PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penilaian pembelajaran PKn SD/MI merupakan komponen pembelajaran
yang sangat penting. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh
mana siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi
guru, penilaian bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang teleh
disampaikan dan untuk laporan kepeda orang tua siswa dan guru sendiri di setiap
akhir semester, yang dituangkan dalam buku raport.
Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model
penilaian dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn karena penilaian
merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Penilaian
mengacu pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan, keputusan, proses,
orang dan objek. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran
tetapi dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria
yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu.
Penilaian hasil belajar sebagai babak final dalam pembelajaran memiliki
peran yang sangat penting. Ketepatan pemilihan metode penilaian hasil belajar,
indikator yang digunakan, dan jenis/alat penilaian memiliki andil besar dalam
berhasil tidaknya proses penilaian.
Sebagaimana tujuan pengajaran yang selalu mengikuti perkembangan
yang ada dan strategi kegiatan belajar yang selalu berkembang, penilaian hasil
belajar juga sepatutnya juga berkembang demi keoptimalan dalam menilai tingkat
keberhasilan peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu
mata pelajaran yang didalamnya ada proses penilaian hasil belajar tentunya juga
mengalami perkembangan. Jenis dan alat penilaian yang digunakan tentunya
berbeda dengan mata pelajaran yang lain karena PKn lebih mengarah pada sikap
dan perilaku.
Maka dari permasalahan tersebut akan di buat makalah yang akan
membahas tentang penilaian pembelajaran PKn. Hal ini ditujukan agar dapat
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas tersebut perlu kiranya penulis dapat
membuat rumusan masalah sebagai pendukung dan panduan untuk terfokusnya
kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar penilaian pada pembelajaran PKn ?
2. Sebutkan ciri dasar penilaian ?
3. Apa tujuan dari penilaian pada pembelajaran PKn ?
4. Apa fungsi dari penilaian pada pembelajaran PKn ?
5. Teknik dan Instrumen apa sajakah yang berada dalam penilaian ?
6. Bagaimana fokus penilaian pada pembelajaran PKn?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan perumusan masalah yang akan di tanyakan sebagai panduan
dalam pembuatan makalah ini, Perlu kiranya memerlukan tujuan pembahasan
sebagai jawaban atas perumusan masalah. Adapun tujuan pembahasan sebagai
berikut untuk mengetahui :
1. Konsep dasar penilaian pada pembelajaran PKn.
2. Ciri dasar penilaian.
3. Tujuan dari penilaian pada pembelajaran PKn.
4. Fungsi dari penilaian pada pembelajaran PKn.
5. Teknik dan instrumen yang berada dalam penilaian.
6. Fokus penilaian pada pembelajaran PKn.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penilaian
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui hasi belajar peserta
didik dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada
sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek. Suatu
proses pengukuran dalam kegiatan pembelajaran dapat melalui proses
membandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh guru.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian dalam pembelajaran
merupakan pembuatan keputusan nilai keberhasilan didalam suatu pembelajaran
melalui pembandingan dengan ketentuan yang berlaku.1 Penilaian juga merupakan
suatu pengukuran keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Karena suatu
keberhasilan peserta didik juga merupakan keberhasilan guru dalam mentransfer
ilmu dengan melalui proses pembelajaran yang didalamnya terdapat ketentuan-
ketentuan yang berlaku dalam proses penilaian antar individu maupun kelompok.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Dalam
pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Terdapat tiga jenis ujian
yang diatur dalam standar penilaian, ialah ulangan, ujian sekolah/madrasah dan
ujian nasional (UN).2
Pertama, Dalam Permendiknas Nomor 2006/2007 tentang Standar
Penilaian dikemukakan terdapat beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses
dan hasil pembelajaran, seperti ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS),
dan ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian nasional (UN).
1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 3.
2
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta : Direktoral Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 293.
3
4
3
Ibid, hlm. 295.
6
terlebih dahulu tentang tujuan evaluasi. Bila tidak maka guuru akan mengalami
kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Menurut Chittenden dalam
Arifin mengemukakan tujuan penilaian sebagai berikut :
1. Keeping track
Menelurusi dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana
pelaksaan pembelajaraan yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus
mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui
berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang
pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
2. Checking-up
Mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran
dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan
bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
3. Finding-out
Menemukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta
didik dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari
alternatif solusinya.
4. Summing-up
Menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang
telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dalam digunakan guru untuk menyusun
laporan kemajuan belajar keberbagai pihak yang berkepentingan.4
4
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 15
7
5
Ibid, hlm. 16
8
E. Jenis-Jenis Penilaian
1. Jenis penilaian dilihat dari fungsinya
Penilaian dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi lima jenis yaaitu
penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan
penilaian penempatan.
a. Penilaian Formatif.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif
berorientasi kepada proses belajar-mengajar untuk memperbaiki program
pengajaran dan strategi pelaksanaannya.
b. Penilaian Sumatif.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program, yakni akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun.
Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni
seberapa jauh kompetensi siswa dan kompetensi mata pelajaran dikuasai
oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada
proses.
c. Penilaian Diagnostik.
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial
(remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soalnya disusun
sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi
oleh para siswa.
d. Penilaian Selektif.
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya tes atau ujian saringan masuk ke sekolah tertentu.
e. Penilaian Penempatan.
9
6
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta : Direktoral Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 297.
11
Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan,
wawancara atau angket. Ketika melakukan penilaian prestasi peserta didik, para
guru harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis.
Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses penilaian berlangsung,
guru juga harus memonitor jalannya penilaian dan membantu agar semuanya
berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang
“baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang
sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan
mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).
lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena isi dan struktur
unit pelajaran yang dipelajari siswa juga telah berubah.
7. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan
maka Anda sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian.
Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah dilakukan akan
membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan.
cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melaluimuatan dan/atau kegiatan Agama,
Akhlak Mulia, Kewarganegaraan, Bahasa, Senidan Budaya, dan Pendidikan
Jasmani. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan, kegiatan
kelompok mata pelajaran ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan
pembelajaran, baik dalam kegiatan intrakurikuler melalui mata pelajaran maupun
ekstrakurikuler melaluipengembangan diri.
Penilaian untuk kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
kepribadian dilaksanakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian kelas (classroom
assessment) dan oleh satuan pendidikan untuk penentuan nilaiakhir pada satuan
pendidikan melaluiujian sekolah dan rapat dewan pendidik.
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan, penilaian hasil
belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian dilakukan
melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilaiperkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian,
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 64 ayat (3)).
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) menegaskan bahwa kurikulum pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi wajib memuat Pendidikan Kewarganegaraan.
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 6 menjabarkan lebih lanjut isi undang-undang tersebut
dengan menyatakan bahwa salah satu struktur kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Mengacu pada rumusan SI dalam Permen nomor 22 tahun 2006, rumusan
SKL dalam Permen nomor 23 tahun 2006 dan ketentuan Pasal 64 ayat (3) PP
nomor 19 tahun 2005, serta karakteristik kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, maka hasil belajar kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian meliputi:
16
1. Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek
kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana disebutkan dalam
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.
3. Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan
dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia.
Ketiga bentuk hasil belajar tersebut berada pada domain yang berbeda.
Pemahaman berada pada domain kognitif, berbagai aspek kepribadian berada
pada domain afektif, sedangkan perilaku berkepribadian berada dalam domain
keperilakuan. Perbedaan domain tersebut menuntut perbedaan dalam metode dan
cara pengukurannya.
17
DAFTAR PUSTAKA