ARTIKEL
Semester : 1 (satu)
WAYANG POTEHI
PENGANTAR
1
PEMBAHASAN
Wayang potehi merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Cina.
Menurut beberapa sumber, wayang potehi merupakan hasil kreativitas 5 orang
napi terpidana mati pada zaman Dinasti Tang (618-917 SM) di Provinsi Hokkian.
Daripada sedih menunggu ajal, mereka memilih untuk menghibur diri. Mereka
kemudian memanfaatkan barang seadanya di penjara untuk membuat pertunjukan
wayang potehi. Boneka dibuat dari sisa-sisa kain bekas, dan untuk mengiringi
pertunjukan mereka menggunakan perkakas seadanya (panci, gelas, piring) untuk
digunakan sebagai alat musik. Di dalam panggung sederhana mereka
mementaskan pertunjukan wayang potehi. Mereka mementaskan cerita kehidupan
sehari-hari.
Pertunjukan wayang kain ini banyak disukai orang. Lalu pada suatu hari
berkunjunglah seorang pejabat Negara, ternyata ia menyukai wayang potehi.
Kabar ini terdengar sampai ke telinga Kaisar. Hingga akhirnya Kaisar memanggil
mereka dan membebaskan mereka dari hukuman mati. Mereka diminta untuk
berkeliling ke seluruh negeri untuk mempromosikan wayang potehi.
Kata wayang potehi sebenarnya tersusun dari dua kata yang memilki asal
berbeda. Kata wayang berasal dari Jawa yang artinya bayangan, sedangkan potehi
berasal dari tiga kata dialek Hokkian yaitu Poo (kain), Tay (kantung), dan Hie
(wayang). Sesuai dengan namanya, boneka pada wayang potehi berasal dari kain,
mirip dengan tokoh Si Unyil di Indonesia. Cara memainkannya pun serupa, yaitu
dengan memasukkan jari tangan pada kantung kain pada boneka dan
menggerakkannya sesuai dengan cerita yang dimainkan. Tiap karakter memilki
busana yang berbeda.
2
gendang, dan suling. Mereka menjalankan tugasnya di balik panggung sederhana.
Kini kisah-kisah yang dipentaskan tidak hanya tenatng kehidupan sehari-hari,
namun juga seputar kehidupan di kerajaan juga cerita tentang dewa-dewa. Waktu
yang dibutuhkan pun tidak lama, hanya sekitar 120 menit untuk satu kali babak.
Wajah boneka wayang potehi diberi warna sesuai dengan karakter yang
dimiliki sang tokoh. Misalnya tokoh dewa wajahnya diberi warna emas,
sedangkan hakim wajahnya berwarna hitam. Lain halnya dengan rakyat jelata
yang wajahnya berwarna coklat polos.
3
Biasanya pada boneka wayang potehi juga mengenakan tutup kepala dan
alas kaki. Tutup kepala dan alas kaki yang dikenakan menyesuaikan kedudukan
sosial dari tokoh tersebut. Tutup kepala dari seorang raja atau kaisar misalnya,
disebut first grade cap. Sedangkan rakyat jelata yang tidak memilki kedudukan
tidak memilki tutup kepala. Warna dari tutup kepala menyesuaikan dengan warna
busana yang dikenakan oleh tokoh.
Tokoh-tokoh dalam wayang potehi antara lain Lie Si Bin sebagai raja, Sie
Djin Koei sebagai ksatria, Dewi Kwan Im Poo Sat sebagai dewa, dan Lo An
sebagai rakyat jelata. Karakter dan sifat mereka dapat tergambar melalui pakaian
yang mereka kenakan.
Lie Si Bin sebagai raja mengenakan tutup kepala yang hanya dimiliki oleh
raja, yang dinamakan first grade cap. Wajahnya berwarna putih polos. Pakaian
yang dikenakan berwarna kuning dengan motif naga dan cakar 5. Naga
melambangkan kekuatan, keadilan dan kebahagiaan. Sedangkan cakar 5
menandakan bahwa ia adalah seorang rja. Warna kuning menyatakan bahwa yang
mengenakan memilki kejayaan, kebesaran, dan keemasan. Sehingga dapat
diketahui bahwa karakter Lie Si Bin adalah raja yang adil.
Warna putih mendominasi busana dari Sie Djin Koei, tampak menrik
dengan dihiasi motif sing, kepiting, teratai, dan satu lagi motif yang diduga
sebagai motif ombak. Warna puutih menggambarkan bahwa yang mengenakan
busana memilki sifat suci, murni, bertanggung jawab, dan bersih. Motif singa
melambangkan kejujurn dan keadilan, motif teratai melambangkan keindahan dan
kepiting melambangkan intelektual yang tinggi. Sehingga karakter tokoh tersebut
adalah ksatria yang jujur dan baik hati, mau menolong kaum lemah.
4
Dewi Kwan Im Poo Sat sebagai dewa mengenakan kostu berwarna kuning.
Warna tersebut dipadu dengan motif bunga teratai, dan burung Hong. Bunga
teratai pada busana mennggambarkan keindahan. Sedangkan burung Hong
mengandung makna tentang keseimbangan, keadilan, keindahan, dan
memberantas kejahatan. Kuning berarti keemasan, dan kejayaan. Dari penjelasan
tadi dapat diketahui bahwa karakter Dewi ini suci, baik, dan penyabar.
Berbagai karakter dari setiap tokoh mampu digambarkan dengan apik oleh
pencipta dalam tampilan boneka wayang potehi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sang pembuat memilki ketertarikan terhadap seni yang tinggi. Detil-detil kecil
sungguh diperhatikan dengan baik. Sehingga dapat menciptkan pertunjukan
wayang potehi yang menarik bagi semua kalangan.
Sumber: Wikipedia
5
Sumber: BBC Indonesia
6
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, Dara. 2010. Deskripsi dan Intepretasi Warna dan Motif Busana
Boneka Wayang Potehi. Skripsi. Universits Indonesia
www.tempo.co/read/news/2013/02/08/113459969/Melirik-Kebudayaan-Wayang-
Potehi-di-Makassar, diakses pada 19 Oktober 2013
www.bbc.co.uk/indonesia/multimedia/2013/08/130809_galeri_wayang_potehi.sht
ml, diakses pada 20 Oktober 2013
sejarah.kompasiana.com/2012/02/29/wayang-potehi-bertahan-dalam-perjalanan-
panjang-dan-sejarah-yang-kelam-439116.html, diakses pada 20 Oktober
2013