Anda di halaman 1dari 34

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) merupakan tanaman yang dapat

menghasilkan minyak selain kelapa dan kacang-kacangan. Dalam

perkembangannya melalui salah satu produknya yaitu minyak sawit, kelapa sawit

memiliki peranan penting antara lain mampu mengganti kelapa sebagai sumber

bahan baku mentah bagi industri pangan maupun non pangan (Sastrosayono,

2003) dalam Sudarminto (2015). Kelapa sawit merupakan salah satu

komoditas andalan bangsa Indonesia yang memberikan peran sangat signifikan

dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia, khususnya pada

pengembangan agroindustri. Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas

perkebunan yang cukup penting dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

cerah. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di

dunia. Jika melihat kebutuhan akan minyak kelapa sawit di dunia maka sudah

tentu setiap tahunnya akan meningkat sejalan pula dengan peningkatan jumlah

penduduk dunia.

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang penting dalam

dunia perdagangan Internasional yang dapat diandalkan, karena minyak yang

dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang

dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar

kolestrol rendah, bahkan tanpa kolestrol. Hasil utama perkebunan kelapa sawit

adalah buah kelapa sawit. Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa
2

dihasilkan dari kelapa sawit. Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah

kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri

dari serabut buah atau daging buah (mesokarp) dan inti buah yang terdapat

dibagian dalam tempurung (kernel/ endokarp). Selanjutnya, buah kelapa sawit

diproses (ekstraksi) dipabrik penggilingan (mill) sehingga menghasilkan ekstrak,

berupa minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil) yang berwarna

kuning dan minyak palm kernel atau CPKO (Crude Palm Kernel Oil) yang tidak

berwarna (jernih).

Palm kernel (kernel) merupakan hasil olahan biji kelapa sawit yang telah

dipecah menjadi cangkang dan inti. Cangkang sawit digunakan sebagai bahan

bakar ketel uap, arang, pengerasjalan, dan lain-lain. Sementara itu palm kernel

diolah kembali menjadi minyak palm kernel. Menurut Posman (2014)

penggunaan minyak sawit dan palm kernel sangat luas, seperti minyak goring,

margarin, es krim, shortening, hingga mayones. Minyak palm kernel memiliki

keunggulan untuk kesehatan jantung, anti kanker, menunda penuaan, dan sebagai

sumber pangan.

Minyak inti kelapa sawit (CPKO) dan bungkil inti kelapa sawit tersebut

hampir seluruhnya diekspor. Perdagangan dunia menghendaki mutu yang baik,

oleh karena itu diperlukan standar dan pengawasan mutu terhadap produksi

minyak sawit dan bungkil inti kelapa sawit untuk memberikan jaminan mutu pada

konsumen . Dalam proses pengolahan buah sawit, mutu hasil olah sangat

ditentukan oleh bahan bakunya. Pengolahan minyak kelapa sawit menghendaki

mutu yang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Produksi minyak kelapa

sawit sebagai bahan makanan mempunyai aspek kualitas yang berhubungan


3

dengan kadar asam lemak, kadar air dan kadar zat pengotor. Kebutuhan mutu

minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non

pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran,

maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Rendahnya mutu minyak

kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat

langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, pengangkutan dan

kesalahan selama pemprosesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak

kelapa sawit adalah air, asam lemak bebas, bilangan peroksida, daya pemucatan,

dan juga titik cair, kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua

faktor-faktor ini perlu di analisa untuk mengetahui mutu minyak sawit. Hal ini

perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan parameter minyak tersebut

telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kandungan gizi yang lengkap dari minyak sawit dan palm kernel mendapat

respon baik dari konsumen. Konsumsi lemak di tengah masyarakat Indonesia

makin meningkat seiring dengan perbaikan tingkat pendapatan per kapita. Jika

pada tahun 1974 konsumsi lemak hanya sekitar 8,4 kg per kapita per tahun, maka

pada tahun 2010 meningkat menjadi 20 kg per kapita per tahun (Posman, 2014).

1.2 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas akhir mahasiswa ini

adalah mengetahui kualitas palm kernel yang digunakan sebagai bahan baku

pengolahan minyak inti sawit dilihat pada kadar free fatty acid, total volume

moisture dan impurities.


4

1.3 Kontribusi

Kontribusi dari penulisan tugas akhir ini adalah memberikan informasi

mengenai masalah bahan baku palm kernel cacat yang dapat mempengaruhi mutu

produk sebagai acuan kerja untuk memperbaiki dan mengambil keputusan dalam

menejemen pengawasan mutu pada proses penerimaan bahan baku Palm Kernel

(PK) di PT Sumber Indahperkasa Lampung.

1.4 Keadaan Umum Perusahaan

1.4.1 Sejarah Perusahaan

PT Sumber Indahperkasa Lampung adalah suatu badan usaha

berbentuk persero terbatas (PT) yang bergerak dalam bidang agrobisnis

khususnya dalam pengolahan minyak sawit. PT Sumber Indahperkasa

Lampung merupakan anak perusahaan Sinarmas Agribusiness and Food

Group. Didirikan pada tahun 1960 perkebunan sawit SMART saat ini

memiliki cangkupan area total sekitar 137.500 hektar.SMART juga

mengoperasikan 15 pabrik, tanaman kernel crushing dan empat kilang.

SMART mencatat sahamnya di bursa efek indonesia pada tahun 1992.

PT. Sumber Indahperkasa Lampung berlokasi di Jalan Raya Tarahan

Bakauheni Km 17 Dusun Sukamaju Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan

Katibung, Lampung Selatan dengan menempati area seluas 10 hektar. PT

Sumber Indahperkasa mulai beroperasi pada buln Agustus 2010yang awalnya

hanyamerupakan bulkingCPO (Crude Palm Oil) yang dikirim dari

perkebunan kelapa sawit di propinsi Lampung dan sekitarnya. CPO tersebut

selanjutnya diekspor melalui pelabuhan panjang.


5

Pada Bulan Mei 2011 PT sumber indahperkasa Lampung mulai

mengoperasikan KCP (Kernel Crushing Plan) untuk mengolah palm kernel

atau biji sawit yang lebih dikenal palm kernel. Dari proses KCP akan

menghasilkan CPKO (CrudePalm Kernel Oil) dan PKE (Palm Kernel

Expeller) atau lebih dikenal dengan istilah bungkil.

1.4.2 Struktur Organisasi

Bentuk organisasi yang digunakan oleh PT. Sumber Indah Perkasa

Lampung adalah organisasi tipe line dan staf. Struktur organesasi di PT

Sumber Indahperkasa Lampung

General
Manager
MR
Secretary
Section Head

DCC PPIC Sect. Head/


Mass

Refinery & KCP Engineer FA Commercial Quality HRD


Fractination Dept. ing Dept. Dept. Head Management Dept. Head
Dept. Dept. Head
Dept. Head Head Head Head

Gambar 1. Stuktur organisasi


Sumber: PT Sumber Indahperkasa Lampung, 2017.

Bentuk organisasi line berarti seorang manager memiliki wewenang langsung

untuk mengambil keputusan sesuai dengan tugas dan bidang yang diberikan

kepada manager tersebut untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan bentuk

organisasi staf menggambarkan unsur organisasi yang membantu orang-orang

fungsional dalam kerja mereka secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
6

Tugas dan wewenang yang menangani pengawasan dan pengendalian mutu

produk yaitu bagian quality management departement head yang memiliki

tanggung jawab sebagai berikut:

1. mengontrol dan menjamin seluruh raw material, work in process dan

finishedproduct sesuai dengan halal, GMP, food international standard dan

HACCP

2. Membuat laporan hasil temuan audit mutu dan memberikan persetujuan

releasingdan rejecting produk sesuai dengan hasil inspeksi dan tes

3. Kualitas produk datang dan keluar sesuai dengan spesifikasi perusahaan dan

metodologi pengembangan serta validasi.

4. Bertanggung jawab atas kredibilitas atas hasil analisa laboratorium.

5. Menyiapkan laporan analisa bulanan kepada pihak managemen.


7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Palm Kernel

Palm kernel merupakan inti yang terdapat didalam biji kelapa sawit yang

dilapisi tempurung. Dalam satu buah terdapat satu biji yang mengandung inti.

Bentuk palm kernel bulat padat atau agak gepeng berwarna coklat hitam. Palm

kernel mengandung lemak, protein, serat dan air. Inti kelapa sawit atau kernel

palm merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging

buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kernel merupakan bagian

terpenting kedua setelah mesokarp karena dari inti inilah akan dihasilkan CPKO

sebagai produk unggulan kedua setelah CPO.

Inti ini mengandung minyak yang warnanya jernih, dan kualitas minyak inti

lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas minyak daging buah (mesocarp).

Hanya saja kandungan minyaknya lebih sedikit dibanding dengan kandungan

minyak daging buah. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti kering

sekitar 44 - 53 %. Minyak palm kernel atau CPKO (Crude Palm Kernel Oil)

banyak digunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri pangan dan non

pangan.

Minyak palm kernel sangat baik digunakan dalam industri, misalnya industri

pembuatan minyak margarine. Pada pemakaiannya, lemak yang terkandung

didalam palm kernel (disebut minyak palm kernel) diekstraksi dan sisanya atau

bungkilnya yang kaya protein dipakai sebagai bahan makanan ternak.


8

Pada dasarnya penampakan kernel ada dua yaitu warna hitam dan putih,

dimana warna tersebut dapat diakibatan pada saat pemanenan kelapa sawit yaitu

dari kematangan buah, warna hitam itu disebabkan kematangan pada buah yang

sempurna sedangkan kernel yang warnanya putih pada saat pemanenan buah

memiliki kematangan yang kurang, hal ini dapat mempengaruhi kadar minya

pada kernel tersebut. Penampakan kernel dapat dilihat pada Gambar. 2

Gambar 2. Palm Kernel

Terdapat komposisi palm kernel dalam hal padatan non minyak dan non protein.

Bagian yang disebut exrtraktable non protein yang mengandung sejumlah

sukrosa, gula pereduksi dan pati, tetapi dalam beberapa contoh tidak mengandung

pati (Ketaren, 1986). Komposisi dari biji sawit dapat dilihat pada tabel 2
9

Tabel 1. Komposisi biji palm kernel


No Komposisi Jumlah (%)
1 Minyak 47-52%
2 Air 6-8%
3 Protein 7,5-9,0%
4 Extraktable non protein 23-24%
5 Selulosa 5%
6 Abu 2%
Sumber: Bailey, A.E. (1950).

Minyak palm kernel yang baik, berkadar asam lemak yang rendah dan berwarna

kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil palm kernel diinginkan berwarna

relative terang dan nilai gizi serta asam aminonya tidak berubah.( Ketaren, 1986)

Menurut Yan Fauzi (2004) dalam Damanik (2008) proses palm kernel

mengalami tahap pemisahan dari tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis

antara palm kernel dengan BJ 1,07 dan tempurung inti dengan BJ 1,4 yang

dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dengan

mengapung biji-biji yang pecah dalam larutan lempung yang mempunyai berat

jenis 6. Dalam keadaan tersebut palm kernel akan mengapung dan tempurungnya

akan tenggelam. Palm kernel dapat bertahan lama dalam penyimpanan bila kadar

airnya rendah yaitu sekitar 6-7% (Pahan, 2007)

Tabel 2. Standar mutu palm kernel

No Jenis uji satuan Persyaratan


1 Kadar minyak (b/b) kering % Min. 46
2 Kadar asam lemak bebas, dihitung % Maks. 3
sabagai asam laurat
3 Kadar air, (b/b) % Maks. 8,0
4 Kadar kotoran, (b/b) % Maks. 6
Sumber: SNI 01-0002-1987
10

2.2 Minyak Inti Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti buah kelapa sawit yang

dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil

sampingannya adalah bungkil inti kelapa sawit (palm kernel expeller atau pellet).

Minyak ini tidak diproduksi oleh perkebunan, karena hanya menghasilkan palm

kernel yang merupakan bahan baku untuk pengolahan minyak palm kernel.

Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses

ekstraksi dan pengeringan, sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak

kecil- kecil yang berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm.

Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak.

Minyak palm kernel mempunyai komposisi asam lemak yang mirip dengan

minyak kelapa, sehingga banyak digunakan dalam industri bahan makanan

misalnya industri margarine dan minyak goreng. Minyak kelapa dan minyak

palm kernel termasuk kedalam asam laurat.

Minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil berupa minyak putih kekuning-

kekuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit.

Inti kelapa sawit atau kernel palm, merupakan buah tanaman kelapa sawit yang

telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya selanjutnya dikeringkan.

Kandungan minyak yang terkandung dalam palm kernel kering sekitar 44 – 53%

dan kadar asam lemak sekitar 5 %.

Menurut Weiss (1985) dalam lestari dan Murhadi (2008), minyak palm kernel

mempunyai komposisi asam laurat yang mirip dengan komposisi asam laurat

minyak kelapa yaitu sekitar 50%. Selain memiliki komposisi asam lemak yang

unik, minyak palm kernel juga mengandung komponen mikro yang jumlahnya
11

2%. Komponen mikro ini adalah karotenoid, tokoferol, tokotrienol, setrol dan

fosfotida. Kangdungan karotenoid, tokoferol, tokotrienol yang tinggi membuat

minyak palm kernel memiliki nilai gizi yang baik dibanding minyak nabati

lainnya (Posman, 2014)

Minyak palm kernel yang baik memiliki asam lemak bebas yang rendah dan

berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Minyak palm kernel memiliki

rasa dan bau yang khas. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik

dibandingkan dengan minyak yang telah mengalami pemurnian. Titik lebur dari

minyak palm kernel ini adalah sekitar 25 0c – 30 0c (Yan Fauzi, 2004)

Susunan dan sifat minyak sawit, palm kernel dan minyak palm kernel yang

merupakan standar mutu yang dikeluarkan oleh direktorat jenderal perkebunan

tahun 1989 dalam damanik (2008)

Tabel 3. Standar mutu minyak sawir, palm kernel dan minyak palm kernel
Karakteristik Minyak sawit Palm kernel Minyak inti Keterangan
ALB 5% 3,5% 2,9% Maksimal
Kadar kotoran 0,05% 7% 0,176% Maksimal
Kadar zat menguap 0,5% 7,5% 0,2% Maksimal
Bilangan peroksida 6 meq - 2,2meq Maksimal
Bilangan iodine 44-58 - 10,5-185 mg/g -
meq/g
Kadar logam 10ppm - - -
Lovibond 3-4 R - - -
Kadar minyak - 47% - Maksimal
Kontaminasi - 6% - -
Kadar pecah - 15% - Maksimal
Sumber: Damanik, 2008.
12

2.3 Mutu

Mutu merupakan suatu faktor yang sangat penting, dapat menentukan

keberhasilan suatu produk menembus pasaran. Produk yang bermutu akan

memiliki daya saing yang besar dan tingkat penerimaan yang tinggi (Herjanto

(1997) dalam Mudrikah, 2013). Mutu menjadi salah satu tolak ukurdan perhatian

semua pihak dalam perusahaan.

Minyak kelapa sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia.

Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangan.

Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang

bermutu baik. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut maka

mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai

komoditasnya.

Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama,

benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak

kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu

dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua,

pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal inisyarat mutu diukur

berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar free fatty

acid, total volume moisture, impurities, logam besi, logam tembaga, peroksida,

dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan

sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh

karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih

diperhatikan.
13

Standar kualitas adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan

minyak yang mempunyai kualitas yang bermutu baik. Sebagai acuan untuk

mengetahui kualitas produksi yang dihasilkan, perlu ditetapkan standar kualitas

minyak sawit dan minyak palm kernel. Dengan demikian, bisa diketahui nilai

efektivitas dan efisiensi suatu PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Untuk lebih jelasnya

standar mutu minyak sawit dan minyak palm kernel dapat dilihap pada tabel 4.

Tabel 4. Standar mutu minyak sawit dan minyak palm kernel


Spesifikasi Minyak sawit Minyak palm kernel
Kadar ALB 3,00 – 4,5% 1 – 2%
Kadar air 0,16 – 0,25% 7%
Kadar kotoran 0,01 – 0,04% 6%
Kadar minyak - 47 – 51%
Sumber:SNI 01-0002-1987

Agar dapat dipasarkan, minyak kelapa sawit yang dihasilkan pabrik harus

memenuhi spesifikasi mutu. Saat ini parameter kualitas yang dipersyaratkan untuk

perdagangan adalah kadar air, kadar asam lemak bebas, dan kadar zat pengotor.

2.4 Pengawasan dan Pengendalian Mutu

Pengawasan mutu merupakan kegiatan atau program yang tidak dapat

dipisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses

produksi, pengolahan dan pemasaran produk. Pengawasan mutu sangat

berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. (Soekarto,1990) dalam

(Septiani, 2013)

Pengawasan mutu, baik pangan maupun non pangan ditujukan untuk

melindungi masyarakat khususnya konsumen agar terhindar dari berbagai macam

masalah yang timbul akibat mengonsumsi produk yang tidak sesuai dengan
14

standar mutu, sehingga konsumen lebih jeli dalam memilih produk yang akan

digunakan atau dikonsumsi yang berkualitas baik dan memenuhi syarat kesehatan.

Menurut Soekarto (1990) dalam Septiani, (2013) industri pangan modern,

pengawasan mutu banyak menggunakan analisa mutu berdasarkan ilmu dan

teknologi yang canggih. Namun selain itu, penilaian organoleptik juga sangat

mempengaruhi sebagai salah satu pengawasan mutu. jadi dalam pengawasan mutu

selain pengawasan atau penilaian objektif juga harus memperhatikan atau

mempertimbangkan aspek kemanusiaan yaitu selera, sosial budaya, dan

kepercayaan. Pengendalian mutu tidak hanya dilakukan pada bagian produksi saja

akan tetapi dari semua kegiatan operasional perusahaan misalnya pengawasan

mutu pada penerimaan bahan baku, penyimpanan produk, dan pemasaran atau

distribusi produk.
15

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penyusunan laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek

Kerja Lapang (PKL) yang di laksanakan di PT Sumber Indahperkasa Lampung, Jl.

Raya Tarahan – Bakauheni km 17 Dusun Sukamaju Desa Rangai, Tritunggal

Kecamatan. Katibung Lampung Selatan. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan

selama satu bulan dimulai dari tanggal 18 Agustus 2017 sampai 18 september

2017 dan penyelesaian laporan tugas akhir ini dilaksanakan di Politeknik Negeri

Lampung pada bulan Oktober sampai dengan februari 2018.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini antara lain:

laptop, pena,buku, jurnal, dan alat-alat analisa seperti; analitical balance, hot

plate, beaker glass, erlenmayer, nampan, moisture analizer, botol

pvc,penumbuk/pemecah cangkang, time clock amano, oven, soklet, kertas saring,

pentiter, plastik transparan, buret, spatula, kertas, aluminium dish dan grinder

(penggiling palm kernel).

Bahan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini antara lain:

data, kernel, n-hexane, isopropil alkohol netral, larutan standar NaOH 0,25,

indikator pp.
16

3.3 Metode Pelaksanaan dan Pengujian

Penyusunan laporan tugas akhir ini berdasarkan data hasil praktik kerja lapang

(PKL) di PT. Sumber Indahperkasa Lampung. Dalam pelaksanaan praktik kerja

lapang ini menggunakan metode langsung yaitu, dilaksanakan dengan cara

berpartisi aktif dalam menganalisa, mengamati, mencatat data serta berdiskusi

langsung dengan staff atau pegawaiyang ahli dibiangnya. Metode atau analisa

yang dilakukan dalam pengawasan mutu incoming palm kernel adalah analisa

impurities (kotoran), TVM (total volume moisture), dan analisa FFA (free fatty

acid).

I. Analisa impurities (kotoran pada palm kernel)

a. Mengambil palm kernel dari truk, masukkan kedalam plastik

transparan

b. Ditimbang seberat 1 kg (catat sebagai A)

c. Dilakukan pemisahan cangkang dan kotoran lain dari kernel, pecahkan

kernel yang masih terbungkus cangkang, satukan

d. Timbang keseluruhan pengotor kemudian catat sebagai B

A
Perhitungan: % 𝑝𝑎𝑙𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑛𝑒𝑙 = B X 100%

Keterangan: A= berat awal

B= berat pengotor

II. Analisa TVM (total volume moisture), mengukur kadar air

a. Menimbang sampel palm kernel 300 gr

b. Kemudian sampel digiling pada mesin grinder sampai halus, masukkan

kedalam botol pvc


17

c. Diambil 2,6 - 3,5 gr letakkan dipetri dish, masukkan kedalam moisture

analyzer

d. Tunggu hingga angka pada layar moisture analyzer muncul dan catat

angka

III. Analisa FFA (free fatty acid)

a. Menimbang palm kernel 300 gr

b. Kemudian sampel digiling pada mesin grinder sampai halus, masukkan

kedalam botol pvc

c. Tambahkan n-hexane 150 ml aduk, endapkan dan saring kedalam

beaker glass lakukan hingga 2 kali

d. Uapkan n-hexanedengan hotplatesambil diaduk

e. Timbangsampel minyak kedalam erlen mayer 7 gram + isopropyl

alcohol netral, panaskan hingga larut

f. Tambahkan indicator pp 2-5 ml

g. Dititrasi dengan NaOH 0,25 N sampai warna berubah menjadi merah

muda seulas.

V x N x 20
Perhitungan: = Keterangan:
W

N = normalitas
V = volume titrasi NaOH
W= berat sampel dalam gram
20= BM asam laurat
18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Penerimaan Bahan Baku Palm Kernel

Setiap perusahaan yang umumnya berkegiatan produksi, akan memerlukan

yang namanya bahan baku sebagai langkah awal untuk menjadikannya sebuah

produk jadi. Dengan tersedianya bahan baku diharapkan sebuah perusahaan

industri dapat melakukan proses produksi sesuai dengan kebutuhan dan

permintaan konsumen. Selain itu juga dapat memperlancar kegiatan produksi

perusahaan dan menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Dalam sebuah

perusahaan, bahan baku dan bahan penunjang lainnya memiliki arti yang sangat

penting karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil menjadi

produk yang diinginkan. Pengelompokan bahan baku dan bahan pembantu

bertujuan untuk pengendalian bahan, pengawasan mutu danpembebanan biaya

keharga pokok produksi. Pengendalian bahan diprioritaskan pada bahan yang

nilainya lebih tinggi dari bahan pembantu yaitu bahan baku utama.

PT. Sumber Indahperkasa Lampung yang bergerak dibidang bussines and

food ini menggunakan bahan baku utamanya adalah palm kernel atau palm kernel

dihasilkan dari tempurung kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah

sawit. Penerimaan bahan baku di PT. Sumber Indahperkasa Lampung dilakukan

beberapa tahap seperti penimbangan, pengambilan sampel, analisa mutu dan

pembongkaran.
19

1. Penimbangan

Bahan baku yang datang dari berbagai supplier baik dari jalur darat maupun

dari jalur laut ditimbang terlebih dahulu sebelum proses-proses berikutnya. PT.

Sumber Indahperkasa memiliki tiga jembatan timbang, yaitu 2 dibagian dpan

yang digunakan untuk meimbang barang berbentuk solid dan liquid dar jalur darat

sedangkan 1 jembatan yang berada di belakang digunakan untuk menimbang

barang yang berasal dari jalur lautyang masing – masing memiliki kapasitas 60

ton. Fungsi dari jembatan timbang ini adalah untuk mengukur seluruh kegiatan

yang berkaitan dengan produksi seperti jumlah palm kernel yang masuk,crude

palm kernel oil dan palm kernel ekspeller yang terjual. Hasil dari timbangan dapat

digunakan sebagai acuan untuk menentukan produksi dan rendemen minyak yang

diperoleh,biaya angkut dan jumlah persediaan barang.setelah melakukan tahap

penimbangan petugas memberikan surat perintah masuk yang berisi: asal kebun,

plat mobil, jam msuk,nomor kontrak, hasil analisa dari asal kebun dan hasil

penimbangan. Kartu tersebut kemudian diserahkan kepada quality control untuk

proses selanjutnya. Contoh surat perintah muat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Surat perintah muaT


20

2. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan oleh analis dengan cara memilih disepuluh

titik pada bak truk sebanyak 2 kg pada plastik trasparan kemudian diserakhan

kepada timanalis untuk dilakukananalisa pada kernel tersebut dan hasilanalisa

tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penerimaan (inspec) dan

penolakan (outpec) bahan baku palm kernel dari supplier

3. Analisa mutu

Proses penerimaan bahan baku palm kernel yang melalu jalur darat maupun

jalur laut harus dilakukan pengawasan mutu dengan cara menganalisa bahan

masuk di quality control dengan beberapa parameter atau sesuai dengan nomor

kontrak masing-masing perusahaan, parameter pengawasan mutu yang dilakukan

adalah analisa impurities (kadar kotoran), total volume moisture (kadar air) dan

free fatty acid. Jika sampel palm kernel memenuhi spesifikkasi kontrak, analis

bagian quality control mengeluarkan surat perintah bongkar dengan data analisa

dan tanda tangan analis, menandakan bahwa muatan tersebut siap dibongkar dan

masuk kepenyimpanan silo sebelum dilakukan proses penghancuran. Contoh surat

perintah bongkardapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Surat perintah bongkar


21

Jika hasil analisa menyatakan inspec atau tidak melewati batas kontrak maka

truk dapat dibongkar dan kernel berada ditempat penyimpanan sementara yang

biasa disebut silo dengan silo dengan kapasitas 1000 ton, sedangkan jika hasil

analisa outspec atau tidak memenuhi nomor kontrak maka dilakukan penahanan

terhadap truk tersebut, kemudian dilakukan re-sampling kedua dan ketiga untuk

mengetahui hasil apakah dilakukan pembongkaran atau tidak. Analisa quality

control akan melapor kepada officer quality control untuk dibuat berita acara yang

diketahui oleh officer quality control. Penerimaan bahan baku yang melalui jalur

laut juga dilakukan hal yang sama dalam analisa bahan palm kernel namun tidak

ada reject. Standar penerimaan bahan baku palm kernel adalah sebagai berikut:

A. Impurities 8%

B. Total Volume Moisture8%

C. Freee Fatty Acid

Untik kriteria inspec bersyarat seperti tidak sesuainya standar salah satu hasil

analisa maka disesuaikan dengan kondisi lapangan dan adanya negosiasi harga

dari pihak menegemen penjual dan pembeli dengan besertakan bukti analisa yang

diperoleh. Sedangkan criteria outspac artinya tidak memenuhi standar mutu yang

telah ditetapkan.

4. Pembongkaran

Proses ini dilakukan apabila bahan dalam hal ini palm kernel memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan (inspec) yang menyertakan surat

perintah bongkar oleh petugas. Kernel dibongkar langsung ditempat penyimpanan

yang berupa silo, kernel ditampung smentara sebelum dilakukan proses produksi,

perlakuan yang diberikan untuk menjaga kualitas dari kenel yaitu dengan
22

mengeringkan kernel hingga diturunkan menjadi 7% pengeringan dilakukan

dengan temperature 60 – 70 ºC. penurunan kadar air ini dimaksudkan untuk

menonaktifkan kegiatan mikroorganisme, sehingga proses pembentukan jamur

atau proses kenaikan asam (lauric acid)dapat dibatasi saat kernel disimpan

(pahan, 2007). Tempat penyimpanan kernel dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Silo (penyimpan kernel sementara)

4.2 Hasil Analisa Palm Kernel

Bahan baku yang akan diproduksi hrus dilakukan analisa untuk mengetahui

mutu dari bahan tersebut. Analisa yang dilakukan pada penerimaan bahan baku

palm kernel yaitu impurities, total volume moisture dan free ftty acid. Hasil analsa

palm kernel pada penerimaan bahan baku ini mengacu pada asal kebun yang telah

ditetapkan. Hasil analisa asal kebun dapat dilihat pada tabel 5.


23

Tabel 5. Hasil analisa palm kernel asal kebun


IMP TVM FFA
Asal Kebun
(%) (%) (%)
PT. Bengkulu sawit lestari 6,20 6,18 -
PT. wana karya mulya kahuripan 6,53 5,02 1,02
PT. kriya swarna pubian 6,62 6,57 -
PT. aek tarum 7,80 7,88 1,26
PT. gunung tua abadi 8,20 6,20 -
Sumber: PT.Sumber Indah Perkasa Lampung, 2017.

Analisa dari setiap kebun berbeda-beda sesuai dengan kriteria bahan dan

penerimaan bahan baku juga tergantung dengan no. kontrak yang sudah menjadi

kesepakatan dari kedua perusahaan baik penjual maupun pembeli, kontrak standar

mutu dari kedua belah pihak ini digunakan selama 1 tahun, jika keuntungan yang

diperoleh perusahaan meningkat maka kontrak diperpanjang dan apabila

keuntungan tidak meningkat maka kontrak berhenti hanya 1 tahun. Hasil analisa

mutu yang dilakukan oleh PT. Sumber Indahperkasa Lampung dengan 3

parameter dalam penerimaan bahan baku dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisa palm kernel

Asal Kebun IMP (%) TVM(%) FFA(%)

PT. Bengkulu sawit lestari 6,10 5,81 1,04


PT. wana karya mulya kahuripan 7,80 5,78 1,29
PT. kriya swarna pubian 6,85 7,83 1,43
PT. aek tarum 7,35 6,95 1,05
PT. gunung tua abadi 8,50 7,16 0,87
Sumber: PT .Sumber Indahperkasa Lampung 2017.
24

Keterangan:
IPM = Impurities
TVM = Total volume moisture
FFA = Free Fatty Acid

1. Analisa Impurities

Analisa impurities merupakan analisa yang digunakan untuk mengukur kadar

kotoran yang ada pada sampel kernel dengan cara memisahkan cangkang, batu

dan sejenisnya dari biji palm kernelnya per kilogramnya. Hasil analisa kadar

kotoran dapat dilihat pada tabel 6. Kotoran yang terikut dengan palm kernel dapat

mempengaruhi pada hasil minyak yang diproduksi, semakin tinggi kadar kotoran

yang diperoleh maka rendemen minyak yang dihasilkan semakin rendah. Hasil

analisa impurities palm kernel di PT. Sumber Indahperkasa pada pt yang memiliki

kontrak kerjasama dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil analisa impuritis palm kernel setiap minggu

Analisa
Rata-rata
IMP
ASAL KEBUN
M1 M2 M3
PT. Bengkulu sawit lestari 6,58 7,38 7.14 7,03
PT. Wana karya mulya kahuripan 5,97 6,64 7,33 6,65
PT. Kriya swarna pubian 6,81 7,02 6,81 6,88
PT. Aek tarum 6,77 6,56 6,68 6,67
PT. Gunung tua abadi 6,96 6,95 6,59 6,83
Sumber: PT. Sumber indah perkasa lampung, 2017.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa analisa impurities yang terkecil adalah

terdapat pada PT. Wana Karya Mulya Kahuripan, sedangkan yang terbesar

terdapat pada PT. Bengkulu Sawit Lestari. Dengan demikian kualitas kernel yang
25

dikirim ditinjau dari segi kadar kotoran yang terbaik adalah PT. Wana Karya

Mulya kahuripan yang memiliki kadar kotoran 6,65%.

Permasalahan kotoran yang sering terikut pada biji palm kernel dapat

dikendalikan dengan memberikan perlakuan sebelum dilakukan proses produksi

yaitu dengan melakukan pemisahan menggunakan alat Nut Destoner. Menurut

Posman (2014) nut destoner digunakan sebagai alat pemisah batu, besi, atau

benda-benda logam dan benda padat lain yang masih terikat pada biji. Pada alat

ini biji akan dihisap keatas oleh nut destoner dan kemudian jatuh ke nut hopper

(penampung biji sementara).benda benda lain yang berat tidak ikut terhisap oleh

nut destoner. Dengan demikian kotoran yang terikut dengan biji dapat

diminimalisir bahkan dapat dihilangkan. Dalam penganalisaan incoming palm

kernel ini analisa kotoran dilakukan dengan cara winnowing atau dipilih dengan

tangan.

2. Analisa TVM (Total Volume Moisture)

Analisa TVM atau analisa kadar air ini merupakan analisa yang digunakan

untuk mengukur kandungan zat yang mudah menguap dalam palm kernel dan

palm kernel ekspeller. Metode yang digunakan adalah metode moisture analize

dan oven. Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena air dapat

mempengaruhi penampakan, tekstur,serta cita rasa makanan. Air berfungsi

sebagai bahan yang dapat mendespersikan berbagai senyawa yang ada dalam

bahan pangan. Air dapat melarutkan berbagai bahan seperti gula, garam, mineral

dan senyawa –senyawa cita rasa yang terkandung didalam teh dan kopi.

Kandungan air dalam bahan pangan dapat menentukan acceptability, kesegaran

dan daya tahan bahan tersebut (winarno, 1984)


26

Hasil analisa kadar air dapat dilihat pada abel 7. Dengan adanya air,

lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dapat

mempengaruhi menurunnya mutu minyak. Palm kernel akan lebih mudah

mengalami hidrolisis apabila inti pecah dan inti berjamur. Hidrolisis sangat

menurunkan mutu dari minyak karena akan menurunkan smoke-point, bahan yang

digoreng akan menjadi coklat dan lebih banyak menyerap minyak (Winarno,

1984). Air juga merupakan media yang cocok untuk berlangsungnya proses

biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas, pemecahan protein dan

hidrolisa karbohidrat yang banyak terkandung dalam iti sawit (Posman, 2014).

Hasil analisa total volume moisture (kadar air) palm kernel di PT. Sumber Indah

Perkasa pada pt yang memiliki kontrak kerjasama dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil analisa Total Volume Moisture palm kernel setiap minggu

Analisa Rata-rata
ASAL KEBUN
TVM
M1 M2 M3
PT. Bengkulu sawit lestari 5,79 6,66 6,55 6,33
PT. Wana karya mulya kahuripan 5,24 6,90 6,17 6,10
PT. Kriya swarna pubian 6,44 6,93 7,32 6,89
PT. Aek tarum 6,53 6,39 6,90 6,61
PT. Gunung tua abadi 7,17 6,94 7,84 7,32
Sumber: PT. Sumber indah perkasa lampung, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa analisa kadar air yang terkecil adalah

terdapat pada PT Wana Karya Mulya Kahuripan, sedangkan yang terbesar

terdapat pada PT Gunung Tua Abadi. Dengan demikian kualitas kernel yang
27

dikirim ditinjau dari segi kadar kotoran yang terbaik adalah PT Wana Karya

Mulya Kahuripan yang memiliki kadar air 6,10%.

. kenaikan kadar air dan asam lemak bebas terjadi pada saat penyimpanan

yang apabila palm kernel bertumpuk banyak dan mengakibatkan peningkatan

suhu menjadi lembab dan basah. Kenaikan asam lemak bebas karena terjadinya

hidrolisis trigliserida dan H2O menjadi asam-asam lemak dan gliserol.

Pengendalian mutu yang dilakukan untuk menjaga kadar air tidak meningkat

yaitu pada proses penyimpanan palm kernel dengan menjaga kadar air tetap

konstan yaitu 7% melalui pengeringan. Pengamatan pada beberapa pabrik kelapa

sawit dengan kadar inti 7%, kadar pecah 15% pada penyimpanan selama 6 bulan

menunjukkan kadar asam lemak bebas akhir 3-5% (Posman, 2014).

Kadar air palm kernel yang diinginkan adalah 6-7%, karena pada kadar air

tersebut mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup. Umumnya pada palm

kernel yang sudah kering tidak lagi ditemukan plant enzim, akan tetapi dijumpai

enzim yang berasal dari mikroba yang terkontaminasi selama penanganan atau

penyimpanan.

3. Analisa Free Fatty Acid (FFA)

Mutu minyak kelapa sawit salah satunya ditentukan oleh kandungan asam

lemak bebasnya. Asam Lemak Bebas (ALB) adalah asam yang dibebaskan pada

hidrolisa dari lemak. Besarnya asam lemak bebas dalam minyak sawit adalah

salah satu faktor yang menunjukkan seberapa baik penanganan yang telah

dilakukan, dari panen buah kelapa sawit sampai pengolahan dan penyimpanan.

Kandungan asam lemak bebas dengan konsentrasi tinggi sangat merugikan. Hal

ini disebabkan karena terjadinya reaksi hidrolisa minyak sehingga asam lemak
28

tersebut akan mudah menguap, berbau tengik, dan rasa tidak enak yang

mengakibatkan mutu minyak menurun.Hasil analisa Free Fatty Acid palm kernel

di PT. Sumber Indahperkasa pada pt yang memiliki kontrak kerjasama dapat

dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil analisa free fatty acid palm kernel setiap minggu

Analisa Rata-rata
ASAL KEBUN
FFA
M1 M2 M3
PT. Bengkulu sawit lestari 1,06 0,89 1,52 1,16
PT. Wana karya mulya kahuripan 0,91 1,03 1,50 1,15
PT. Kriya swarna pubian 1,30 1,15 1,03 1,16
PT. Aek tarum 0,98 1,08 1,07 1,04
PT. Gunung tua abadi 1,60 1,27 1,34 1,40
Sumber: PT. Sumber indah perkasa lampung, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa analisa free fatty acid yang terkecil

adalah terdapat pada PT. Aek Tarum, sedangkan yang terbesar terdapat pada PT.

Gunung Tua Abadi. Dengan demikian kualitas kernel yang dikirim ditinjau dari

segi kadar asam lemak bebas yang terbaik adalah PT. Aek Tarum yang memiliki

kadar asam lemak bebas 1,04%.

Kenaikan asam lemak bebas disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak

yang dipengaruhi oleh panas, air, keasaman dan enzim (damanik, 2008) semakin

lama reaksi hidrolisa berlangsung, maka semakin banyak kadar asam lemak bebas

yang terbentuk akan berpengaruh pada masa simpan dan kualitas minyak sehingga

rendemen minyak akan terus berkurang. Selain itu dengan tingginya kadar asam

lemak bebas akan mengakibatkan proses ketengikan pada minyak. Hal ini
29

disebabkan oleh otoksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak.

Otoksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan

oleh factor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida

lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat seperti Cu, Fe Co dan Mn, logam

porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim

lipoksidase (Winarno, 1984)

Menurut Mangoensoekardjo (2003) telas dijelaskan bahwa dalam keadaan

normal, kadar asam lemak bebas minyak palm kernel tidak lebih dari 0,5 %,

sedangkan pada akhir pengolahannya tidak lebih dari 1%. Dengan demikian

kenailan kadar asam lemak bebas akibat pengolahan hanya 0,5 %.

4. Hubungan antara total volume moisture dengan free fatty acid

Kenaikan asam lemak bebas sangat berpengaruh dengan kenaikan kadar air,

semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi pula kenaikan asam lemak bebas

pada minyak palm kernel yang akan menyebabkan rendahnya mutu dari minyak

tersebut (Damanik, 2008). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.

GRAFIK RATA-RATA ANALISIS TVM DAN FFA


7.5 7.32
6.89 6.61
6.5 6.33 6.1
5.5
4.5
3.5
2.5
1.5 1.4
1.16 1.15 1.16 1.04
0.5
-0.5
PT. Bengkulu sawit PT. Wana karya PT. Kriya swarna PT. Aek tarum PT. Gunung tua
lestari mulya kahuripan pubian abadi

Rata-rata Analisa TVM Rata-rata Analisa FFA

Gambar 6. Hasil rata-rata analisa total volume moisture dan free fatty acid
Sumber: PT. Sumber IndahperkasaLampung, 2017
30

Dari data yang diperoleh terlihat bahwa total volume moisture pada kernel

mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap besarnya free fatty acid yang

dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada grafik diatas dimana seiring dengan

meningkatnya total volume moisture maka kadar free fatty acid juga akan semakin

meningkat. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi hidrolisis terhadap minyak karena

terdapat sejumlah air dalam minyak yang mengubah minyak menjadi asam lemak

bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis ini banyak terjadi ditempat penimbunan

kernel sehingga membuat kernel menjadi lembab dan menambah kadar air pada

kernel.

Faktor yang menentukan pada peningkatan kadar asam lemak bebas (ALB)

minyak sawit adalah :

I. Kadar Asam Permulaan

Dalam keadaan normal kadar asam lemak bebas (ALB) permulaan minyak

palm kernel tidak lebih dari 0,5%, sedangkan pada akhir pengolahannya tidak

lebih dari 1%. Dengan demikian kenaikan kadar ALB selama dan akhir

pengolahannya hanya 0,5%. Jadi pembentukan ALB lebih banyak terjadi pada

penimbunan, yaitu jika tempat penimbunannya lembab dan atau kadar air palm

kernel terlalu tinggi melebihi kadar air kesetimbangan terhadap kelembapan udara

sekitarnya (didaerah tropika sekitar 7-8%).

II. Proses Pengeringan Yang Tidak Baik

Proses pengeringan yang tidak baik akan menyebabkan kadar asam lemak

bebas meningkat. Hal ini terjadi karena inti basah akan menjadi tempat

perkembangbiakan mikroba yang dapat menurunkan mutu palm kernel. Proses

pengeringan inti yang tidak baik akan terbentuk lapisan luar inti kering yang keras
31

membungkus bagian dalam yang masih terlalu basah, dan pengeluaran air dari

bagian dalam menjadi terhalang. Selain itu suhu yang terlalu tinggi juga

menyebabkan pengeluaran minyak yang terlalu banyak, sedangkan suhu yang

terlalu rendah memberikan pengeringan yang kurang baik. Pengosongan dan

pembersihan silo secara teratur perlu dilakukan karena dindingnya akan terlapis

dengan inti dan kotoran, yang merupakan tempat yang baik untuk perkembangan

mikroorganisme dan larva serangga.

III. Kadar Air Akhir dalam Palm kernel Kering

Jika palm kernel dikeringkan sampai kadar air yang lebih rendah, selama

ditimbun palm kernel akan menyerap air sampai mencapai 7%. Sebaliknya jika

kadar air lebih tinggi, udara disekitarnya pada penimbunan akan menjadi lembab,

mikroba lipolitik (jamur) akan berkembang biak dengan cepat. Untuk

menghindari perusakan mutu oleh kegiatan mikroba, perlu dilakukan sterilisasi

melalui pemanasan dengan uap sampai suhu minimum 90ºC selama beberapa saat.

IV. Kadar Inti Pecah

Untuk memperoleh inti yang memberikan minyak dengan kadar asam

lemak bebas (ALB) rendah diperlukan kadar inti pecah yang rendah pula.

Pembentukan asam lemak bebas (ALB) oleh mikroorganisme (jamur) juga dapat

terjadi bila suasananya sesuai, yaitu dalam keadaan lembab dan basah. Palm

kernel pecah yang basah akan menjadi tempat perkembangbiakan

mikrooorganisme (jamur). Pembentukan asam lemak bebas oleh mikroorganisme

(jamur, bakteri dan kapang) juga terjadi bila suasananya sesuai yaitu dalam

keadaan lembab dan kotor. Oleh karena itu, pemanasan sampai suhu di atas 90ºC

akan menghancurkan semua mikroorganisme dan mengnonaktifkan enzimnya.


32

Untuk memperoleh inti yang memberikan minyak dengan kadar asam

lemak bebas (ALB) rendah diperlukan kadar inti pecah yang rendah dan kadar air

yang rendah. Pada pabrik yang terkendali baik kadar asam lemak bebas (ALB)

palm kernel adalah 0,5 – 1,5%. Pada penimbunan akan meningkat lagi. Oleh

karena itu, palm kernel dapat disimpan dalam karung goni yang berisi 50 atau 80

kg atau disimpan secara curah dalam silo. Selama penimbunan dapat terjadi

perusakan mutu, yaitu peningkatan ALB, perkembangan jamur dan kutu-kutu.

Persyaratan penimbunan yang baik adalah:

1. Kadar air inti 7% (kadar air setimbang dengan kelembaban udara luar).

2. Kadar inti pecah di usahakan sedikit mungkin.

3. Memakai goni bersih dan kuat (menghindarkan kutu pada goni bekas beras).

4. Ventilasi gudang harus baik dan kering.

5. Tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis.

6. Penimbunan tidak langsung di atas lantai semen (memakai lantai papan yang

kolong).

Dalam hakekatnya kernel memiliki warna dan penampakan yag berbeda –

beda, dimana warna dan penampakan tersebut berpenaruh dalam kadar minyak

yang diperoleh namun dalam proses penerimaan palm kernel ini faktor tersebut

tidak menjadi suatu parameter pengukuran.


33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan dan data yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kadar kotoran yang terkecil yaitu 6,65% sedangkan kadar kotoran yang

terbesar yaitu 7,03%. Kadar air yang terkecil yaitu 6,10%, sedangkan kadar

air yang terbesar 7,32%. Kadar asam lemak bebas yang terkecil yaitu

1,04%, sedangkan kadar asam lemak bebas yang terbesar 1,40%.

2. Bila dibandingkan dengan syarat mutu yang diperoleh dari kelima PT

dengan standar mutu yang ditetapkan oleh pabrik maka kelima PT tersebut

memenuhi standar mutu pabrik karena kelima PT tersebut nilainya lebih

kecil dari standar yang ditentukan.

3. Ditinjau dari impurities dan total volume moisture , kualitas palm kernel

yang baik berasal dari PT. Wana Karya Mulya Kahuripan, ditinjau dari free

faty acid, kualitas palm kenel yang baik berasal dari PT. Aek Tarum

5.2 Saran

1. Perlu adanya pengontrolan kelayakan pakai dan kebersihan alat analisa

secara berkala sehingga dapat meminimalisir penyimpangan hasil analisa

yang dilakukan.
34

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 1987. Inti Kelapa Sawit SNI 01-0002-1987. Jakarta.

Damanik, RS. 2008. Pengaruh Terhadap Kadar Air Terhadap Kadar Asam Lemak
Bebas dari Minyak CPKO pada Tangki Timbun Studi Kimia Analis,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera.
Medan.

Fauzi, Yan. 2002. Kelapa Sawit. Jakarta: Swadaya.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak Pangan. UI-Press.

Jakarta.

Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta:


UGM Press

Nurhidayati, R. 2010. Jurnal.Analisa Mutu Kernel Palm dengan Parameter Kadar


Asam Lemak Bebas, Kadar Air dan Kadar Zat Pengotor Di Pabrik
Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara-V. Pekan Baru.

Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Posman, S. 2014. Minyak Kelapa Sawit. Erlangga. Jakarta.

Sastosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia, Pustaka. Jakarta

Soekarto, S.T., 1990. Dasar-Dasar Pengawasan Dan Standarisasi Mutu Pangan.


Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press

Anda mungkin juga menyukai