Anda di halaman 1dari 6

Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi adalah sebuah perubahan penyakit yang tak di inginkan timbul setelah penyakit

yang sudah ada.


Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi

Diabetes Mellitus terbagi menjadi 2 yaitu Komplikasi akut dan Komplikasi kronis. Menirut

PERKENI,2011 komplikasi DM dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu

1. Komplikasi Akut

Komplikasi akut adalah komplikasi akut pada DM yang penting dan berhubungan

dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka waktu yang pendek.

Komplikasi akut dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Hipoglikemia, adalah kadar gula darah seseorang di bawah nilai normal (<50 mg/dl).

Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM Tipe 1 yang dapat dialami 1-2

kali per minggu, kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak

dapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi dan bahkan dapat mengalami

kerusakan.

b. Hiperglikemia, adalah apabila kadar glukosa darah meningkat secara tiba-tiba, dapat

berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain Ketoasidosis

diabetik, Koma Hiper Osmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.
Sumber : PERKENI,2015

1) Ketoasidosis diabetik

KAD adalah suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan

peningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon

pertumbuhan).

2) Koma Hiperosmolar Non Ketotik

Ditandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari 600 mg,

tanpa ketosis yang berarti dan osmolaritas plasma melebihi 350 mosm. Keadaan ini

jarang mengenai anak-anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin dependen karena

pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi KAD, sedang pada DM tipe 2

dimana kadar insulin darah nya masih cukup untuk mencegah lipolisis tetapi tidak

dapat mencegah keadaan hiperglikemia sehingga tidak timbul hiperketonemia.


2. Komplikasi Kronis

Komplikasi kronis adalah dimana saat orang mengalami DM pada dasarnya terjadi

pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh ( Angiopati Diabetik )

a. Komplikasi Makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang pada

penderita DM adalah trombosit otak ( pembekuan darah pada sebagian otak ),

mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif dan stroke.

b. Komplikasi Mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada penderita

DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati ( kebutaan ) neuropati.

 Nefropati

Kerusakan saraf adalah komplikasi DM yang paling sering terjadi. Dalam jangka waktu yang

cukup lama, kadar glukosa dalam darah akan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang

berhubungan langsung ke saraf. Akibatnya, saraf tidak dapat mengirimkan pesan secara

efektif. Keluhan yang timbul bervariasi,yaitu nyeri pada kaki dan tangan, gangguan

pencernaan, gangguan dalam mengkontrol BAB dan BAK, dan lain-lain.

Manifestasi klinisnya dapat berupa gangguan sensoris, motorik, dan otonom. Proses

terjadinya komplikasi neuropati biasanya progresif, di mana terjadi degenerasi serabut

serabut saraf dengan gejala nyeri, yang sering terserang adalah saraf tungkai atau lengan

(UNPAD, 2009).

 Retinopati Diabetes

Mekanisme perkembangan mikroangiopati berkaitan dengan perubahan perubahan yang

terjadi pada ultrastruktur, biokimia, dan proses hemostatis. Termasuk ke dalamnya penipisan
lapisan membran kapiler. Beberapa studi menunjukkan bahwa hiperglikemia kronik memiliki

kontribusi dalam menyebabkan terjadinya retinopati diabetes.

Retinopati diabetes adalah penyakit mata yang sering terjadi pada penderita DM. Retinopati

diabetik biasanya berkembang menjadi beberapa tingkatan pada kebanyakan penderita

diabetes tipe I dan sejumlah penderita DM tipe II (Medicastore, 2008). Retinopati diabetes

merupakan penyebab kebutaan yang utama pada kelompok usia kerja di Inggris dan di

banyak negara berkembang lainnya. Peningkatan jumlah pasien DM di dunia akan

mendorong retinopati diabetes sebagai penyebab kebutaan terbesar (Steele, 2008). Retinopati

diabetik lebih sering terjadi pada penderita DM yang tergolong ”insulin-dependent”

dibandingkan mereka yang “non-insulin dependent”. Walaupun demikian, mengingat jumlah

penderita yang tergolong ke dalam non insulin dependent jauh lebih banyak, yaitu mencapai

sembilan kali lebih banyak, maka jumlah non-insulin dependent yang mengalami retinopati

akan lebih banyak .

Ada tiga stadium utama pada retinopati diabetes yaitu :

a. Retinopati Nonproliferatif

Retinopati nonprliferatif merupakan stadium awal dari proses penyakit ini. Selama menderita

DM, keadaan ini menyebabkan dinding pembuluh darah kecil pada mata melemah sehingga

dapat menimbulkan tonjolan kecil (mikroaneurisme). Tonjolan ini sangat mudah pecah dan

mengalirkan cairan dan sejumlah protein ke dalam retina sehingga menimbulkan bercak

berwarna abu-abu atau putih. Endapan lemak protein yang berawarna putih kekuningan juga

terbentuk pada retina. Perubahan ini mungkin tidak mempengaruhi penglihatan kecuali cairan

dan protein dari pembuluh darah yang rusak dapat menyebabkan pembengkakan pada pusat

retina (makula). Keadaan ini disebut edema makula, yang dapat memperparah penglihatan

seseorang. (Perkeni,2015)
b. Retinopati Praproliferatif

Keadaan ini merupakan lanjutan dari retinopati nonproliferatif dan merupakan pencetus

terjadinya retinopati proliferatif yang cukup serius. Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa

10 % - 50 % pasien DM dengan retinopati akan menderita retinopati proliferatif dalam jangka

waktu 1 tahun. Perubahan visual yang terjadi pada stadium ini juga disebabakan oleh edema

makula.

c. Retinopati Proliferatif

Retinopati proliferatif diawali dengan terdapatnya pertumbuhan abnormal pembuluh darah

baru pada permukaan retina sebagai bentuk kompensasi iskemia yang terjadi pada retina.

Pembuluh darah yang abnormal ini mudah pecah sehingga dapat menyebabkan perdarahan

pada pertengahan bola mata, atau sering disebut dengan istilah perdarahan vitreus, yang dapat

menghalangi penglihatan (Steele, 2008). Konsekuensi lain dari perdarahan vitreus ini adalah

terbentuknya jaringan parut fibrosa yang disebabakan oleh reabsorpsi darah ke dalam korpus

vitreus. Jaringan parut ini dapat menarik retina sehingga terjadi pelepasan retina, atau disebut

dengan istilah ablasio retina, dan akhirnya dapat mengakibatkan kebutaan.

UNPAD. (2009).Sulfonylurea sebagai Pilar Penatalakasanaan Diabetes Mellitus Tipe 2


dalam Pencegahan Komplikasi Penyakit kardiovaskuler. Diakses tanggal 26 januari 2018

Steele Ric G.,Nelson T.D.,&JelalianE.2008.PediatricObesityTrends andEpidemiology.In


Elissa Jelalian dan Ric G.Steele (Ed.).Handbook

Medicastore. (2008).Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan. Diakses tanggal 26 januari 2018.


http://medicastore.com/diabetes/komplikasi_diabetes_mellitus.php

PERKENI.2015.Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MellitusTipe 2 di Indonesia.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai