ABSTRACT
Semarang city is densely populated that demand of settlement will increase
continually, but land in city center is very limited and even it is scarce, therefore the
land price which is placed in city center is high. That is why many inhabitant of
Semarang city prefer to live in outskirts of the city. The shifting of land demand to the
outskirts is also followed by increasing of land price in outskirts, it causes the land
price in outskirts is uncontrolled.
The research takes location in Banyumanik area. This research area consists of 7
districts, that are Jabungan, Pudak Payung, Banyumanik, Srondol Kulon, Pedalangan,
Ngesrep, and Gedawang district. The sample total is one hundred (JOO). The data is
analyzed by using multiple linear regression model with ordinary least square method
(OLS).
Srondol Kulon, Kelurahan Pedalangan, Alat regresi berganda ini digunakan untuk
Kelurahan Gedawang, Kelurahan Ngesrep. mengetahui pengaruh empat variabel bebas
Ketujuh kelurahan tersebut dianggap telah terhadap satu variabel tergantung. Model yang
mewakili harga tanah di Kecamatan disajikan dalam analisis ini:
Banyumanik.
Besamya sampel yang dibutuhkan adalah I
00 sampel, karena penelitian terdiri dari 7
kelurahan maka rata-rata setiap kelurahannya Keterangan:
diambil 14 anggota sampel. Pengambilan
Y = Harga tanah
anggota sampel dari kelurahan tersebut
berdasarkan data yang ada dan yang ditemui po = Konstanta
dengan pertimbangan letak lokasi tanah dalam P 1, P2. P1. P4 = parameter
data tersebut bisa dijangkau dan mempunyai Xi Waktu tempuh ke pusat kegiatan
akses menuju pusat kegiatan ekonomi. ekonomi (menit)
Jarak lokasi tanah denganjalur
• Metode Analisis
transportasi umum (meter)
a. Model Analisis Status Tanah (merupakan variabel
Harga tanah dipengaruhi oleh faktor dummy)
sosial, ekonomi dan lingkungan serta politik I = untuk tanah berstatus hak milik
yang berkaitan dengan UU tetapi faktor sosial (SHM)
tidak dimasukan. Penelitian ini memfokuskan 0 = untuk tanah dengan status lain
---:""�--
Triana K. & Bagio Mudakir -Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 63
lokasi tanah pada kelas jalan dengan konstan yang sama (homoskedastisitas)
skor 4-1 (Gujarati, 1995:355-356)
4 = jalan protokol 4) Uji Autokorelasi dapat didefinisikan
3 = jalan ekonomi sebagai korelasi antar anggota serangkaian
2 = jalan lingkungan observasi yang diurutkan menurut waktu
l = jalan gang seperti dalam data deretan waktu atau
ruang seperti data dalam cross sectional.
b. Alat Uji Analisis Konsekuensinya adalah selang keyakinan
menjadi besar serta varian dan kesalahan
Analisis yang dilakukan melalui
standar akan ditaksir terlalu rendah
pendekatan analisis kuantitatif, yaitu dilakukan
(Damodar Gujarati 1995:201-202)
dengan model regresi linier dengan metode
kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). 5) Uji statistik dengan Uji Goodness of Fit
Hasil regresi akan diuji secara statistik dan uji adalah untuk menguji apakah hasil yang
ekonometrik. Secara ekonometrik, pengujian dicapai sudah sesuai dengan metode•
dimaksudkan untuk rnengetahui apakah ada metode statistik yang ada. Uji statistik
pelanggaran asurnsi dalam model regresi linier yang dilakukan meliputi:
)
yang dipergunakan. Dan apakah asurnsi dasar • Koefisien determinasi (R2 adalah untuk
dalam penggunaan metode OLS tersebut melihat besarnya pengaruh dari variabel•
terpenuhi atau tidak. Maka dilakukan uji variabel bebas terhadap variabel tidak
asumsi klasik. Pengujiannya asumsi klasik be bas.
meliputi:
• Uji F, yaitu untuk menguji tingkat
1) Uji normalitas bertujuan untuk menguji signifikansi secara bersama-sama
apakah dalam model regresi, variabel parameter dari variabel yang diukur
terikat dan variabel bebas keduanya (bebas) terhadap variabel tak bebas,
mempunyai distribusi normal atau tidak. apakah dapat diterima secara statistik
/
Model regresi yang baik adalah yang dengan membandingkan F hitung
memiliki distribusi normal atau mendekati dengan F tabel.
normal. Cara mendeteksinya adalah dengan
melihat normal probability plot yang b
2
rx2
F ==--.. . ,. -
membandingkan distribusi kumulatif dari
data sesungguhnya dengan distribusi
. s2 Yx
kumulatif dari distribusi normal. • Uji t, yaitu menguji tingkat signifikan
masing-masing parameter dari variabel
/ 2) Uji multikolinearitas, dirnaksudkan untuk
yang diukur (bebas) terhadap variabel
mengetahui apakah ada hubungan linear
yang sempuma diantara beberapa atau tidak bebas, apakah dapat diterima secara
semua variabel bebas dari model regresi statistik dengan membandingkan antara t
hitung dengan t tabel. Rumus yang
(Gujarati, 1995:320). Untuk menguji
digunakan dalam menghitung t adalah:
multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai tolerancenya dan nilai VIF.
b-Bo
3) Uji heteroskedastisitas, dilakukan untuk !=--,= =
Km2) Km2)
terlihat dalam tabel sebagai berikut:
1 Pudak Payung 3,93 8.356 2.126
Tabel 1. Penggunaan Areal Tanah Kecamatan
2 Gedawang 2,70 2.661 986
Banyumanik (dalam Ha)
3 Jabungan 3,42 2.313 676
4 Padangsari 1,85 12.509 6.762
Jenis Tanah Jumlah (Ha)
5 Banyumanik 2,99 6.741 2.255
Tanah Sawah 2255,48 6 Srondol Wetan 2,36 18.991 8.403
a. lrigasi setengah teknis 30 7 Pedalangan 2,40 7.740 3.225
b. lrigasi sederhana 117 8 Sumurboto 0,84 7.546 3.983
c. Tadah hujan/sawah rendengan 66,14 9 Srondol kulon 2,88 11.012 3.824
10 Tinjomoyo 2,10 7.763 3.697
Tanah Kering 1.606,58
11 Ngesrep 2,36 12.186 5.169
a. Tanah perkarangan/bangunan 430
b. Tanah tegalan/kebun 562,58 Jumlah 27,73 97.818 Rata-rata
c. Tanah ladang pengembalaan/ 614 = 3.528
pangonan
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2000
Sumber: Monografi Kecamatan Banyumanik 2000
Kelurahan Pudak payung memiliki
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa wilayah yang paling luas yaitu 3,93 Km2.
luas tanah yang diusahakan untuk pertanian Sedangkan Kelurahan Sumurboto memiliki
mencapai 2225,48 ha yang merupakan bagian wilayah yang paling kecil yaitu 0,84 Km2•
terbesar bagi penggunaan tanah di Kecamatan Srondol Wetan merupakan kelurahan yang
Banyumanik. Sedangkan yang digunakan terbanyak penduduknya yaitu 18.991 jiwa dan
untuk bangunan seluas 430 Ha. kepadatan tertinggi yaitu 8.403 jiwa/Krrr'.
Sedangkan Kelurahan Jabungan penduduknya
66 Jurnal EkonomlPembangunan, Vol 5, No. 1, Jun/ 2004
paling sedikit yaitu 2.313 jiwa juga dengan Tabel 3. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Banyu•
kepadatan penduduknya paling rendah 676 manik Tahun 2000
jiwa/Km",
di bawah pengelolaan Depdikbud maupun Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2000
yang tidak, tersusun dalam tabel sebagai
berikut:
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa di
Tabel 3. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Banyumanik Kecamatan Banyumanik hampir terdapat
Tahun 2000 semua fasilitas kesehatan secara lengkap,
dimana keberadaannya untuk memberikan
Jenis Pendidikan Jumlah Sekolah
pelayanan kesehatan secara merata kepada
1. Taman Kanak-Kanak 47 seluruh masyarakat Banyumanik dan
2. Sekolah Dasar 43 sekitamya.
3. SLTPUmum 10
4. SLTP Kejuruan . • Perdagangan
5. SLTA Umum 4
Pengadaan sarana perbelanjaan dan niaga
6. SLTA Kejuruan 1
ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
7. Akademi 1 kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan
8. Perguruan Tinggi � kebutuhan sehari-hari, Pada dasamya fasilitas
9. Kursus-Kursus �' perbelanjaan dan dan niaga ini meliputi saran
Jumlah 112 toko dan pertokoan yang dibutuhkan masya•
1999 109 rakat. Dimana fasilitas ini dapat digunakan
oleh satu lingkungan saja atau juga oleh
Sumber: Kecamatan Banyumanik dalam Angka tahun 2000 beberapa lingkungan. Adapun Fasilitas
Perbelanjaan dan niaga tersebut meliputi:
• Kesehatan Toko, untuk suatu lingkungan permukiman
Keberadaan berbagai jenis fasilitas yang mempunyai penduduk 250 jiwa, perlu
kesehatan yang melayani masyarakat di disediakan fasilitas perbelanjaan yang terkecil.
Kecamatan Banyumanik sebagai berikut: Fasilitas tersebut adalah sebuah toko yang
menjual kebutuhan sehari-hari. Lokasi
ditempatkan di tengah-tengah pusat lingkungan
dengan radius pencapaian sebesar 300 meter
serta luas tanah 100 m2 •
Pertokoan, untuk suatu lingkungan
pennukiman yang mempunyai penduduk 2500
Triana K. cl Bagio Mudakir-Ana/isis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 67
jiwa, di samping jenis fasilitas lain, sudah e) Gambaran Umum Barga Tanah di
perlu disediakan fasilitas perbelanjaan yang Kecamatan Banyumanik
menjual kebutuhan sehari-hari dan dapat Harga tanah di Kecamatan Banyumanik
berupa toko serba ada. Lokasi ditempatkan di bervariasi ada yang tinggi dan ada yang
tengah-tengah pusat lingkungan dengan radius rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pencapaian sebesar 500 meter serta luas tanah di Kecamatan Banyumanik yang terdiri dari 11
1200 m2• kelurahan yang diambil menjadi daerah
Fasilitas perekonomian di Kecamatan penelitian sebanyak 7 kelurahan yaitu
Banyumanik akan diperlihatkan pada tabel 5. Kelurahan Pudak Payung, Kelurahan
label 5. Fasilitas Perekonomian di Kecamatan Banyumanik, Kelurahan Jabungan, Kelurahan
Banyumanik Tahun 2000 Srondol Kulon, Kelurahan Pedalangan,
Kelurahan Gedawang, Kelurahan Ngesrep.
Sarana Perekonomian Jumlah • Kelurahan Jabungan
1. Pasar Umum 5 Harga tanah terendah terdapat di
2. Kios/Toko/ Warung 297/148/343
1/1
Kelurahan Jabungan dimana kondisi
3. KUO/BUD
4. Koperasi Simpan Pinjam 1 jalannnya pada jalan masuknya sudah aspal
5. Badan Kredit 3 dengan medannya yang naik turun dengan
6. Kredit Perorangan 1 tingkat kemiringan yang besar. Pada daerah
7. Stasiun Bus 1 yang ke pelosok jalannya belum di aspal.
8. Stasiun Daihatsu .
9. Stasiun Oplet/Taxi . Kendaraan yang lewat adalah sejenis colt
dan ojek. Pada daerah Jabungan ini pada
Jumlah 802 daerah yang sudah ke dalam banyak tidak
1999 1004
terdapat nama jalannya dan banyak tanah
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2000 yang belum bersertifikat hak milik.
• Transportasi Sarana Transportasi yang • Kelurahan Pudak Payung
ada di kecamatan Banyumanik terlihat Di Kelurahan Pudak Payung masih
dalam tabel 6. terdapat banyak tanah kosong. Pada
umumnya luas tanah yang ditawarkan
Dokar/ Angkutan
Kelurahan Songkro Becak Taxi Bus Colt
Andong Kota
1. Pudak Payung 2 2 . 6 . 31 37
2. Gedawang . . . . . 12 12
3. Jabungan . . . . . 14 14
4. Padangsari . . 15 . 9 24
5. Banyumanik . . . 66 66
6. Srondol Wetan . 3 . 5 11 16
7. Pedalangan . . 3 2 15 17
8. Surnurboto . . . . . 26 26
9. Srondol Kulon 11 4 . . 18 18
10. Tinjomoyo . . . 16 16
11. Ngesrep 2 2 6 30 36
Tabel 8. Hasil Deskripsi Status Tanah dan Lokasi Tanah pada Kelas Jalan
Count
lokasi tanah oada kelas ialan
ii gang ii lingkungan ii ekonomi ii protokol Total
status bkn hak milik 26 14 9 4 53
tanah hak milik 21 15 9 2 47
Total 47 29 18 6 100
Sumber: Data primer yang diolah. 2003
• Standar deviasi adalah 294711.6, 30% dari mean) menunjukkan adanya
Standar deviasi yang sangat besar (lebih vanasi yang besar atau adanya
dari 30% dari mean) menunjukkan perbedaan yang cukup besar dari waktu
adanya variasi yang besar atau adanya tempuh ke pusat kegiatan ekonomi
kesenjangan yang cukup besar dari tertinggi dan terendah.
harga tanah tertinggi dan terendah. • Data minimum adalah 3 menit
• Data minimum adalah 2400 sedangkan sedangkan data maksimum adalah 22
data maksimum adalah 127500. men it.
2. Variabel Waktu Tempuh ke Pusat Kegiatan • Variabel Jarak Lokasi Tanah dengan
Ekonomi Jalur Tranportasi Terdekat
• N atau jumlah data yang valid adalah • N atau jumlah data yang valid adalah
100 buah. 100 buah.
• Mean atau rata-rata Waktu ke Pusat • Mean atau rata-rata harga tanah adalah
Kegiatan Ekonomi adalah 10.55. 509.7.
• Median atau titik tengah data jika • Median atau titik tengah data jika
semua data diurutkan dan dibagi dua semua data diurutkan dan dibagi dua
sama besar. Angka median menunjukkan sama besar. Angka median menunjukkan
bahwa 50% Waktu ke Pusat Kegiatan bahwa 50% jarak lokasi tanah ke jalur
Ekonomi adalah 9.50 menit ke atas dan transportasi terdekat adalah 435 m ke
50% nya adalah 9.50 menit ke bawah atas dan 50% nya adalah 435 m ke
• Standar deviasi adalah 5. l O , Standar bawah.
deviasi yang sangat besar (lebih dari
70 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 5, No. I, Junl 2004
• Standar deviasi adalah 379.4 , Standar adalah tidak relevan, karena tidak mengacu
deviasi yang sangat besar (lebih dari pada kode apapun. Demikian pula dengan
30% dari mean) menunjukkan adanya standar deviasi.
varrasi yang besar atau adanya perbedaan
yang cukup besar antara jarak lokasi B. Pengujian terhadap Pelanggaran Asumsi
tanah ke jalur transportasi terdekat yang Klasik
tertinggi dengan yang terendah. Pengujian yang dilakukan meliputi: uji
• Data minimum adalah 20 meter multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas dan
sedangkan data maksimum adalah 1550 uji autokorelasi (Gujarati, 1995:157-161). Dari
meter. uji tersebut dapat diketahui apakah model yang
dipakai tersebut relevan atau tidak. Pengujian
3. Variabel Status Tanah penyimpangan asumsi-asumsi klasik tersebut
Karena variabcl Status Tanah adalah dapat dijelaskan sebagai berikut:
data kuantitatif, maka sesungguhnya yang
I. Uji Normalitas
relevan untuk deskripsi data berdasar
output di atas adalah: Uji nonnalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel terikat
• N atau jumlah data yang valid adalah
dan variabel bebas keduanya mempunyai
100 buah.
distribusi normal atau tidak. Model regresi
• Mode/ modus. jenis status tanah yang yang baik adalah yang memiliki distribusi
paling banyak adalah variable dummy O normal atau mendekati normal. Cara
(untuk tanah bersertifikat bukan hak mendeteksinya adalah dengan melihat normal
milik) sebesar 53. probability plot yang membandingkan
Sedangkan statistik lain, seperti rata-rata distribusi kumulatif dari data sesunggguhnya
status tanah (mean) yang sebesar 0.47 dengan distribusi kumulatif dari distribusi
adalah tidak relevan, karena tidak mengacu normal. Distribusi normal akan membentuk
pada kode apapun. Demikian pula dengan satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
standar deviasi. dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika
distribusi data adalah normal maka garis yang
4. Variabel Klasifikasi Tanah pada Kelas menggambarkan data sesungguhnya akan
Jalan mengikuti garis diagonalnya. Uji nonnalitas
Karena adalah Variabel klasifikasi ditunjukkan oleh grafik normal plot dan
tanah pada kelas jalan data kuanlitatif, histogram pada gambar 1.
maka sesungguhnya yang relevan untuk
2. Uji Multikolinearitas
deskripsi data berdasar output di atas
adalah: Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas saling berhubu•
• N atau jumlah data yang valid adalah ngan secara linier dalam model regresi ganda
100 buah. yang di gunakan. Apabila terjadi hubungan
• Mode/ modus, klasifikasi tanah pada yang erat antar variabel bebas, terjadi
kelas jalan yang paling banyak adalah multikolinieritas, akibatnya variabel penaksir
pada kelas jalan 1 (untuk jalan gang) menjadi cenderung terlalu besar, t hitung
sebesar 47. menjadi terlalu kecil dan tidak signifikan,
Sedangkan statistik lain, seperti rata-rata sehingga walaupun basil estimasi tidak bias,
status tanah (mean) yang sebesar l.83 namun tidak efisien. Cara mendeteksinya
adalah dengan menganalisis matrik korelasi
Triana K. &: Bagio Mudakir-Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 71
Coefficients8
Colllnearit Statistics
Model Tolerance VIF
1 WAKTUH .727 1.375
JARAK .799 1.251
STATUS .987 1.013
KE LAS .628 1.591
a. Dependent Variable: HARGA
Sumber: Data primer yang diolah, 2003
Scatterplot
Dependent Variable: Y
D
D D
"iii
::,
2 D
D D
"C D q,
·. ; D D
D DD
Cl> 1
DD
Ill D D
0:: D D D •
D
"C
Cl> 0
Ill
""" Do JI 'a D D �
N
E BiP .... '!i§ rf'if'D J w
Ila
D
D
aDD D ooDO
Cl> DD
"C -1 8111,
.a D
IJ) D
D
c -2
0 I! D
"iii
U)
•
!!! -3
�
0:: -4
-3 -2 -1 0 2 3
jalan. .,
5. Uji Statistik
4. Uji Autokorelasi 2
Model Summary b
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 271495.2 93738.581 2.896 .005
WAKTUH -10921.1 4406.560 -2.478 .015
JARAK -214.387 56.515 -3.793 .000
STATUS 84599.902 38457.016 2.200 .030
KE LAS 153023.3 25928.116 5.902 .000
a. Dependent Variable: HARGA
Sumber: Data primer yang diolah, 2004
Berdasarkan tabel 13 diketahui koeffisien dari singkat waktu tempuh dari lokasi tanah ke
hasil regresi tersebut, sehingga didapat pusat kegiatan ekonomi akan mengakibat•
persamaan regresinya yaitu: kan kenaikan harga tanah. Sebaliknya
semakin lambat waktu tempuh dari lokasi
tanah ke pusat kegiatan ekonomi akan
mengakibatkan penurunan harga tanah. Hal
ini dimungkinkan karena di samping
Y = 271.495,2 - 10.921,l X1 - 214,387 X2 + aksesibilitasnya yang tinggi juga karena
84.599,90 X3 + 153.023,3 X4 lokasinya yang strategis karena kemudahan
mencapai pusat kegiatan ekonomi. Adanya
perbedaan kemampuan aksesibilitas lokasi
76 Jurnal Ekonoml Pembangunan, Vol 5, No. I, Juni 2004
tanah ke pusat kegiatan ekonomi akan perekonomian akan meningkatkan harga
menyebabkan terjadinya perbedaan pada tanah di lokasi tersebut. variabel jarak
harga tanah. Waktu tempuh berkaitan dengan lokasi tanah dengan jalur transportasi
dengan konsep teori aksesibiltas, yaitu umum atau jalan utama. Variabel jarak
semakin singkat waktu tempuh dari lokasi lokasi tanah dengan jalur transportasi
tanah ke pusat kegiatan ekonomi, maka umum atau jalan utama terdekat berkaitan
harga tanah atau sewa tanah akan semakin dengan kemudahan dalam melakukan
tinggi. Hal ini sesuai dengan teori sewa tanah aktivitas atau mobilitas, sehingga kedekatan
(bid rent teary) dan teori lokasi. lokasi tanah dengan jalur transportasi
Variabel waktu tempuh lokasi tanah umum akan menyebabkan harga tanah
menuju pusat kegiatan ekonomi secara semakin tinggi.
signifikan mepengaruhi harga tanah. Hasil Variabel jarak lokasi tanah dengan
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya jalur transportasi umum atau jalan utama
yang dilakukan oleh Thomcroft ( 1984), secara signifikan mepengaruhi harga tanah.
Asroem ( 1997), Sidik ( 1998 ), Sanu (1998), Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
Boesonie Boesroe ( 2000), Yusron Purbatin yang dilakukan oleh Thomcroft ( 1984 ),
H. (2001 }, Adrian Sutawijaya (2003), Asroem (I 997), Sidik (I 998), Sanu ( 1998),
Suparmono (2003). Adrian Sutawijaya (2003), Suparmono
(2003).
• Koefisien Regresi Jarak Lokasi Tanah
dengan Jalur Transportasi Umum • Koefisien Regresi Status Kepemilikan
Nilai koefisien parameter variabel Tanah terhadap Harga Tanah
jarak lokasi tanah dengan jalur transportasi Nilai koefisien parameter variabel
umum atau jalan utama berpengaruh status kepemilikan tanah bertanda positif
negatif dan signifikan terhadap harga tanah dan signifikan terhadap harga tanah sebesar
sebesar -214,387 artinya apabila jarak 84.599,90. Temyata terdapat perbedaan
antara properti tanah dengan pusat kegiatan yang signifikan harga tanah yang
ekonomi semakin jauh sebesar 1 meter, bersertifikat hak milik (SHM) dengan tanah
akan mengakibatkan penurunan harga yang statusnya bukan SHM. artinya apabila
tanah sebesar Rp 214,3 87 dari harga tanah tersebut bersertifikat hak milik
sebelumnya dengan asumsi variabel yang (SHM) akan mengakibatkan kenaikan
lain tetap. harga tanah sebesar Rp 84.599,90.
Hal ini sesuai dengan teori aksesibilitas Secara teoritik ditinjau dari aspek
daiam ekonomi regional. Jika di lokasi hukum tanah, tanah yang bersertifikat hak
tanah tidak ada transportasi umum, bus/ milik (SHM) akan lebih tinggi harga
angkutan umum, sudah tentu masyarakat tanahnya dibandingkan dengan tanah yang
kurang berkeinginan untuk menempati bersertifikat bukan SHM. Keunggulan
lokasi tersebut karena kurangnya akses tanah yang bersertifikat SHM dibanding
yang mempermudah aktivitas setiap hari yang bersertifikat bukan SHM adalah
menuju pusat kota dan pusat perekonomian. kepemilikan atas tanah tidak ditentukan
Sebaliknya jika di suatu lokasi tersedia jangka waktu kepemilikan atas tanah
sarana transportasi umum bus/angkutan tersebut, seperti halnya pada tanah dengan
umum maka akan membuat daya tarik bagi status Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak
masyarakat untuk merniliki sebidang tanah Guna Bangunan. Sedangkan akta terkuat
di lokasi tersebut. Dcngan adanya dan terpenuhi merupakan jenis hak
kemudahan menuju pusat kota dan pusat kepemilikan atas tanah yang paling tinggi
Triana K. & Bagio Mudakir -Ana/isis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 77
statusnya dibandingkan dengan status semakin dihargai atau dinilai tinggi harga
kepemilikan tanah yang lainnya, setiap tanah tersebut.
pemegang hak atas tanah diberikan Variabel lokasi tanah pada klasifikasi
kebebasan untuk berbuat sesuatu atas kelas jalan secara signifikan mempengaruhi
tanahnya. Pemegang hak dapat pula harga tanah. Hasil ini sesuai dengan
memindahkan haknya dengan cara penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
menghibahkan, menukarkan, dan menjual Thomcroft (1984), Asroem (1997), Sidik
kepada orang lain. ( 1998), Sanu ( 1998), Ery Puspita Sari
Dummy status kepemilikan tanah yang (200 l ), Sugiyanto (200 I), Adrian Sutawi•
bersertifikat hak milik (SHM) harganya jaya (2003), Suparmono (2003).
lebih tinggi daripada tanah yang statusnya
bukan SHM. Hasil ini sesuai dengan 7. Analisis Variabel Dominan
penelitian yang dilakukan oleh Sidik
(1998), Suparmono (2003). label 14. Standarized Coefficient
Coefficien�
• Koefisien Regresi Lokasi Tanah Pada
Standardized
Klasi.fikasi Ke/as Ja/an. Coefficients
Nilai koefisien parameter variabel Model Beta
lokasi tanah pada klasifikasi kelas jalan 1 WAKTUH -.189
bertanda positif dan signifikan terhadap JARAK -.276
harga tanah sebesar 153.023,3. Artinyajika STATUS .144
terjadi penambahan satu kelas jalan dimana KE LAS .484
lokasi tanah tersebut berada akan a. Dependent Variable: HARGA
mengakibatkan kenaikan harga tanah sebesar Sumber : Data primer yang diolah, 2003
Rp 153.023,3 dari harga sebelum• nya.
Secara toeritis lokasi tanah pada Berdasarkan tabel 14 standardized
klasifikasi kelas jalan menunjukkan coefficient dapat diketahui variabel dominan
letak/lokasi tanah pada suatu kriteria I kelas dalam penelitiaan ini. Dimana variabel yang
jalan dengan skor 4-1 yaitu, skor 4 untuk memiliki nilai standarized coefficient tertinggi
jalan protokol, skor 3 untuk jalan ekonomi, adalah variabel klasifikasi tanah pada kelas
skor 2 untuk jalan lingkungan, dan skor I jalan merupakan variabel paling dominan
untuk jalan gang. Mempunyai arti bahwa dengan nilai 0,484, di urutan kedua terdapat
semakin lebar jalan di depan suatu lokasi variabel jarak lokasi tanah dengan jalur
tanah akan semakin tinggi harga tanahnya. transportasi dengan nilai sebesar 0,276 dan
Hal ini memungkinkan karena semakin pada urutan ketiga adalah variabel waktu
lebar jalan di depan suatu lokasi tanah akan tempuh ke pusat kegiatan ekonomi dengan
menjadikan lokasi tanah tersebut sangat nilai 0, 189. Yang terakhir adalah variabel
strategis dan memiliki aksebilitas yang status tanah dengan nilai 0, 144.
cukup strategis dibandingkan dengan tanah
yang berlokasi di suatu jalan kecil atau
gang. Tanda positif koefisien lokasi tanah IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
pada klasifikasi kelas jalan sesuai dengan Dari hasil pengujian terhadap tanda pada
landasan teori, yang berarti bahwa semakin model regresi harga tanah, terbukti semua
lebar jalan di depan suatu lokasi tanah akan variabel yang dimasukkan dalam model ini
sesuai dengan hasil regresinya. Tanda yang
berlawanan pada variabel waktu tempuh
78 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Yo/. s;· No. 1, Juni 2004
menuju pusat kegiatan ekonomi berarti bahwa KESIMPULAN
semakin cepat waktu tempuh dari lokasi tanah
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan,
menuju , pusat kegiatan ekonomi akan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
mengakibatkan kenaikan harga tanah dari
harga sebelumnya. Sebaliknya bila semakin Variabel yang secara signifikan mempe•
lambat waktu tempuh dari lokasi tanah menuju ngaruhi harga tanah di Kecamatan Banyumanik
pusat kegiatan ekonomi akan mengakibatkan untuk penggunaan perumahan terdiri dari
penurunan harga tanah dari harga sebelumnya. Faktor waktu tempuh lokasi tanah menuju
Hal ini dimungkinkan karena di samping pusat kegiatan ekonomi, jarak lokasi tanah
aksesibilitasnya yang tinggi juga karena dengan jalur transportasi umum terdekat, status
lokasinya dianggap strategis karena kepemilikan tanah dan lokasi tanah pada
kemudahan mencapai pusat kegiatan ekonomi. klasifikasi kelas jalan. Faktor waktu tempuh
lokasi tanah dengan pusat kegiatan ekonomi
Variabel jarak menuju jalur transportasi
berpengaruh negatif terhadap harga tanah di
umum terdekat juga bertanda negatif
Kecamatan Banyumanik. Variabel jarak lokasi
menunjukkan bahwa semakin dekat lokasi
tanah dengan jalur transportasi umum terdekat
tanah dengan jalur transportasi umum akan
berpengaruh negatif terhadap harga tanah di
mengakibatkan kenaikk:m harga tanah dan
Kecamatan Banyumanik. Variabel status
sebaliknya. Hal mt berkaitan dengan
kepemilikan tanah bertanda positif. Variabel
kemudahan dalam melakukan aktivitas/
lokasi tanah pada klasifikasi kelas jalan bertanda
mobilitas, sehingga keberadaan suatu lokasi
positif.
tanah yang dekat jalur transportasi umum akan
menyebabkan harga tanah semakin tinggi. Variabel yang yang paling berpengaruh
Untuk koefisien variabel status tanah bertanda dalam menentukan harga tanah di Kecamatan
positif, yang berarti tanah yang statusnya Banyumanik adalah variabel klasifikasi tanah
bersertifikat hak milik (SHM) akan lebih tinggi pada kelas jalan merupakan variabel paling
harga tanahnya dibandingkan dengan tanah dominan, di urutan kedua terdapat variabel
yang statusnya bukan bersertifikat hak milik. jarak lokasi tanah dengan jalur transportasi
terdekat dan pada urutan ketiga adalah variabel
Dan yang terakhir adalah variabel lokasi
waktu tempuh ke pusat kegiatan ekonomi. Dan
tanah pada klasifikasi kelas jalan dimana
yang terakhir adalah variabel status tanah.
dalam penelitian ini klasifikasi kelas jalan
menunjukkan letak/lokasi tanah pada suatu IMPLIKASI KEBIJAKAN
kriteria/kelas jalan dengan skor satu sampai
Berdasarkan penelitian yang telah
dengan empat yaitu, jalan protokol mempunyai
dilakukan bahwa perkembangan suatu kota
skor empat, jalan ekonomi mempunyai skor
berdampak logis dengan adanya perubahan
tiga, jalan lingkungan mempunyai skor dua,
secara sistematis dari lingkungan-lingkungan
dan jalan gang mempunyai skor satu. Untuk
perumahan di pusat kota menjadi fungsi lain.
variabel lokasi tanah pada klasifikasi kelas
Perubahan ini karena adanya peningkatan
jalan bertanda positif mempunyai arti
tuntutan sebagai dampak dari perkembangan
penambahan satu kelas jalan di mana lokasi
kota tersebut. Pembangunan kota meliputi
tanah tersebut berada akan mengakibatkan
pembangunan sarana dan prasarana kota dan
kenaikan harga tanah. Hal ini memungkinkan
pengembangan lahan kota. Di samping faktor•
karena semakin lebar jalan di depan suatu
faktor yang mempengaruhi harga tanah, ada
lokasi tanah menjadikan lokasi tersebut sangat
juga beberapa faktor yang menjadi penyebab
strategis dan memiliki aksesibilitas yang tinggi
meningkatnya kebutuhan akan tanah, yaitu:
dibandingkan dengan tanah yang terletak di
pertumbuhan penduduk, peningkatan kualitas
jalan kecil atau gang.
Triana K. & Bagio Mudakir -Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Tanah 79
hidup, meningkatnya fungsi kota terhadap dalam masalah ketersediaan tanah untuk
daerah sekitar, terbatasnya persediaan tanah pelaksanaan progamnya. Contohnya bila
siap bangun, dan meningkatnya kegiatan pemerintah akan melaksanakan proyek rumah
pembangunan dan sebagainya. susun. Tujuan rumah susun adalah untuk
Dampak adanya perkembangan kota yaitu masyarakat dengan taraf ekonomi rendah.
peningkatan peran dan fungsi kota, meningkat• Dengan adanya persediaan tanah maka
nya income/pendapatan, meningkatnya kegiatan pemerintah tidak perlu kesusahan dalam
pembangunan. Di samping dampak positif mencari tanah dan karena tanahnya sudah
terdapat juga dampak negatifuya yaitu diinvestasikan sebelumnya maka harga
munculnya kawasan kumuh (slums), munculnya tanahnya tidak terlalau tinggi dapat menghidari
pendudukan tanah secara liar (squatters area), spekulan tanah. Bank tanah dilakukan dengan
spekulasi tanah, biaya pembangunan tinggi pembelian tanah oleh pemerintah Sistem bank
sehingga banyak tanah kosong, bentuk kepemilikan tanah dapat dilakukan pula dengan
tanah yang tidak teratur. pembebasan tanah negara.