mencampur” penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Bab ini mendefinisikan penelitian metode campuran,
mengidentifikasi kapan anda harus menggunakannya, menilai karakteristik
kuncinya, dan mengajukan/menerapkan langkah-langkah dalam melakukan dan
mengevaluasi rancangan ini.
1
fase kualitatif, pertanyaannya adalah “Kapan siswa menyebut ‘pertemanan’ sebagai
faktor yang mempengaruhi sikap siswa, apa maksud mereka?” Pada penelitian ini,
Maria mengumpulkan data survei kuantitatif dan kemudian melanjutkan dengan
data wawancara kualitatif untuk membantu menjelaskan hasil kuantitatif
sebelumnya. Maria melakukan suatu studi dengan menggunakan penelitian metode
campuran.
2
menyajikan informasi yang bermanfaat jika anda harus mendeskripsikan trend
tentang sejumlah besar orang. Namun, data kualitatif, seperti wawancara terbuka
yang menyajikan kata-kata sesungguhnya dari orang-orang pada penelitian,
menawarkan banyak perspektif yang berbeda pada topik penelitian dan menyajikan
gambaran kompleks dari situasi. Ketika seseorang menggabungkan data kuantitatif
dan kualitatif, “kita memiliki percampuran yang sangat kuat” (Miles & Huberman,
1994, p. 42). Contohnya, dengan menilai outcome dari studi (yakni, kuantitatif) dan
proses (yakni, kualitatif), kita dapat mengembangkan gambaran dari fenomena
sosial yang “kompleks” (Greene & Caracelli, 1997, p. 7).
3
dan tinjauan ini membangun diskusi awal ini. Kita dapat menjajaki evolusi ini
melalui beberapa fase.
Sejak 1930an, peneliti pendidikan dan ilmu sosial telah menggabungkan metode
penelitian dari pengumpulan data pada penelitian mereka (Sieber, 1973). Namun,
ketika Campbell and Fiske (1959) memperkenalkan percobaan ganda, pendekatan
metode ganda, mereka merangsang minat dalam menerapkan metode ganda pada
satu penelitian. Minat Campbell and Fiske bukan pada penelitian metode campuran;
tetapi, mereka mengembangkan percobaan psikologikal yang valid. Untuk
mengembangkan percobaan ini, mereka menyarankan proses dimana peneliti
mengumpulkan ukuran ganda dari percobaan ganda dan menilai setiap ukuran
dengan paling kurang dua metode. Ketika mereka mengorelasi skor dan
menempatkannya ke dalam matriks, matriks metode ganda, dan percobaan ganda
dihasilkan. Peneliti dapat menentukan apakah percobaan valid dengan meneliti
matriks ini dan menilai apakah ukuran dari percobaan berkorelasi lebih tinggi
daripada yang mereka lakukan dari ukuran yang berbeda yang melibatkan metode-
metode terpisah. Bukti dari korelasi ini menyajikan informasi bermanfaat tentang
format validitas yang berbeda. Pada level yang lebih luas, penggunaan metode
ganda untuk mengukur suatu percobaan mendorong peneliti yang lain untuk
mengumpulkan lebih dari satu jenis data, meskipun data ini hanya kualitatif, seperti
skor penilaian teman dan tes yang berkaitan dengan kata.
Berikut adalah yang lainnya yang mengumpulkan kedua data kuantitatif dan
kualitatif. Menjelang 1973, Sieber menyarankan kombinasi dari studi kasus in-
depth dengan survei, menciptakan “gaya baru dari penelitian” dan pemaduan teknik
penelitian ke dalam satu studi (h. 137). Beberapa tahun kemudian, Jick (1979)
menggunakan kombinasi survei, wawancara semi-terstruktur, observasi, dan materi
arsip untuk menyajikan “gambaran yang kaya dan komprehensif” (h. 606) dari
kegelisahan dan ketidakamanan kerja selama penggabungan organisasi.
4
Diaplikasikan ke penelitian, itu berarti bahwa peneliti dapat meningkatkan
penelitian mereka dengan mengumpulkan dan mengkonversi (atau mengeintegrasi)
berbagai jenis data yang terkandung pada fenomena yang sama. Tiga titik pada
segitiga adalah dua sumber dari data dan fenomena. Peningkatan penelitian bisa
datang dari pencampuran kekuatan dari satu jenis metode dan menetralisasi
kelemahan dari metode lainnya. Contoh, pada penelitian terhadap kepemimpinan di
sekolah menengah, peneliti dapat menambah observasi kualitatif dari perilaku
dengan survei kuantitatif yang menyajikan kepercayaan tinggi di dalam
menggeneralisasi hasil. Namun, observasi kualitatif dapat menyajikan konteks di
mana kepemimpinan diberlakukan dan membantu mengklarifikasi hubungan dan
angka temuan-temuan pada statistik kuantitatif. Untuk mentriangulasi atau
mengkonversi data pada satu studi terus menjadi pendekatan yang atraktif untuk
menggabungkan metode pada penelitian hari ini.
5
pertemuan tahunan Asosiasi Evaluasi Amerika (Reichardt &Rallis, 1994). Tetapi itu
telah berakhir karena beberapa faktor. Sebagian mengatakan bahwa orang-orang
yang mendebat untuk ketidak kompatibelitas dari pandangan dunia dan metode
menciptakan dikotomi yang salah (Reichardt & Cook, 1979), yang diadakan tidak di
bawah inspeksi yang seksama. Contohnya, ada realitas “objektif” (yakni, ruang
kelas), tetapi juga ada realitas “subjektif” (contoh, kita melihat hal-hal berbeda
sebagaimana kita melihat di ruang kelas). Beberapa metode berkaitan lebih erat
dengan satu pandangan dari yang lain, tetapi untuk mengakategori mereka sebagai
“kepunyaan” ke satu pandangan lebih daripada yang lain menciptakan situasi yang
realistik.
Faktor lain yang mendiamkan perdebatan adalah meningkatnya minat pada aspek
prosedural dari penelitian metode campuran. Penulis menggali/mencari “tujuan”
dari penelitian metode campuran, mengidentifikasi rancangan alternatif untuk
digunakan, dan menentukan sistem notasi dan model visual untuk rancangan ini.
6
memperluas/memperdalam, atau melengkapi data dari sumber yang lain (Greene,
Caracelli, & Graham, 1989; Rossman & Wilson, 1985). Pada rancangan yang lebih
rumit, pengumpulan data dapat diperluas dari dua ke tiga fase (contoh, lihat Miles &
Huberman, 1994) atau dikumpulkan dari berbagai level dari organisasi, seperti
disktrik atau kabupaten, sekolah, guru, dan siswa (Tashakkori & Teddlie, 1998).
Anda juga dapat menggabungkan data, dengan satu bentuk data menjadi kurang
penting pada suatu rancangan yang menekankan bentuk lain dari data (Creswell,
2003).
Sentral dari pemikiran ini tentang model-model atau rancangan yang berbeda
adalah visualisasi dari prosedur dan penggunaan dari sistem notasi oleh Morse
(1991). Sistem ini, ditunjukkan pada Gambar 17.1, adalah cara untuk memotret
prosedur dalam rancangan metode campuran. Label yang disingkat untuk
kuantitatif (quan) dan kualitatif (qual) hanya istilah.
7
Menganjurkan Rancangan yang Berbeda
Dengan prosedur yang sudah ada, suatu sistem notasi, dan rancangan tertentu,
diskusi saat ini telah beralih ke memperhatikan penelitian metode campuran
sebagai rancangan terpisah dan berbeda. Kepada eksperimen, survei, teori
grounded, dan lainnya, sekarang kita menambah metode campuran atau kita
menggabungkan bentuk-bentuk penelitian ini ke dalam rancangan. Penganjur
penelitian metode campuran telah menulis keseluruhan bab-bab dan buku-buku
dari penggunaannya pada ilmu sosial dan kesehatan (Creswell, 2003; Creswell &
Plano Clark, 2007; Greene & Caracelli, 1997; Reichard & Tallis, 1994; Tashakkori &
Teddlie, 1998, 2003). Tambahan lagi, perubahan terus terjadi pada proses
pemaduan analisis data kuantitaif dan kualitatif (Caracelli & Greene, 1993),
penggunaan program komputer untuk penyatuan program statistik kuantitatif
dengan program analisis teks (Bazeley, 2000), dan identifikasi dan diskusi sejumlah
banyak penelitian metode campuran yang dilaporkan dalam literatur ilmiah
(contoh, Creswell et al, 1996; Datta, 1994; Greene et al. 1989).
Adakah bukti pada judul? Lihat pada judul untuk menentukan apakah
dimasukkan kata-kata seperti kuantitatif dan kualitatif, metode campuran,
atau istilah terkait lainnya untuk menunjukkan pengumpulan dari data
kuantitatif dan kualitatif. Istilah-istilah terkait adalah terpadu, gabungan,
triangulasi,metode ganda, model campuran, metodologi campuran (Reichardt
& Rallis, 1994; …)
Adakah bukti pada bagian pengumpulan data? Nilailah bagian “metode” atau
“prosedur” di mana penulis menjelaskan pengumpulan data dan identifikasi
8
apakah peneliti mendiskusikan bentuk data kuantitatif (contoh, angka-angka
dilaporkan) dan data kualitatif (contoh, kata-kata atau gambar) sebagai
bagian dari pengumpulan data.
Adakah bukti pada pernyataan tujuan dan pertanyaan penelitian? Nilailah
abstrak atau pengantar dari penelitian untuk mengidentifikasi tujuan atau
pertanyaan penelitian. Apakah pernyataan-pernyataan ini menunjukkan
bahwa peneliti bermaksud mengumpulkan kedua data kuantitatif dan
kualitatif selama penelitian?
9
Gambar 17.2: Jenis Desain Metode Penelitian Campuran (mixed methods)
Interpretasi
Desain Triangulasi
Dari gambaran historis, anda telah menjadi familiar dengan rancangan triangulasi
(Jick, 1979). Tujuan dari rancangan triangulasi (atau bersamaan atau paralel)
adalah untuk mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif secara
bersamaan, menyatukan data, dan menggunakan hasil untuk memahami masalah
penelitian. Rasional dasar dari rancangan ini adalah bahwa satu dari bentuk
pengumpulan data memberikan kekuatan untuk mengganti kekurangan dari bentuk
yang lain. Contohnya, skor kuantitatif pada suatu bentuk instrumen dari banyak
individu menyajikan kekuatan untuk mengganti kekurangan dari dokumen
kualitatif dari sedikit orang. Sebagai contoh, observasi mendalam kualitatif dari
beberapa orang menawarkan kekuatan kepada data kuantitatif yang tidak
menyajikan informasi yang cukup detil tentang konteks di mana individu-individu
menyajikan informasi (yakni, settingnya).
10
data secara terpisah, membandingkan hasil dari analisis kedua kumpulan data, dan
membuat penafsiran sessuai dengan apakah hasilnya saling mendukung atau
berlawanan. Perbandingan langsung dari kedua kumpulan data oleh peneliti
menyajikan suatu “triangulasi” dari sumber data. Sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 17.2, pada rancangan ini:
11
Satu kesulitan dari desain ini adalah bagaimana merubah satu bentuk data ke
bentuk lainnya untuk memadukan dan membandingkan basis data. Lebih lanjut,
meskipun pemaduan adalah mungkin, hasil yang tidak konsisten mungkin saja
muncul, mengharuskan mengumpulkan data tambahan atau mengunjungi
kembali basis data untuk menghilangkan perbedaan.
Tujuan Russek and Weinberg (1993) pada metode campuran adalah untuk
menyajikan gambaran lengkap dari proses implementasi. Mereka mendiskusikan
bagaimana data yang ditriangulasi dapat menujukkan hasil bersesuaian,
tidakkonsisten, dan melengkapi. Contohnya, mereka membandingkan hasil dari
kuesioner guru dengan tema wawancara tentang penggunaan kalkulator dan
komputer di ruang kalas. Menemukan ketidakkonsistenan pada hasil, mereka
menghubungkan dengan keengganan guru menulis apa yang mereka ungkapkan
secara bebas melalui kata-kata lisan mereka. Mereka juga merasa bahwa kuesioner
kurang valid karena guru bisa merasakan bahwa kuesioner bisa menjadi bagian dari
catatan personil permanen mereka.
Desain Embedded
Bentuk kedua dari desain metode campuran adalah mirip dengan desain triangulasi,
dengan beberapa pengecualian penting. Tujuan dari rancangan embedded adalah
untuk mengumpulkan data kuantatif dan kualitatif secara bersamaan tetapi untuk
mendapatkan satu bentuk dari data memainkan peran suportif (pendukung) untuk
data bentuk lain. Alasan untuk mengumpulkan data bentuk kedua adalah bahwa itu
12
akan menambah atau mendukung bentuk data utama. Contoh, selama eksperimen,
peneliti bisa mengumpulkan data kualitatif selama percobaan untuk menilai
bagaimana partisipan pada kondisi perlakuan mengalami (menjalani) intervensi.
Tujuan utama dari penelitian, pada kasus ini, untuk menilai dampak dari kondisi
eksperimen terhadap outcome, tetapi tambahan dari data kualitatif memungkin
peneliti untuk juga mengekeplorasi bagaimana partisipan mengalami proses
eksperimen. Sebagai contoh lain, selama penelitian korelasional, peneliti dapat
mengumpulkan data kualitatif kedua (pendukung) untuk membantu memahami
alasan dari hasil kuantatif. Dan dalam sebagian desain embedded, prosedurnya
adalah berurut, dengan bentuk kedua dari pengumpulan data sebelum ekperimen
(atau peneliti korelasi) memulai (yakni, untuk membantu menentukan cara terbaik
untuk merekrut partisipan) atau setelah itu menyimpulkan (yakni, untuk
menindaklanjuti dan membantu menjelaskan hasil).
13
kualitatif selama eksperimen bisa digunakan untuk memhamai atau “proses”
yang dilalui oleh partisipan, sementara data kuantitatif menilai dampak dari
perlakuan terhadap outcomes.
Kekuatan dari desain ini adalah bahwa desain itu menggabungkan kelebihan
dari kedua data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah lebih efektif dalam
mencatat outcome dari eksperimen daripada mengidentifikasi melalui data
kualitatfi bagaimana individu-individu menjalani proses eksperimen. Itu juga
menyajikan satu jenis desain di mana peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif,
tetapi keseluruhan desain tetap menekankan pendekatan kuantitatif. Pada sebagian
lapangan yanag baru bagi penelitian kualitatif, peran kualitatif data ini membantu
melegitimasi penggunaan data seperti itu. Kesukaran dari menggunakan desain ini
adalah bahwa kedua basis data tidak selalu mudah untuk dibandingkan karena data
menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda. Lagian, ada kemungkinan bahwa
memperkenalkan pengumpulan data kualitatif selama ekperimen (atau penelitian
korelasional) akan mempengarui outcome. Strategi harus dimasukkan untuk
meminimalkan dampak ini (yakni, mengumpulkan data kualitatif pada akhir dari
eksperimen, meminta partisipan melengkapi jurnal dari pengalaman mereka yang
diserahkan setelah eksperimen). Lebih lanjut, seperti desai trangulasi, pengumpulan
data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan bisa merupakan pekerjaan yang
sangat intensif bagi peneliti yang sendirian.
14
lebih baik dari waktu ke waktu. Penelitiannya merupakan satu contoh yang baik
dari rancangan embedded dalam pendidikan dengan komponen utama korelasional
kuantitaif dan komponen yang lebih kecil kelompok fokus kualitatif.
Desain Eksplanatori
Sebagai ganta mengumpulkan data pada waktu yang sama, penelitian metode
campuran dapat mengumpulkan informasi kuantitatif dan kualitatif secara berurut
dalam dua fase, dengan satu bentuk pengeumpulan data mengikuti yang lain.
Rancangan ini, juga ditunjukkan pada Gambar 17.2, adalah suatu rancangan metode
campuran eksplanatori, barangkali merupakan desain metode campuran yang
paling populer dalam penelitian pendidikan. Desain metode campuran
eksplanatori (juga disebut model dua-fase; Creswell & Plano clark, 2007) terdiri
dari pertama mengumpulkan data kuantitatif dan kemudian mengumpulkan data
kualitatif untuk untuk membantu menjelaskan atau menguraikan hasil kualitatif.
Rasioal dari pendekatan ini adalah bahwa data dan hasil kuantitatif menyajikan
gambaran umum dari masalah penelitian; analisis lebih, khususnya melalui
pengumpulan data kualitatif, adalah dibutuhkan untuk memperhalus, memperluas,
atau menjelaskan gambaran umum. Melihat kembali Gambar 17.2, anda dapat
melihat bahwa pada desain ini:
15
tidak perlu menyatukan atau memadukan dua bentuk data yang berbeda. Desain ini
juga menangkap yang terbaik dari kedua data kuantitatif dan kualitatif – untuk
memperoleh hasil kuantitatif dari populasi pada fase pertama, dan kemudian
memperhalus atau menguraikan temuan-temuan ini melalui eksplorasi mendalam
kualitatif pada fase kedua. Namun, kesulitan di dalam menggunakan desain ini,
adalah bahwa peneliti harus menentukan apa aspek-aspek dari hasil kualitatif harus
digunakan pada tindaklanjut (misalnya, suatu hipotesis yang gagal ditolak oleh
peneliti?). Desain ini juga membutuhkan kerja yang intensif, dan mengharuskan
keahlian dan waktu untuk mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif.
Desain Eksploratori
16
ada tidak diketahui atau tersedia untuk populasi yang diteliti. Kembali rujuk
Gambar 17.2. pada desain ini,
Satu keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa desain ini memungkinkan
peneliti mengidentifikasi ukuran sebenarnya didasarkan pada data yang diperoleh
dari partisipan penelitian. Peneliti dapat memulai dengan mengeksplorasi pendapat
dengan mendengar para partisipan daripada mendekati suatu topik dengan
sekumpulan variabel yang telah ditentukan. Namun, desain itu memiliki
kekurangan dengan keharusan mengumpulkan data yang luas dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses ini. Pengujian instrumen sangat menambah lamanya
waktu dari desain ini untuk diimplementasi. Desain itu juga mengharuskan peneliti
membuat keputusan tentang tema–tema yang paling sesuai untuk diukur pada
tindak lanjut fase penelitian kuantitatif.
Pada desain metode campuran eksploratori oleh Holland, Chait, and Tailor
(1989), peneliti menggunakan data kualitatif untuk mengembangkan dan menguji
instrumen kuantitatif. Mereka menguji keefektifan dari dewan pengawas dalam seni
liberal dan perguruan tinggi yang komprehensif. Peneliti menyatakan bahwa
“pendekatan kualitatif untuk topik ini menyajikan dasar untuk pengembangan
kerangka kerja teoretikal grounded yang bisa kemudian dikenakan spesifikasi
17
kuantitatif lebih ketat dan pengujian empiris” (h. 439). Fase pertama kualitatif dari
penelitian berisi wawanvara dengan 46 pengawas pada 10 PT. dari data ini, peneliti
mengidentifikasi enam kompetensi dewan (contohnya, memahami konteks
kelembagaan, mengembangkan kapasitas belajar). Pada fase kedua dari penelitian,
peneliti mengidentifikasi 12 lokasi baru, mengembangkan komptensi-kompetensi
itu ke dalam koesioner, dalam mengulkan data laporan diri dari pengawas. Mereka
juga mengumpulkan data wawancara dan menerimapengukuran kinerja
kelembagaan. Fase ketiga adalah menguji instrumen lebih luas, dengan 357
pengawas pada 12 lokasi yang digunakan pada fase kedua.
Ketika Maria memulai dengan survei dan melanjutkan dengan wawancara pada
penelitian campurannya, apa jenis desain yang dia miliki? Apa yang menjadi
kemungkinan prioritas dan urutan dari desainnya? Apa yang menjadi alasan
menggunakan jenis desain ini?
Semua ketiga jenis desain metode campuran memasukkan karakteristik dasar yang
membedakan desain ini dari desain lainnya. Di dalam meninjau keenam
karakteristik berikut, pertimbangkan menggabungkan mereka ke dalam rencana
anda untuk penelitian jika anda bermaksud untuk melakukan penelitian metode
campuran. Juga, perhatikan mereka dalam penelitian metode campuran yang
mungkin anda tinjau atau baca. Mereka adalah:
Rasional untuk desain
Bentuk data kuantitatif dan kualitatif
Prioritas
Urutan
Analisis data cocok dengan desain
Diagram prosedur
Pembaca dan orang yang meninjau penelitian metode campuran harus mengetahui
kenapa anda menggabungkan metode. Peneliti metode campuran
memasukkanpembenaran atau rasional untuk penggunaan kedua data kuantitatif
dan kualitatif. Satu pembenaran adalah bahwa pengumpulan data kuantitatif pada
fase kedua adalah penting untuk menguji eksplorasi kualitatif fase pertama dari
penelitian (yakni, desain eksploratori) atau satu bentuk data memainkan peran
18
dukungan untuk basis data lainnya (yakni, desain embedded). Pembenaran lainnya
dihasilkan dari penggabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif “terbaik” (desain
triangulasi). Kuantitatif menyajikan kesempatan untuk mengumpulkan data dari
sejumlah banyak orang dan mengeneralisasi hasil, sementara kualitatif mengizinkan
eksplorasi dari sedikit individu secara mendalam. Apapun rasionalnya, sebutkan
rasional ini di awal penelitian, seperti pada pengantar.
Pada penelitian metode campuran mana saja, anda harus menunjukkan dengan jelas
bahwa anda mengumpulkan kedua data kuantitatif dan kualitatif. Metode
pengumpulan data biasanya terkait dengan data angka atau numerik dan data kata-
kata atau teks dan gambar. Peneliti metode campuran mengumpulkan kedua data
kuantitatif dan kualitatif.
Gambaran yang luas dari bentuk data, yang diperkenalkan lebih awal pada
bab6 dan 8, ditunjukkan pada Tabel 17.1. Pada tabel ini, kolom menunjukkan
metode dan data. Dalam praktik, peneliti metode campuran menggunakan metode
berbeda untuk mengumpulkan bentuk data berbeda. Pada penelitian metode
campuran, peneliti memasukkan bentuk tertentu dari data kuantitatif dan kualitatif
dan menggabungkan diskusi ini ke dalam seksi metode atau prosedur dari
penelitian.
19
Tabel 17.1: Metode Pengumpulan Data Kuantitatif dan Kualitatif dan Jenis
Data
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
Metode Data Metode Data
Pengumpulan Data Pengumpulan Data
Instrumen (contoh, Skor numerik Wawancara Teks data dari
wawancara terbuka wawancara yang
tertutup, observasi ditranskrip
tertutup)
Prioritas
20
Apa yang lebih anda tekankan pada pernyataan penelitian – eksplorasi atau
prediksi dari outcomes?
Proses pengumpulan data yang mana – kuantitatif atau kualitatif – anda
memberikan perhatian utama (contoh, jumlah halaman pada laporan) pada
bagian “metode” dan “hasil”?
Proses pengumpulan data mana anda meneliti paling dalam (contoh, analisis
statistik rinci atau analisis tema dengan lapisan ganda)?
Urutan
Satu dari tantangan yang paling sulit bagi peneliti metode campuran adalah
bagaimana menganalisis data yang dikumpulkan dari penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Ini lebih daripada hanya mampu menghubungkan dan menyilang data dan
angka, meskipun koneksi ini benar-benar menyajikan sedikit tantatangan. Beberapa
peneliti telah memulai diskusi tentang analisis data pada penelitian metode
campuran (Caracelli & Greene, 1993; Tashakkori & Teddlie, 1998). Untuk menguji
pilihan untuk analisis data, reflesikan kembali tentang jenis desain dan pilihan
analisis dalam setiap desain. Suatu ikhtisar dari pilihan ini disajikan pada Tabel
17.2. daftar ini tidak komprehensif dan tidak boleh membatasi kreativitas peneliti
metode campuran; itu sebagian besar fokus pada pembahasan dan penyajian
21
prosedur analitis khas yang dibahas oleh penulis dan diilustrasikan dalam studi
metode campuran.
Dari semua desain, barangkali analisis ini adalah yang paling sulit dan kontroversial.
Pendekatan standar kelihatnnya adalah mempertemukan atau membandingkan
dalam beberapa cara dari data kuantitatif dan kualitatif. Satu cara adalah
menyajikan menyajikan diskusi tentang tema yang muncul dari data dan bagaimana
mereka mendukung atau menyanggah analisis statistik. Pada penelitian yang
dilakukan tentang seni kontroversial di kampus PT (contoh, lukisan atau novel),
peneliti bisa bisa mengumpulkan kuesioner dari komponen kampus dan data
wawancara dari administrator, dosen, dan mahasiswa. Peneliti kemudian bisa
membandingkan kedua sumber data untuk menentukan apakah wawancara
mendukung hasil kuesioner.
22
Tabel 17.2: Jenis Desain Metode Campuran dan Prosedur Analisis/
Interpretasi Data
23
Eksploratori (QUAL Mengumpulkan instrumen: Kumpulkan data kualitatif dan
diikuti oleh quan) identifikasi tema. Gunakan tema-tema ini sebagai basis untuk
mengumpulkan instrumen yang menggunakan konsep paralel
dengan tema-tema kualitatif.
Mengembangkan instrumen: Dapatkan tema-tema dan
pernyataan-pernyataan spesifik dari individu-individu yang
mendukung tema-tema itu. Pada fase berikutnya, gunakan tema-
tema dan pernyataan-pernyataan ini untuk membuat skala dan
item-item sebagaisuatu kuesioner. Sebagai alternatif, perhatikan
instrumen yang ada yang dapat dimodifikasi untuk
mencocokkan dengan tema dan pernyataan-pernyataan yang
ditemukan pada fase eksplorasi kualitatif dari penelitian.
Setelah mengembangkan instrumen, ujicoba dengan sampel dari
populasi.
Membentuk data kategori: Karakteristik level tempat (contoh,
berbagai kelompok etnik) yang dikumpulkan pada suatu
etnografi pada fase pertama dari penelitian menjadi suatu
variabel kategori pada fase kedua studi korelasional atau
regresi. (Caracelli & Greene, 1993).
Menggunakan kasus kualitatif ekstrim: Kasus-kasus data
kualitatif yang ekstrim pada analisis perbandingan diikuti pada
fase kedua oleh survei kuantitatif. (Caracelli & Greene, 1993).
Pada analisis desain embedded, analisis dari data kuantitatif dan kualitatif dilakukan
terpisah karena kedua kumpulan data sering merefleksikan pertanyaan-pertanyaan
berbeda. Jadi, pada suatu eksperimen, analisis outcome dilakukan untuk data
kuantitatif dan data kualitatif proses dianalisis untuk tema-tema. Pada suatu desain
embedded untuk penelitian korelasional (lihat Harrison, 2007), analisis juga
dilakukan secara saling terpisah. Pada kedua contoh ekperimental dan korelasional,
kedua basis data dapat ditafsirkan bersama – bagaimana yang satu memperkuat
yang lain atau melengkapi yang lain. Ketika desain berurut digunakan dengan
desain embedded, peneliti akan menggunakan satu bentuk dari analisis (contoh, data
kualitatif dikumpulkan dan dianalisis sebelum eksperimen) untuk memberikan
informasi kepada fase kuantitatif atau fase kualitatif dari penelitian.
Karena anda mengumpulkan data pada fase-fase yang berbeda, analisis dari desain
eksplanatori adalah lebih mudah untuk memperhatikan dan melakukan
24
dibandingkan dengan pada desain triangulasi. Pendekatan yang populer adalah
mengumpulkan data kuantitatif dan mencari kasus-kasus ekstrim untuk
ditindaklanjuti pada pada fase kualitatif. Pada penelitian metode campuran tentang
transisi orang dewasa dari sekolah ke pekerjaan, Blustein, et al. (1997) diawali
dengan analisis dari pengukuran transisi korelasional kuantitatif (contoh kepuasan
dan kesesuaina pekerjaan) dan kemudian menerapkan hasil-hasil untuk menyajikan
suatu “pendekatan mendalam dan fokus untuk menganalisis naratif kualitatif yang
berhubungan” (h. 373). Khususnya, mereka mengidentifikasi individu-individu
dengan skor rendah dan tinggi (yakni, kasus ekstrim) pada pengukuran dependen
dan kemudian melakukan analisis tematik kualitatif dengan menggunakan
wawancara dengan individu-individu ini.
Pada desain ini, pengumpulan data kualitatif substansial menjadi alat untuk
pengembangan atau pengumpulan instrumen kuantitatif; membentuk informasi
kategorikal untuk pengumpulan data kuantitatif kemudian; atau mengembangkan
generalisasi dari kasus-kasus awal yang sedikit. Barangkali yang penggunaannya
25
terpopuler adalah untuk mengembangkan instrumen yang didasari dengan baik
pada data kualitatif dari partisipan dalam penelitian. Pada kasus peneliti yang
meneliti gurur tahun pertama pada sekolah-sekolah dasar yang didasarkan pada
reservasi dan natif Amerika, instrumen yang ada tidak cukup sensitif untuk
mengidentifikasi faktur-faktor budaya yang mempengaruhi pengalaman tahun
pertama ini. Jadi, peneliti pertama melakukan wawancara dengan para guru tahun
pertama, mengidentifikasi tema-tema dan pernyataan-pernyataan yang mendukung,
dan mengembangkan instrumen untuk mengukur secara luas pengalaman guru-
guru tahun pertama. Sebagai suatu alternatif dari pendekatan ini, peneliti mungkin
telah mengidentifikasi tema-tema dan mengumpulkan suatu instrumen dengan
menggunakan sumber-sumber pustaka yang disebutkan pada bab 4.
Diagram Prosedur
26
APA SAJA LANGKAH DI DALAM MELAKUKAN PENELITIAN METODE CAMPURAN
(h. 567)
Sekarang anda memiliki pemahaman dasar dari penelitian metode campuran, kita
bisa beralih ke langkah-langkah spesifik yang biasanya dilakukan oleh peneliti
ketika mereka menggunakan desain ini. Langkah-langkah ini bukan prosedur
berbaris; mereka menyajikan panduan umum untuk membantu anda memulai. Lihat
Gambar 17.3 untuk ikhtisar dari proses ini.
Langkah pertama dari proses ini adalah menilai kelayakan dari penggunaan desain
ini. Anda membutuhkan ketrampilan untuk mengumpulkan data kedua data
kuantitatif dan kualitatif, waktu untuk mengumpulkan informasi yang luas, dan
pengetahuan dari jenis desain yang beragam. Juga penting adalah apakah audien
seperti komite sarjana, penerbit, peneliti yang lain, dan praktisi dalam seting
pendidikanakan mengapresiasi kekompleksitas dari penelitian metode campuran
anda.
27
Gambar 17.3: Langkah pada Proses Melakukan Penelitian Metode Campuran
Langkah 4
Kembangkan
pertanyaan penelitian
kuantitatif, kualitatif,
dan metode campuran
Kumpulkan data
Langkah 5
kuantitatif dan
kualitatif
Tentukan apakah
penelitian metode
campuran adalah layak
Prioritas yang akan anda berikan untuk data kuantitatif dan kualitatf
Urutan pengumpulan data anda, jika anda tidak merencanakan
mengumpulkan data bersamaan
Format data kuantitatif tertentu (contoh, catatan kehadiran) dan kualitatif
data (contoh, gambar) yang akan anda kumpulkan
28
Begitu anda telah membuat keputusan-keputusan ini, buat diagram visual dari
prosedur. Gunakan sistem notasi pada Gambar 17.1 dan model yang ditunjukkan
pada Gambar 17.2 untuk membantu anda.
29
pada fase pertama) instrumen yang lebih baik yang tersedia untuk mengukur
variabel-variabel itu?”
Analisis data juga berkaitan dengan jenis desain metode campuran tertentu yang
anda gunakan. Anda dapat menganalisis data kuantitatif secara terpisah dari data
kualitatif, sebagaimana pada desaian eksplanatori dan eksploratori, atau
memadukan analisis data, sebagaimana pada desain triangulasi. Teknik tertentu
telah muncul untuk analisis data, sebagimana telah didiskusikan pada tabel 17.2.
Langkah 7. Tulis LaporanSebagai Penelitian Satu atau Dua Fase (h. 569)
Langkah terakhir pada penelitian metode campuran adalah menulis laporan ilmiah
dari projek. Beberapa variasi terlihat pada struktur peneulisan dari penelitian
metode campuran, sebagimana diuraikan di sini:
Laporan ditulis dalam dua fase. Lapaoran terdiri dari satu seksi untuk
menentukan masalah dan literatur. Kemudian, seksi dari pengumpulan,
analisis, dan penafsiran data, dua fase – satu kuantitatif dan satu kualitatif –
digunakan untuk setiap seksi.
Laporan memadukan fase kuantiatif dan kualitatif dari penelitian pada setiap
seksi. Contohnya, pernyataan masalah, berisi keharusan mengeksplorasi
(kualitatif) dan untuk memprediksi atau menjelaskan outcome (kuantitatif).
Peranyaan penelitian diajukan sebagai pertanyaan kuantiatif dan kualitatif
kedua-duanya, dan pengumpulan data adalah dalam satu seksi yang
menunjukkan suatu pemaduan dari bentuk kuantitatif dan kualitatif. Analisis
data adalah suatu usaha untuk menyatukan dua basis data, dana anda
membentuk hasil dan penafsiran ke dalam informasi yang menerangkan
masalah penelitian. Struktur ini menghasilkan desain triangulasi.
30
Bagaimana Mengevaluasi Penelitian Metode Campuran? (h. 570)
Untuk menerapkan gagasan pada bab ini, baca kajian penelitian metode campuran
di halaman 576 oleh Way, Stauber, Nakkula, and London (1994), perhatian notasi di
pinggir yang mengidentifikasi karakteristik kuantitatif dan kualitatif dan lima
31
karakteristik penelitian metode campuran. Artikel ini dipilih karena itu
memasukkan pengumpulan kedua data, kuantitatif dan kualitatif; menyajikan satu
contoh dari desain eksplanatori, datu dari desain yang populer dalam penelitian
pendidikan; dan telah mengidentifikasi dengan jelas seksi-seksi kuantitatif dan
kualitatif.
Ketika anda mereviu artikel ini, cari elemen-elemen dari proses penelitian:
Masalah Penelitian
Paragraf 01-04
Bagian masalah penelitian ini juga menunjukkan fokus yang kuat pada
kuantitatif terhadap keharusan memprediksi faktor-faktor yang menjelaskan
hubungan antara depresi dan penggunaan obat terlarang. Karena masalah
dinyatakan sebagai suatu penilaian dari hubungan antar variabel (contoh, jenis
kelamin, etnis, kelas sosial, depresi, dan penggunaan obat terlarang), pengarang
memberi tanda kerangka kerja kuantitatif (QUAN) untuk penelitian ini.
Paragraf 01-04
32
berbeda pada penelitian. Dari referensi penting ke literatur, dimasukkannya
variabel, dan diskusi hubungan dan perbedaan mereka, literatur menunjukkan
orientasi kuantitatif yang kuat untuk penelitiannya.
Paragraf 05-06, 27
33
dari desain ini adalah untuk melakukan penelitian kualitatif untuk menjelaskan
hasil-hasil kuantitatif, pengumpulan data kualitatif mengikuti pengumpulan data
kuantitatif. Pada fase kualitatif, peneliti menguji “temuan kuantiatif paling penting”
mereka tentang depresi di kalangan siswa di dua sekolah. Mereka mengum;pulkan
data dari 19 siswa yang berada pada top 10% dari skor depresi dari kedua sekolah
suburban dan urban. Mereka melakukan wawancara dengan para siswa ini.
Menghasilkan data teks untuk analisis.
Penulis menjelaskan makna dari hasil pada seksi “Ringkasan dan Diskusi”. Di
sini kita menemukan ringkas dan temuan-temuan kuantitatif diikuti oleh
perbandingan dari temuan-temuan ini dengan literatur sebelumnya dan prediksi
dari literatur tersebut (paragraf 48-58). Kemudian interpretasi beralih ke hasil-hasil
34
kualitatif, menfokuskan pada para siswa yang depresi dari kedua sekolah dan
mereviu tema-tema (paragraf 59-63).
Pemisahan yang jelas dari fase kuantitatif dari fase kualitatif membuat penelitian ini
mudah diabaca dan diidentifikasi sebagai penelitian berurut dua fase. Peneliti telah
mengidentifikasi dengan lebih jelas penjelasan mereka untuk mencampur metode,
tetapi maksudnya adalah untuk mengembangkan dan mempertinggi signifikansi
hasil kuantitatif tentang depresi. Tanda-tanda pada keseluruhan penelitian ini –
judul, pernyataan tujuan, analisis terpisah dan pengumpulan data, pemaduan hasil
ke dalam interpretasi pada akhir projek, struktur kuantitatif tradisional, dan
penggunaan tema-tema pada hasil kuantitatif – memperlihatkan banyak unsur yang
baik dari penelitian metode campuran ini.
35
Contoh Penelitian Metode Campuran (h. 576-595)
Dipresi dan Penggunaan Zat Berbahaya pada Dua Budaya SMA yang Berbeda:
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif.
(Dari judul, kita ketahui bahwa penelitian ini memiliki karakteristik penelitian kuantitatif,
kualitatif dan metode campuran)
Penelitian secara umum telah menyimpulkan bahwa depresi dan penggunaan narkoba pada
remaja adalah sangat terkait, tetapi jarang dipertimbangkan bagaimana hubungan ini bisa
beragam pada populasi yang berbeda. Pada penelitian ini, kami menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif untuk mengeksplorasi hubungan antara depresi dan penggunaan
rokok, alkohol, marijuana, dan obat terlarang pada dua lingkungan budaya berbeda: SMA
pinggiran kota dan dalam kota. Sampelnya meliputi 164 siswa SMA pinggiran kota dan 242
siswa dalam kota. Siswa mengisi inventori Kovacs’ Children’s Depression tahun 1985 dan ukuran
penggunaan zat berbahaya diambil dari berbagai sumber. Wawancara semiterstruktur
mendalam dilakukan dengan subjek yang menempati 10% teratas dari CDI (N=19) dari kedua
kelompok sekolah. Temuan kuantitatif menunjukkan asosiasi positif antara depresi dan
penggunaan rokok, marijuana, dan obat terlarang di kalangan siswa pinggiran kota, dan tidak
ada keterkaitan antara depresi dan penggunaan zat terlarang pada siswa di kota. Tidak ada
perbedaan level depresi yang signifikan pada semua sampel. Tetapi, dengan pengecualian
penggunaan marijuana, siswa pinggiran kota terlibat dalam penggunaan obar terlarang yang
lebih besar dari pada siswa di kota. Analisis kualitatif menyatakan bahwa perbedaan hubungan
antara depresi dan penggunaan zat terlarang pada semua sekolah adalah terkait dengan
beragam makna depresi dan penggunaan obat terlarang yang ditunjukkan oleh konteks
budaya.
Pedahuluan
Lebih dari 30 tahun terakhir sejumlah besar penelitian terhadap remaja telah menyelidiki
hubungan antara depresi dan penggunaan zat terlarang. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa remaja pengguna rokok, obat, atau alkohol menunjukkan tanda depresi yang lebih besar
daripada yang bukan pengguna (Aneshensel and Huba, 1983; Braucht et al., 1973; …). Para
peneliti dan praktisi menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara depresi dan penggunaan
zat terlarang di kalangan remaja (Blau et al., 1988; Kaplan et al., 1984; …).
Namun, hanya sedikit penelitian yang telah mengeksplorasi pengaruh jenis kelamin,
etnis, kelas sosial, atau lingkungan (contohnya, kota vs. pinggiran kota) terhadap hubungan
antara depresi dan penggunaan zat terlarang. Penelitian yang sedikit tersebut telah
menyimpulkan bahwa jenis penyelidikan ini adalah kritis (Dembo et al., 1979; Paton and Kandel,
1978; …). …
36
Kami melakukan analisis terpadu dari data kuantitatif dan kualitatif di mana hasil
kuantitatif digunakan untuk memilih partisipan, mengajukan pertanyaan, dan menyajikan
konteks untuk analisis kualitatif. Oleh karena itu, laporannya dibagi dalam dua seksi metode
dan hasil, satu untuk analisis kuantitatif dan satu untuk analisis kualitatif kontingen. Kedua
kumpulan temuan disintesis melalui satu seksi diskusi.
Analisis kuantitatif
Metode
Subjek
Sampel terdiri dari 164 siswa dari SMA pinggiran kota (kelas IX [N = 44], X [N = 36],
XI [N = 35], dan XII [N = 49], 75 laki-laki, 89 perempuan) dan 242 siswa dari SMA
dalam kota (kelas IX [N = 45], X [N = 33], XI [N = 68], dan XII [N = 96], 108 laki-laki,
134 perempuan). Kedua kelompok sekolah terletak di wilayah Greater Boston. Siswa
SMA dari pinggiran kota utama sekali mendeskripsikan diri mereka sebagai Irish-
American (26%), Italian-American (11%), Irish and Italian-American (5%), atau
kulit putih tanpa etnis tertentu (45%). Siswa SMA di kota mendeskripsi diri sebagai
African-Amerika (35%), Puerto Rican atau Dominican (31%), Haitian (12%), kulit
puti (7%), atau American Indian (4%).
Siswa pinggiran kota datang dari keluarga kelas menengah dan pekerja,
sedangkan siswa kota didoninasi oleh keluarga kelas pekerja dan miskin. Variasi
dalam kelas sosial ini didasarkan pada latar belakang orang tua, pekerjaan mereka,
situsi temapt tinggal, dan persentase siswa yang menerima subsidi makan siang
(lihat Tabel 1). …………..
Kuesioner
Children’s Depression Inventory (CDI). Semua siswa mengisi CDI (Kovacs, 1985),
kuesioner yang terdiri dari 27 item didesain untuk menilai keparahan gejala-gejala
depresi dari anak-anak sampai remaja. Skalanya, didasrkan pada BDI untuk dewasa,
37
mengukur gejala seperti gangguan mood, perilaku makan, keyakinan-diri, dan
perilaku antar personal. Untuk setiap item, siswa diminta untuk memilih satu dari
tiga deskripsi yang paling sesuai bagi mereka selama 2 minggu terakhir (contohnya,
“Saya terus sedih,” “Saya berkali-kali sedih,” “Saya kadang-kadang sedih”. Jawaban
untuk setiap item diskor dengan skala 0-2 (dari paling kurang depresi sampai
dengan sangat depresi). Total skornya adalah 19 atau lebih, dari 54 skor maksimum,
dianggap memiliki indikator depresi yang kuat (Kovacs, 1982). ... CDI ini telah
digunakan pada sampel pinggiran kota dan kota dan menunjukkan perbedaan
sedikit atau tidak signifikan berdasarkan kelas, jenis kelamin atau ras (Doerfler et al.
1988; Finch et al. 1985; Kovacs, 1980-1981). CDI ini telah menunjukkan konsistensi
internal yang tinggi dari .71 ke .86, dan reliabilitas test-retest dari .38 ke .87,
tergantung pada panjangnya waktu antara tes dan populasi yang diteliti (Kovacs,
1983; Saylor et al., 1984). …… pada penelitian ini, reliabilitas antar item, dengan
menggunakan Chronbach’s α, adalah .80 untuk sekolah kota dan .88 untuk sekolah
pinggiran kota.
Prosedur
Izin dari orang tua didistribusi dan dikumpulkan sebelum penyebaran kuesioner.
Format izin menyajikan deskripsi singkat dari penelitian dan menekankan
kerahasian dari jawaban siswa. Sebagai tambahan, sebelum mengisi kuesioner
secara lisan siswa diyakinkan akan sepenunnya dijaga kerahasiannya. Kuesioner
diidentifikasi dengan kode siswa bukan nama siswa. Peneliti memelihara daftar
nama siswa dan nomor kode korespondensi untuk tujuan mengidentifikasi siswa
yang akan diwawancarai tindak lanjut.
Semua 406 partisipan mengisi kuesioner selama satu periode kelas. Untuk
memaksimalkan kesediaan partisipan dan peluang menjawab secara jujur, guru
diminta meninggalkan ruangan kelas selamma pengisian kuesioner. Paling kurang
dua anggota tim penelitian dihadirkan pada sepanjang waktu pengisian untuk
menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner, memonitor pengisian oleh siswa.
Penggunaan bahasa yang sederhana membuat kuesioner mudah diisi oleh
kebanyakan siswa. Namun, dalam sedikit kasus (N = 8) terdapat siswa yang
kekurangan dalam membaca kuesioner, seorang anggota tim membaca pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa di tempat lain.
38
Hasil
Analisis rata-rata. Skor rata-rata dan standar deviasi untuk depresi dan
penggunaan zat terlarang, dan perbandingan rata-rata antar sekolah ditunjukkan
pada Tabel 2. Level skor dipresi antar sekolah tidak berbeda secara signifikan. Rata-
rata skor dipresi (9.2) dan rentang skor (0-31) pada sekolah penggiran kota adalah
sangat similar dengan rata-rata skor dipresi (9.4) dan rentang (0-29) pada sekolah
kota. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antar sekolah, dalam rat-rata
penggunaan zat terlarang. Siswa pinggiran kota secara signifikan menggunakan
lebih banyak rokok, alkohol, dan obat-obat terlarang daripada siswa kota1. Skor
rata-rata penggunaan marijuana similar antar sekolah.
Analisis Korelasi dan Regresi Ganda. Hasil dari analisis korelasi antara
depresi dan perbedaan penggunaan zat terlarang ditunjukkan pada Tabel 3. Pada
kedua kelompok sekolah, semua jenis penggunaan zat terlarang sangat berkorelasi.
Skor depresi pada sampel pinggiran kota berkorelasi positif dengan merokok (r =
.33, p < 0.0001), dengan penggunaan marijuana (r = .24, p < .0021), dan dengan
penggunaan obat-obatan (r = .22, p < .0037).
……..
Analisis Kualitatif
Metode
Barangkali temuan kuantitatif yang paling berharga adalah perbedaan antara kedua
kelompok sekolah dalam pola penggunaan zat terlarang sebagai prediktor dari
depresi. Depresi berkorelasi secara signifikan dengan merokok, marijuana, dan
obat-obatan pada sekolah pinggiran kota, sedangkan di sekolah-sekolah perkotaan,
depresi tidak berkorelasi secara signifikan dengan penggunaan zat terlarang mana
saja. Sebagai langkah awal dalam mengeksplorasi penjelasan-penjelasan yang
mungkin untuk temuan ini, kami menganalisis data wawancara dari siswa yang
paling berat mengalami depresi (berdasarkan CDI) pada kedua kelompok sekolah.
1
Untuk siswa kota, relatif sedikit menggunakan obat-obatan, menghasilkan distribusi tidak normal untuk
variabel ini. Namun, penggunaan obat-obatan berdistribusi normal pada sampel pinggiran kota.
Perbedaan ini harus terus diingat ketika menilai hasil-hasil berdasarkan penggunaan obat-obatan.
39
Analisis kami berfokus pada pertanyaan: (a) Bagaimana terjadinya perbedaan
perspektif terhadap penggunaan zat terlarang bagi siswa dengan level depresi tinggi
pada kedu kelompok sekolah? (b) Bagaimana kemungkinan perbedaan perspektif
ini menjelaskan mengapa depresi dan penggunaan zat terlarang berrelasi secara
berbeda pada semua sekolah?
Subjek
Wawancara
Prosedur
Hasil
40
Perbedaan Penggunaan Zat Terlarang
Perbedaan Makna
Glen, siswa kelas IX di sekolah dalam kota, yang tiba-tiba meminum alkohol,
mengatakan bahwa dia tidak mau meminum lagi karena dia melihat dampak buruk
terhadap kesehatan yang dialami oleh ayahnya. Dia juga mengatakan tidak mau
menggunakan marijuana karena dia melihat teman-temannya merokok dan
menyadari bahwa itu hanya menimbulkan masalah. Ketika ditanyakan kenapa dia
menjauh dari marijuana, dia mengatakan:
………….
41
Hubungan antar personal dan penggunaan zat terlarang. Siswa sampel
dari kedua kelompok sekolah mendiskusikan koneksi antara penggunaan zat
terlarang dan hubungan dengan keluarga dan teman. Namun, terdapat perbedaan
antara kedua sampel pada cara berhubungan mempengaruhi keputusan
penggunaan zat terlarang. ………
Desakan Teman dan Penggunaan Zat terlarang. Sepuluh dari sampel siswa
pinggiran kota yang depresi mengalah dengan desakan teman untuk menggunakan
zat terlarang. ……
Saya tidak suka minum alkohol. Saya tidak menikmatinya, tetapi semua orang
lain memaksaku melakukan itu … Saya tidak mau minum tetapi saya ingin
memperoleh pertemanan yang baik dengan semua orang jadi saya
melakukannya.
……
Implikasi
42
menentukan apakah hubungan yang terjadi antara depresi dan penggunaan
narkoba untuk siswa suburban, dan tidak terjadinya hubungan ini untuk siswa
urban, adalah terwakili pengalaman remaja suburban dan urban pada wilayah
geografis yang lain. Jika, sebagaimana disarankan oleh penelitian kami dan oleh
penelitian sebelumnya, korelasi psikologis dari penggunaan narkoba secara tipikal
beragam pada keseluruhan populasi dari remaja suburban dan urban, kemudian
treatmen efektif dari penggunaan dan penyalahgunaan narkoba pada remaja perlu
didasarkan pada pertimbangan dan penggabungan dari perbedaan-perbedaan ini.
…..
43