PENDAHULUAN
Gagal ginjal adalah gagalnya ginjal membuang metabolit yang terkumpul dari darah.
Menurut Brunner and Suddarth (2002), gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan
merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Gagal
ginjal mengakibatkan gangguan keseimbangan elektrolit, asam basa dan air (Tambayong,
2001).Gagal ginjal di klasifikasikan menjadi gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis.
Keadaan dimana Penurunan cepat/tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal
disebut gagal ginjal akut. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi
kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN (blood Urea Nitrogen). Setelah
cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yang menjadi
patokan adanya kerusakan ginjal adalah penurunan produksi urin, Sedangkan dimana ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang
berlangsung progresif, lambat, samar dan bersifat irreversible (biasanya berlangsung
beberapa tahun) di sebut dengan gagal ginjal kronik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gagal ginjal akut adalah sindrom yang terdiri dari penurunan kemampuan
filtrasi ginjal (jam sampai hari), retensi produk buangan dari nitrogen, gangguan
elektrolit dan asam basa. Terjadi oliguri (pengeluaran urin < 400mL/d) namun jarang
terjadi sebagai manifestasi klinis. Gagal ginjal akut sering asimtomatik dan sering
didapat dengan tanda peningkatan konsentrasi ureum dan kreatinin. Diagnosis dan
ginjal reversible karena dapat kembali kefungsi normal setelah penyakit mendasar
diterapi.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang yang pada orang dewasa
berukuran panjang 10-13 cm (4 -5 inci), lebar: 5-7,5 cm (2-3 inci), dan berat + 150
gram. Persentase berat ginjal: 0,5% dari berat tubuh. Terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
2
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri
adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi
bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus
transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah
ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat
bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.4
Usus halus
Fleksura lienalis
3
Gambar 1. Batas-batas Ginjal
4
antara calix major dan ureter.
Ureter Saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.
5
korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle
yang terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana
korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam
jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut
sebagai vasa rekta.
Fisiologi
a Filtrasi glomerular
6
dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus
mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat
dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi
glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun
juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
b. Reabsorpsi
c. Sekresi
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga
telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan
ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa
hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali”
jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus
disekresi dan sebaliknya.
7
Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus
difiltrasi dengan tekanan filtrasi 10 mmHg dan menghasilkan 180 L filtrat
glomerulus setiap hari untuk GFR rata – rata 125 ml/menit pada pria dan 160 liter
filtrat per hari dengan GFR 115 ml/menit untuk wanita.
Fungsi spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang sebagian besar ditujukan
untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan eksternal :
1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES termasuk Na +, Cl-, K+,
HCO3-, Ca++, Mg++, SO4=, PO4= dan H+
3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui
peran ginjal sebagai pengatur keseimbangan garam dan H2O
4. Membantu memelihara keseimbangan asam – basa tubuh, dengan menyesuaikan
pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin
5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama
melalui pengaturan keseimbangan H2O
6. Mengeksresikan (eliminasi) produk – produk sisa (buangan) dari metabolisme
tubuh. Misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat –
zat sisa tersebut bersifat toksik, terutama bagi otak
7. Mengeksresikan banyak senyawa asing. Misalnya obat, zat penambah pada
makanan, pestisida, dan bahan – bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil
masuk ke dalam tubuh
8. Mensekresikan eritropoietin, suatu hormon yang dapat merangsang pembentukan
sel darah merah
8
9. Mensekresikan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang
penting dalam proses konservasi garam oleh ginjal
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya
2.3 Etiologi
Penyebab gagal ginjal akut secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
pre-renal (gagal ginjal sirkulatorik), renal (gagal ginjal intrinsik), dan post-renal
(uropati obstruksi akut). Penyebab pre-renal adalah hipoperfusi ginjal, ini disebabkan
oleh:
3. Vasodilatasi perifer terjadi pada syok septic, anafilaksis dan cedera, dan
Penyebab gagal ginjal pada renal (gagal ginjal intrinsik) dibagi antara lain:
bakteri gram negatif, leptospirosis, bruselosis, virus, jamur, basil tahan asam)
9
1. sumbatan ureter yang terjadi pada fibrosis atau tumor retroperitoneal, striktura
Dua penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis adalah diabetes melitus tipe
1 dan tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%). Diabetes melitus adalah suatu keadaan
kerusakan pada organ-organ vital tubuh seperti ginjal dan jantung serta pembuluh
darah, saraf dan mata. Sedangkan hipertensi merupakan keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah yang jika tidak terkontrol akan menyebabkan serangan
jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronik. Gagal ginjal kronik juga dapat
2.4 Patofisiologi
10
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Setiap nefron terdiri dari
lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal yang mengosongkan diri ke duktus
pengumpul.
Dalam keadaan normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus relatif
konstan yang diatur oleh suatu mekanisme yang disebut otoregulasi. Dua mekanisme
Selain itu norepinefrin, angiotensin II, dan hormon lain juga dapat
mempengaruhi autoregulasi. Pada gagal ginjal pre-renal yang utama disebabkan oleh
hipoperfusi ginjal. Pada keadaan hipovolemi akan terjadi penurunan tekanan darah,
mempertahankan tekanan darah dan curah jantung serta perfusi serebral. Pada
keadaan ini mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan aliran darah ginjal
dan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan vasodilatasi arteriol afferent yang
dipengaruhi oleh reflek miogenik, prostaglandin dan nitric oxide (NO), serta
Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata-rata < 70 mmHg) serta
berlangsung dalam jangka waktu lama, maka mekanisme otoregulasi tersebut akan
mesangial dan penigkatan reabsorbsi natrium dan air. Keadaan ini disebut prerenal
11
atau gagal ginjal akut fungsional dimana belum terjadi kerusakan struktural dari
ginjal.
Pada gagal ginjal renal terjadi kelainan vaskular yang sering menyebabkan
nekrosis tubular akut. Dimana pada NTA terjadi kelainan vascular dan tubular Pada
vaskular ginjal, yang mngakibatkan peningkatan A-II dan ET-1 serta penurunan
prostaglandin dan ketersediaan nitric oxide yang bearasal dari endotelial NO-sintase.
dan P-selectin dari sel endotel, sehingga peningkatan perlekatan sel radang terutama
sel netrofil. Keadaan ini akan menyebabkan peningkatan radikal bebas oksigen.
12
Gambar 1. Patofisiologi gagal ginjal akut di renal.
Gagal ginjal post-renal, GGA post-renal merupakan 10% dari keseluruhan
Obstruksi intrarenal terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide) dan
ureter oleh obstruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik
( keganasan pada pelvis dan retroperitoneal, fibrosis) serta pada kandung kemih (batu,
tumor, hipertrofi/ keganasan prostate) dan uretra (striktura). GGA post-renal terjadi
bila obstruksi akut terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau obstruksi
13
aldosteron intrarenal, hipertensi sistemik, nefrotoksin dan hipoperfusi ginjal,
proteinuria, hiperlipidemia ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya
hiperfiltrasi, sklerosis, dan progresifitas tersebut
BAB III
PENEGAKAN DIAGNOSIS
3.1 Anamnesis
Keluhan utama yang dikeluhkan pasien, sudah berapa lama, factor yang
poliuria, hematuria), gejala lain yang menyertainya (mual dan muntah, sesak nafas,
bengkak seluruh kaki, lelah, penurunan berat badan, demam, ruam, pusing, lemah
(akibat anemia dan akumulasi sisa metabolisme), gatal dan kulit pucat, gangguan
14
visus cepat hilang), riwayat penggunaan obat-obatan seperti :OAINS, ACE inhibitor
dan ARB, riwayat tekanan darah tinggi/tidak, misalnya: pasien mengeluh nyeri
pinggang kolik yang menjalar ke daerah inguinal menandakan obstruksi ureter akut.
Palpasi superficial dilakukan untuk melihat ada ketegangan otot, nyeri tekan
lepas atau tidak (prinsipnya dilakukan pada area yang diduga tidak nyeri/normal
dulu), masa dengan ujung jari bersamaan dengan lembut semua kuadran. Nyeri pada
abdomen ada yang sifatnya visceral (hilang timbul, tidak bisa ditunjuk dengan jelas),
ada yang somatik (bisa ditunjuk dengan jelas). Kelainan pada dinding ditandai dengan
hilangnya nyeri apabila ada ketegangan perut jika masih nyeri berarti ada kelainan
dari dalam dinding perut.
15
berisi cairan). Adanya tumor pada abdomen diperkirakan dari 9 regio anatominya.
Ukuran massa ditentukan dengan pasti yakni dengan meteran/jangka sorong mengenai
panjang, lebar, tebal (kalau tidak ada peralatan, bisa dengan ukuran jari penderita).
Palpasi organ intraperitoneal sifatnya mobile, sedangkan organ retroperitoneal
sifatnya fixed (seperti ginjal yang kalau ternyata mobile pada wandering kidney).
Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan,
dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi. Dilanjutkan dengan palpasi
Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan
mengangkat dari belakan. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri
atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi
tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar
kedua tangan (normalnya jarang teraba)
16
atas pelvis). Colok dubur perlu hati-hati karena sifat anus yang sensitif, mudah
kontraksi. Oleh karena itu colok dubur dilakukan serileks mungkin menggunakan
lubrikasi. Sebaiknya penderita kencing terlebih dahulu (Sudoyo dkk, 2007)
c. Pemeriksaan BUN dan kadar kreatinin. Terdapat peningkatan yang tetap dalakm BUN
dan laju peningkatannya bergantung pada tingkat katabolisme (pemecahan protein),
perfusi renal dan masukan protein. Serum kratinin meningkat pada kerusakan
glomerulus. Kadar kreatinin serum bermanfaat dalam pemantauan fungsi ginjal dan
perkembangan penyakit.
17
dalam ginjal. Harus diperhatikan batas muskulus psoas kanan dan kiri.
Serta Batu radioopak di daerah ureter dan buli- buli.
.
Foto Polos Abdomen:
- Distribusi gas di usus Normal
-Kontur Hepar dan lien tidak membesar
- Kontur ren D/S Normal
- Psoas Shadow simetris
-Tulang baik
-Tidak tampak adanya bayangan batu radioopak sepanjang tractus
urinarius
18
- BNO 3 posisi
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada foto polos abdomen tiga posisi pada
kondisi obstruksi usus adalah :
1. Posisi terlentang (supine).
2. Posisi setengah duduk atau berdiri.
3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus.
Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level
pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang
kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran yang diperoleh adalah adanya
udara bebas infra diafragma dan air fluid level.
Gambaran radioopak pada foto polos abdomen merupakan tanda
adanya kalsifikasi berupa batu. Gambaran batu ini biasanya terjadi pada
kondisi nefrolithiasis, ureterolithiasis, vesicolithiasis, kolelithiasis, dan
kolelistitis. Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi
batu radioopak. Penilaian batu ginjal pada foto polos abdomen yang penting
diperhatikan adalah : jumlah, densitas, bayangan batu, lokasi, komplikasi
(obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan striktur), terjadinya anomali, dan
nefrokalsinosis.
Berdasarkan opasitasnya batu pada traktus urinarius dibagi menjadi
tiga : batu opak (batu kalsium), batu semiopak (batu magnesium-amonium-
fosfat atau MAP), dan batu radiolusen (batu asam urat dan batu sistin). Batu
radiolusen adalah batu dengan kandungan kalsium yang minimal sehingga
tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen yang biasanya mengandung
19
komponen asam urat. Dalam keadaan demikian dapat dilakukan pemeriksaan
CT scan polos tanpa media kontras untuk mengevaluasinya.
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan
permukaannya dapat kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat
dengan permukaan regular sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanya
berbentuk irregular. Kadang-kadang dijumpai batu yang mengisi dan
menyerupai pelviocalices ginjal yang disebut staghorn stone. Batu kecil dan
halus yang dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai pada kelainan
yang disebut nephrocalcinosis.
- IVP
20
Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi
nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal
kanan dan kiri yang terisi kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-
sedang saja.Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-
penyakit yang ada di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis,
massa/tumor renal, dll.
Menit ke 15
Penilaian ureter:
1) Jumlah ureter.
Terkadang, ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di sebabkan kontraksi ureter
saat pengambilan foto, jadi tidak nampak ketika difoto.
2) Posisi ureter
3) Kaliber ureter.
Maksudnya diameternya, normal < 0.5 cm
4) Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.
Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu.
Contoh penyakit pada menit ke 15 diantaranya: hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis.
21
Menit ke 45 : Menilai buli-buli
Apakah dinding buli reguler? adakah additional shadow (divertikel) ataupun filling
defect (masa tumor) dan indentasi prostat.
gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai adanya sistitis kronis.
Contoh penyakit pada menit ke 45 yaitu cystitis, pembesaran prostat, massa,
vesikolithiasis
- Urografi retrograde
22
ml dibawah pengawasan fluoroskopi. Harus dicegah pengisian yang
berlebihan karena risiko ekstravasasi ke dalam sinusrenalis atau intravasasi ke
dalam kumpulan saluran-saluran (collecting duct). Ekstravasasi kontras dapat
menutupi bagian-bagian yang halus dekat papilla. Rutin dibuat proyeksi
frontal dan oblik. Kemudian kateter diangkat pada akhir pemeriksaan, lalu
dibuat foto polos abdomen. Jika ada obstruksi dibuat lagi foto 15 menit
kemudian. Komplikasi dapat berupa sepsis, perforasi ureter, ekstravasasi
bahankontras, reaksi bahan kontras, hematuri dan anuri berhubung dengan
edema pada sambungan ureter dan vesika.
23
24
Gambar 3. Conventional plain film of the abdomen
called a KUB (Kidneys, Ureters, Bladder) obtained
following adminstration of IV contrast for IV urography
shows normal collecting system. Calyces (arrows),
- Ultrasonografi (USG)
renal pelvis (P), ureters (*) and bladder(B).
Pemeriksaan penunjang radiologis yang umumnya dilakukan pada
pasien gagal ginjal adalah pemeriksaan dengan ultrasonografi. USG saat ini
digunakan sebagai pemeriksaan pertama secara rutin pada keadaan gagal
ginjal yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang parenkim, sistem
collecting dan pembuluh darah ginjal.6 Gagal ginjal kronik pada umumnya
diikuti dengan kenaikan kadar kreatinin dan menimbulkan gambaran
ultrasonografi gagal ginjal kronik.1
25
parenkim yang meningkat mungkin disebabkan proses inflamasi akibat
riwayat konsumsi jamu dan obat-obatan yang sangat mungkin bersifat
nefrotoksik.
Besar kedua ginjal yang masih normal pada USG menandakan proses
penyakit ginjal kronik yang masih awal dimana berkurangnya massa ginjal
belum jelas terlihat. Gambaran PCS yang tidak melebar dan tidak
ditemukannya batu pada struktur ginjal kanan dan kiri dapat menyingkirkan
kemungkinan proses obstruktif sebagai etiologi.
26
Gambar 4. This elderly male patient presented with symptoms of medical renal disease.
Sonography of the kidneys revealed:
27
28
Gambar 5. UPJO in a 24-year-old patient.
3.2.6 Penatalaksanaan
Terapi konservatif
- Peranan diet
29
- Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GGK harus adekuat dengan
tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara
status nutrisi dan memelihara status gizi.
- Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah
diuresis mencapai 2 L per hari.
Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari LFG
dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
30
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinik akibat adanya
gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai
dan non nitrogen, dengan atau tanpa disertai oligouri. Penyebab gagal ginjal akut yang
dibagi menjadi 3 besar yaitu: Pre renal, Renal, dan post Renal.
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel, pada suatu derajat yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi
ginjal. Dan ditandai dengan adanya uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lainnya
dalam darah)
Dua penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis adalah diabetes melitus tipe
1 dan tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%). Kondisi lain yang dapat menyebabkan
gangguan pada ginjal antara lain penyakit peradangan seperti glomerulonefritis (10%)
merupakan penyakit ketiga tersering penyebab gagal ginjal kronik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauralee. Sistem Kemih. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.
31
2. Sudoyo, A. W dkk. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
3. Kamaludin Ameliana. 2010. Gagal Ginjal Kronik. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit
Dalam UPH.
4. Clinical practice guidelines for chronic kidney disease: evaluation, classification and
https://id.scribd.com/upload-document?
archive_doc=157481712&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3Afalse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web
%22%7D
32