Anda di halaman 1dari 25

Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol 5, No. I, Juni 2004, hal 57 - 80

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA


TANAH UNTUK PENGGUNAAN PERUMAHAN
(STUDI KASUS: KECAMATAN BANYUMANIK)
I
Triana Kurniwati
I
Bagio Mudakir
I
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRACT
Semarang city is densely populated that demand of settlement will increase
continually, but land in city center is very limited and even it is scarce, therefore the
land price which is placed in city center is high. That is why many inhabitant of
Semarang city prefer to live in outskirts of the city. The shifting of land demand to the
outskirts is also followed by increasing of land price in outskirts, it causes the land
price in outskirts is uncontrolled.
The research takes location in Banyumanik area. This research area consists of 7
districts, that are Jabungan, Pudak Payung, Banyumanik, Srondol Kulon, Pedalangan,
Ngesrep, and Gedawang district. The sample total is one hundred (JOO). The data is
analyzed by using multiple linear regression model with ordinary least square method
(OLS).

Keywords: land price, land demand, settlement, outskirts

PENDAHULUAN perkotaan dan seputar kota meningkat. Dari


penelitian yang dilakukan oleh Luxmon
Setiap negara di dunia melakukan
Wongsuphasawat (1998) di beberapa kota di
pembangunan. Pembangunan dilakukan untuk
Thailand, menunjukkan bahwa kenaikan harga
menuju ke arah yang lebih baik. Pembangunan
tanah selama satu dekade terakhir mencapai
yang dilakukan pada umurnnya bertujuan
hampir 500 persen dari harga sebelumnya. Hal
untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya,
ini dimungkinkan adanya perkembangan kota
pertumbuhan ekonomi, perekonomian yang
dan pertumbuhan industri sehingga permintaan
maju dan mensejahterakan masyarakatnya.
tanah di perkotaan dan daerah seputar kota
Indonesia yang termasuk ke dalam negara
berkembang juga melakukan pembangunan. meningkat. Masyarakat tertarik tinggal di
Dalam melakukan proses pembangunan ini daerah seputar kota, tempat industri dan
banyak daerah-daerah yang berkembang. dimana kegiatan ekonomi lainnya berkembang.
Tujuan masyarakat untuk tinggal di pusat kota
Terjadinya urbanisasi, ruralisasi dan adalah untuk menghemat biaya transportasi
aglomerasi di sebagian negara sedang dan memudahkan aktivitas keseharian mereka
berkembang akan mempengaruhi harga tanah (aksesbilitas). Pada awal perkembangan kota,
terutama di daerah seputar perkotaan. Adanya masyarakat yang tinggal di seputar kota adalah
perkembangan kota dan pertumbuhan industri para pekerja industri yang tengah berkembang,
menyebabkan permintaan tanah di daerah
58 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. 1, Juni 2004
terutama industri manufaktur dan industri alat dengan rumah-rumah yang tidak berbatasan
logam dasar. dengan lapangan golf
Seiring dengan perkembangan industri Hubungan antara harga jual tanah dengan
dan pusat kegiatan ekonomi, seperti pusat faktor yang mempengaruhinya amat menarik.
perbelanjaan, perkantoran, station bis dan Karena segala aktivitas manusia di atas bumi
kereta api, serta penginapan mengakibatkan tergantung tanah yang merupakan sumber daya
terjadinya kepadatan penduduk di perkotaan. yang diperlukan oleh setiap orang. Hubungan
Di satu sisi hal ini mengakibatkan kenaikan antara lokasi suatu tanah yang merupakan
harga tanah di perkotaan tapi di sisi lain juga sumber daya yang diperlukan setiap orang
menyebabkan ekstemalitas negatif berupa dengan harga tanah merupakan ha! yang
kemacetan, perrnukiman kumuh, polusi dan menarik. Tanah memiliki keunikan tersendiri
masalah-masalah sosial lainnya. Gerald A. karena suatu tempat dengan ternpat lain memiliki
(Carlino 1998) menganalisis pola perkemba• karakteristik yang berbeda. Tanah memiliki sifat
ngan kota dan perubahan harga tanah di pusat yang tidak dapat bertambah sumberdayanya (luas
kota AS. Menurutnya, perubahan harga tanah tanah terbatas) di sisi lain permintaan tanah terus
di pusat kota dipengaruhi oleh tingginya bertambah sejalan dengan pertumbuhan penduduk
kesempatan kerja dan aktivitas ekonomi yang pesat. Menurut Ian Levy ( 1985) menyatakan
perkotaan (sekitar 85%) yang mendorong para variabel utama yang menentukan nilai tanah
pekerja untuk tinggal dan menetap di perkotaan. adalah berkaitan dengan Jokasi tanah yang
Layaknya perkembangan sebuah kota, memiliki aksesbilitas atau jarak suatu lokasi
pembangunan area perrnukiman sebuah kota suatu tanah dengan pusat kota dan pusat kegiatan
dan komersial cenderung akan meningkat pula. ekonomi (Central Business District). Ian Levy
Hal ini tentu saja akan memunculkan sejalan dengan teori bid rent yang menyatakan
permasalahan yang berkaitan dengan pasar bahwa harga tanah dipengaruhi oleh jarak
tanah yaitu supply tanah bersifat inelastis yang terhadap pusat kota. Semakin dekat suatu lokasi
mengakibatkan peningkatan harga tanah secara tanah dan bangunan dari pusat kota. Maka
berkelanjutan. Selanjutnya pola tersebut akan harga tanah semakin tinggi dan begitu pula
menggeser permintaan tanah ke daerah sebaliknya. Dalam penjelasan di atas dapat
pinggiran atau akan terjadi perubahan diketahui bahwa terdapat banyak faktor yang
peruntukan tanah tertentu menjadi permukiman mempengaruhi harga tanah untuk kebutuhan
dan komersial. perumahan, maka dalam penelitian ini dipilih
Penentuan harga tanah, bukan semata• faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah
mata akibat interaksi antara permintaan dan untuk penggunaan perumahan.
penawaran saja, namun lcbih ditentukan oleh Harga tanah di pusat kota dan yang
karakteristik tanah pada lokasi tertentu. mendekati pusat kota mengalami kenaikan
Berdasarkan permintaan dan penawaran tersebut yang darstis yang mengakibatkan harga tanah
maka terjadi apa yang disebut harga pasar. di pusat kota dan yang mendekati pusat kota
Dengan demikian dapat dikatakan harga pasar tinggi. Hal ini berdampak dengan bergesemya
merupakan kesepakatan antara pembeli dan permintaan tanah ke daerah pinggiran. Tetapi
penjual dengan mengingat karakteristik tertentu bergesemya permintaan tanah ke daerah
dari tanah tersebut. Penelitian Grudnitski dan pinggiran juga diikuti oleh kenaikan harga
Do (I 997: 261-266) tentang penyesuaian nilai tanah di daerah pinggiran. Hal ini dikarenakan
rumah- rumah yang terletak berbatasan dengan ketika para pengembang masuk membeli tanah
lapangan golf menyimpulkan bahwa rumah- untuk kebutuhan perumahan memang harga
rumah tersebut mempunyai harga yang lebih tanah masih rendah. Tetapi kemudian
tinggi bila dibandingkan
Triana K & Bagio Mudakir-Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 59
pengembang melakukan pengembangan Iahan rungan demikian mengakibatkan terjadinya
dan perbaikan fasilitas umum sehingga pembangunan dan perbaikan sarana prasarana
mendorong harga menjadi naik. Sehingga dan pengembangan lahan di daerah pinggiran.
kenaikan harga tanah dan fasilitas umum yang Hal tersebut mengakibatkan harga tanah di
ada tidak dapat dinikmati oleh pemilik lahan daerah pinggiran menjadi naik. Berdasarkan
karena mereka telah menjual tanahnya. Hal ini latar belakang di atas maka perumusan
menguntungkan para pengembang dan spekulan masalah dalam penelitian ini adalah tidak
tanah. Pada tahap lebih lanjut hal ini dapat terkendalinya harga tanah di daerah pinggiran
memunculkan daerah kumuh dan permukiman liar (suburban). Hal ini dapat berarti tidak
dikarenakan masyarakat berpenghasilan rendah terkendalinya harga tanah disebabkan oleh
yang bermukim di derah pinggiran terkena pembangunan dan perbaikan fasilitas publik di
imbas kenaikan harga terse but. daerah pinggiran yang diikuti oleh kenaikan
Menurut Rencana Tata Ruang dan harga tanah.
Wilayah (RT & RW) Kotamadya Semarang Tujuan dari penelitian ini adalah:
tahun 1995-2005 Kecamatan Banyumanik 1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang
termasuk dalam wilayah pengembangan (WP) mempengaruhi harga tanah.
III Bagian Wilayah Kota (BWK) yang
direncanakan untuk kawasan khusus militer 2. Untuk menganalisis pengaruh faktor
dan pengembangan permukiman. Pengemba• waktu tempuh lokasi tanah dengan pusat
ngan Wilayah Daerah Kota Semarang kegiatan ekonomi di Kecamatan
merupakan salah satu daerah yang dijadikan Banyumanik, dimana dalam penelitian ini
sebagai pusat pertumbuhan permukiman. pusat kegiatan ekonomi yang diambil
Perencanaan daerah perumahan pada hakekat• adalah Pasar Jati, jarak lokasi tanah
nya merupakan upaya untuk mengimbangi dengan jalur transportasi umum, status
pertambahan penduduk dan pencegahan kepemilikan tanah terhadap harga tanah
konsentrasi pemusatan penduduk sehingga dan \okasi tanah pada klasifikasi kelas
tercipta pemerataan penduduk di Kota jalan terhadap harga tanah di Kecamatan
Semarang, letak kecamatan Banyumanik yang 3. Banyumanik
Untuk menganalisis faktor manakah yang
strategis berada di daerah pinggiran, yaitu paling dominan dalam menentukan harga
berada di antara kecamatan Tembalang dan tanah.
Kecamatan Gunung Pati. Dan berbatasan pula
dengan Ungaran. Kita ketahui kota Semarang
METODE PENELITIAN
merupakan daerah yang padat penduduknya,
sehingga permintaan terhadap permukiman • Variabel Penelitian dan Definisi
akan terns meningkat, akan tetapi lahan di Operasional Variabel
pusat kota sangatlah terbatas dan tergolong Variabel penelitian dan definisi operasional
langka oleh karena itu harga lahan yang variabel penelitian ini adalah:
letaknya dengan pusat kota mahal. Karena
alasan tersebut makin banyak penduduk kota l. Harga tanah yang digunakan dalam
Semarang yang lebih memilih tinggal di penelitian ini merupakan harga tanah yang
daerah pinggiran, sa\ah satunya di Kecamatan didasarkan kepada harga transaksi antara
Banyumanik. penjual dan pembeli yang dicatat oleh
camat dan Pejabat Pembuat Akte Tanah
Pergeseran permintaan tanah ke daerah (PPA T) yang dilaporkan kepada Kantor
pinggiran diakibatkan semakin tingginya harga Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP•
tanah mendekati pusat kota. Adaya kecende- PBB) secara berkala dalam kurun waktu

60���������������Jurnal Ekonomi Pembangumm, Vol. 5, No. I, Juni 2004
bulanan dan juga harga tanah yang terdapat 5. Lokasi Tanah pada kelas jalan
di Kantor Kecamatan Banyumanik. Adapun Lokasi Tanah pada kelas jalan menunjuk•
satuan hitung untuk variabel ini adalah kan letak/lokasi tanah pada ernpat kriteria/
harga tanah per meter persegi. Nilai tanah kelas jalan yaitu, jalan protokol, jalan
adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan ekonomi, jalan lingkungan, dan jalan gang.
atau memproduksi secara langsung yang Ernpat kriteria/kelas jalan mempunyai arti,
memberikan keuntungan ekonomis, dapat bahwa semakin lebar jalan di depan suatu
juga diartikan taksiran nilai tanah yang properti tanah akan semakin tinggi harga
merupakan pencerminan harga yang tanahya. Lokasi tanah pada kelas jalan
didasarkan oleh kemauan pemilik untuk dengan skor 4-1. Dimana :
menjual sebidang tanah (Rp!m\ 4 untuk jalan protokol
2. Waktu tempuh lokasi tanah ke pusat 3 jalan ekonomi
kegiatan ekonomi, merupakan variabel
aksesbilitas yang menunjukkan kemudahan 2 jalan lingkungan
dalam mencapai pusat aktifitas ekonomi. jalan gang
Dalam penelitian 1111 pusat kegiatan
ekonomi di Kecamatan Banyumanik adalah • Penentuan Sampel
Pasar Jati. Dikarenakan tingkat kepadatan
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari
jalan pada waktu pengumpulan data sangat
unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga
bervariatif. Untuk mengukur waktu tempuh ke
(Masri Singrimbun dan Sofian Efendi.
pusat kegitaan ekonomi (Pasar Jati) dengan
1982: 152). Populasi adalah keseluruhan unsur•
menggunakan kendaraan roda dua. Maka
unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri
satuan hitung variabel ini adalah waktu
atau karakteristik yang sama. Populasi dalam
tempuh ke pusat kegiatan ekonomi dalam
penelitian ini adalah Keseluruhan transaksi jual
hitungan menit.
beli yang terjadi di wilayah Kecamatan
3. Jarak lokasi tanah dengan jalur transportasi Banyumanik.
umum merupakan jarak terdekat lokasi
Sampel adalah sebagian dari populasi
tanah dengan jalur transportasi umum
yang karakteristiknya hendak diselidiki dan
bcrupa bus atau angkutan kota (angkot).
dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi
Jarak lokasi tanah dengan jalur yang
dimana jumlah sampel lebih sedikit dari
dilewati oleh transportasi umum. lni
populasi (Djarmanto dan Pangestu Subagyo.
berkaitan dengan kemudahan dalam
1998:95).
melakukan aktivitas/ mobilitas, sehingga
keberadaan lokasi tanah yang dekat sarana Berdasarkan hukum permintaan dan
transportasi umum akan menyebabkan penawaran tanah bahwa karena permintaan
harga tanah bernilai/tinggi. Adapun satuan tanah yang terus meningkat sedangkan
jarak yang digunakan adalah meter. penawaran tetap maka harga tanah akan terus
naik. Maka yang dijadikan penelitian adalah
4. Satus Tanah
data mengenai transaksi jual beli tanah yang
Untuk menghindari bias dalam perhitungan
terbaru, yang paling mendekati ketika
harga tanah, maka diperlukan variabel
penelitian uu dilaksanakan dan untuk
boneka (dummy variabeh untuk membeda•
menganalisa lebih jauh pergerakan harga tanah
kan status kepemilikan tanah. Angka I
maka dipilih data transaksi jual beli tanah
untuk tanah bersertifikat hak milik (SHM)
tahun 2002 dari bulan Januari sampai dengan
dan angka O diberikan untuk tanah clengan
bulan Desember dan data tahun 2003 dari
status lain-lain.
Triana K. & Bagio Mudakir-Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 61
bulan Januari sampai dengan bulan September (cross section). Data transaksi jual beli tanah
yang dianggap selama satu periode. di Kecamatan Banyumanik yang masuk ke KP
Adapun penentuan jumlah sampel dalam Pajak Bumi dan Bangunan selama satu periode
penelitian ini menggunakan cara menurut Rao yaitu, data tahun 2002 dari bulan Januari
( I 996) dengan rum us sebagai berikut: sampai dengan bulan Desember dan data tahun
2003 dari bulan Januari sampai dengan bulan
N September. Sumber data yang digunakan dapat
n=----- diklasifikasikan sebagai data utama (primary
1 + N(MOE)2
data) dan data pendukung (secondary data).
n Jumlah Sampel
Adapun data utama yang digunakan dalam
N Populasi penelitian ini adalah:
MOE Margin of Error Maksimum yang I . Data primer
masih bisa ditoleransi yang biasanya Data primer adalah sumber data penelitian
ditetapkan sebesar IO %. yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli tanpa melalui media perantara (Anto
Berdasarkan rumus tcrsebut dapat
Dajan, 1986). Data primer yang dikumpulkan
diketahui:
melalui penelitian ini adalah harga tanah yang
N 1858 diperoleh melalui pengamatan Iangsung ke
jumlah laporan mengenai transaksi lokasi penelitian, dimana obyek tanah tersebut
jual beli tanah di Kecamatan berada dengan teknik wawancara dengan
Banyumanik yang masuk ke KP responden. Untuk jarak ke pusat kegiatan
Pajak Bumi dan Bangunan selama ekonomi dihitung dengan roda dua melalui
satu periode yaitu, data tahun 2002 jarak terdekat, alat Bantu: peta Kota Semarang,
dari bulan Januari sampai dengan dan sebagainya.
bulan Desember dan data tahun 2. Data Sekunder
2003 dari bulan Januari samapi Data sekunder adalah data sumber data
dengan bulan September.. penelitian yang diperoleh dengan cara tidak
MOE = 10% langsung atau dengan media perantara dimana
data itu diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
Bila dimasukan ke dalam rumus: Adapun data sekunder dalam penelitian ini
1858 meliputi Data gambaran umum kecamatan
n=------ Banyumanik, Data jumlah penduduk di
1 + 1858 (0,1)2
Kecamatan Banyumanik, Data tentang
n = 99,47"" 100 fasilitas-fasilitas yang ada di Kecamatan
Banyumanik, Data mengenai status kepemilikan
Sehingga dalam penelitian ini, jumlah tanah dari Kecamatan Banyumanik dan KP•
sampel yang hams diambil minimal adalah PBB Kota Semarang, Data mengenai kelas
sebesar 100. Berdasarkan perhitungan sampel jalan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum
di atas, maka ditetapkan jumlah sampel yang (DPU) Kota Semarang, Data yang menunjang
diambil sebesar I 00 data transaksi jual beli penelitian ini diperoleh dari Kantor Agraria
tanah. Kota Semarang, Laporan bulanan Camat,
laporan PPAT (pejabat pembuat akte tanah)
• Jenis Data dan Sumber Data kepada KP-PBB Kota Semarang,' Kantor
Data yang digunakan dalam penelitian ini Kecamatan Banyurnanik, Kantor Dinas
dapat dikategorikan sebagai data kerat lintang Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang,
62 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. I, Juni 2004
BAPPEDA Kota Semarang, BPS Kota pada faktor ekonomi, lingkungan serta lokasi
Semarang, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan asumsi seluruh wilayah penelitian
dan Kantor pertanahan Kota Semarang. memiliki karakteristik faktor legalitas
pemerintah dan politik yang sama, dengan
• Metode Pengambilan Sampel demikian fungsi dapat diubah menjadi:
Sampel yang diambil menggunakan
metode accidental sampling. Accidental HT= f (E, L, S, P)
sampling adalah teknik memilih sebuah sampel
berdasarkan penilaian subyektif dari peneliti. Faktor lokasi dan faktor ekonomi yang
Pemilihan anggota sampelnya dilakukan akan diteliti adalah lokasi tanah pada kelas
berdasarkan data yang tersedia atau seadanya jalan, jarak ke cbd, jarak ke jalur transportasi
(Marzuki, BP FE UII 1996:46). umum dan status tanah merupakan faktor
Accidental sampling merupakan non formal yang berkaitan dengan pemerintah.
probability sampling dimana setiap anggota
sampelnya mempunyai peluang yang tidak HT = f (Jar Pst Ek, Jar Tnh, Status Tnh, LTKJ)
sama untuk diambil menjadi anggota sampel.
)

Anggota sampel yang diambil berdasarkan HT harga tanah (Rp/m2


tujuan dari penelitiannnya. Jar Pst Ek jarak ke pusat ekonomi (menit)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jar Tnh jarak ke jalur transportasi
Kecamatan Banyumanik yang terdiri dari 11 umum (meter)
kelurahan yang diambil menjadi daerah Status Tnh status tanah
penelitian sebanyak 7 kelurahan yaitu LTKJ lokasi tanah pada klasifikasi
Kelurahan Pudak Payung, Kelurahan kelasjalan
Banyumanik, Kelurahan Jabungan, Kelurahan

Srondol Kulon, Kelurahan Pedalangan, Alat regresi berganda ini digunakan untuk
Kelurahan Gedawang, Kelurahan Ngesrep. mengetahui pengaruh empat variabel bebas
Ketujuh kelurahan tersebut dianggap telah terhadap satu variabel tergantung. Model yang
mewakili harga tanah di Kecamatan disajikan dalam analisis ini:
Banyumanik.
Besamya sampel yang dibutuhkan adalah I
00 sampel, karena penelitian terdiri dari 7
kelurahan maka rata-rata setiap kelurahannya Keterangan:
diambil 14 anggota sampel. Pengambilan
Y = Harga tanah
anggota sampel dari kelurahan tersebut
berdasarkan data yang ada dan yang ditemui po = Konstanta
dengan pertimbangan letak lokasi tanah dalam P 1, P2. P1. P4 = parameter
data tersebut bisa dijangkau dan mempunyai Xi Waktu tempuh ke pusat kegiatan
akses menuju pusat kegiatan ekonomi. ekonomi (menit)
Jarak lokasi tanah denganjalur
• Metode Analisis
transportasi umum (meter)
a. Model Analisis Status Tanah (merupakan variabel
Harga tanah dipengaruhi oleh faktor dummy)
sosial, ekonomi dan lingkungan serta politik I = untuk tanah berstatus hak milik
yang berkaitan dengan UU tetapi faktor sosial (SHM)
tidak dimasukan. Penelitian ini memfokuskan 0 = untuk tanah dengan status lain
---:""�--

Triana K. & Bagio Mudakir -Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 63
lokasi tanah pada kelas jalan dengan konstan yang sama (homoskedastisitas)
skor 4-1 (Gujarati, 1995:355-356)
4 = jalan protokol 4) Uji Autokorelasi dapat didefinisikan
3 = jalan ekonomi sebagai korelasi antar anggota serangkaian
2 = jalan lingkungan observasi yang diurutkan menurut waktu
l = jalan gang seperti dalam data deretan waktu atau
ruang seperti data dalam cross sectional.
b. Alat Uji Analisis Konsekuensinya adalah selang keyakinan
menjadi besar serta varian dan kesalahan
Analisis yang dilakukan melalui
standar akan ditaksir terlalu rendah
pendekatan analisis kuantitatif, yaitu dilakukan
(Damodar Gujarati 1995:201-202)
dengan model regresi linier dengan metode
kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). 5) Uji statistik dengan Uji Goodness of Fit
Hasil regresi akan diuji secara statistik dan uji adalah untuk menguji apakah hasil yang
ekonometrik. Secara ekonometrik, pengujian dicapai sudah sesuai dengan metode•
dimaksudkan untuk rnengetahui apakah ada metode statistik yang ada. Uji statistik
pelanggaran asurnsi dalam model regresi linier yang dilakukan meliputi:
)
yang dipergunakan. Dan apakah asurnsi dasar • Koefisien determinasi (R2 adalah untuk

dalam penggunaan metode OLS tersebut melihat besarnya pengaruh dari variabel•
terpenuhi atau tidak. Maka dilakukan uji variabel bebas terhadap variabel tidak
asumsi klasik. Pengujiannya asumsi klasik be bas.
meliputi:
• Uji F, yaitu untuk menguji tingkat
1) Uji normalitas bertujuan untuk menguji signifikansi secara bersama-sama
apakah dalam model regresi, variabel parameter dari variabel yang diukur
terikat dan variabel bebas keduanya (bebas) terhadap variabel tak bebas,
mempunyai distribusi normal atau tidak. apakah dapat diterima secara statistik
/
Model regresi yang baik adalah yang dengan membandingkan F hitung
memiliki distribusi normal atau mendekati dengan F tabel.
normal. Cara mendeteksinya adalah dengan
melihat normal probability plot yang b
2
rx2
F ==--.. . ,. -
membandingkan distribusi kumulatif dari
data sesungguhnya dengan distribusi
. s2 Yx
kumulatif dari distribusi normal. • Uji t, yaitu menguji tingkat signifikan
masing-masing parameter dari variabel
/ 2) Uji multikolinearitas, dirnaksudkan untuk
yang diukur (bebas) terhadap variabel
mengetahui apakah ada hubungan linear
yang sempuma diantara beberapa atau tidak bebas, apakah dapat diterima secara
semua variabel bebas dari model regresi statistik dengan membandingkan antara t
hitung dengan t tabel. Rumus yang
(Gujarati, 1995:320). Untuk menguji
digunakan dalam menghitung t adalah:
multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai tolerancenya dan nilai VIF.

b-Bo
3) Uji heteroskedastisitas, dilakukan untuk !=--,= =

menunjukkan varian yang tidak konstan ====

dari distribusi ei . Asumsi ini penting dari


model regresi linear klasik adalah varian
dari tiap unsur ei merupakan angka
64 Jurna/ Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. I, Juni 2004
BASIL DAN PEMBAHASAN kenaikan yang sangat drastis. Kawasan
tersebut menuntut adanya suatu perenca•
• Letak Geografis dan Orientasi
naan pengembangan kawasan permukiman.
Kewilayahan
Lokasi perencanaan pengembangan
Kecamatan Banyumanik termasuk dalam kawasan permukiman Kota Semarang
salah satu kecamatan di Propinsi Jawa Tengah. diarahkan pada kecamatan-kecamatan
Berdasarkan keadaan geografisnya tinggi pusat Tembalang, Pedurungan, Genuk, Banyu•
pemerintahan wilayah kecamatan Banyumanik manik dan Mijen.
dari permukaan laut adalah 256 m .. Jarak pusat
Pemilihan lokasi-lokasi tersebut adalah
pemerintahan wilayah kecamatan dengan
dengan mempertimbangkan:
kelurahan yang terjauh adalah 6 km dan jarak
dengan kabupaten/kota adalah IO km I jam a. Tersedianya lokasi bagi pengembangan
sedangkan jarak ke ibukota propinsi IO km I kawasan permukiman.
jam. b. Kemudahan aksesbilitas dan pencapaian
Adapun Batas-batas Kecamatan Banyu• dari dan ke pusat kota.
manik adalah: c. Kesesuaian dan kelayakan bagi pengem•
• Di sebelah barat berbatasan dengan bangan kawasan permukiman.
Kecamatan Candisari dan Gajah Mungkur. d. Kemudahan pengembangan infrastruktur
• Di sebelah timur berbatasan dengan ke arah kawasan perencanaan.
Kecamatan Tembalang. Selain itu wilayah barat daya Kota
• Di sebelah utara berbatasan dengan Semarang akan dikembangkan sebagai
Kecarnatan Kabupaten DATI II Semarang. kutub pertumbuhan baru untuk mengarah•
• Di sebelah selatan berbatasan dengan kan pemerataan penduduk Kota Semarang,
Kecamatan Gunung Pati. wilayah ini berupa kawasan kota baru yang
didukung oleh fasilitas perumahan dan
Menurut Rencana Tata Ruang dan fasilitas pendukung lainnya.
Wilayah (RT & RW) Kotamadya Semarang
tahun 1995-2005 Kecamatan Banyumanik 2) Perbaikan dan pengaturan kembali
termasuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) lingkungan permukiman fisik bangunan
Ill dan Bagian Wilayah Kota (BWK) yang seinng dengan adanya perencanaan
direncanakan untuk kawasan khusus militer pengembangan kawasan permukiman baru
dan pengembangan pennukiman. Beberapa di beberapa kecamatan pada daerah
Iangkah yang dapat diambil diantaranya (RT & pinggiran, dimana permukiman yang sudah
RW Kotamadya DATI II, Semarang 1995) ada tetap dipertahankan. Perencanaanya
adalah: adalah dengan upaya perencanaan
perbaikan dengan pengaturan lingkungan
1) Pengembangan Areal-areal Permukiman permukiman. Kawasan-kawasan yang perlu
Baru penanganan sistem ini adalah pada kawasan
Perkembangan suatu kota berdampak konservasi. Lingkungan perumahan dise•
logis dengan adanya perubahan secara suaikan dengan kondisi sosiologis masyarakat
sistematis dari lingkungan perumahan di yang menyangkut asdpek hubungan sosial,
pusat kota menjadi fungsi lain. Perubahan pandangan hidup, dan aktivitas masyarakat.
ini karena adanya peningkatan tuntutan Penyediaan ruang• ruang kota harus pula
sebagai dampak dari perkembangan kota secara spesifik dan menurut kriteria
tersebut. Seiring dengan proses tersebut, perencanaan wilayah kota Semarang.
harga tanah di pusat kotapun mengalami
Triana K. & Bagio Mudakir-Ana/isis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 65
Wilayah Kecamatan Banyumanik di b) Topografi dan Klimatologi
bagi menjadi 11 Kelurahan yaitu: Secara umum kondisi topografi Wilayah
1. Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik Bentuk wilayah dari
2. Kelurahan Gedawang datar sampai berombak adalah 60%. Wilayah
3. Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik mempunyai suhu
4. Kelurahan Padangsari maksimum 35°C dan suhu minimumnya 30°C.
Banyaknya curah hujan adalah 60 mm/tahun.
5. Kelurahan Banyumanik
6. Kelurahan Srondol Wetan Sedang jumlah
terbanyak hari
adalah 60 hari.dengan curah hujan
7. Kelurahan Pedalangan
8. Kelurahan Sumurboto c) Keadaan Sosial Ekonomi
9. Kelurahan Srondol kulon • Jumlah Penduduk dan Perkembangan
10. Kelurahan Tinjomoyo
Jumlah penduduk wilayah Kecamatan
11. Kelurahan Ngesrep Banyumanik sebesar 104.578 jiwa dan rata•
2
rata kepadatannya 3.771 jiwa/ km dan jumlah
• Kondisi Fisik Dasar rumah tangga adalah 24.687.
a) Penggunaan Laban
label 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan
Kecamatan Banyumanik memiliki wilayah Penduduk Tiap Kelurahan di Kecamatan
seluas 2773 knr', Persentase luas tanah Banyumanik Tahun 1998.
kecamatan Banyumanik terhadap luas kota
No Nama Luas Jumlah Kepadatan
Semarang (Ha) adalah 6, 72%. Penggunaan Kelurahan Wilayah Penduduk Penduduk

Km2) Km2)
terlihat dalam tabel sebagai berikut:
1 Pudak Payung 3,93 8.356 2.126
Tabel 1. Penggunaan Areal Tanah Kecamatan
2 Gedawang 2,70 2.661 986
Banyumanik (dalam Ha)
3 Jabungan 3,42 2.313 676
4 Padangsari 1,85 12.509 6.762
Jenis Tanah Jumlah (Ha)
5 Banyumanik 2,99 6.741 2.255
Tanah Sawah 2255,48 6 Srondol Wetan 2,36 18.991 8.403
a. lrigasi setengah teknis 30 7 Pedalangan 2,40 7.740 3.225
b. lrigasi sederhana 117 8 Sumurboto 0,84 7.546 3.983
c. Tadah hujan/sawah rendengan 66,14 9 Srondol kulon 2,88 11.012 3.824
10 Tinjomoyo 2,10 7.763 3.697
Tanah Kering 1.606,58
11 Ngesrep 2,36 12.186 5.169
a. Tanah perkarangan/bangunan 430
b. Tanah tegalan/kebun 562,58 Jumlah 27,73 97.818 Rata-rata
c. Tanah ladang pengembalaan/ 614 = 3.528
pangonan
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2000
Sumber: Monografi Kecamatan Banyumanik 2000
Kelurahan Pudak payung memiliki
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa wilayah yang paling luas yaitu 3,93 Km2.
luas tanah yang diusahakan untuk pertanian Sedangkan Kelurahan Sumurboto memiliki
mencapai 2225,48 ha yang merupakan bagian wilayah yang paling kecil yaitu 0,84 Km2•
terbesar bagi penggunaan tanah di Kecamatan Srondol Wetan merupakan kelurahan yang
Banyumanik. Sedangkan yang digunakan terbanyak penduduknya yaitu 18.991 jiwa dan
untuk bangunan seluas 430 Ha. kepadatan tertinggi yaitu 8.403 jiwa/Krrr'.
Sedangkan Kelurahan Jabungan penduduknya
66 Jurnal EkonomlPembangunan, Vol 5, No. 1, Jun/ 2004
paling sedikit yaitu 2.313 jiwa juga dengan Tabel 3. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Banyu•
kepadatan penduduknya paling rendah 676 manik Tahun 2000
jiwa/Km",

Sarana Kesehatan Banyaknya (Buah)


d) Fasilitas Sosial Ekonomi 1. Rumah Saki! 2
• Pendidikan 2. Klinik 6
3. BKIN Pos Kesehatan 5
Fasilitas pendidikan yang ada di kecamatan 4. PUSKESMAS/ Pembantu 4
Banyumanik terlihat sudah memiliki fasilitas 5. Dokter Praktek 41
pendidikan formal negeri maupun swasta yang 6. Rumah Saki! Jiwa 0
lengkap dari jenjang rendah sampai jenjang 7. Bidan Praktek 25
tertinggi, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA, dan 8. Rumah Saki\ mata 0
Akademi. Dari data statistik yang diperoleh, 9. Tenaga Dokter 62
jumlah fasilitas pendidikan, baik yang berada 10. Tenaga Perawat 80

di bawah pengelolaan Depdikbud maupun Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2000
yang tidak, tersusun dalam tabel sebagai
berikut:
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa di
Tabel 3. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Banyumanik Kecamatan Banyumanik hampir terdapat
Tahun 2000 semua fasilitas kesehatan secara lengkap,
dimana keberadaannya untuk memberikan
Jenis Pendidikan Jumlah Sekolah
pelayanan kesehatan secara merata kepada
1. Taman Kanak-Kanak 47 seluruh masyarakat Banyumanik dan
2. Sekolah Dasar 43 sekitamya.
3. SLTPUmum 10
4. SLTP Kejuruan . • Perdagangan
5. SLTA Umum 4
Pengadaan sarana perbelanjaan dan niaga
6. SLTA Kejuruan 1
ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
7. Akademi 1 kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan
8. Perguruan Tinggi � kebutuhan sehari-hari, Pada dasamya fasilitas
9. Kursus-Kursus �' perbelanjaan dan dan niaga ini meliputi saran
Jumlah 112 toko dan pertokoan yang dibutuhkan masya•
1999 109 rakat. Dimana fasilitas ini dapat digunakan
oleh satu lingkungan saja atau juga oleh
Sumber: Kecamatan Banyumanik dalam Angka tahun 2000 beberapa lingkungan. Adapun Fasilitas
Perbelanjaan dan niaga tersebut meliputi:
• Kesehatan Toko, untuk suatu lingkungan permukiman
Keberadaan berbagai jenis fasilitas yang mempunyai penduduk 250 jiwa, perlu
kesehatan yang melayani masyarakat di disediakan fasilitas perbelanjaan yang terkecil.
Kecamatan Banyumanik sebagai berikut: Fasilitas tersebut adalah sebuah toko yang
menjual kebutuhan sehari-hari. Lokasi
ditempatkan di tengah-tengah pusat lingkungan
dengan radius pencapaian sebesar 300 meter
serta luas tanah 100 m2 •
Pertokoan, untuk suatu lingkungan
pennukiman yang mempunyai penduduk 2500
Triana K. cl Bagio Mudakir-Ana/isis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 67
jiwa, di samping jenis fasilitas lain, sudah e) Gambaran Umum Barga Tanah di
perlu disediakan fasilitas perbelanjaan yang Kecamatan Banyumanik
menjual kebutuhan sehari-hari dan dapat Harga tanah di Kecamatan Banyumanik
berupa toko serba ada. Lokasi ditempatkan di bervariasi ada yang tinggi dan ada yang
tengah-tengah pusat lingkungan dengan radius rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pencapaian sebesar 500 meter serta luas tanah di Kecamatan Banyumanik yang terdiri dari 11
1200 m2• kelurahan yang diambil menjadi daerah
Fasilitas perekonomian di Kecamatan penelitian sebanyak 7 kelurahan yaitu
Banyumanik akan diperlihatkan pada tabel 5. Kelurahan Pudak Payung, Kelurahan
label 5. Fasilitas Perekonomian di Kecamatan Banyumanik, Kelurahan Jabungan, Kelurahan
Banyumanik Tahun 2000 Srondol Kulon, Kelurahan Pedalangan,
Kelurahan Gedawang, Kelurahan Ngesrep.
Sarana Perekonomian Jumlah • Kelurahan Jabungan
1. Pasar Umum 5 Harga tanah terendah terdapat di
2. Kios/Toko/ Warung 297/148/343
1/1
Kelurahan Jabungan dimana kondisi
3. KUO/BUD
4. Koperasi Simpan Pinjam 1 jalannnya pada jalan masuknya sudah aspal
5. Badan Kredit 3 dengan medannya yang naik turun dengan
6. Kredit Perorangan 1 tingkat kemiringan yang besar. Pada daerah
7. Stasiun Bus 1 yang ke pelosok jalannya belum di aspal.
8. Stasiun Daihatsu .
9. Stasiun Oplet/Taxi . Kendaraan yang lewat adalah sejenis colt
dan ojek. Pada daerah Jabungan ini pada
Jumlah 802 daerah yang sudah ke dalam banyak tidak
1999 1004
terdapat nama jalannya dan banyak tanah
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2000 yang belum bersertifikat hak milik.
• Transportasi Sarana Transportasi yang • Kelurahan Pudak Payung
ada di kecamatan Banyumanik terlihat Di Kelurahan Pudak Payung masih
dalam tabel 6. terdapat banyak tanah kosong. Pada
umumnya luas tanah yang ditawarkan

label 6. Fasilitas Transportasi di Kecamatan Banyumanik Tahun 2000

Dokar/ Angkutan
Kelurahan Songkro Becak Taxi Bus Colt
Andong Kota

1. Pudak Payung 2 2 . 6 . 31 37
2. Gedawang . . . . . 12 12
3. Jabungan . . . . . 14 14
4. Padangsari . . 15 . 9 24
5. Banyumanik . . . 66 66
6. Srondol Wetan . 3 . 5 11 16
7. Pedalangan . . 3 2 15 17
8. Surnurboto . . . . . 26 26
9. Srondol Kulon 11 4 . . 18 18
10. Tinjomoyo . . . 16 16
11. Ngesrep 2 2 6 30 36

Jumlah 15 2 12 21 12 248 281


Sumber: Kecamatan Banyumanik dalam angka tahun 2000
68 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. 1, Junl 2004
dengan ukuran hektar tetapi tidak menutup yang bervariasi ada yang tinggi dan juga
kemungkinan untuk membeli tanah per ada yang rendah. Pada tanah yang terletak
meter perseginya. Fasilitas kendaraan di dalam dan jauh dari jalan selain itu huga
umum yang terdapat di Kelurahan Pudak memiliki kontur yang miring maka
Payung adalah bus, colt dan angkutan. Bus harganya akan randah.
umum masuk ke dalam sampai dengan • Kelurahan Ngesrep
perumahan Pudak Payung. Sedangkan
Kelurahan Ngesrep yang dekat dengan
angkutan hanya sampai dengan pinggir
jalan masuk ke Tembalang dimana tanah
jalan. Berdasarkan penelitian yang telah
yang kosongnya terdapat pada di gang kiri
dilakukan di Pudak Payung harga tanahnya
kanan jalan. Pada umumnya harga
berkisar Rp.150.000,00 - Rp.250.000,00.
tanahnya sudah mulai tinggi karena
Bahkan dapat di bawah Rp. 150.000,00 bila
merupakan daerah strategis yang bisa
tanahnya sangat luas dan terletak jauh dari
dijadikan arena kos-kosan dekat dengan
jalan.
kampus Tembalang dan Kendaraan yang
• Kelurahan Banyumanik melewati daerah tersebut adalah bus dan
Kelurahan Banyumanik merupakan colt.
wilayah terdekat dengan pusat kegiatan
ekonomi. Karena pusat kegiatan ekonomi BASIL DAN PEMBABASAN
di dalam penelitian ini yaitu Pasar Jati A. Deskripsi Barga Tanah di Kecamatan
terletak di Kelurahan Banyumanik. Di Banyumanik
Kelurahan Banyumanik harga tanahnya
sudah mulai tinggi karena tanah kosongnya Berdasarkan hasil penelitian yang
lebih terbatas dibandingkan dengan dilakukan diperoleh hasil deskripsi harga tanah
Kelurahan Banyumanik, Kelurahan di Kecamatan Banyumanik:
Jabungan. Fasilitas umum yang terdapat di Analisis:
Kelurahan Banyumanik cukup lengkap
dimana terdapat angkutan umum yang 1. Variabel Harga tanah
melewati daerah Banyumanik dan juga ada • N atau jumlah data yang valid adalah
colt. Selain itu juga dekat dcngan pasar dan 100 buah, sedangkan data yang hilang
daerah pertokoan. (missing) adalah nol. Di sini berarti
• Kelurahan Srondol Kulon semua data siap diproses.
Harga tanah di Kelurahan Srondol • Mean atau rata-rata harga tanah adalah
Kulon ini sudah tinggi karena berada di 366799.5
sebelah kanan jalan besar menuju ungaran.
• Median atau titik tengah data jika
Hampir semua kendaraan umum melewati
semua data diurutkan dan dibagi dua
jalan besar tersebut. Harga tanah yang
sama besar. Angka median menunjukkan
tinggi juga disebabkan jumlah tanah yang
bahwa 50% harga tanah adalah
ditawarkan terbatas. Sesuai dengan hukum
288750.0 ke atas dan 50% nya adalah
penawaran bahwa semakin banyak barang
288750 ke bawah.
yang ditawarkan maka harga akan naik dan
semakin sedikit barang yang ditawarkan • Median atau titik tengah data j ika
maka harganya akan turun. semua data diurutkan dan dibagi dua
sama besar. Angka median menunjukkan
• Kelurahan Peda/angan
bahwa 50% harga tanah adalah
Pada Kelurahan Pedalangan ini masih 288750.0 ke atas dan 50 % nya adalah
terdapat tanah yang kosong dengan harga 288750 ke bawah
Triana K. &: Bagio Mudakir-Ana/isis Faktor-falctor yang Mempengaruhi Harga Tanah 69

Tabel 7. Hasil Deskripsi Harga Tanah


Descriptive Statistics

HARGA WAKTUH JARAK STATUS KELAS


N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 366799.50 10.55 509.70 .47 1.83
Median
Mode
. 288750.00
300000
9.50
5
435.00
100-
.00
0
2.00
1
Std. Deviation 294711.60 5.10 379.40 .50 .93
Minimum 24000 3 20 0 1
Maximum 1275000 22 1550 1 4
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Sumber: Data primer yang diolah, 2003

Tabel 8. Hasil Deskripsi Status Tanah dan Lokasi Tanah pada Kelas Jalan
Count
lokasi tanah oada kelas ialan
ii gang ii lingkungan ii ekonomi ii protokol Total
status bkn hak milik 26 14 9 4 53
tanah hak milik 21 15 9 2 47
Total 47 29 18 6 100
Sumber: Data primer yang diolah. 2003
• Standar deviasi adalah 294711.6, 30% dari mean) menunjukkan adanya
Standar deviasi yang sangat besar (lebih vanasi yang besar atau adanya
dari 30% dari mean) menunjukkan perbedaan yang cukup besar dari waktu
adanya variasi yang besar atau adanya tempuh ke pusat kegiatan ekonomi
kesenjangan yang cukup besar dari tertinggi dan terendah.
harga tanah tertinggi dan terendah. • Data minimum adalah 3 menit
• Data minimum adalah 2400 sedangkan sedangkan data maksimum adalah 22
data maksimum adalah 127500. men it.
2. Variabel Waktu Tempuh ke Pusat Kegiatan • Variabel Jarak Lokasi Tanah dengan
Ekonomi Jalur Tranportasi Terdekat
• N atau jumlah data yang valid adalah • N atau jumlah data yang valid adalah
100 buah. 100 buah.
• Mean atau rata-rata Waktu ke Pusat • Mean atau rata-rata harga tanah adalah
Kegiatan Ekonomi adalah 10.55. 509.7.
• Median atau titik tengah data jika • Median atau titik tengah data jika
semua data diurutkan dan dibagi dua semua data diurutkan dan dibagi dua
sama besar. Angka median menunjukkan sama besar. Angka median menunjukkan
bahwa 50% Waktu ke Pusat Kegiatan bahwa 50% jarak lokasi tanah ke jalur
Ekonomi adalah 9.50 menit ke atas dan transportasi terdekat adalah 435 m ke
50% nya adalah 9.50 menit ke bawah atas dan 50% nya adalah 435 m ke
• Standar deviasi adalah 5. l O , Standar bawah.
deviasi yang sangat besar (lebih dari
70 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. I, Junl 2004
• Standar deviasi adalah 379.4 , Standar adalah tidak relevan, karena tidak mengacu
deviasi yang sangat besar (lebih dari pada kode apapun. Demikian pula dengan
30% dari mean) menunjukkan adanya standar deviasi.
varrasi yang besar atau adanya perbedaan
yang cukup besar antara jarak lokasi B. Pengujian terhadap Pelanggaran Asumsi
tanah ke jalur transportasi terdekat yang Klasik
tertinggi dengan yang terendah. Pengujian yang dilakukan meliputi: uji
• Data minimum adalah 20 meter multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas dan
sedangkan data maksimum adalah 1550 uji autokorelasi (Gujarati, 1995:157-161). Dari
meter. uji tersebut dapat diketahui apakah model yang
dipakai tersebut relevan atau tidak. Pengujian
3. Variabel Status Tanah penyimpangan asumsi-asumsi klasik tersebut
Karena variabcl Status Tanah adalah dapat dijelaskan sebagai berikut:
data kuantitatif, maka sesungguhnya yang
I. Uji Normalitas
relevan untuk deskripsi data berdasar
output di atas adalah: Uji nonnalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel terikat
• N atau jumlah data yang valid adalah
dan variabel bebas keduanya mempunyai
100 buah.
distribusi normal atau tidak. Model regresi
• Mode/ modus. jenis status tanah yang yang baik adalah yang memiliki distribusi
paling banyak adalah variable dummy O normal atau mendekati normal. Cara
(untuk tanah bersertifikat bukan hak mendeteksinya adalah dengan melihat normal
milik) sebesar 53. probability plot yang membandingkan
Sedangkan statistik lain, seperti rata-rata distribusi kumulatif dari data sesunggguhnya
status tanah (mean) yang sebesar 0.47 dengan distribusi kumulatif dari distribusi
adalah tidak relevan, karena tidak mengacu normal. Distribusi normal akan membentuk
pada kode apapun. Demikian pula dengan satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
standar deviasi. dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika
distribusi data adalah normal maka garis yang
4. Variabel Klasifikasi Tanah pada Kelas menggambarkan data sesungguhnya akan
Jalan mengikuti garis diagonalnya. Uji nonnalitas
Karena adalah Variabel klasifikasi ditunjukkan oleh grafik normal plot dan
tanah pada kelas jalan data kuanlitatif, histogram pada gambar 1.
maka sesungguhnya yang relevan untuk
2. Uji Multikolinearitas
deskripsi data berdasar output di atas
adalah: Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas saling berhubu•
• N atau jumlah data yang valid adalah ngan secara linier dalam model regresi ganda
100 buah. yang di gunakan. Apabila terjadi hubungan
• Mode/ modus, klasifikasi tanah pada yang erat antar variabel bebas, terjadi
kelas jalan yang paling banyak adalah multikolinieritas, akibatnya variabel penaksir
pada kelas jalan 1 (untuk jalan gang) menjadi cenderung terlalu besar, t hitung
sebesar 47. menjadi terlalu kecil dan tidak signifikan,
Sedangkan statistik lain, seperti rata-rata sehingga walaupun basil estimasi tidak bias,
status tanah (mean) yang sebesar l.83 namun tidak efisien. Cara mendeteksinya
adalah dengan menganalisis matrik korelasi
Triana K. &: Bagio Mudakir-Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 71

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Dependent Variable: HARGA

Observed Cum Prob

Sumber: Data primer yang diolah, 2003

Gambar 1. Normal Probability Plot untuk Uji Normalitas


variabel-variabel bebas. Jika antar variabel terjadi multikolinearitas yang serius.
bebas ada korelasi cukup tinggi (umurnnya di Dari tabel IO terlihat bahwa basil
atas 0,90) maka hal ini mengindikasikan penghitungan nilai tolerance juga menunjukkan
adanya multikolinearitas, dan juga dapat tidak ada korelasi antar variabel bebas yang
dilihat dari nilai variance inflation/actor (VIF) nilainya kurang dari 10% hal ini menunjukkan
yang di atas IO. bahwa tidak adanya multikol yang nilainya
Melihat hasil besaran korelasi antar lebih dari 0,95. Hasil penghitungan nilai VIF
variabel bebas pada tabel 9, tampak bahwa juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada
variabel waktu tempuh mempunyai korelasi satupun variabel bebas yang memiliki nilai
yang cukup tinggi dengan variabel lokasi tanah VIF lebih dari I 0. Jadi dapat disimpulkan
pada kelas jalan dengan tingkat korelasi bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
sebesar 0,472. Oleh karena korelasi ini masih variabel bebas dalam model regresi.
dibawah 0,90 maka dapat . dikatakan tidak

Tabel 9. Koefisien Korelasi untuk Uji Multikolinieritas


Coefficient Correlations •

Model KELAS STATUS JARAK WAKTUH


1 Correlations KE LAS 1.000 -.035 .370 .472
STATUS -.035 1.000 -.111 .017
JARAK .370 -.111 1.000 -.034
WAKTUH .472 .017 -.034 1.000
Covariances KE LAS 6.7E+08 -3.4E+07 541954.0 5.4E+07
STATUS -3.4E+07 15E+09 -241690 2883733
JARAK 541954.0 -241690 3193.935 -8490.376
WAKTUH 5.4E+07 2883733 -8490.376 1.9E+07
a. Dependent Variable: HARGA

Sumber: Data primer yang diolah. 2003


72 Jurna/ Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. 1, Juni 2004

Tabel 10. Collinearity Statistics untuk Uji Multikolinearitas

Coefficients8

Colllnearit Statistics
Model Tolerance VIF
1 WAKTUH .727 1.375
JARAK .799 1.251
STATUS .987 1.013
KE LAS .628 1.591
a. Dependent Variable: HARGA
Sumber: Data primer yang diolah, 2003

3. Uji Heterokedastisitas homoskedastisitas dan jika berbeda disebut


Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah heteroskedastisitas.
situasi variabel konstan atau tidak. Apabila Cara mendeteksinya adalah dengan
situasi variabel tidak konstan, berarti terdapat melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi
heteroskedastisitas. Konsekuensi heteroskedasti• variabel terikat (ZPRED) pada sumbu X
sitas adalah biasnya varians sehingga uji dengan residualnya (SRESID) pada sumbu Y.
signifikansi menjadi invalid, atau dapat Jika titik-titik membentuk pola tertentu maka
dikatakan bahwa gejala heteroskedastisitas mengindikasikan adanya heteroskedastisitas,
menunjukkan adanya varians yang tidak jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah
konstan dan variabel pengganggu (disturbance). angka O pada sumbu Y maka tidak terjadi
Jika variance dari residual satu pengamatan ke heteroskedastisitas, seperti ditunjukkan oleh
pengamatan lain tetap, maka disebut gambar 2 (scatter plot dependent variable

Scatterplot

Dependent Variable: Y

D
D D
"iii
::,
2 D
D D

"C D q,
·. ; D D
D DD
Cl> 1

DD
Ill D D
0:: D D D •
D

"C
Cl> 0
Ill
""" Do JI 'a D D �
N
E BiP .... '!i§ rf'if'D J w

Ila
D
D
aDD D ooDO
Cl> DD
"C -1 8111,
.a D

IJ) D
D
c -2
0 I! D
"iii
U)


!!! -3

0:: -4
-3 -2 -1 0 2 3

Regression Standardized Predicted Value


Gambar 2. Seater Plot untuk Uji Heteroskedastisitas
Triana K & Bagio Mudakir -Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 73
terhadap regression studentized residual-nya). korelasi antara kesalahan pengganggu pada
Dari gambar 2 di atas, terlihat titik-titik periode t dengan kesalahan pada periode t-1
menyebar secara acak serta tersebar di atas dan (sebelumnya). Cara mendeteksinya adalah
di bawah angka O pada sumbu Y. Jadi dapat dengan uji Durbin-Watson, dengan ketentuan
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas bila nilai DW terletak antara 2 dan -2 maka
pada model regresi. Sehingga model regresi tidak ada autokorelasi (Singgih Santoso, 2000).
layak dipakai untuk memprediksi variabel Dari tabel 11 diperoleh nilai DW sebesar
terikat yaitu harga tanah yang dipengaruhi oleh 1,616. Nilai ini terletak diantara -2 dan 2 atau
variabel bebas variabel bebas yaitu waktu (-2 s 1,616 s 2) maka dapat disimpulkan tidak
tempuh, jarak tanah, status tanah dan kelas ada autokorelasi positifpada model regresi.

jalan. .,
5. Uji Statistik
4. Uji Autokorelasi 2

• Koefisien Determinasi (Uji R )


Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai
korelasi antar anggota serangkaian observasi Koefisien determinasi menunjukkan
yang diurutkan menurut waktu seperti dalam seberapa besar persentase dalam variabel bebas
data deretan waktu atau ruang seperti data dapat menjelaskan variasi dalam variabel tak
dalam cross sectional. Konsekuensinya adalah bebasnya. Berdasarkan tabel 12 diperoleh R2 =
selang keyakinan menjadi besar serta varian 0.598, mengandung arti bahwa sekitar 59.8
dan kesalahan standar akan ditaksir terlalu persen variasi variabel tak bebas dapat
rendah (Damodar Gujarati 1995:201-202). Uji dijelaskan oleh variabel bebasnya. Harga tanah
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebasnya
dalam suatu model regresi linier terdapat (waktu tempuh, jarak dengan jalur transportasi
terdekat atau jalan utama, status tanah dan

Tabel 11. Model Summary untuk uji Autokorelasi

Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-W


Model R R Sauare R Sauare the Estimate atson
1 _773a .598 .581 190731.26 1.616
a. Predictors: (Constant), KELAS, STATUS, JARAK, WAKTUH
b. Dependent Variable: HARGA
Sumber : Data primer yang diolah, 2004

Tabel 12. Koefisien Determinasi


Model Summary b

Adjusted Std. Error of


Model R R Sauare R Sauare the Estimate
1 .7738 .598 .581 190731.26
a. Predictors: (Constant), KELAS, STATUS, JARAK,
WAKTUH
b, Dependent Variable: HARGA

Sumber : Data primer yang diolah, 2004


74 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. 1, Junl 2004
lokasi tanah pada kelas jalan) sebesar 59,8%. = 1,66. Dari hasil uji t pada tabel menunjukkan
Sedangkan sisanya 100% - 59,8% = bahwa semua variabel bebas mempunyai
40,2% dijelaskan oleh sebab-sebab di luar hubungan nyata secara statistik (bermakna/
model. Yang harus diperhatikan adalah signifikan) dengan variabel bebasnya.
relevansi logis atau teoritis dari variabel bebas 1) Uji t untuk X1 (waktu menuju pusat
dengan variabel tak bebasnya dan arti statistik• kagiatan ekonomi dengan harga tanah)
nya. (Gujarati: 1978: 102) terhadap Y (harga tanah)
Berdasarkan penghitungan diperoleh t hitung
• Pengujian Secara Bersama-sama (Uji F)
= -2.478 dan t 1abel = 1,66
Uji F digunakan untuk menguji secara
Oleh karena -thitung < -t1abe1 (-2.478 < -1,66)
statistik bahwa koefisien regresi secara
maka H0 ditolak.
bersama-sama, keseluruhan variabel bebas
memberikan pengaruh yang bermakna terhadap Keputusannya: secara parsial terdapat
variabel tak bebasnya. Bila F statistik didaerah pengaruh yang signifikan waktu tempuh
penerimaan maka Ho diterima dan bila F menuju pusat kagiatan ekonomi dengan
statistik didaerah penolakan maka Ho ditolak harga tanah.
dan Ha diterima, secara bersama-sama
bermakna. 2) Uji t untuk X2 (jarak lokasi tanah dengan
Kriteria pengujian dengan tingkat jalur transpotasi umum) terhadap Y (harga
kepercayaan 95 persen atau a =5 persen dan tanah)
df untuk pembilang NI = k - I = 5-1 = 4 , df Berdasarkan penghitungan diperoleh t hitung
untuk penyebut N2 = n- k = 100 - 5 = 95, df = = -3. 793 dan t tabel = -1,66
4 dan df2 = 95 diperoleh F tabel = 2,47
Oleh karena - t hitung < - t tabel (-3.793 <
Dengan membandingkan Fhiiw,g dengan F1abc:1 - I ,66) maka H0 ditolak ..
Jika Fhitung > F,abel maka H0 ditolak. Keputusannya: secara parsial terdapat
J ika F hitung < F tabel maka HI diterima. pengaruh yang signifikan antara jarak
lokasi tanah dengan jalur transpotasi umum
Berdasarkan penghitungan diperoleh Fhitung dengan harga tanah.
= 35.342 dan F,abc:1= 2,47
3) Uji t untuk X3 (Status tanah) terhadap Y
Oleh karena Fhitung > F1abc1 (35.342 > 2,47)
(harga tanah)
maka Ho ditolak
Berdasarkan penghitungan diperoleh t hitung
• Pengujian Secara Parsial (Uji t) = 2.20 dan t tabel = I ,66
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah Oleh karena t hitung > t tabel (2.20 > 1,66)
variabel bebas secara individual mempengaruhi maka H0 ditolak.
variabel tak bebasnya. Uji t ini dilakukan Keputusannya: secara parsial terdapat
dengan membandingkan nilai t-statistik pengaruh yang signifikan antara antara
hitungnya dengan t- tabel. Dalam pengujian ini Status tanah dengan harga tanah,
dapat dilakukan 2 sisi bila belum diketahui
arah koefisiennya dan uji I sisi jika diketahui 4) Uji t untuk X4 (lokasi tanah pada kelas
arah koefisiennya. jalan) terhadap Y (harga tanah)
Pengujian dilakukan dengan tingkat Berdasarkan penghitungan diperoleh t hitung
kepercayaan 0,95 atau taraf signifikansi 0,05 = 5,902 dan t label= 1,66
dan df = n - k - I= 100-4-1 = 95, diperoleh t tabel
Triana K. & Bagio Mudakir-Analisis Faklor-falitor yang Mempengaruhi Harga Tanah 75
Oleh karena t hitung =:,t tabel (5.902 >l,66) Persamaan tersebut mengandung arti yang
maka HO ditolak. akan dijelaskan sebagai berikut:
Keputusannya: secara parsial terdapat • Koefisien Regresi Waktu Tempuh Lokasi
pengaruh yang signifikan antara lokasi Tanah Ke Pusat Kegiatan Ekonomi
tanah pada kelas jalan dengan harga tanah. Nilai koefisien parameter variabel
Keputusannya: secara bersama-sama waktu tempuh lokasi tanah dengan pusat
(simultan) terdapat pengaruh yang kegiatan ekonomi berpengaruh negatif dan
signifikan antara waktu tempuh, jarak signifikan terhadap harga tanah sebesar
dengan jalur transportasi terdekat atau jalan -10.921, 1 artinya jika semakin singkat
utama, status tanah dan lokasi tanah pada waktu tempuh dari lokasi tanah menuju
kelas jalan dengan harga tanah. pusat kegiatan ekonomi sebesar 1 menit,
akan mengakibatkan kenaikkan harga tanah
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Rp/rrr') sebesar Rp 10.921, 1 dari harga
Harga Tanah sebelumnya dengan asumsi variabel yang
Analisis Regresi Linier Berganda lain tetap.
digunakan sebagai a lat anal isis kuantitatif yang Secara teoritis tanda dari koefisien
bertujuan untuk mengctahui pengaruh variabel regresi sesuai dengan landasan teori yang
bebas (X) yaitu waktuh, jarjln, status tanah, digunakan. Tanda yang berlawanan pada
kelas jalan terhadap variabel terikat (Y) yaitu variabel waktu tempuh lokasi tanah ke
harga tanah. pusat kegiatan ekonomi, berarti semakin

T abel 13. Koefisien Regresi


Coefficients •

Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 271495.2 93738.581 2.896 .005
WAKTUH -10921.1 4406.560 -2.478 .015
JARAK -214.387 56.515 -3.793 .000
STATUS 84599.902 38457.016 2.200 .030
KE LAS 153023.3 25928.116 5.902 .000
a. Dependent Variable: HARGA
Sumber: Data primer yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 13 diketahui koeffisien dari singkat waktu tempuh dari lokasi tanah ke
hasil regresi tersebut, sehingga didapat pusat kegiatan ekonomi akan mengakibat•
persamaan regresinya yaitu: kan kenaikan harga tanah. Sebaliknya
semakin lambat waktu tempuh dari lokasi
tanah ke pusat kegiatan ekonomi akan
mengakibatkan penurunan harga tanah. Hal
ini dimungkinkan karena di samping
Y = 271.495,2 - 10.921,l X1 - 214,387 X2 + aksesibilitasnya yang tinggi juga karena
84.599,90 X3 + 153.023,3 X4 lokasinya yang strategis karena kemudahan
mencapai pusat kegiatan ekonomi. Adanya
perbedaan kemampuan aksesibilitas lokasi
76 Jurnal Ekonoml Pembangunan, Vol 5, No. I, Juni 2004
tanah ke pusat kegiatan ekonomi akan perekonomian akan meningkatkan harga
menyebabkan terjadinya perbedaan pada tanah di lokasi tersebut. variabel jarak
harga tanah. Waktu tempuh berkaitan dengan lokasi tanah dengan jalur transportasi
dengan konsep teori aksesibiltas, yaitu umum atau jalan utama. Variabel jarak
semakin singkat waktu tempuh dari lokasi lokasi tanah dengan jalur transportasi
tanah ke pusat kegiatan ekonomi, maka umum atau jalan utama terdekat berkaitan
harga tanah atau sewa tanah akan semakin dengan kemudahan dalam melakukan
tinggi. Hal ini sesuai dengan teori sewa tanah aktivitas atau mobilitas, sehingga kedekatan
(bid rent teary) dan teori lokasi. lokasi tanah dengan jalur transportasi
Variabel waktu tempuh lokasi tanah umum akan menyebabkan harga tanah
menuju pusat kegiatan ekonomi secara semakin tinggi.
signifikan mepengaruhi harga tanah. Hasil Variabel jarak lokasi tanah dengan
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya jalur transportasi umum atau jalan utama
yang dilakukan oleh Thomcroft ( 1984), secara signifikan mepengaruhi harga tanah.
Asroem ( 1997), Sidik ( 1998 ), Sanu (1998), Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
Boesonie Boesroe ( 2000), Yusron Purbatin yang dilakukan oleh Thomcroft ( 1984 ),
H. (2001 }, Adrian Sutawijaya (2003), Asroem (I 997), Sidik (I 998), Sanu ( 1998),
Suparmono (2003). Adrian Sutawijaya (2003), Suparmono
(2003).
• Koefisien Regresi Jarak Lokasi Tanah
dengan Jalur Transportasi Umum • Koefisien Regresi Status Kepemilikan
Nilai koefisien parameter variabel Tanah terhadap Harga Tanah
jarak lokasi tanah dengan jalur transportasi Nilai koefisien parameter variabel
umum atau jalan utama berpengaruh status kepemilikan tanah bertanda positif
negatif dan signifikan terhadap harga tanah dan signifikan terhadap harga tanah sebesar
sebesar -214,387 artinya apabila jarak 84.599,90. Temyata terdapat perbedaan
antara properti tanah dengan pusat kegiatan yang signifikan harga tanah yang
ekonomi semakin jauh sebesar 1 meter, bersertifikat hak milik (SHM) dengan tanah
akan mengakibatkan penurunan harga yang statusnya bukan SHM. artinya apabila
tanah sebesar Rp 214,3 87 dari harga tanah tersebut bersertifikat hak milik
sebelumnya dengan asumsi variabel yang (SHM) akan mengakibatkan kenaikan
lain tetap. harga tanah sebesar Rp 84.599,90.
Hal ini sesuai dengan teori aksesibilitas Secara teoritik ditinjau dari aspek
daiam ekonomi regional. Jika di lokasi hukum tanah, tanah yang bersertifikat hak
tanah tidak ada transportasi umum, bus/ milik (SHM) akan lebih tinggi harga
angkutan umum, sudah tentu masyarakat tanahnya dibandingkan dengan tanah yang
kurang berkeinginan untuk menempati bersertifikat bukan SHM. Keunggulan
lokasi tersebut karena kurangnya akses tanah yang bersertifikat SHM dibanding
yang mempermudah aktivitas setiap hari yang bersertifikat bukan SHM adalah
menuju pusat kota dan pusat perekonomian. kepemilikan atas tanah tidak ditentukan
Sebaliknya jika di suatu lokasi tersedia jangka waktu kepemilikan atas tanah
sarana transportasi umum bus/angkutan tersebut, seperti halnya pada tanah dengan
umum maka akan membuat daya tarik bagi status Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak
masyarakat untuk merniliki sebidang tanah Guna Bangunan. Sedangkan akta terkuat
di lokasi tersebut. Dcngan adanya dan terpenuhi merupakan jenis hak
kemudahan menuju pusat kota dan pusat kepemilikan atas tanah yang paling tinggi
Triana K. & Bagio Mudakir -Ana/isis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 77
statusnya dibandingkan dengan status semakin dihargai atau dinilai tinggi harga
kepemilikan tanah yang lainnya, setiap tanah tersebut.
pemegang hak atas tanah diberikan Variabel lokasi tanah pada klasifikasi
kebebasan untuk berbuat sesuatu atas kelas jalan secara signifikan mempengaruhi
tanahnya. Pemegang hak dapat pula harga tanah. Hasil ini sesuai dengan
memindahkan haknya dengan cara penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
menghibahkan, menukarkan, dan menjual Thomcroft (1984), Asroem (1997), Sidik
kepada orang lain. ( 1998), Sanu ( 1998), Ery Puspita Sari
Dummy status kepemilikan tanah yang (200 l ), Sugiyanto (200 I), Adrian Sutawi•
bersertifikat hak milik (SHM) harganya jaya (2003), Suparmono (2003).
lebih tinggi daripada tanah yang statusnya
bukan SHM. Hasil ini sesuai dengan 7. Analisis Variabel Dominan
penelitian yang dilakukan oleh Sidik
(1998), Suparmono (2003). label 14. Standarized Coefficient
Coefficien�
• Koefisien Regresi Lokasi Tanah Pada
Standardized
Klasi.fikasi Ke/as Ja/an. Coefficients
Nilai koefisien parameter variabel Model Beta
lokasi tanah pada klasifikasi kelas jalan 1 WAKTUH -.189
bertanda positif dan signifikan terhadap JARAK -.276
harga tanah sebesar 153.023,3. Artinyajika STATUS .144
terjadi penambahan satu kelas jalan dimana KE LAS .484
lokasi tanah tersebut berada akan a. Dependent Variable: HARGA
mengakibatkan kenaikan harga tanah sebesar Sumber : Data primer yang diolah, 2003
Rp 153.023,3 dari harga sebelum• nya.
Secara toeritis lokasi tanah pada Berdasarkan tabel 14 standardized
klasifikasi kelas jalan menunjukkan coefficient dapat diketahui variabel dominan
letak/lokasi tanah pada suatu kriteria I kelas dalam penelitiaan ini. Dimana variabel yang
jalan dengan skor 4-1 yaitu, skor 4 untuk memiliki nilai standarized coefficient tertinggi
jalan protokol, skor 3 untuk jalan ekonomi, adalah variabel klasifikasi tanah pada kelas
skor 2 untuk jalan lingkungan, dan skor I jalan merupakan variabel paling dominan
untuk jalan gang. Mempunyai arti bahwa dengan nilai 0,484, di urutan kedua terdapat
semakin lebar jalan di depan suatu lokasi variabel jarak lokasi tanah dengan jalur
tanah akan semakin tinggi harga tanahnya. transportasi dengan nilai sebesar 0,276 dan
Hal ini memungkinkan karena semakin pada urutan ketiga adalah variabel waktu
lebar jalan di depan suatu lokasi tanah akan tempuh ke pusat kegiatan ekonomi dengan
menjadikan lokasi tanah tersebut sangat nilai 0, 189. Yang terakhir adalah variabel
strategis dan memiliki aksebilitas yang status tanah dengan nilai 0, 144.
cukup strategis dibandingkan dengan tanah
yang berlokasi di suatu jalan kecil atau
gang. Tanda positif koefisien lokasi tanah IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
pada klasifikasi kelas jalan sesuai dengan Dari hasil pengujian terhadap tanda pada
landasan teori, yang berarti bahwa semakin model regresi harga tanah, terbukti semua
lebar jalan di depan suatu lokasi tanah akan variabel yang dimasukkan dalam model ini
sesuai dengan hasil regresinya. Tanda yang
berlawanan pada variabel waktu tempuh
78 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Yo/. s;· No. 1, Juni 2004
menuju pusat kegiatan ekonomi berarti bahwa KESIMPULAN
semakin cepat waktu tempuh dari lokasi tanah
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan,
menuju , pusat kegiatan ekonomi akan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
mengakibatkan kenaikan harga tanah dari
harga sebelumnya. Sebaliknya bila semakin Variabel yang secara signifikan mempe•
lambat waktu tempuh dari lokasi tanah menuju ngaruhi harga tanah di Kecamatan Banyumanik
pusat kegiatan ekonomi akan mengakibatkan untuk penggunaan perumahan terdiri dari
penurunan harga tanah dari harga sebelumnya. Faktor waktu tempuh lokasi tanah menuju
Hal ini dimungkinkan karena di samping pusat kegiatan ekonomi, jarak lokasi tanah
aksesibilitasnya yang tinggi juga karena dengan jalur transportasi umum terdekat, status
lokasinya dianggap strategis karena kepemilikan tanah dan lokasi tanah pada
kemudahan mencapai pusat kegiatan ekonomi. klasifikasi kelas jalan. Faktor waktu tempuh
lokasi tanah dengan pusat kegiatan ekonomi
Variabel jarak menuju jalur transportasi
berpengaruh negatif terhadap harga tanah di
umum terdekat juga bertanda negatif
Kecamatan Banyumanik. Variabel jarak lokasi
menunjukkan bahwa semakin dekat lokasi
tanah dengan jalur transportasi umum terdekat
tanah dengan jalur transportasi umum akan
berpengaruh negatif terhadap harga tanah di
mengakibatkan kenaikk:m harga tanah dan
Kecamatan Banyumanik. Variabel status
sebaliknya. Hal mt berkaitan dengan
kepemilikan tanah bertanda positif. Variabel
kemudahan dalam melakukan aktivitas/
lokasi tanah pada klasifikasi kelas jalan bertanda
mobilitas, sehingga keberadaan suatu lokasi
positif.
tanah yang dekat jalur transportasi umum akan
menyebabkan harga tanah semakin tinggi. Variabel yang yang paling berpengaruh
Untuk koefisien variabel status tanah bertanda dalam menentukan harga tanah di Kecamatan
positif, yang berarti tanah yang statusnya Banyumanik adalah variabel klasifikasi tanah
bersertifikat hak milik (SHM) akan lebih tinggi pada kelas jalan merupakan variabel paling
harga tanahnya dibandingkan dengan tanah dominan, di urutan kedua terdapat variabel
yang statusnya bukan bersertifikat hak milik. jarak lokasi tanah dengan jalur transportasi
terdekat dan pada urutan ketiga adalah variabel
Dan yang terakhir adalah variabel lokasi
waktu tempuh ke pusat kegiatan ekonomi. Dan
tanah pada klasifikasi kelas jalan dimana
yang terakhir adalah variabel status tanah.
dalam penelitian ini klasifikasi kelas jalan
menunjukkan letak/lokasi tanah pada suatu IMPLIKASI KEBIJAKAN
kriteria/kelas jalan dengan skor satu sampai
Berdasarkan penelitian yang telah
dengan empat yaitu, jalan protokol mempunyai
dilakukan bahwa perkembangan suatu kota
skor empat, jalan ekonomi mempunyai skor
berdampak logis dengan adanya perubahan
tiga, jalan lingkungan mempunyai skor dua,
secara sistematis dari lingkungan-lingkungan
dan jalan gang mempunyai skor satu. Untuk
perumahan di pusat kota menjadi fungsi lain.
variabel lokasi tanah pada klasifikasi kelas
Perubahan ini karena adanya peningkatan
jalan bertanda positif mempunyai arti
tuntutan sebagai dampak dari perkembangan
penambahan satu kelas jalan di mana lokasi
kota tersebut. Pembangunan kota meliputi
tanah tersebut berada akan mengakibatkan
pembangunan sarana dan prasarana kota dan
kenaikan harga tanah. Hal ini memungkinkan
pengembangan lahan kota. Di samping faktor•
karena semakin lebar jalan di depan suatu
faktor yang mempengaruhi harga tanah, ada
lokasi tanah menjadikan lokasi tersebut sangat
juga beberapa faktor yang menjadi penyebab
strategis dan memiliki aksesibilitas yang tinggi
meningkatnya kebutuhan akan tanah, yaitu:
dibandingkan dengan tanah yang terletak di
pertumbuhan penduduk, peningkatan kualitas
jalan kecil atau gang.
Triana K. & Bagio Mudakir -Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 79
hidup, meningkatnya fungsi kota terhadap dalam masalah ketersediaan tanah untuk
daerah sekitar, terbatasnya persediaan tanah pelaksanaan progamnya. Contohnya bila
siap bangun, dan meningkatnya kegiatan pemerintah akan melaksanakan proyek rumah
pembangunan dan sebagainya. susun. Tujuan rumah susun adalah untuk
Dampak adanya perkembangan kota yaitu masyarakat dengan taraf ekonomi rendah.
peningkatan peran dan fungsi kota, meningkat• Dengan adanya persediaan tanah maka
nya income/pendapatan, meningkatnya kegiatan pemerintah tidak perlu kesusahan dalam
pembangunan. Di samping dampak positif mencari tanah dan karena tanahnya sudah
terdapat juga dampak negatifuya yaitu diinvestasikan sebelumnya maka harga
munculnya kawasan kumuh (slums), munculnya tanahnya tidak terlalau tinggi dapat menghidari
pendudukan tanah secara liar (squatters area), spekulan tanah. Bank tanah dilakukan dengan
spekulasi tanah, biaya pembangunan tinggi pembelian tanah oleh pemerintah Sistem bank
sehingga banyak tanah kosong, bentuk kepemilikan tanah dapat dilakukan pula dengan
tanah yang tidak teratur. pembebasan tanah negara.

Seiring dengan proses perkembangan kota 2. Urban Society Empowerment


tersebut maka harga tanah di pusat kotapun Kebijakan tanah yang dapat diambil oleh
mengalami kenaikan yang sangat drastis. pemerintah pusat dalam mengendalikan harga
Urban Land Policies yang dapat diambil tanah antara lain melalui dengan pengefektifan
dalam rangka mengendalikan/ mengontrol peraturan perundangan pertanahan, pengefek•
harga tanah adalah: Land Banking (Bank tifan sistem perpajakan tanah perkotaan.
Tanah), Land Consolidation (Konsolidasi Dengan adanya pengefektifan pengenaan pajak
Tanah), Guided-Land Development (Perenca• pertanahan pada tanah, seperti adanya tanah
aan Pengelolaan Tanah), Urban Infrastructure yang dibiarkan dalam waktu yang lama (lahan
Development (Pembangunan Infrastruktur tidur) akan dikenakan pajak akan mengefektif•
Kota), Urban Society Empowerment (kebija• kan penggunaan tanah. Pengefektifan peraturan
kan yang dilakukan pleh pemerintah pusat perundangan pertanahan dapat mengurangi resiko
dalam bidang pertanahan), Newtowns para spekulan tanah.
Development (Pembangunan Kota Baru), dan 3. Guided-Land Development (Perencanaan
sebagainya. Pada penelitian ini diangkat masalah Pengelolaan Tanah)
mengenai kenaikan harga tanah di kota Kebijakan Guided-Land Development
sehingga menimbulkan pembangunan area penggunaan tanah dapat lebih efektif. Agar
permukiman ke dacrah pinggiran. Untuk itu penggunaan tanah sesuai dengan Rencana Tata
perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi Ruang dan Wilayah. Salah satunya adalah
harga tanah untuk kebutuhan perumahan di perbaikan dan pengaturan kembali lingkungan
daerah pinggiran. Maka kebijakan tanah permukiman fisik. Di mana permukiman yang
perkotaan ( Urban Land Policies) yang sesuai sudah ada tetap dipertahankan, dapat pula
dengan masalah yang diangkat dalam penelitian dengan intensifikasi lahan, yaitu metode•
ini adalah: metode pengembangan lahan yang lebih baik,
I. Land Banking (Bank Tanah) seperti mengelola tanah-tanah kosong.
Kebijakan bank tanah adalah adanya suatu
rangkaian tindakan yang secara sistematik dan DAFTAR PUST AKA
terorganisir dimaksudakn untuk menyediakan
tanah pada waktu yang tepat untuk American Institute of Real Estate Appraisers,
panggunaan dan tujuan yang sesuai dengan 1997, The Appraisal of Real Estate,
kepentingan masyarakat secara keseluruhan. AIREA, of the National Assosiation of
Realtor, Chigago.
Dengan begitu pemerintah tidak akan kesulitan
80 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. J, Juni 1004
Anonim, 1995, Susunan Dalam Satu Naskah Kota semarang", Jurnal Kajian Bisnis dan
VU No. 12 tahun 1985 tentang PBB Ekonomi, No 23 Mei-Agustus 2001 hat
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 33-38.
12 tahun 1994, Direktorat Jendral Pajak, Reksohadiprojo S. dan Karseno, A.R, 1997,
Jakarta. Ekonomi Perkotaan. Edisi ketiga, Yogya•
Andrian Sutawijaya, 2002, Ana/isis Tentang karta: BPFE UGM.
faktor-faktor yang Mempengaruhi Ni/ai Richardson, Herry W, 1984, Urban Economy,
Tanah sebagai Dasar Penilaian NJOP Hinsdale: The Pryan Press.
PBB di Kota Semarang, Tesis, Magister
Richardson, Herry W, 199 l. Dasar-dasar
Ekonomi Pembangunan, UN DIP.
Ekonomi Regional, Jakarta: LPFE Ul.
Boesronie Boesro, 1999, Analisis Pengaruh
Resksohadiprojo S dan Karseno, A.R, 1997,
lokasi dan Fisik Tanah terhadap Nilai
Ekonomi Perkotaan, Edisi Ketiga, Yogya•
Tanah di Kecamatun Tanjung Karang
karta: BPFE UGM.
Pusat Kata Lampung, Skripsi, Ekonomi
Pembangunan, UGM. Singgih Santoso, 2001, Mengolah Data
Statistik, Edisi Pertama, Jakarta: Gramedia.
Marzuki, 1996, Metodo/ogi Penelitian,
Yogyakarta: BPFE Ull. Soweratno dan Mustofa A. Hadi, 2000,
Hubungan Transaksi Jual Beli terhadap
Ery Puspitasari, 2001, Ana/is is Faktor-faktor
NJOP Bumi Kota Semarang, Jurnal Kajian
yang Mempengaruhi Nilai Tanah sebagai
Bisnis, Jakarta.
Dasar Penetapan NJOP PBB di Kata
Semarang, Skripsi, Ekonomi Pembangunan, Sugiyanto, 1999, "Harga Tanah di Sekitar
UNDIP. Tempat Pembuangan Akhir Sampah: Studi
Kasus Desa Sitimulyo Piyungan Bantu!",
Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika, Alih
Jurnal Kajian Bisnis don Ekonomi, No 23
Bahasa Sumarno Zain, Jakarta: Penerbit
Mei -Agustus 2001, ha! 125-133.
Erlangga.
Suparmono, 2000, "Penilaian Harga Tanah
Kantor Pelayanan Pajak untuk Pajak Bumi dan
Untuk Penggunaan Perumahan di Kota
Bangunan (KP-PB), Analisa Zona Nilai
Yogyakarta, Jurnal Wahana, vol 6, No. 1
Tanah (ZN) di Kota Semarang, Berbagai
Februari 2003, ha! 85-99.
edisi.
Supranto, J, 1993, Ekonometrika, Buku Dua,
Laporan Bulanan Camat dan Pejabat Pembuat
Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas
Akta Tanah (PPAT) tentang transaksi Jual•
Ekonomi Universitas Indonesia.
Beli Tanah di Kota Semarang, Berbagai
edisi. Yusron Purbatin Hadi, 1999, "Penentuan
Harga Tanah di Daerah Etnis Tionghoa:
Mankoesobroto, 1996, Ekonomi Publik
Studi Kasus Surakarta", Jurnal Wahana
Yogyakarta: BPFE UGM, Hal 215-216. '
Vol. 4, No. 1 Februari 2001, ha! 1-8. '
Marsudi, Djojodipuro, 1992, Teori Lokasi
Yunus A Rahman, Mohd. dkk, Aspek-aspek
Jakarta: BPFE Universitas Indonesia. '
Ekonomi Tanah, Badan Pendidikan dan
Metta, 2002, Analisis Faktor Lokasi dan Latihan Keuangan dan Institut Teknologi
Aksesbilitas yang Menentukan Ni/ai Jual Mara Malaysia, Malang.
Tanah di Kecamatan Ungaran, Skripsi,
, 1995, Draft Rencana Tata Ruang
Ekonomi Pembangunan, UNDIP.
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Mustofa A, Hadi, 1998, "Hubungan Harga Semarang Tahun 1995 -2005, Pemerintah
Transaksi Jual Beli Terhadap Nilai Jual Daerah Tingkat II Semarang.
Objek Pajak (NJOP) Bumi: Studi Kasus

Anda mungkin juga menyukai