Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN TPHA

Treponema Pallidum
 Hemagglutination Assay
(TPHA)
PEMERIKSAAN TPHA
Treponema pallidum Hemagglutination Assay (TPHA) merupakan
pemeriksaan serologi untuk sifilis. Selain itu, TPHA merupakan tes
yang sangat spesifik untuk melihat adanya antibodi terhadap
treponema. Jika didalam tubuh terdapat bakteri ini, maka hasil tes
positif. Tes ini akan menjadi negatif setelah kurang lebih 4 bulan
setelah pengobatan. Bakteri – bakteri lain selain keluarga treponema
tidak dapat membuat hasil tes ini menjadi positif.

Manfaat pemeriksaan TPHA ini adalah sebagai pemeriksaan


konfirmasi untuk penyakit sifilis dan mendeteksi respon serologis
spesifik untuk Treponema Pallidum
Kelebihan
Pemeriksaan Teknis dan pembacaan hasilnya mudah
Bersifat spesifik dan sensitif, reaktif cukup dini.
Hasil reaktif/positif dapat diperoleh lebih dini.

Pada saat pengerjaan diperlukan keterampilan dan


Kelemahan
pemeriksaan ketelitian yang tinggi
Tidak dapat dipakai untuk menilai hasil terapi.
Karena tetat reaktif dalam waktu yang lama.
Tujuan Metode Prinsip

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya


antibodi spesifik terhadap treponema pallidum dalam
serum/plasma pasien secara semi kualitatif dan semi
kuantitatif.

Metode dari pemeriksaan ini adalah hemaglutinasi

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah reaksi hemaglutinasi secara


imunologis antar eritrosit yang dilapisi oleh antigen treponema
palliidum pada reagen dengan antibodi spesifik terhadap
terponema pallidum pada serum/plasma pasien
Alat dan bahan

Alat

Mikroplate 96 sumur (format sumur U)


Mikropipet 10 ul, 25 ul, 75 ul, 90 ul, dan 100 ul
White tip dan yellow tip
Bahan

Sample (serum/plasma pasien)


Plasmatec TPHATes Kit (suhu penyimpanan 2-8)
Reagent Dilluent
Reagent Tes Cell
Reagent Control Cell
Positif Control
Negatif Control
CARA KERJA
Metode kualitatif
1. Mikroplate (6 buah sumur uji
Pengenceran (1:20) disiapkan)
1. Semua komponen pemeriksaan 2. Pada sumur 1 dan 2 masing masing
disiapkan dan dikondisikan pada ditambahkan 25 ul semple yang
suhu ruang telah diencerkan (1:20)
2. Mikroplate diletakkan pada meja 3. Pada sumur 3 dan 4 ditambahkan
yang datar dan kering 25 ul control positif, dan pada
3. Reagent dilluent dimasukkan sumur 5 dan 6 ditambahkan 25 ul
sebanyak 190 ul kedalam satu control negatif.
sumur mikroplate 4. Pada sumur 1, 3 dan 5 ditambahkan
4. Sempel serum/plasma ditambahkan 75 ul reagent tes cell dan pada
sebanyak 10 ul dengan mikropipet sumur 2, 4 dan 6 ditambhakan 75
kedalam sumur tersebut ul reagent control cell serta
dihomogenkan
5. Campurkan dihomogenkan.
5. Kemudian diinkubasi pada suhu 15-
300 C selama 45 – 60 menit, tanpa
adanya getaran.
Test 6. Hasil reaksi yang terjadi diamati
dan diinterpretasikan apabila hasil
yang diperoleh positif maka
dilanjutkan pada metode
kuantitatif.
INTERPRETASI HASIL
Metode kuantitatif

Pengenceran (1:20) Titrasi


1. Semua komponen
pemeriksaan disiapkan dan 1. Mikroplate (6 buah sumur uji
dikondisikan pada suhu disiapkan)
ruang 2. Sumur 1 dan 2 dibiarkan kosong
2. Mikroplate diletakkan pada 3. Dari sumur 3 sampai smur 6
meja yang datar dan kering dimasukkan sebanyak masing-
3. Reagent dilluent masing 25 ul reagent dilluent
dimasukkan sebanyak 190 ul 4. Sebanyak 25 ul sampel yang telah
kedalam satu sumur diencerkan (1:20) ditambahkan
mikroplate kedalam sumur 1, 2 dan 3 kemudian
4. Sempel serum/plasma dihomogenkan.
ditambahkan sebanyak 10 ul 5. Dari sumur 3 dipipet sebanyak 25
dengan mikropipet kedalam ul dan dipindahkan ke sumur 4
sumur tersebut kemudian dihomogenkan dan
5. Campurkan dihomogenkan. diulangi sampai ke sumur 5. Dari
sumur 5 dipipet 25 ul dan dibuang.
Lanjutan
Test

1. Control cell dimasukkan sebanyak 75


ul kedalam sumur 1
2. Reagent tes cell sebanyak 75 ul
dimaskukkan kedalam masing-masing
sumur yaitu dari sumur 2 – 6
3. Kemudian dihomogenkan
4. Mikroplate diinkubasi pada suhu 15 –
300 C sebayak 45 – 60 menit pada
permukaan yang bebas dari getaran
5. Hasil / reaksi yang terjadi diamati
dan dicatat itemnya sebagai
pengenceran tertinggi yang masih
menimbulkn hemaglutinasi
INTERPRETASI HASIL
LANDASAN TEORI
Sifilis
Penyakit sifiis mempunyai 4
Sifilis atau yang disebut
stadium :
dengan raja singa adalah Stadium dini (primer)
penyakit menular seksual Stadium sekunder
yang disebabkan oleh Stadium laten
sejenis bakteri yang Stadium tersier
berbentuk spiral yang
dikenal dengan Treponema
Pallidum.
Penyakit Sifilis apabila
dibiarkan dapat menjadi
sistemik dan kronik.
SIFILIS PRIMER SIFILIS SEKUDER

penderita sifilis mengalami


gejala yang dimulai degan lesi
atau luka pada alat kelamin
atau didalam dan disekitar Penderita sifilis sekunder
mulut. Luka yang terjadi akan mengalami ruam merah
berbentuk seperti gigitan seukuran koin kecil dan
serangga tapi tidak biasanya ruam ini muncul pada
menimbulkan rasa sakit. Pada telapak tangan dan telapak
tahap ini jika orang yang kaki. Gejala lain yang mungkin
terinfeksi berhubungan muncul adalah demam, nafsu
seksual dengan oran lain, makna menurun, rdang
penularan sangat mudah tenggorokan dan kutil kelamin.
terjadi. Luka ini bertahan Fase ini bisa bertahan selama
selama 1 – 2 bulan. Pada akhir 1 – 3 bulan.
nya lesi ini akan sembuh tanpa
meninggalkan bekas.
SIFILIS LATEN SIFILIS TERSIER

Setelah fase sifilis Jika infeksi tidak terobati,


sekunder, sifilis seakan – sifilis akan berkembang ke
akan menghilang dan tidak tahapan akhir yaitu sifilis
menimbulkan gejala sama tersier. Pada tahap infeksi
sekali. Masa laten ini bisa bisa memberi efek yang
bertahan sekitar 2 tahun serius pada tubuh.
sebelum kemudian lanjut ke beberapa akibat dari
masa yang paling infeksi pada tahapan ini
berbahaya dalam infeksi dlaah kelumpuhan,
sifilis yaitu sifilis kebutaan, demensia,
sekunder. masalah pendengaran,
impotensi bahkan kematian
jika tidak ditangani.
TREPONEMA PALLIDUM
Treponema pallidum ditemukan oleh SCHAUDINN dan
HOFFMAN (1905)

Bakteri ini termasuk :


Ordo : Spirochaetalis
Famili :Spirochaetaceae
Genus : Treponema
Ciri – Ciri Bakteri Treponema Pallidum

Ciri-ciri Treponema pallidum


Berbentuk spiral
Berukuran panjang : 6 – 15 m, tebal 0,25
m
Terdiri dari 8 – 24 kumparan
Dapat bergerak maju mundur, berotasi,
undulasi dari sisi yang satu ke sisi yang lain
Berkembang biak dengan cara membelah
secara melintang
Stadium aktif berlangsung setiap 30 jam
Tidak dapat bertahan di udara kering, suhu
panas, desinfektans, sabun
Tidak dapat dibiak di media buatan, namun
dapat diinokulasi pada hewan percobaan
Pengobatan

Tidak dianjurkan penisilin oral


Kadar obat harus dapat bertahan dlama
serum selama 10-14 hari untuk sifilis
dini dan lanjut, 21 hari untuk neurosifilis
dan sifilis kardiovaskuler.
TPHA _ tréponema pallidum hémagglitunation assay s.mp4

Anda mungkin juga menyukai