2 PDF
2 PDF
SASTRA ANAK-ANAK
Abd. Halik
P engertian, tingkatan, manfaat jenis, ciri, dan contoh sastra anak-anak ini
merupakan unit VII mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD. Unit ini
terdiri atas 2 sub unit yaitu: (1) Pengertian, tingkatan, dan manfaat apresiasi
sastra anak-anak, (2) Jenis, contoh dan ciri-ciri sastra anak-anak memahami
materi ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan pengertian, tingkatan, manfaat
apresasi sastra, jenis , ciri-ciri , dan contoh- contoh sastra anak.. Dengan
demikian, secara lebih khusus setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda
dapat:
1. Menjelaskan pengertian apresiasi sastra anak-anak,
2. Menjelaskan tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak-anak
3. Mengemukakan jenis dan contoh sastra anak-anak,
4. Menjelaskan ciri-ciri sastra anak-anak.
Materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar
bahasa Indonesia yang baik di SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda
telah memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugasnya dalam
membimbing anak didiknya seingga semakin semakin mahir mengapresiasi
sastra anak-anak. Selain itu, Anda akan semakin luas wawasannya tentang nilai-
nilai pengalaman kemanusiannya dan semakin tumbuh sikap positifnya
terhadap bahasa Indonesia dan sastra anak-anak.
Setelah memahami tujuan mempelajari unit ini, ikutilah bagian-bagian
bahan ajar ini secara bertahap-berkelanjutan. Pelajari setiap bagian secara
cermat dan seksama. Mulailah dengan membaca konsep, uraian, dan contoh-
contoh yang terdapat di dalamnya. Untuk menambah pemahaman dan wawasan
Anda, materi unit ini juga terdapat di internet, yaitu berupa materi Tutorial on-
line. Bukalah internet. Masih ingat kan, caranya? Jangan lupa mengerjakan
7 - 2 Unit 7
Subunit 1
Pengertian, Tingkatan, Dan Manfaat Apresiasi
Sastra Anak-Ana
I stilah apresiasi dan sastra anak-anak tentu bukan merupakan hal yang baru
bagi Anda, bukan? Istilah tersebut setiap saat selalu kita dengar, baca, atau
bahkan menggunakan istilah tersebut dalam berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-hari, kita
menggunakan apresiasi dan sastra anak-anak. Begitu seringnya kita
menggunakan istilah sastra anak-anak dan apresiasinya maka terkadang kita
lupa untuk memahami apa sesungguhnya hakikat apresiasi dan sasatra anak-
anak, tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak . Untuk memperoleh
pemahaman tentang pengertian, tingkatan, dan manfaat apresiasi dan sastra
anak-anak, baca baik-baik uraian berikut.
PENGERTIAN
PENGHARGA
B
AN
A
Meng-
I
gauli KEPEKAAN
K CIPTA
Sastra PIKIRAN
KEPEKAAN
PERASAAN
7 - 4 Unit 7
(c) aspek evaluatif berkaitan dengan kepekaan pikiran perasaan dan
penghargaan yang positif.
Lalu apa yang dimaksud dengan pengertian, penghargaan, kepekaan
pikiran kritis, dan kepekaan perasaan? Pertama, pengertian berkaitan dengan
pemahaman tentang teori-teori dasar sastra, seperti pengertian puisi, unsur-
unsur instrinsik prosa, dan lain-lain. Kedua, penghargaan berkaitan dengan
sikap pandang positif terhadap sastra bahwa sastra memiliki nilai-nilai positif
yang bermanfaat bagi penjernihan batin, peningkatan harkat kehidupan
individual-sosial. Ketiga, kepekaan pikiran kritis berkaitan dengan kemampuan
memahami dan mengungkapkan sinstesis tentang makna atau nilai-nilai yang
dikandung suatu karya sastra setelah mengadakan analisis yang teliti, saksama
dan menyeluruh. Adapun kepekaan perasaan berkaitan dengan kemampuan
menikmati dan menampilkan nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam karya
sastra, seperti rasa senang tidak senang, berkenaan dengan cerita dan tokoh,
perasaan terharu dan gembira berkenaan dengan nasib tokoh, persaan takut,
kecewa, dan kagum berkenaan dengan gambaran peristiwa dalam cerita yang
tergambar pada ekspresi wajah, gestur tubuh dan atau intonasi pada saat
pembacaan karya sastra tertentu.
Berdasar pengertian yang dikemukakan oleh S. Effendi, dapatlah kita
mengatakan bahwa apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan
bermain dengan sastra sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, kepekaan
pikiran kritis, kepekaan persaan yang baik bagi anak terhadap karya sastra anak-
anak.
7 - 6 Unit 7
(1) nilai personal: memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi,
memberi pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan
pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman
yang bersifat emosional;
(2) Nilai pendidikan: membantu perkembangan bahasa, meningkatkan
kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan
menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra.
Manfaat apresiasi sastra yang dikemukakan tersebut, hanya manfaat (1)
mengembangkan imajinasi, (2) mengembangkan pandangan ke arah persoalan
kemanusiaan, (3) meningkatkan keterampilan membaca-menulis yang akan
diuraikan secara singkat.
a. Mengembangkan Imajinasi
Salah satu tujuan utama pembelajaran bahasa/sastra adalah
terbentuknya kemampuan siswa yang kreatif. Untuk menjdi kreatif, salah satu
aspek mutlak yang harus dimiliki adalah daya imajinasi yang memadai.
Akhadiah (1992:3) menyatakan bahwa “sesuangguhnya hanya dapat menjadi
kreatif jika siswa memiliki daya imajinasi.” Sebagaimana yang dikemukakan
Huck (1987) bahwa mengapresiasi sastra dapat mengembangkan imajinasi
siswa. Imajinasi yang dimaksud adalah daya pikir untuk membayangkan
(dalam angan) atau menciptakan sesuatu (gambar, karangan,dan sejenisnya)
berdasarkan kenyataan atau pengalaman sesorang (dalam KBBI, 1994:372).
Mengapa apresiasi sastra dapat meningkatkan imajinasi siswa?
Sebagai jawaban yang bersifat tentatif atas pertanyaan ini adalah dalam
bersastra daya pikir didorong untuk mengalami kebebasan berkhayal tanpa
kekangan aturan yang kaku “licentie puetica”. Kebebasan itu bukan berarti
sebebas-bebasnya tanpa batas dan tidak berakar pda dunia nyata yang bersifat
logis, luwes, dan dinamis. Dengan batas yang demikian orang yang bergelut
dalam dunia sastra dapat menciptakan kreasi yang di dalamnya selalu ada
unsur kebaruan, baik dari segi isi maupun dari segi bentuk. Misalnya, karya
Sutan Takdir Alisyahbana, Nur Sutan Iskandar, dan seniman lainnya.
7 - 8 Unit 7
Rambu-rambu pengerjaan latihan.
1. Untuk mengerjakan latihan nomor satu Anda perlu mengingat aspek
yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setelah itu,
rumuskan jawaban ke tiga aspek itu dalam satu kalimat.
2. Untuk latihan nomor dua, jika Anda menjawab setuju tentu Anda belum
membaca dengan baik materi. Coba perhatikan, apakah yang paling
menonjol pada setiap jenis sastra anak tersebut?
Rangkuman
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
7 - 10 Unit 7
8. Setelah membaca dua kali prosa itu, Tuty dapat mengungkapkan tema, alur,
penokohan, amanat yang tepat dan jelas prosa tersebut. Aprsiasi sastra Tuty
tersebut berkaitan erat dengan ....
A. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak.
B. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak.
C. Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak
D. Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak.
9. “Intonasi sedih, gembira, marah yang ditampilkan Yuni saat baca puisi
sangat sesuai dengan mimik dan gestur tubuhnya.” Pernyataan tersebut
menunjukan bahwa Yuni memiliki apresiasi sastra yang berkaitan dengan....
A. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak.
B. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak.
C. Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak.
D. Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak.
10. Setelah anak membaca sebeuah prosa, ia dapat menunjukkan pesan-pesan
dalam cerita tersebut berarti anak tersebut berada pada...
3 Tingkatan pemahaman
4 Tingkatan penghargaan
5 Tingkatan penikmatan
6 Tingkatan peghayatan
7 - 12 Unit 7
Subunit 2
Jenis, Contoh, Dan Ciri-Ciri Sastra Anak-Anak
1. Puisi
Apa yang dimaksud dengan puisi? Sudjiman (dalam Nadeak:1985:7)
menyatakan bawa “puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,
matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Pengertian tersebut relatif sejalan
dengan pengertian puisi yang dikemukakan oleh Ralph Waldo Emmerson
bahwa “puisi adalah mengajarkan sebanyak-banyaknya dengan kata-kata yang
sesedikit-dikitnya”. Berbeda dengan pendapat Mattew Arnold yang melihat dari
segi keindahan pendendangannya bahwa bahwa “puisi adalah satu-satunya cara
yang paling indah, impresif dan paling efektif mendendangkan sesuatu” (dalam
Situmorang: 1981:9). Berdasarkan pengertian tersebut dapatlha dikatakan
bahwa puisi merupakan karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait
yang relatif memperhatikan irama dan rima sehingga sungguh indah dan efektif
a. Puisi naratif
Puisi naratif adalah puisi isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan
gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya tergambar
ada pelaku yang berkisah, misalnya:
DESAKU
Nurfikri
Hagu
Sebuah nama selalu merdu
Di telingaku
Setiap waktu
Alammu
Nyiurmu
Pantaimu
Memanggil daku selalu
Untuk tidak jauh
Dari sisimu
Di pagi dan siang
Kuberangkat dan pulang dari sekolah
Bersama teman-temanku
lewat jalan berbelok
Dinaungi pepohonan rindang
Karena itu aku bertekad
Akan selalu memeliharamu
Akan selalu mengingatmu
Sampai akhir hayat
( Dikutip dalam Pedoman Rakyat, 2002 oleh Nurfikri)
7 - 14 Unit 7
b. Puisi lirk
Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara
tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap
seseorang, misalnya puisi berikut.
R.A. Kartini
Engkau pendekar bangsa
Pahlawan wanita Indonesia
Egkau korbankan jiwa an raga
Engkau lahir di Istana
Tiada kurang satu apa pun
Tapi kau tak terlena
Melihhat kaummu menderita
Raden Ajeng Kartini
Engkau laksana obor
Oikireanmu menerang hati
Engkalah pelopor
(Herni Maya Sari, klas V SD O42 Balikpapan)
c. Puisi deskriptif
Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara
melukis-kan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman
menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang menggambarkan
keindahan alam berikut:
2. Prosa
Apakah prosa sama dengan puisi? Tentu prosa dengan puisi jauh berbeda
bentuknya! Surana (1984:105) mengemukakan pengertian prosa sebagai
berikut.
Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri
atas kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya,
biasanya ditulis satu kalimat setelah yang lain, dalam kelompok-
kelompok yang merupakan alinea-alinea.
7 - 16 Unit 7
menentukan pelaku, latar, dan alur. Tujuannya untuk menarik minat dan
perhatian siswa sehingga mereka merasa tidak sulit memahami isi dan
pesan yang ingin disampaikan pengarang. Contohnya sebagai berikut:
Pada siang hari itu pendopo balai Desa Makmur dipenuhi oleh
warga. Mereka diundang untuk mendengarkan penyuluhan tentang
penanggulangan penyakit demam berdaarah dari Dinas Kesehatan Rakyat
Kabupaten. Penyuluhan in diberikan karena beberapa hari yang lalu di
Desa Makmur Jaya terkena wabah penyakit demam berdarah.
Tepat pada pukul 13.00 Dokter Surya yang diberi tugas penyuluhan
oleh Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten telah datang. Beliau daang
bersama beberapa petugas yang lain. Setelah beristirahat sebentar, Dokter
Surya pun segera memberikan penyuluhannya.
Menurut Dokter Surya, penyakit demam berdarah itu disebabkan
oleh virus yang ditularkan leh nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk itu hidup
dan berkembang biak di dalam rumah dan di sekitarnya. Tidak jarang,
nyamuk ini dijumpai pula di sekolah. Nyamuk ini mencari mangsa pada
pagi sampai siang hari.
Terdapat beberapa tanda yang dapat kita kenali dari orang yang
terkena penyakit mematikan ini. Pertama, selama 2-7 hari panas badan
pen-derita meninggi. Kedua, nyeri perut terutama di bagian uluhati.
Ketiga, pendarahan berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi
berdarah, muntah darah, bahkan berak darah.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada orang yang
terkena penyakit demam berdarah adalah dengan memberikan minuman
sebanyak-banyaknya. Minuman itu dapat berupa air masak, susu, atau air
teh. Untuk menurunkan panas badan, penderita dapat diberi obat penurun
panas, selain itu, penderita dapat dibantu dengan kompres dengan
menggunakan kain basah yang telah direndam di air es. Setelah itu itu
barulah penderita dibawa ke puskesmas/RSU.
Penyakit demam berdarah dapat dicegah dapat dicegah dengan dua
cara. Cara pertama adalah melenyapkan tempat berkembang biaknya
nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk ini biasanya berkembang biak di dalam
maupun di luar rumah. Di dalam rumah, misalnya di bak mandi, tempayan,
7 - 18 Unit 7
sekarang saya harus membuat layang-layang sendiri, aku tidak mau
merepotkan ibu lagi.
Panggilan ibu itu menandakan harus segera menyabit rumput
untuk sapiku. Aku menganggukkan kepala. Sambil menyabit rumput aku
memikirkan cara membuat layang-layang.
Setelah memberi makan sapi, aku sibuk dengan bambu, plastik,
dan benang. Ya aku akan buat layang-layang ssendiri. Uangnya dari sisa
jajanku kemarin.
“Bill, banyak sekali layang-layangnya?” Minta satu buat aku, ya?”
adikku yang paling kecil, wayan datang mendekat. “Ya nanti Bill
buatkan satu untukmu,” jawabku pada adikku.
Begitu layang-layang telah siap aku langsung pergi ke sawah.
Disitu tempanku biasa main layang-layangan. Melihat aku, Made
langsung mendekati, “Tut, layang-layang itu mau kamu jual, ya? Aku
beli satu, ya?”
Aku juga, Tut. Aku beli dua buat aku dan adikku,” kata Bagus
tidak mau kalahh. Teman-teman yang lain juga mengerumuniku..
“Layng-layang ini masing- asing kujual seribu rupiah. Kalian boleh
pilih sendiri.”, kataku. Wow, luar biasa! Layang-layangmku laris manis.
Setelah itu, aku terima banyak pesanan. Jadi, aku bisa membeli
buku-0buku sendiri. Sisanya aku tabung. Ini berarti menghemat
pengeluaran ibu dan bapak. Musim layang-layang kali ini benar-benar
membawa berkah buatku.
3. Drama
Bagaiamana dengan drama? Samakah dengan prosa atau berbeda ?
Surana (1984) memberikan jawaban bahwa “drama adalah karangan prosa atau
puisi berupa dialog dan keterangan laku untuk dipertunjukkan di atas pentas.”
Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian drama yang disampaikan oleh
Hermawan (1988:2) bahwa “drama merupakan cerita konflik manusia dalam
bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan
percakapan dan action di hadapan penonton.”
Jadi, drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai
medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog
antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara
estetis melainkan untuk dipertunjukkan . Misalnya
7 - 20 Unit 7
Alisia : “Ra, kamu tak punya tas lagi, ya! Yang sudah robek begini masih
kamu pakai (menepuk tas rara). (Rara dan Yayang terkejut)
Yayang : “Lis!”
Rara : “Yo saya pulang duluan ya! (tak meladeni pertanyaan Alisia)
Alisia : “Aku juga pulang, yu. Sampai besok!
Yayang : “Ya dadaa!
(Rara dan Alisia meninggalkan pentas, ibu masuk).
Ibu : “Eh, mamam sudah pulang.
Yayang : “Iya, Ma! (mencium tangan ibunya)
............................................
(Dikutip dari Karya Mien Rumini dalam Pend. KeterampilanBerbahasa oleh
Djago Tarigan dkk, 2001)
7 - 22 Unit 7
(c) Hendaknya jangan diberikan cerita yang bersendikan politik tetapi
mengutamakan pendidikan moral dan pembentukan watak.
Apa yang dikemukakan oleh Hasyim sejalan dengan Pramuki (2000)
bahwa hendaknya cerita yang diberikan kepada anak adalah cerita yang sesua
dengan tingkat perkembangan usia anak-anak, yakni: usia 6-9 tahun lebih
menyenangi cerita yang bertema kehidupan sehari-hari sampai termasuk
dongeng hewan dan cerita lucu, usia 9-12 tahun menyukai cerita yang bertema
tentang kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis, cerita fantastis, dan
cerita petualangan.
Adapun ciri-ciri yang lebih spesifik dikemukakan oleh Cullinan (1987)
bahwa bahan cerita yang diberikan kepada anak SD hendaknya memiliki ciri-
ciri: (1) latar cerita dikenal oleh anak, yakni cerita yang dipelajari berlatarkan
lingkungan yang mereka temui dalam permainan sehari-hari, (2) alurnya
bersifat tunggal dan maju karena mudah dipahami anak, bukan plot majemuk
dan beralur maju-mundur atau sorot balik (3) pelaku utama cerita adalah dari
kalangan anak-anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang dan karakter pelaku
dilukiskan secara konkret sehingga mudah dipahami oleh anak dan sesuai
perkembangan moral anak, (4) tema cerita sederhana dan sesuia tingkat
perkembangan individua-sosial anak seperti kejujuran, patuh pada orangtua,
benci pada kebohongan dan sebagainya, (5) amanat atau pesan cerita dapat
membantu siswa memahami dan menyadari perbedaan sikap yang baik dan tidak
baik serta nilai-nilai positif yang dapat membentuk kepribadian dirinya (6)
bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh anak; kosa katanya dipahami dan
struktur kalimatnya sederhana.
Apakah semua kosa kata dalam cerita harus dipahami anak? Pertanyaan
itu mungkin Anda ajukan setelah mencermati uraian di atas. Kosa kata dalam
cerita tidak mutlak harus dipahami semua oleh anak. Boleh saja cerita itu di
dalamnya ada satu atau dua kata yang kurang diketahui artinya oleh anak.
Fungsinya adalah menjadi sarana penambah perbendaharaan kosa kata anak.
Agar lebih jelas pemahaman Anda tentang ciri-ciri prosa anak-anak,
berikut ini diberikan contoh cerita anak-anak untuk dicermati dengan baik.
7 - 24 Unit 7
penunggu sungai, “ gumam Tumi. Udin mulai terisak-isak menahan tangis.
“Duh, Tum, Udin sakit, kamu malah bercanda. Ibu antar dulu Udin ke Pak
Mantri, Yah,” kata ibu.
Tetapi, Bu, ini kan sudah tengah malam. Malah mengganggu, lho,”
ujar ayah. Udin menangis. “Kita sendiri tak mampu mengobati. Kasihan
dia,” sahut ibu. “Baiklah, ayah ambil senter dulu. Kita pergi bersama saja.
Tum, bantu memakai mantel adikmu.”
Mereka pergi ke rumah Pak Mantri Bu mantri mengintip dari balik
jendela. “Oh, keluarga Pak Udin rupanya. Mari, mari silakan masuk.”
“Maaf , kedatangan kami mungkin mengganggu,” kata ayah.
“Ah, tidak kok. Ada apa, Bu?” Apa yang saya bisa bantu?” Tanya
Pak Mantri
“Begini, Pak Mantri. Udin menggaruk terus. Katanya kulitnya terasa
gatal dan perih,” ungkap, Ibu.
“Betul ,Pak mantri” Habis gatal sekali, huk.....,” Udin terisak-isak.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Bu, mantri membukakan pintu,
“Lho mengapa berbondong-bondong datang ke mari Bapak dan Ibu-ibu?”
“Maaf, Pak dan Bu Mantri. Ini masalahnya. Anak-anak semua
mengeluh gatal-gatal.” kata Pak Bakri, “Lho, kok sama dengan Udin?”
Ayah dan ibu Udin heran.
“Nah, saya ingin tahu. Bapak dan ibu sekalian. Di mana anak-anak
sering bermain?” tanya Pak Mantri.
“Tentu saja di Sungai Kelapa” jawab ayah Slamet. “Ya, Slamet dan
anak-anak lain juga main di sana,” sahut Pak Bakri.Semuanya mengiyakan.
“Setelah anak-anak mandi di sungai, apakah mereka mandi lagi di
rumah?” sambung Pak Mantri.
“Ah, Pak Mantri, tentu saja tidak,” ayah Udin menukas cepat. “Kan
sama saja mandi di sungai dan di rumah,” sahut Pak Eko.
Pak Mantri mengangguk. “Nah, coba saya periksa dulu kulitnya.” Ia
melihat bercak putih dan luka yang bernanah pada kulit anak-anak.
“Wah, rupanya anak-anak ini men-derita penyakit kulit,” kata
PakMantri.
“Masa rajin mandi masak bisa kena penyakit kulit, Pak Mantri?”
seru ayah Opi keheranan.
“Bapak dan ibu tahu persis Sungasi Kelapa, kan?” Airnya jernih
atau kotor?” tanya Pak Mantri.
TEMAN SEKOLAHKU
Pelaku : Dita, Ega, Ibu Ega, Esky, Sefi, Pak Darmawan
Babak I
Suasana kantin ibu Ega nampa sepi. Ega dan Ibunya asyik berbincang-bincang
sambil membersihkan warungnya. Tiba-tiba Ibu Ega ada perlu.
Ibu : “Nak… jjaga warung dulu sebentar ya…!”
Ega : “Lho, … Ibu mau ke mana ? Sebentar lagi kan banyak langganan kita
akan datang.”
7 - 26 Unit 7
Ibu : “Ibu ada urusan dengan Pamanmu, tak lama, paling lama hanya
setengah jam! “
Ega : “ Iya dech…. Bu!”
Pada saat itu suasana tampak sunyi dan sepi, tak seperti biasanya hanya
terlihat seorang gadis yang duduk di kantin. Tak lama kemudian seorang
anak datang menghampiri.
Dita : “Selamat pagi Ega (mengagetkan Ega)
Ega : (Dengan rasa gkaget menyapa Dita) “Eh…. Kamu Dit, pagi-pagi
sudah ngagetin aku…. Nggak ada kerjaan lagi apa?”
Dita : “Habis gue senang banget hari ini.”
Ega : “Kalau gitu bagi-bagi dong senangnya.”
Tiba-tiba Ibu Ega muncul datang menghampiri Ega dan Dita yang lagi
asyik ngobrol.
Ibu : “Eh …. Nak…. Dita sudah lama yach datanganya?”
Dita : “Tidak Bu… baru saja!”
Ega : “Bu! Aku sudah mau ke sekolah .”
Ibu : “Iya… hati-hati yah Nak dan jangan lupa belajar sungguh-sungguh
dan rajin di sekolah .”
Babak II
Ega dan Dita meninggalkan kantin dan menuju ke sekolah yang tidak
jauh dari rumahnya sambil ngobrol tentang temannya yang jatuh kemarin di
depan kelas V SD.
………………………………………………………………………………….
1. Sastra anak terdiri atas puisi, prosa, dan drama. Khusus puisi dan prosa
terbagi lagi atas beberapa ragam. Jelaskan perbedaan jenis sastra anak
tersebut!
2. Kalau Anda mengajarkan cerita di Sekolah Dasar, cerita yang bagaimana
ciri-cirinya yang Anda berikan kepada Anak untuk dipelajari atau
diapresiasi? Jelaskan!
LAYANG-LAYANG MILIKKU
S. Sukirnanto
Layang-layang milikku, kumanjakan kau
Membumbung di langit biru
Di alam raya bersama burung-burung yang bebas
Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang angkuh?
Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini
Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi
Sebab jarak antara kita akan semakin jauh
Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib
Layang-layang milikkku, kumanjakan kau
Membumbung di langit biru
Sampaikan salam: hidup teguh di sini
Nyanyian bumi dalam ujud puisi
LAYANG-LAYANG KESAYANGANKU
Haksan
Layang-layang kesayanganku
Bagian atasnya hijau
Bagian tengahnya kuning
Bagian bawahnya putih
Ekornya berwarna merah
Angkah indah kupandang
Pada hari Sabtu
Sesudah salat ashar
Saya dan kawan-kawanku
Pergi bermain laying-layang
Di tanah lapang
7 - 28 Unit 7
Rambu-rambu pengerjaan latihan.
1. Sebelum Anda menjawab bagian nomor pertama, baca secara saksama
materi yang mengupas jenis sastra anak.
2. Untuk mengerjakan latihan nomor dua Anda perlu mengingat unsur-
unsur yang membangun terwujudnya cerita dan dikaitkan dengan
eksistensi anak sebagai makhluk individu dan sosial dan
ketergantungannya pada lingkungan tertentu.
3. Untuk menjawab latihan nomor 3, Anda perlu mengingat secara cermat
unsur yang membangun suatu karya drama secara menyeluruh lalu
memberikan jawaban secara sistematik
4. Untuk menjawab latihan nomor empat, perlu Anda memperhatikan
sarana penyampaian gagasan, makna inti yang dikemukakan,
individualitas dan sosialitas peserta didik dan keberadaannya pada
tempat tertentu.
Rangkuman
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
...................................................
Saat angin semilir berembus, Pogi pergi berburu di hutan belantara yang
pepohonannya lebat dan rindang. Di hutan ia bertemu dengan seorang
pengembara dengan pakaian yang lusu dan kumal sedang membawa 3
pundi-pundi yang sarat dengan isi .
………………………………..
7 - 30 Unit 7
Besok kita main lagi
...................................
Puisi yang berjudul “Adikku” cocok dijadikan bahan dalam pembelajaran
apresiasi sastra di SD karena memenuhi ciri-ciri puisi anak-anak, khususnya
dari segi.......
A. Keterbacaan bahasa
B. Keterbacaan isi
C. Kesesuaian perkembangan usia
D. Bagian a, b, dan c
4. “Cerita itu mengarahkan anak pada petualangan, mengajari anak patuh pada
orang tua, benci pada ketidakjujuran.” Pernyataan tersebut menunjukkan
ciri yang berkaitan dengan..
A. latar
B. alur
C. tema
D. penokohan
5. “Kata-kata puisi dapat dipahami anak, tidak menggunakan kosa kata yang
bermakna kias dan konotatif, susunan kalimatnya sederhana” pernyataan
tersebut menggambarkan ciri......
A. keterbacaan bahasa
B. kterbacaan pesan
C. Kesesuaian perkembangan usia
D. kesesuaian lingkungan
6. Cerita yang bertemakan kehidupan keluarga yang dilukiskan secara
realistis,
dan cerita petualangan digemari oleh anak ....
A. Usia 6- 9 tahun
B. Usia 8 – 10 tahu
C. Usia 9 – 11 tahun
D. Usia 10 - 12 tahun
7. ...........................
Simin hanya tersenyum. “Min, katanya penyebab sakitmu itu karena
lewat pohon angker itu?” tanya Mamat.
“Ya, ibuku juga bilang begitu, tapi aku tak percaya,” jawab Simin.
“Huss, jangan ngomong gitu Min, kalau penunggu pohon itu
mendengar nanti marah lho,” kata Mamat dengan pelan.
....................
7 - 32 Unit 7
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Sudah dikerjakan semua soal di atas dengan baik, bukan? Bagus Sekali!.
Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes
formatif subunit 2 yang terdapat pada bagian akhir Unit 2 ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 2.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Tes Formatif 1
1. C Secara etimologi apresiasi berarti menilai
2. D Tingkatan apresiasi tidak ada yang berkaitan dengan mengo-
mentari, yang ada hanya mereaksi, menikmati, dan
menggemari
3. B Bila seseorang menunjukkan kegiatan bermakna tentang isi
cerita yang dibaca berarti berkaitan dengan pemahaman.
4. B Memasukkan secara berulang-ulang di majalah dinding
sekolah berarti telah berada pada tingkatan menghasilkan
5. B Jika mampu menunjukkan nilai keindahan puisi, prosa, drama
berati berkaitan dengan penguasaan aspek emotif
6. D Jika anak mampu menunjukan nilai keindahan puisi dan prosa
berkaitan tingkatan menikati.
7. A Apresiasi sastra secara langsung dapat meningkatkan wawasan
kemanusiaan, mengembangkan imajinasi, dan secara tak
langsung meningkatkan kesadaran berbahasa
8. A Berkaitan dengan kemampuan dan ketelitian terhadap
/pemahaman isi karya sastra
9. B Sesorang yang mampu menunjukkan berbagai suasana hati
seperti marah, sedih berarti memiliki kemampuan berkaitan
dengan aspek emotif
10. D Jika siswa mampu memahami isi suatu karya yang diiringi
dengan pemahaman mendalam berkaitan dengan tingkatan
penghayatan.
Tes Formatif 2
7 - 34 Unit 7
4. C Puisi yang berkaitan dengan masalah petualangan dan patuh
pada orang tua adalah berhubungan dengan tema
11. A Puisi yang yang di dalamnya tidak ada kata-kata yang bersifat
konotatif dan kias adalah berkaitan dengan aspek bahasa.
12. D Pada usia 9 – 12 anak lebih menyenangi cerita realistik dan
petualangan
13. B Cerita tersebut bisa saja terjadi dalamkehidupa keseharian
anak, berarti termasuk fiksi realistik.
14. C Anak laki-laki usia 6 -8 cenderung menguasai cerita bertema
petualangan
15. B Berkaitan dengan keterbacaan isi karena menyangkut sikap
hormat pada guru atau orang tua
10.C Bentuk karya sastra tersebut menggunakan cara dialog yang
dilakonkan berarti karya sastra drama.
segenap lingkungan sekeliling dan lalar belakang suatu cerita seperti waktu, tempat,
latar : dan suasana kejadian
7 - 36 Unit 7
Daftar Pustaka
Cullinan, Bernice. 1989. Literature and The Child. New York: Harcourt Brace
Jovanovich.
7 - 38 Unit 7