Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penilaian pembelajaran PKn SD/MI merupakan komponen pembelajaran
yang sangat penting. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh
mana siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi
guru, penilaian bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang teleh
disampaikan dan untuk laporan kepeda orang tua siswa dan guru sendiri di setiap
akhir semester, yang dituangkan dalam buku raport.
Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model
penilaian dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn karena penilaian
merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Penilaian
mengacu pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan, keputusan, proses,
orang dan objek. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran
tetapi dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria
yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu.
Penilaian hasil belajar sebagai babak final dalam pembelajaran memiliki
peran yang sangat penting. Ketepatan pemilihan metode penilaian hasil belajar,
indikator yang digunakan, dan jenis/alat penilaian memiliki andil besar dalam
berhasil tidaknya proses penilaian.
Sebagaimana tujuan pengajaran yang selalu mengikuti perkembangan
yang ada dan strategi kegiatan belajar yang selalu berkembang, penilaian hasil
belajar juga sepatutnya juga berkembang demi keoptimalan dalam menilai tingkat
keberhasilan peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu
mata pelajaran yang didalamnya ada proses penilaian hasil belajar tentunya juga
mengalami perkembangan. Jenis dan alat penilaian yang digunakan tentunya
berbeda dengan mata pelajaran yang lain karena PKn lebih mengarah pada sikap
dan perilaku.
Maka dari permasalahan tersebut akan di buat makalah yang akan
membahas tentang penilaian pembelajaran PKn. Hal ini ditujukan agar dapat

1
2

mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, karena penilaian merupakan salah


satu indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran,

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas tersebut perlu kiranya penulis dapat
membuat rumusan masalah sebagai pendukung dan panduan untuk terfokusnya
kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar penilaian pada pembelajaran PKn ?
2. Sebutkan ciri dasar penilaian ?
3. Apa tujuan dari penilaian pada pembelajaran PKn ?
4. Apa fungsi dari penilaian pada pembelajaran PKn ?
5. Teknik dan Instrumen apa sajakah yang berada dalam penilaian ?
6. Bagaimana fokus penilaian pada pembelajaran PKn?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan perumusan masalah yang akan di tanyakan sebagai panduan
dalam pembuatan makalah ini, Perlu kiranya memerlukan tujuan pembahasan
sebagai jawaban atas perumusan masalah. Adapun tujuan pembahasan sebagai
berikut untuk mengetahui :
1. Konsep dasar penilaian pada pembelajaran PKn.
2. Ciri dasar penilaian.
3. Tujuan dari penilaian pada pembelajaran PKn.
4. Fungsi dari penilaian pada pembelajaran PKn.
5. Teknik dan instrumen yang berada dalam penilaian.
6. Fokus penilaian pada pembelajaran PKn.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penilaian
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui hasi belajar peserta
didik dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada
sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek. Suatu
proses pengukuran dalam kegiatan pembelajaran dapat melalui proses
membandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh guru.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian dalam pembelajaran
merupakan pembuatan keputusan nilai keberhasilan didalam suatu pembelajaran
melalui pembandingan dengan ketentuan yang berlaku.1 Penilaian juga merupakan
suatu pengukuran keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Karena suatu
keberhasilan peserta didik juga merupakan keberhasilan guru dalam mentransfer
ilmu dengan melalui proses pembelajaran yang didalamnya terdapat ketentuan-
ketentuan yang berlaku dalam proses penilaian antar individu maupun kelompok.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Dalam
pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Terdapat tiga jenis ujian
yang diatur dalam standar penilaian, ialah ulangan, ujian sekolah/madrasah dan
ujian nasional (UN).2
Pertama, Dalam Permendiknas Nomor 2006/2007 tentang Standar
Penilaian dikemukakan terdapat beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses
dan hasil pembelajaran, seperti ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS),
dan ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian nasional (UN).

1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 3.
2
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta : Direktoral Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 293.

3
4

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk


mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Artinya bahwa seorang guru harus
mengadakan ulangan pada setiap menyelesaikan satu kompetensi dasar. Dengan
prinsip belajar tuntas, apabila ada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal, maka guru harus mengadakan program remidial terhadap materi
pembelajaran tersebut hingga tercapainya kompetensi dasar yang bersangkutan.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
semester tersebut.
Dengan demikian, fokus ulangan harian, tengah semester, akhir semester,
dan kenaikan kelas adalah pada ketercapaian kompetensi dasar. Artinya, penilaian
dengan cara ulangan merupakan penilaian sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar.
Kedua, Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan
dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah semua mata pelajaran
yang tidak diujikan dalam ujian nasional. Ketiga, Ujian Nasional (UN) adalah
kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata
pelajaran pokok dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
5

B. Prinsip Dasar Penilaian


Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian berdasarkan
kebijakan kurikulum berbasis 2001 adalah:
1. Valid, artinya penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang
hasil belajar siswa.
2. Mendidik, artinya penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap
pencapaian belajar siswa.
3. Berorientasi pada kompetensi, artinya penilaian harus menilai pencapaian
kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
4. Adil, artinya penilaian adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan
latar belakang social-ekonomi ,budaya, bahasa, dan gender.
5. Terbuka, artinya criteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus
jelas dan terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah, orang tua, dan
pihak lain yang terkait).
6. Berkesinambungan, artinya penilaia dilakukan secara berencana, bertahap,
dan terus-menerus untuk meperoleh gambaran tentang perkembangn belajar
siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7. Menyeluruh, artinya enilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan
prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa.
8. Bermakna, artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mepunyai arti,
berguna, dan bias ditindaklanjuti oleh semua pihak.3

C. Tujuan Penilaian Pembelajaran Pkn


Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan
adalah tujuan evaluasi penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis
evaluasi yang digunakan. jika ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari
jenis evaluasi apa yang digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami

3
Ibid, hlm. 295.
6

terlebih dahulu tentang tujuan evaluasi. Bila tidak maka guuru akan mengalami
kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Menurut Chittenden dalam
Arifin mengemukakan tujuan penilaian sebagai berikut :
1. Keeping track
Menelurusi dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana
pelaksaan pembelajaraan yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus
mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui
berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang
pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
2. Checking-up
Mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran
dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan
bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
3. Finding-out
Menemukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta
didik dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari
alternatif solusinya.
4. Summing-up
Menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang
telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dalam digunakan guru untuk menyusun
laporan kemajuan belajar keberbagai pihak yang berkepentingan.4

4
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 15
7

D. Fungsi Penilaian Pembelajaran Pkn


Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung dari sudut mana kita
melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah sebagai
berikut :
1. Secara psikologis
Peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai peserta didik adalah
manusia yang belum dewasa. Mereka masih mempunyai sikap dan moral
heteronom, membutuhkan pendapat orang-orang dewasa (orangtua dan guru)
sebagai pedoman baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu.
2. Secara Sosiologi
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakh peserta didik sudah cukup mampu
untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti bahwa peserta didik dapat
berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan
segala karakteristiknya. Hal ini penting, karena mampu tidaknya peserta didik
terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran tersendiri terhadap institusi
pendidikan yang bersangkutan.
3. Secara didaktis-metodis
Evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik
pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-
masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses
pembelajarannya.
4. Secara administratif
Evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik
pada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru
dan peserta didik itu sendiri. Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara
umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan.5

5
Ibid, hlm. 16
8

E. Jenis-Jenis Penilaian
1. Jenis penilaian dilihat dari fungsinya
Penilaian dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi lima jenis yaaitu
penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan
penilaian penempatan.
a. Penilaian Formatif.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif
berorientasi kepada proses belajar-mengajar untuk memperbaiki program
pengajaran dan strategi pelaksanaannya.
b. Penilaian Sumatif.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program, yakni akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun.
Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni
seberapa jauh kompetensi siswa dan kompetensi mata pelajaran dikuasai
oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada
proses.
c. Penilaian Diagnostik.
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial
(remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soalnya disusun
sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi
oleh para siswa.
d. Penilaian Selektif.
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya tes atau ujian saringan masuk ke sekolah tertentu.
e. Penilaian Penempatan.
9

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui


keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi
kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan
program belajar dengan kemampuan siswa.
2. Jenis penilaian dilihat dari segi alatnya
Penilaian dilihat dari segi alatnya dapat dibedakan menjadi tes dan bukan
tes (nontes).
a. Tes
Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan), tes tulisan
(menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut jawaban
dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk (a)
objektif, ada juga yang disusun dalam bentuk (b) esai atau uraian.
b. Bukan tes (non-tes)
Non-tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara,
skala penilaian, sosiometri, studi kasus, dan lain-lain. Tes hasil belajar ada
yang sudah dibakukan (standardized test), ada pula yang dibuat guru, yakni
tes yang tidak baku. Pada umumnya penilaian hasil belajar di sekolah
menggunakan tes buatan guru untuk semua bidang studi/mata pelajaran. Tes
baku, sekalipun lebih baik dari pada tes buatan guru, masih sangat langka
sebab membuat tes baku memerlukan beberapa kali percobaan dan analisis
dari segi reliabilitas dan validitasnya.

F. Teknik Dan Instrumen Penilaian Pembelajaran Pkn


Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar oleh
pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
10

kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Adapun teknik penilaian


yang dimaksud meliputi:6
1. Teknik Tes
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan
meliputi antara lain pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan,
sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau
uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan dilaksanakan melaluikomunikasilangsung antara peserta didik
dengan penguji dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis ini
memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
2. Teknik Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung atau di luar
kegiatan pembelajaran.
3. Teknik Penugasan
a. Pekerjaan Rumah (PR)
Pekerjaan rumah adalah tugas menyelesaikan soal-soal dan latihan yang
dilakukan peserta didik diluar kegiatan kelas.
b. Proyek
Penugasan Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
c. Portofolio

6
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta : Direktoral Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 297.
11

Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu


yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
4. Teknik Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang
dipaparkan secara deskriptif.

5. Teknik Penilaian Diri


Penilaian dirimerupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya, penguasaan
kompetensiyang ditargetkan, dan pengamalan perilaku berkepribadian dan
menjadi warga negara yang baik.
6. Teknik Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan, penguasaan
kompetensi, dan pengamalan perilaku berkepribadian dan menjadi warga
negara yang baik.
Instrumen penilaian hasil belajar dapat dibagi atas tiga bagian, ialah
instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik, oleh satuan pendidikan, dan
oleh pemerintah.
1. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, yakni merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)
konstruksi, yakni memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, yakni menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta
didik.
12

2. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk


ujian sekolah/madrasah yang memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas yang jelas.
3. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk Ujian
Nasional memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan
memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat
diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

D. Langkah-Langkah Penggunaan Penilaian


1. Pertama: Menyusun Rencana Penilaian atau Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merencanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar, ada beberapa hal
yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dilakukannya penilaian atau evaluasi, termasuk
merumuskan tujuan terpenting dari diadakannya penilaian. Hal ini perlu
dilakukan agar arah proses penilaian jelas.
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif,
atau psikomotor.
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan.
d. Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan
adalah butir-butir soal tes, daftar cek, panduan wawancara, dan lain-lain
e. Menentukan metode penskoran jawaban siswa.
f. Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi (kapan,
berapa kali, dan berapa lama).
g. Mereview tugas-tugas penilaian.
2. Menghimpun Data
13

Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan,
wawancara atau angket. Ketika melakukan penilaian prestasi peserta didik, para
guru harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis.
Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses penilaian berlangsung,
guru juga harus memonitor jalannya penilaian dan membantu agar semuanya
berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang
“baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang
sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan
mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).

4. Mengolah dan Menganalisis Data


Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang
telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa
menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non statistik, berdasarkan pada
mempertimbangkan jenis data.
5. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna
yang terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga
menghasilkan sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tentu
saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di awal.
6. Menyimpan Instrumen Penilaian dan Hasil Penilaian
Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk
mengingatkan para guru, sebab dengan demikian mereka dapat menghemat
sebagian waktunya untuk ha-hal yang lebih baik. Dengan disimpannya instrumen
dan ringkasan dan jawaban siswa, termasuk berbagai catatan tentang upaya
memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu Anda membutuhkan untuk memperbaiki
instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan membutuhkan waktu yang
14

lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena isi dan struktur
unit pelajaran yang dipelajari siswa juga telah berubah.
7. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan
maka Anda sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian.
Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah dilakukan akan
membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan.

G. Fokus Penilaian Pkn


Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi PKn yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor
22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang
harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya
dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan,
kompetensiyang harus dicapaipeserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) sebagaimana tertera dalam Permendiknas Nomor 23/2006.
Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian pada satuan
pendidikan dasar merupakan kelompok mata pelajaran yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagaimanusia.
Sejalan dengan peraturan perundangan di atas, maka standar kompetensi
kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
15

cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melaluimuatan dan/atau kegiatan Agama,
Akhlak Mulia, Kewarganegaraan, Bahasa, Senidan Budaya, dan Pendidikan
Jasmani. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan, kegiatan
kelompok mata pelajaran ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan
pembelajaran, baik dalam kegiatan intrakurikuler melalui mata pelajaran maupun
ekstrakurikuler melaluipengembangan diri.
Penilaian untuk kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
kepribadian dilaksanakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian kelas (classroom
assessment) dan oleh satuan pendidikan untuk penentuan nilaiakhir pada satuan
pendidikan melaluiujian sekolah dan rapat dewan pendidik.
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan, penilaian hasil
belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian dilakukan
melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilaiperkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian,
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 64 ayat (3)).
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) menegaskan bahwa kurikulum pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi wajib memuat Pendidikan Kewarganegaraan.
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 6 menjabarkan lebih lanjut isi undang-undang tersebut
dengan menyatakan bahwa salah satu struktur kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Mengacu pada rumusan SI dalam Permen nomor 22 tahun 2006, rumusan
SKL dalam Permen nomor 23 tahun 2006 dan ketentuan Pasal 64 ayat (3) PP
nomor 19 tahun 2005, serta karakteristik kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, maka hasil belajar kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian meliputi:
16

1. Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek
kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana disebutkan dalam
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.
3. Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan
dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia.
Ketiga bentuk hasil belajar tersebut berada pada domain yang berbeda.
Pemahaman berada pada domain kognitif, berbagai aspek kepribadian berada
pada domain afektif, sedangkan perilaku berkepribadian berada dalam domain
keperilakuan. Perbedaan domain tersebut menuntut perbedaan dalam metode dan
cara pengukurannya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sapriya. 2012. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

Anda mungkin juga menyukai