: TUTORIAL HEMATOLOGI
Rencana baca :
Tempat : RSP Gedung A, Lantai 4
I. PENDAHULUAN
Anemia defisiensi besi merupakan bentuk anemia yang paling banyak
ditemukan di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang. Anemia
defisiensi besi dapat menyebabkan penurunan kapasitas kerja pada dewasa
dan terganggunya perkembangan mental dan motorik pada anak. Parameter
yang paling umum digunakan untuk mendiagnosa anemia defisiensi besi
antara lain Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH), Red Cell Distribution Witdh (RDW) dan profil Fe (Fe,
Total Iron Binding Capacity (TIBC), Ferritin). Sensitifitas dan spesifisitas
dari masing-masing parameter tersebut sangat bervariasi. Fe, TIBC dan
Ferritin dapat terpengaruh nilainya pada pasien dengan penyakit inflamasi
maupun pada penyakit-penyakit berat lainnya sehingga interpretasi agak sulit
dilakukan pada pasien-pasien demikian.1
Gold standard yang sudah lama digunakan adalah pewarnaan besi
pada sediaan sumsum tulang. Besarnya variasi interobserver dan adanya
cadangan besi pada pasien dengan anemia penyakit kronis menyebabkan
pewarnaan besi pada sumsum tulang ini menjadi gold standard yang tidak
sempurna. Pengukuran index eritrosit yang didapatkan dari automatic
analyzer bukan merupakan indikator yang sensitif untuk eritropoiesis pada
defisiensi besi karena turn over eritrosit matur yang cukup lambat (120 hari)
dan variasi antar individu yang cukup besar.2
Reticulocyte Hemoglobin Equivalent (Ret-He) merupakan salah satu
tes untuk diagnosis dan monitor terapi defisiensi besi dengan mengukur kadar
1
hemoglobin dalam retikulosit. Pengukuran jumlah retikulosit merupakan
pengukuran kuantitas eriptropoiesis secara cepat sedangkan dengan mengukur
kandungan hemoglobin dalam retikulosit akan menggambarkan kualitas dari
eritropoiesis tersebut.1
Retikulosit yang merupakan prekursor eritrosit beredar di darah perifer
selama 1-2 hari sebelum berubah menjadi eritrosit matur. Pengukuran
kandungan hemoglobin dalam retikulosit akan mendeteksi perubahan status
besi tubuh lebih awal daripada mengukur kandungan hemoglobin dalam
eritrosit.1,3
Ret-He memegang peranan penting tidak hanya pada pasien anemia
defisiensi besi tetapi juga evaluasi terhadap pasien anemia penyakit kronis
dengan keadaan defisiensi besi fungsional. Defisiensi besi fungsional terjadi
apabila cadangan besi tubuh cukup namun cadangan besi tersebut tidak dapat
digunakan untuk eritropoiesis. Pengukuran Ferittin akan menunjukkan nilai
normal pada keadaan tersebut bahkan lebih dari normal padahal besi yang
digunakan untuk eritropoiesis tetap tidak cukup.1,3
Defisiensi besi fungsional terutama terlihat pada pasien-pasien yang
menerima terapi eritropoietin. Pasien yang menerima terapi eritropoietin
memiliki kebutuhan besi untuk eritropoiesis yang bertambah cukup signifikan
sehingga cadangan besi yang normal tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk
eritropoiesis.1,3
Pengukuran Ret-He dengan Sysmex XN-1000 menggunakan metode
flowcytometry. Flowcytometry merupakan suatu metode untuk menganalisa
sel dan partikel secara simultan berdasarkan hamburan sinar saat sel tersebut
mengalir melewati sinar laser. Forward scattered light, lateral scattered light
dan lateral fluorescent light akan ditangkap oleh suatu fotodioda (detektor)
yang kemudian akan diubah menjadi sinyal elektrik (Gambar 1).4,5
2
Gambar 1. Prinsip Flow Cytometry
(Sumber : http://www.eawag.ch/en/news-agenda/news-portal/news-detail/news/im-
trinkwasser-lebt-viel-mehr-als-bisher-angenommen)
II. TUJUAN
Tes ini bertujuan mengukur kadar Ret-He dengan metode flow
cytometry menggunakan alat Sysmex XN-1000.
III. METODE
A. PRA ANALITIK4
3
1. Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan khusus.
2. Persiapan sampel :
Sampel whole blood (EDTA).
3. Alat dan Bahan :
- Alat :
a. Automated Hematology analyzer Sysmex XN-1000
(Gambar 2)
b. Rak sampel
- Bahan :
a. Whole blood dalam tabung EDTA
b. Reagen Fluorocell RET (Polymethine dye 0,03%)
Gambar2.Sysmex XN-1000
(Sumber : http://www.sysmex-europe.com/academy/knowledge-
centre/sysmex-parameters/reticulocyte-haemoglobin-equivalent-ret-he.html)
4
B. ANALITIK
1. PRINSIP TES
Prinsip tes ini adalah metode flow cytometrry. Sampel darah akan
diwarnai dengan polymethine dan kemudian mengalir melewati sinar
laser. Saat melewati sinar laser, retikulosit yang telah terwarnai
tersebut akan menghamburkan sinar laser. Forward dan lateral
scattered light akan ditangkap oleh fotodioda. Selain itu retikulosit
yang sudah terwarnai dengan polymethine akan memancarkan sinar
fluoresens merah saat mengenai sinar laser. Sinar fluoresens ini juga
akan ditangkap oleh fotodioda khusus. Ketiga berkas sinar yang
ditangkap fotodioda ini akan diubah menjadi sinyal digital yang
kemudian akan diplot dalam suatu scattergram (Gambar 3).4,6
5
Nilai rata-rata dari forward scatter retikulosit (RET-Y) yang didapat ini
mencerminkan kandungan hemoglobin dalam retikulosit. Nilai Ret-He
ditentukan melalui perhitungan matematika dengan rumus:7
y = 5,5569e0,001x
y = Ret-He (pg)
x = Rata-rata foward scatter (arbitrary unit = AU)
e = konstanta (2,718)
2. Cara Kerja4
a. Saat alat dinyalakan akan muncul layar menu utama (Gambar 4).
6
Gambar 5. Layar Registration Order
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
7
Gambar 6. Layar Registration Order Setelah Semua Data Dimasukkan
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
h. Pilih OK apabila data pasien seusai dengan data pada sampel. Layar
akan kembali ke Worklist dan data sampel yang akan diperiksa akan
muncul pada baris paling bawah dengan status PEND. (Gambar 7)
8
Gambar 7. Tombol Kedua pada Sysmex XN-1000
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
j. Saat tombol pada alat ditekan, panel pada bagian bawah dari
program akan berubah menjadi manual analysis seperti pada
gambar 9.
9
l. Hilangkan centang pada Read ID, Scan barcode saat kursor berada
pada Sample No., masukkan nomor rekam medic pada Patient ID,
centang pemeriksaan yang diinginkan (DIFF dan RET). Apabila
sampel ingin dikerjakan dengan tutup terpasang, hilangkan centang
pada Cap Open. Layar akan terlihat seperti pada gambar 11. Tekan
OK.
10
Gambar 10. Tombol Pertama Sysmex XN-1000
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
n. Hasil akan keluar dalam waktu 80detik. Hasil dapat dilihat pada
layar explorer dan dapat dilihat scattergramnya dengan double-
click pada data pasien yang dipilih.
o. Hasil akan dicetak secara otomatis atau dapat dicetak ulang dengan
memilih pilihan Output, kemudian pilihan Report.
C. PASCA ANALITIK
1. Nilai Rujukan :28 – 35 pg6
2. Interpretasi :
Ret-He di bawah nilai rujukan menunjukkan keadaan defisiensi besi
maupun defisiensi besi fungsional. Peningkatan nilai Ret-He pada
terapi besi menunjukkan adanya respon positif dari terapi.6
11
3. Sensitivitas dan Spesifisitas
Sensitivitas tes Ret-He 93,3% dan spesifisitas 83,2%.8
12
DAFTAR PUSTAKA
13