Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Arya Mahesa

NIM : 1211010077
Matkul : Etika Terapan
Kelas : AFI 4B

Wayang golek
Berkembang di Jawa Barat

Deskripsi
Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di pulau Jawa
dan Bali. Berdasarkan sebuah Naskah Jawa Kuno, yang kemudian diterbitkan
Pradnya Paramita pada tahun 1981, mengatakan bahwa wayang bermula dari
khayalan ataupun gagasan tentang bayangan manusia yang dapat ditonton. Wayang
sendiri berasal dari kata wayangan yang artinya adalah bayangan yang memiliki
maksud mempertontonkan sebuah lakon lewat bayangan. Pada mulanya, wayang
hanya merupakan hasil khayalan ataupun gagasan yang dilukiskan dalam sebuah
daun Tal (ron Tal) yang kemudian mempertontonkan hasil lukisan tersebut lewat
bayangan. Mempertontonkan lewat bayangan dilakukan dengan memantulkan
lukisan tersebut di atas kain putih dan hanya diterangi lampu. Hal ini membuat
orang lain dapat melihat lukisan tersebut dalam bentuk bayangan.Di Jawa Barat,
selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek . Istilah
golek dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata golek bermakna
'mencari', sebagai kata benda golek bermakna boneka kayu. Berkenaan dengan
wayang golek, ada dua macam di antaranya wayang golek papak (cepak) dan
wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang orang yang
merupakan bentuk seni tari drama yang ditarikan manusia, kebanyakan bentuk
kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan
yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawagu dan lain-lain.

Makna Filosofis Wayang Golek


Wayang Golek banyak sekali mengandung makna makna filosofi. Baik itu dari
pewarnaan, bentuk, dan juga pada pertunjukan seni wayang golek. Wayang golek
mengandung makna simbolik, dimana watak manusia terdiri atas 2, yaitu watak
Baik dan watak jahat. Tokoh tokoh dalam wayang golek juga mengandung banyak
sekali makna. Tokoh semar itu adalah inti dari rasa manusia "kehambaan" makanya
berwana hitam sama putih. Jadi ada niai kejujuran, keadilan, dan juga ada jiwa yang
tidak bisa diajak boog. Hal ini dapat menanglukkan marketer Cepot yang berwarna
merry yaitu amarah. Jawala itu adalah nafsu. Nafsu pada Jawala itu contohnya
adalah cinta jabatan, kekayaaan, cinta dunia dan takut mati. Sedangkan Gareng
adalah nafsu kesombongan ditandai dengan cara bicara yang kasar.

Makna yang bisa diambil dalam kehidupan kita


Wayang golek sebagai suatu kesenian tidak hanya mengandung nilai estetika
semata, tetapi meliputi keseluruhan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat
pendukungnya. Nilai-nilai itu disosialisasikan oleh para seniman dan seniwati
pedalangan yang mengemban kode etik pedalangan. Kode etik pedalangan tersebut
dinamakan "Sapta Sila Kehormatan Seniman Seniwati Pedalangan Jawa Barat".
Rumusan kode etik pedalangan tersebut merupakan hasil musyawarah para seniman
seniwati pedalangan pada tanggal 28 Februari 1964 di Bandung. Isinya antara lain
sebagai berikut :
1. Seniman dan seniwati pedalangan adalah seniman sejati sebab itu harus
menjaga nilainya.
2. Mendidik masyarakat. Itulah sebabnya diwajibkan memberi contoh, baik
dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku.
3. Juru penerang. Karena itu diwajibkan menyampaikan pesan-pesan atau
membantu pemerintah serta menyebarkan segala cita-cita negara bangsanya
kepada masyarakat.
4. Sosial Indonesia. Sebab itu diwajibkan mengukuhi jiwa gotong-royong
dalam segala masalah.
5. Susilawan. Diwajibkan menjaga etika di lingkungan masyarakat.
6. Mempunyai kepribadian sendiri, maka diwajibkan menjaga kepribadian
sendiri dan bangsa.
7. Setiawan. Maka diwajibkan tunduk dan taat, serta menghormati hukum
Republik Indonesia, demikian pula terhadap adat-istiadat bangsa.

Anda mungkin juga menyukai