Dokumen - Tips Sulfur Dan Asam Sulfat
Dokumen - Tips Sulfur Dan Asam Sulfat
Rabu,
29 Oktober 2014
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelas B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
SULFUR DAN ASAM SULFAT
Sulfur
Sulfur adalah unsur kimia yang ditemukan bebas di alam baik berupa
pyrite (FeS2), sphalerite (ZnS), dan calcopyrite (CuFeS2). Sulfur juga dapat
ditemukan dalam campuran natural gas berupa gas H2S. Sulfur yang akan
diperoleh dari bahan tambang seperti pyrite, sphalerite dan calcopyrite harus
melalui suatu proses terlebih dahulu yang dinamakan Frash process. Sedangkan
sulfur yang akan diperoleh dari gas alam berupa gas H2S diperoleh menggunakan
proses desulfurisasi gas alam atau bisa juga diperoleh dari proses pemurnian
crude oil. Sumber lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan sulfur
diantaranya shale oil, coal gasification, synthetic fuel project dan gypsum.
Proses Frasch
Proses Frasch merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengekstraksi sulfur atau belerang dari kerak bumi dalam bentuk batuan seperti
pyrite (FeS2), sphalerite (ZnS), dan calcopyrite (CuFeS2).
Gambar 1. Proses Frasch
ketebalan 30 meter yang biasanya terletak pada daerah vulkanik atau sedimentasi.
Proses ini dilakukan pada negara-negara yang tidak mempunyai sumber sulfur di
permukaan.
Pada pipa paling besar dialirkan air superheated berupa campuran air dan
uap air yang akan mencairkan sulfur. Suhu tersebut sudah melewati suhu dari titik
leleh sulfur sebesar 115°C. Sulfur cair memiliki densitas lebih kecil dari air
sehingga sulfur cair berada di atas lapisan air. Pada pipa kecil, dipompakan udara
panas bertekanan tinggi. Udara panas tersebut akan mengurangi densitas sulfur
cair sehingga sulfur cair akan terangkat ke permukaan tanah. Pada pipa sedang
akan dikeluarkan sulfur cair karena adanya aliran yang terjadi pada pipa besar dan
kecil menuju ke permukaan tanah.
Ketika telah sampai ke permukaan tanah, sulfur cair dipisahkan dari udara
dan air. Sulfur dapat disimpan dalam keadaan berupa padatan atau bisa juga
disimpan dalam keadaan berupa sulfur cair dalam tangki steam. Namun sebagian
besar sulfur dikemas dalam keadaan berupa cairan untuk memudahkan dalam
pengangkutan.
Sulfur juga dapat diproduksi dari proses pemurnian gas alam
menggunakan proses desulfurisasi sehingga menghasilkan gas H2S. Desulfurisasi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ekstraksi menggunakan pelarut serta
dekomposisi senyawa sulfur. Dekomposisi senyawa sulfur umumnya terkandung
dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida
secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S)
dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida
yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan
dengan cara fraksinasi. Selanjutnya H2S yang dihasilkan dari desulfurisasi
kemudian diambil sulfurnya dengan menggunakan proses Claus:
Proses Claus
Dari reaksi ini diperoleh sulfur yang tidak mengandung gas. Produk dari
reaksi ini menuju sulfur condenser untuk didinginkan dan hasilnya adalah padatan
sulfur. Reaksi yang tak sempurna akan dibawa kembali menuju reheater unit
untuk menghilangkan kandugan gas yang masih ada pada sulfur. Begitu
seterusnya hingga memperoleh sulfur murni. (Sustrasno, 2008).
Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan asam kuat yang sering dijadikan sebagai agen
pengoksidasi dan dehidrasi. Asam sulfat biasa dijual dalam bentuk larutan atau
SO3 yang dilarutkan dalam H2SO4 yang disebut dengan oleum. Pada umumnya
komposisi oleum yaitu terdiri dari 20% SO3dan 80% H2SO4. Pada proses
pembuatan asam menggunakan kamar timbal, larutan asam sulfat dalam air dijual
berdasarkan specific gravity atau derajat Baume. Oleum di pasar memiliki tiga
kategori berdasarkan persen kadar sulfur trioksida dalam asam sulfat yaitu 10% -
35%, 40% dan 60% - 65%. Titik beku oleum 35% sebesar 29°C dan oleum 40%
sebesar 34°C. Oleh karena itu perlu adanya tambahan sedikit asam nitrat untuk
mencegah pembekuan selama penyimpanan saat musim dingin.
Proses Kontak
Pada proses kontak untuk pembuatan asam sulfat, reaksi dilakukan dalam
sebuah konverter. Ada dua cara untuk menghasilkan SO3 dari proses kontak, yaitu
dengan cara single absorber dan double absorber.Tahap awal pada proses ini
sama halnya dengan tahap awal pada proses kamar timbal yaitusulfur cair yang
telah diperoleh dari hasil penambangan kemudian dimasukan ke dalam burner
untuk dibakar dengan suhu tinggi sehingga menghasilkan gas SO2sesuai dengan
reaksi berikut.
Gas SO2 yang dihasilkan harus dikonversi menjadi gas SO3 dengan cara
direaksikan dengan oksigen dari udara melalui bantuan katalis.
2SO2(g) + O2(g) —> 2SO3(g)
Untuk mencegah hal tersebut, maka gas SO3 yang dihasilkan harus direaksikan
dalam asam sulfat terebih dahulu sehingga membentuk suatu senyawa asam yang
sangat pekat yang disebut dengan oleum.
H2SO4(l) + SO3(g) —> 2H2S2O7(l)
Kemudian oleum dapat diencerkan dengan air untuk menghasilkan produk asam
sulfat.
Apabila salah satu dari SO2 atau oksigen ditingkatkan jumlahnya, maka
akan memperbesar konversi menjadi SO3.Peningkatan jumlah oksigen yang
berasal dari udara akan meningkatkan pula jumlah nitrogen di dalam gas
tersebutJika gas mengandung banyak gas inert seperti nitrogen , maka konversi
SO3 menjadi menurun yang disebabkan mol SO3 berbanding terbalik dengan mol
total. Selain itu, memperbesar tekanan sesuai dengan prinsip Le Chatelier akan
meningkatkan konversi SO3. Hal ini dikarenakan konversi SO2 menjadi SO3
merupakan reaksi bolak balik.Jika jumlah SO3 yang dihasilkan dari reaksi pada
saat kesetimbangan dikurangi, maka SO2 yang dikonversi akan semakin banyak
pada saat reaksi akan mencapai kesetimbangan kembali. Gas yang keluar dari
kolom katalis tertentu dimasukkan dalam absorber untuk mengurangi SO3 dalam
aliran produk. Hal ini dapat meningkatkan konversi secara keseluruhan dan
mengurangi jumlah SO2 yang lepas ke atmosfir akibat tidak terkonversi.