Anda di halaman 1dari 15

p-ISSN 2089-9955 Konseli: Jurnal Bimbingan dan Konseling 03 (1) (2016) 17-31

e-ISSN 2355-8539 https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli


Mei 2016

HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KEDISIPLINAN


PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG
( Penelitian Korelasional Bidang BK Pribadi )

Laila Maharani, Meri Mustika


Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Intan Bandar Lampung
Diterima: 5 Januari 2016. Disetujui: 17 Februari 2016. Dipublikasikan: Mei 2016
Abstrak
Kedisiplinan merupakan sesuatu yang penting bagi peserta didik,namun demikian masih banyak peserta
didik SMP Wiyatama Bandar Lampung yang belum disiplin, hal ini tampak pada perilaku peserta
didik di sekolah, yaitu masih adanya peserta didik yang melanggar kedisiplinan dan tata tertib yang
berlaku di sekolahdiantaranya terlambat datang ke sekolah 14 peserta didik, tidak disiplin dalam berseragam
7 peserta didik, malas dalam mengerjakan tugas-tugas 4 peserta didik, kurang bisa belajar sendiri 6peserta
didik, malas dalam mengerjakan tugas-tugas 5 peserta didik, sering menyontek hasil pekerjaan temannya 17
peserta didik, mengerjakan tugas PR saat mengikuti mata pelajaran 7 peserta didik,karena sikap disiplin
peserta didik juga berhubungan dengan kesadaran diri dalam diri peserta didik.Self – awareness dengan
tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing SMP
Wiyatama Bandar Lampung, tetapi belumefektif. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui
hubungan self – awareness dengan kedisiplinan peserta didik di SMP Wiyatama Bandar Lampung.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian adalah kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung sejumlah 120 peserta didik
kemudian teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling, sampel yang di ambil sebanyak 60
peserta didik kelas VIII, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian bahwa sikap disiplin masih dimiliki peserta didik SMP Wiyatama Bandar Lampung. Hal ini
dapat dibuktikan oleh hasil penelitian menujukan bahwa peserta didik yang tergolong memiliki kesadaran
diri (self awareness) tertutup memiliki persentase sebesar 41,7% dan yang terbuka sebesar 58,3%. Lalu
peserta didik yang disiplin memiliki persentase 78,3% dan yang tidak disiplin 21,7% yang membuktikan
kedisipinan pada peserta didik kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung.(p-value = 0,001 yang
berarti p<α). Peneliti menyarankan agar pihak sekolah dapat membantu peserta didik dalam
meningkatkan dan melatih kesadaran diri dengan penanaman nilai-nilai kedisiplinan, sehingga peserta
didik dapat berkembang dengan optimal dengan self awareness.

Kata kunci : Self Awareness, Kedisplinan

PENDAHULUAN sangat menghambat pencapaian tujuan


Disiplin mengarahkan kegiatan belajar secara maksimal.
secara teratur, tertib dan rapi, sebab Kepala sekolah adalah jabatan
keteraturan ikut menentukan keberhasilan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh
dalam mencapai tujuan belajar. Akan orang-orang tanpa didasarkan atas
tetapi, meskipun peraturan sudah ditulis pertimbangan-pertimbangan. Siapapun
namun pada kenyataannya kita sering kali yang akandiangkat menjadi kepala
menemukan peserta didik yang masih saja sekolah harus ditentukan melalui prosedur
melanggar peraturan yang ada. Masih serta persyaratan- persyaratan tertentu
adanya peserta didik melanggar tata tertib seperti
di sekolah seperti datang ke sekolah latar belakang pendidikan,
terlambat, membolos, tidak tertib pengalaman, usia, pangkat dan integritas.
berseragam maupun berpenampilan, sering Kepala sekolah pada hakikatnya adalah
tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah, pejabat formal sebab pengangakatannya
tidak tertib mengikuti kegiatan melalui suatu proses dan prosedur yang
ekstrakurikuler, kurang bisa mengatur didasarkan atas peraturan yang berlaku.
waktu belajar di rumah.Hal-hal tersebut
Di sekolah, tugas dan tanggung Berkenaan dengan hubungan antara
jawab utama guru mata pelajaran (mapel) bimbingan dan pendidikan tersebut di atas
adalah melaksanakan kegiatan memberikan penjelasan sebagai berikut:
pembelajaran siswa. Kendati demikian, “...bimbingan dan konseling
bukan berarti dia sama sekali lepas dengan memiliki fungsi dan posisi kunci dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan pendidikan di sekolah, yaitu sebagai
konseling. Peran dan konstribusi guru pendamping fungsi utama sekolah dalam
mapel tetap sangat diharapkan guna bidang pengajaran dan perkembangan
kepentingan efektivitas dan efisien intelektual siswa dalam bidang
pelayanan Bimbingan dan Konseling di menangani ihwal sisi sosial pribadi
sekolah. Dalam kedudukannya sebagai siswa..”
personil pelaksana proses pembelajaran di Lebih lanjut ia menegaskan bahwa
sekolah, guru mapel memiliki posisi yang bimbingan dan konseling memiliki fungsi
stretegis, dibandingkan dengan guru memberikan bantuan kepada siswa dalam
pembimbing atau konselor, misalnya, guru rangka memperlancar pencapaian tujuan
mapel lebih sering berinteraksi dengan pendidikan, yaitu manusia seutuhnya
siswa secara langsung, sehingga dapat (tercapainya segala aspek kehidupan
mengamati secara rutin perkembangan manusia).
kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, Pemetaan layanan BK seperti yang
dan bukan tidak mungkin guru mapel akan tertera pada gambar di atas, menampilkan
langsung berhadapan dengan dengan jelas kesejajaran antara posisi
permasalahan siswa. layanan BK yang memandirikan dengan
Guru bimbingan konseling adalah layanan manajemen pendidikan dan
seorang guru yang bertugas memberikan layanan pembelajaran yang dibingkai oleh
bantuan psikologis dan kemanusiaan kurikulum khusus sistem persekolahan
secara ilmiah dan professional sehingga sebagai bentuk kelembagaan dalam jalur
seorang guru bimbingan konseling harus pendidikan formal. Wilayah bimbingan
berusaha menciptakan komunikasi yang dan konseling yang memandirikan
baik dengan murid dalam menghadapi menjadi tanggung jawab konselor.
masalah dan tantangan hidup Pelayanan bimbingan dan konseling
Agar dapat membantu siswa dalam dapat memberikan sumbangan yang
proses pembelajaran, pendekatan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya,
digunakan adalah pendekatan pribadi siswa dapat mencapai prestasi belajar
sehingga dapat membantu keseluruhan yang optimal apabila terbebas dari
proses belajarnya. Dalam kaitan ini para masalah-masalah yang dapat mengganggu
pembimbing diharapkan untuk : proses belajarnya. Pembebasan masalah
a) mengenal dan memahami setiap siswa tersebut dapat dilakukan melalui
baik secara individual maupu pelayanan bimbingan dan konseling.
kelompok, Materi layanan bimbingan dan konseling
b) memberikan informasi-informasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
diperlukan dalam proses belajar, penyesuaian pengajaran dengan
c) memberi kesempatan yang memadai individualitas siswa.
agar setiap siswa dapat belajar sesuai Pelayanan bimbingan dan konseling
dengan karakteristik pribadinya, juga memberikan sumbangan dalam
d) membantu setiap siswa dalam manajemen dan supervisi. Misalnya,
menghadapi masalah-masalah pribadi berkaitan dengan penyusunan kurikulum,
yang dihadapinya, pengembangan program-program belajar,
e) menilai keberhasilan setiap langkah pengambilan belajar yang tepat dalam
kegiatan yang telah dilakukan. rangka penciptaan iklim sekolah yang

18
benar-benar menunjang bagi pemenuhan menandakan peserta didik kurang
kebutuhan dan perkembangan siswa. memiliki kedisiplinan, karena ciri-ciri
Begitu pula sebaliknya, bidang kedisiplinan peserta didik yang telah
pengajaran, manajemen, dan supervisi disebutkan di atas belum tampak pada
memberikan sumbangan besar bagi peserta didik. Apabila keadaan demikian
pelayanan bimbingan dan konseling. Jika tidak mencapai kedisiplinan dan
ketiganya berjalan dengan baik, maka akan dikhawatirkan prestasi peserta didik akan
mencegah timbulnya masalah pada siswa menurun, sehingga peserta didiktidak
juga sebagai wahana pengentasan masalah- dapat mencapai tujuan yang diharapkan
masalah siswa. dan keberhasilan belajar tidak dapat
Keberhasilan peserta didik dalam dicapai
mencapai prestasi belajar, dihubungi oleh Sekolah sebagai tempat pendidikan
beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan anak perlu dilatih untuk sungguh-sungguh
yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat menaati kedisiplinan. Kedisiplinan
yang dimiliki, ada minat dan perhatian mendukung kesuksesan dalam belajar.
yang tinggi terhadap pembelajaran, Sekolah tidak sekedar membentuk peserta
kedisiplinan dalam belajar dan didik yang pandai tetapi juga membentuk
melaksanakan tugas, motivasi yang baik peserta didik yang disiplin. Hal ini akan
dan strategi pembelajaran yang bermanfaat dan menjadi bekal hidup
dikembangkan oleh guru. Suasana peserta didik yang teratur.
keluarga yang mendorong anak untuk Dalam kegiatan ini peserta didik
maju, selain itu lingkungan sekolah yang diharapkan dapat saling berinteraksi secara
tertib, teratur dan disiplin merupakan dinamis dalam memecahkan suatu
pendorong dalam proses pencapaian permasalahan antar anggota kelompok
prestasi belajar. dengan menyatukan berbagai
Berdasarkan hasil wawancara jawaban/pendapat peserta didik melalui
informasi dari guru kelasIbu. pemikiran-pemikiran, pengetahuan,
Dra.Chandra Kirti,M.M.Pd, dan juga pergaulan serta ketrampilan berfikir
guru BK di SMP Wiyatama Bandar dalam memunculkan gagasan dan ide baru
Lampung, terdapat 60 peserta didik dari yang nantinya diharapkan akan dapat
120 peserta didik belum sepenuhnya memberikan pemahaman dalam
memiliki kedisiplinan terutama di kelas meningkatkan serta mengembangkan
VIII. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kedisiplinan pada peserta didik
gejala yang tampak di lapangan tersebutself - awareness membantu
diantaranya adalah sering terjadinya peserta didik dalam penanaman disiplin
pelanggaran tata tertib, seperti terlambat di sekolah. Dengan dipandu guru BK
datang ke sekolah, tidak disiplin dalam diharapkan peserta didik secara
berseragam, kurang mengetahui cara berkelompok dapat lebih memahami dan
belajar yang baik yaitu belajar kalau akan melaksanakan kedisiplinan sehingga
menjelang ujian, malas dalam suasana belajar di sekolah akan
mengerjakan tugas-tugas yang telah tercipta dengan baik, peserta didik
diberikan oleh guru, kurang bisa belajar dapat mengendalikan diri dan dapat
sendiri, tidak dapat membagi waktu untuk bertingkah laku positif.
belajar, masih adanya paksaan untuk
belajar dari guru, sering menyontek hasil A. Self awareness
pekerjaan temannya, dan mengerjakan 1. Pengertian self awareness
tugas pekerjaan rumah saat mengikuti mata Self – awareness atau kesadaran
pelajaran yang lain yang mengakibatkan diriadalah wawasan kedalam atau
proses belajar menjadi terganggu. Hal ini wawasan mengenai alasan-alasan dari

19
tingkahlaku sendiri atau pemahaman diri sertapengaruh perilaku kita terhadap orang
sendiri. Self - awarenessatau kesadaran lain.
diri dalah bahan baku yang penting untuk
menunjukkan kejelasan dan pemahaman 2. Bentuk-Bentuk Self Awareness
tentang perilaku seseorang. Kesadaran Menurut Baron dan Byrne tokoh
diri juga merupakan suatu yang bisa psikologi sosial, mengatakan bahwaself
memungkinkan oranglain mampu awarenessmemiliki beberapa bentuk
mengamati dirinya sendiri maupun diantaranya: a) Self awarenesssubjektif, b)
membedakan dirinya dari dunia (orang Self awarenessobjektif, c) Self
lain), serta yang memungkinkan oranglain awarenesssimbolik.
mampu menempatkan diri dari suatu a) Self awarenesssubjektif adalah
waktu dan keadaan. kemampuan orgasme untuk
Self-awareness merupakan salah satu membedakan dirinya dari
bentuk bimbingan yang dilakukan lingkungan fisik dan sosialnya.Dalam
melalui media kelompok dimana metode hal ini serang siswa di sadarkan
yang dibahas penyelesaian ditentukan tentang siapa dirinya dan statusnya
atas kesepakatan seluruh anggota yang membedakan dirinya dengan
kelompok. Anggota kelompok bebas orang lain. Ia harus sadar bahwa siapa
mengeluarkan pendapat, menanggapi, dia dimata orang-orang di sekitarnya.
memberi saran tetapi tidak boleh keluar Dan bagaimana ia harus bersikap
dari materi yang sudah ditentukan oleh yang membuat orang bisa menilai
pembimbing. siswa tersebut bisa berbeda dengan
Self-awareness sangat tepat bagi yang lainnya.
kelompok remaja karena memberikan b) Self awarenessobjektif adalah
kesempatan untuk menyampaikan kapasitas orgasme untuk menjadi
gagasan, perasaan, permasalahan, melepas objek perhatiannya sendiri,
keragu-raguan diri, dan pada kenyataanya kesadaran akan keadaan pikirannya
peserta didik akan senang berbagi dan mengetahui bahwa bahwa ia tahu
pengalaman dan keluhan-keluhan pada dan mengingat bahwa ia ingat.Hal ini
teman sebayanya.Self awarenessatau berkaitan dengan identitas siswa
kesadaran diri adalah bahan baku yang sendiri sebgai seorang pelajar. Kalau
penting untuk menunjukkan kejelasan dan siswa ingat bahwa ia adalah
pemahaman tentang perilaku seseorang. seorang murid, ia akan
Kesadaran diri juga menjadi titik tolak memfokuskan dirinya dan
bagi perkembangan pribadi. menempatkan dirinya pula sebagai
Pattonmenyebutkan bahwa kesadaran diri siswa. Dan mengingat berbagai
merupakan sifat yang ada pada Emosional bentuk hak dan kewajiban yang
Intellegency dan pada titik kesadaran menjadi tangung jawabnya.
inilah pemgembangan (EQ) dapat c) Self awarenesssimbolik adalah
dimulai, saluran menuju pada kesadaran kemampuan organisme untuk
diri adalah rasa tanggung jawab dan membentuk sebuah konsep abstrak
keberanian. dari diri melalui bahasa kemampuan
Dari berbagai pendapat di atas dapat ini membuat organisme mampu untuk
disimpulkan kesadaran diri adalah berkomunikas, menjalin hubungan,
kemampuan untuk mengenal dan memilah- menentukan tujuan mengevaluasi
milah perasaan pada diri, memahami hal hasil dan membangun sikap yang
yang sedang kita rasakan dan mengapa hal berhubungan dengan diri dan
tersebut bisa kitarasakan dan mengetahui membelanya terhadap komunikasi
penyebab munculnya perasaan tersebut, yang mengancam. Siswa dalam hal

20
ini lebih di tekankan untuk bisa kesadaran. Sebuah konsep dari
mengenali dirinya dan harus bisa definitive dari kesadaran adalah
berfikir jauh tentang dirinya di mata bahwa kesadaran memiliki sejumlah
orang lain, siswa dalam hal ini lebih struktur fisiologis (suatu struktur
banyak belajar dari sekitarnya, dan arsitektural). Diasumsikan bahwa
lebih penting siswa harus bisa kesadaran berpusat di otak dan
belajar bagaimana bisa dapat di definisikan melalui
menyampaikan sesutau dengan baik penyelidikan terhadap korelasi naural
kepada orang lain lewat sebuah kesadaran di otak dan dapat
komunikasi yang baik agar siswa bisa diidentifikasikan melalui
membentuk sebuah hubungan dengan penyelidikan terhadap korelasi neural
orang lain. kesadaran.
3. Karakteristik Dalam Pembentukan d) Recall of knowledge (mengingat
Self Awareness pengetahuan)Adalah proses
Menurut Charlesdalam membentukself- pengambilan informasi tentang pribadi
awarenes dalam diri seseorang yang bersangkutan dengan dunia
dibutuhkan sebuah kerangka kerjayang sekelilingnya.
terdiri dari lima elemen primer, e) Self knowledge (pengetahuan diri) adalah
diantaranya: a) Attention (atensiperhatian), pemahaman tentang informasi jati diri
b) Wakefulness (kesiagaan/kesadaran), c) pribadi seseorang. Pertama, terdapat
Architecture (Arsitektur), d) Architecture pengetahuan fundamental bahwa anda
(Arsitektur), e) Recall of knowledge adalah anda.
(mengingat pengetahuan), f) Self B. Kedisiplinan
knowledge (pengetahuan diri). 1. Pengertian Kedisiplinan
a) Attention (atensiperhatian) adalah Kata disiplin dalam bahsa inggris di
pemusatan sumber daya mental ke hal- sebut dengan discipline, berasal dari
hal eksternal maupun ienternal. Kita akar kata bahsa litin yang sama
dapat mengarahkan atensi kita ke (discipulus) dengan katadisciple dan
peristiwa-peristiwa eksteral maupun mempunyai makna yang sama: megajari
internal, dan oleh sebab itu, kesadaran atau mengikuti pemimpin yang dihormati.
pun dapat kita arahkan ke peristiwa Kedisiplinan berasal dari kata dasar
eksternal dan internal. disiplin yang kemudian mendapat
b) Wakefulness (kesiagaan/kesadaran) awalan ke- dan akhiran -an. Dalam
adalah kontinum dari tidur hingga kamus bahasa disiplin mempunyai arti
terjaga. Kesadaran, sebagai suatau ketaan dan kepatuhan kepada peraturan,
kondisi kesiagaan memiliki tata tertib dan sebagainya. Disiplin
komponen arousal. Dalam adalah kekuatan yang menuntut kepada
bagiankerangka kerja awareness ini, anak didik untuk mentaatinya. Yang di
kesadaran adalah suatu kondisi mental dalamnya ada kekuasaan dalam norma
yang dialami seseorang sepanjang yang mengikat untuk ditaati di
kehidupnya. Kesadaran terdiri kelas.Disiplin adalah sikap kesediaan dan
berbagai level awareness dan esksetasi kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
yang berbeda, dan kita bisa mengubah mentaati norma-norma peraturan yang
kondisi kesadaran kita mengunakan berlaku di sekitarnya.Sedangkan menurut
berbagai hal. Abdurahman Assegaf, bahwa disiplin
c) Architecture (Arsitektur) adalah lokasi adalah suatu kondisi yang tercipta dan
fisik struktur fisiologis dan proses- terbentuk melalui proses dari
proses yang berhubungan dengan serangkaian perilaku yang menunjukkan
struktur tersebut yang menyongkong nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

21
keteraturan dan atau ketertiban.Disiplin bermanfaat baginya serta
artinya adalah ketaatan (kepatuhan) lingkungannya.
kepada peraturan, tata tertib, aturan, atau Tujuan disiplin menurut Schaefer
norma dan lain sebagainya. Charles dibagi menjadi dua yaitu :
Menurut Allenbahwa ada dua 1) Tujuan jangka pendek
pengertian pokok tentang disiplin yaitu : Tujuan jangka pendek disiplin
(1) proses atau hasil pengembangan adalah membuat anak-anak terlatih dan
karakter, pengendalian diri, keadaan terkontrol dengan mengajarkan mereka
teratur dan efisien. Ini adalah jenis bentuk-bentuk tingkah laku yang tidak
disiplin yang disebut disiplin positif atau pantas atau yang masih asing bagi
disiplin konstruktif, (2) penggunaan mereka.
hukuman atau ancaman hukuman untuk 2) Tujuan jangka panjang
membuat orang-orang mematuhi perintah Tujuan jangka panj ang adalah
dan mengikuti peraturan dan hukum. Jenis untuk perkembangan pengendalian diri
disiplin ini telah diberi macam-macam (self control and self direction), yaitu
nama : disiplin negatif, disiplin dalam hal apa anak-anak dapat
otoriter, disiplin menghukum atau mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh
menguasai melalui rasa takut.Menurut Al- pengendalian dari luar. Pengendalian
Ghozali disiplin diartikan sebagai diri berarti menguasai tingkah laku
kesediaan untuk mematuhi peraturan, sendiri dengan berpedoman pada norma-
bukan hanya patuh karena adanya tekanan norma yang jelas, standar-standar dan
dari luar, melainkan kepatuhan didasari aturan -aturan yang menj adi miliknya
oleh adanya kesadaran tentang nilai dan sendiri.
pentingnya peraturan itu. Untuk menanamkan kedisiplina
Dari beberapa pendapat para ahli di pada anak bertujuan untuk menolong
atas disimpulkan bahwa kedisiplinan anak memperoleh keseimbangan antara
adalah ketaatan atau kepatuhan kepada kebutuhan untuk berdikari dan
peraturan, tata tertib, aturan, norma yang penghargaan terhadap hak-hak orang
berlaku.Kedisiplinan siswa dapat dilihat lain.
dari ketaatan siswa terhadap peraturan Dari beberapa pendapat para ahli di
(tata tertib) yang berlaku di sekolah yang atas dapat mengambil kesimpulan
meliputi jam masuk sekolah dan keluar bahwa tujuan kedisiplinan adalah
sekolah, kepatuhan siswa dalam melatih siswa agar dapat mengatur
berpakaian dan semua yang berkaitan dirinya sendiri, percaya pada diri
dengan kehidupan di lingkungan sekolah. sendiri serta dapat mengendalikan diri.

2. Tujuan Kedisiplinan 3. Bentuk-bentuk Kedisiplinan


Tujuan kedisiplinan adalah : Menurut Winkel W.S. dan Sri Hastuti,
a. Memberi dukungan bagi terciptanya Bentuk- bentuk kedisiplinan adalah
perilaku yang tidak menyimpang a. Hadir di ruang kelas pada waktunya.
b. Mendorong siswa melakukan yang baik Kedisiplinan hadir di ruang kelas
dan benar pada waktunya akan memacu
c. Membantu siswa memahami dan kesuksesan dalam belajar. Peserta didik
menyesuaikan diri dengan tuntutan yang sering terlambat hadir di ruang kelas
lingkungannya dan menjauhi akan ketinggalan dalam memperoleh
melakukan hal-hal yang dilarang oleh pelajaran, tidak akan mencapai
sekolah, dan kesuksesan atau keberhasilan dengan
d. Siswa belajar hidup dengan baik dalam belajar.
kebiasaan-kebiasaan yang baik dan b. Menaati tata pergaulan di sekolah

22
Sikap untuk disiplin dalam tata siswa dapat menentukan suatu perilaku
pergaulan di sekolah ini bisa diwujudkan yang berarti bagi dirinya.
dengan tindakan-tindakan menghormati Dari pendapat di atas maka dapat
semua orang yang tergabung dalam disimpulkan bentuk disiplin siswa, adalah
sekolah, menghormati pendapat mereka, disiplin dapat mentaati waktu, disiplin
menjaga diri dari perbuatan dan sikap dalam berpakaian dan disiplin dalam
yang bertentangan dengan agama, saling belajar di sekolah, dalam tata pergaulan di
tolong menolong dalam hal terpuji serta sekolah baik sesama siswa maupun
harus selalu bersikap terpuji. dengan guru dan staf yang ada di sekolah.
c. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler 4. Manfaat Kedisiplinan
Kegiatan ekstrakurikuler adalah Manfaat disiplin adalah membuat
juga merupakan serentetan program siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam
sekolah, maka peserta didik juga dituntut menjalankan kehidupannya serta siswa juga
berdisiplin atau aktif mengikutinya mengerti bahwa kedisiplinan itu amat
dengan mencurahkan segala potensi sangat penting bagi masa depannya kelak,
yang mereka miliki baik yang bersifat karena dapat membangun kepribadian
fisik, mental, emosional dan intelektual. siswa yang kokoh dan bisa diharapkan
Kegiatan ekstrakurikuler adalah berguna bagi semua pihak.
kegiatan yang dilakukan di luar jam a) Menata kehidupan bersama
terjadwal dan bertujuan untuk Manusia adalah mahluk yang
memperluaspengetahuan siswa, memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar
mendorong pembinaan nilai dan sikap belakang dan pola pikir yang berbeda-
serta memungkinkan penerapan lebih beda. Selain sebagai mahluk individu
lanjut pengetahuan yang telah dipelajari juga sebagai mahluk sosial yang
dari berbagai mata pelajaran dalam selalu berhubungan dengan orang
kurikulum. lain.Dalam hubungan tersebut
d. Belajar di rumah diperlukan adanya norma, nilai dan
Dengan kedisiplinan belajar di peraturan untuk mengatur agar
rumah peserta didik menjadi lebih ingat kehidupan dan kegiatannya dapat
terhadap pelajaran yang telah dipelajari berjalan lancar dan baik.
dan lebih siap untuk menghadapi. b) Membangun kepribadian
Menurut SuharsimiArikunto, Pertumbuhan kepribadian
bentuk-bentuk disiplin meliputi : seseorang biasanya dipengaruhi oleh
1) Disiplin dalam mengikuti faktor lingkungan keluarga,
pelajaran lingkungan pergaulan, lingkungan
Didalam pengelolaan pengajaran, masyarakat dan lingkungan
disiplin merupakan suatu masalah sekolah. Oleh karena itu dengan
penting. Tanpa adanya kesadaran akan disiplin, seseorang dibiasakan
keharusan melaksanakan aturan yang mengikuti, mematuhi dan menaati
sudah ditentukan sebelumnya, peraturan-peraturan yang berlaku.
pengajaran tidak akan mencapai target Lingkungan yang berdisiplin baik,
maksimal. sangat berpengaruh terhadap
2) Disiplin lingkungan kepribadian seseorang. Apalagi
Semua siswa diberi kesempatan seorang siswa yang sedang
untuk melakukan apa yang dikehendaki tumbuh kepribadiannya,
dalam lingkungannya dengan tentulingkungan sekolah yang
memperhatikan peraturan dan manfaat tenang dan tentram sangat berperan
dari kegiatan yang dilakukan sehingga dalam membangun kepribadian yang
baik.

23
c) Melatih kepribadian menjadi kebiasaan bukan suatu
Sikap perilaku dan pola paksaan sehingga dapat
kehidupan yang baik dan berdisiplin memperlancar dalam mencapai
tidak terbentuk serta merta dalam suatu prestasi dan menuju kearah
waktu yang singkat, namun sikap yang lebih baik.
terbentuk dari suatu proses yang
membutuhkan waktu yang panjang 5. Faktor yang Mempengaruhi
dan terus dilakukan latihan, Kedisiplinan
pembiasaan diri mencoba, berusaha Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin
dengan gigih bahkan disertai dengan :
tempaan yang keras. siswa untuk a) Dorongan yang datangnya dari
menaati dan mematuhinya. Tanpa dalam diri manusia yaitu;
ancaman hukuman atau sanksi, pengetahuan, kesadaran dan kemauan
dorongan ketaatan dan kepatuhan untuk berbuat disiplin.
dapat melemah. b) Dorongan yang datangnya dari luar
d) Mencipta lingkungan kondusif yaitu perintah, larangan,
Peraturan sekolah yang pengawasan, pujian, ancaman,
dirancang dan di implementasikan hukuman dan sebagainya.
dengan baik memberi pengaruh
bagi terciptanya sekolah sebagai Faktor - faktor yangmempengaruhi
lingkungan pendidikan yang disiplin :
kondusif untuk kegiatan belajar. a) Diri sendiri
Tanpa ketertiban, suasana Pelaksanaan disiplin ini
kondusif bagi pembelajaran akan berdasarkan dari dalam diri siswa.
terganggu sehingga akan Karena tanpa sikap kesadaran dari diri
menghambat proses pencapaian sendiri, maka apapun usaha yang
prestasi belajar. dilakukan oleh orang disekitarnya
Manfaat disiplin adalah: hanya akan sia-sia.
1.Berguna untuk merencanakan b) Keluarga
kesuksesan, sudah banyak contoh Keluarga adalah tempat latihan
orang yang berhasil karena dan penerapan disiplin yang
disiplin, 2.Membentuk diri pertama dan utama. Dasar
memiliki pribadi yang unggul, 3. pendidikan disiplin dalam keluarga
Menjadi pribadi yang seimbang sangat mempengaruhi perkembangan
dan dapat mengontrol diri sendiri kepribadian selanjutnya.
untuk mengikuti keinginan c) Pergaulan lingkungan
pribadi dan orang lain, 4. Lingkungan mempunyai andil
Menghindarkan diri dari perbuatan yang besar dalam penerapan
yang tidak benar, 5.Memberikan disiplinbaik itu lingkungan sekolah
kenyamanan bagi orang lain maupun lingkungan
Dalam mencapai suatu masyarakat.Dimana apabila
prestasi, siswa harus memiliki seseorang masuk dalam
rasa disiplin yang tinggi khususnya lingkungan yangmenerapkan
disiplin individu yang dimulai disiplin atau sebaliknya masuk
dalam lingkungan kecil yaitu dalam lingkunganyang tidak baik
keluarga dan dibawa ke lingkungan akan membentuk kepribadian
yang lebih besar yaitu sekolah. seseorang danberpengaruh pada
Disiplin individu hams dilatih terns perkembangan selanjutnya.
menems yang pada akhirnya

24
Dari pendapat para ahli di atas HASIL PENELITIAN DAN
maka penulis dapat PEMBAHASAN
membuatkesimpulan bahwa faktor A. Gambaran Umum SMP Wiyatama
yang mempengaruhi kedisiplinan Bandar Lampung
bisa berasaldari diri sendiri maupun 1. Sejarah singkat SMP Wiyatama
dari luar diri sendiri baik itu dari Bandar Lampung
lingkungansekolah, keluarga, maupun Yayasan Pendidikan Wiyatama
lingkungan pergaulan seseorang di merupakan suatu lembaga non pemerintah
masyarakat. yang mengelola bidang pendidikan.
Yayasan Pendidikan Wiyatama saat ini
6. Sanksi Peraturan Tata-Tertib mengelola 1(satu) sekolah yaitu Sekolah
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
1. Diperingatkan secara lisan Pendiri Yayasan Pendidikan
2. Tiga kali peringatan lisan, dilakukan Wiyatama adalah :
peringatan tertulis dengan tembusan 1) Drs. Hi. Subadi
orang tua. 2) Sunarto, DS
3. Tidak boleh mengikuti pelajaran 3) Walyudi, S.Ip
tertentu dan hal-hal lain yang 4) Darwin
ditetapkan oleh pihak sekolah. Selain itu dibantu oleh simpatisan
4. Diskor (diberhentikan sementara) yang turut mendukung berdirinya Yayasan
5. Diserahkan kembali kepada orang tua. Pendidikan Wiyatama yaitu :
JenisPenelitian 1) Sudarmo, Msc
Untuk mengetahui hubungan self - 2) Hj. Kusmiyati, S.Pd
awarenessdengan kedisiplinan peserta 3) Zm. Nainggolan
didik kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Berdirinya Yayasan Pendidikan
Lampung, sesuai dengan butir rumusan Wiyatama pada tanggal 17 Agustus 1985
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, berdasarkan akta notaris No. 85/64/1985,
maka digunakan metode penelitian untuk pertama kalinya Yayasan
kuantitatif korelasional. Penelitian Pendidikan Wiyatama
kuantitatif korelasional adalah penelitian mengelola/mendirikan SMP Wiyatama.
ilmiah yang sistematis terhadap bagian- SMP Wiyatama mulai
bagian dan fenomena serta hubungan- menyelenggarakan proses belajar pada
hubungannya. Tujuan penelitian tahun 1985/1986, dengan operasional dari
kuantitatif korelasional adalah menteri Pendidikan & Kebudayaan
mengembangkan dan menggunakan Republik Indonesia No.
model-model matematis, teori-teori 1106/I.12.BI/U1989. Selanjutnya untuk
dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan memimpin jalannya pendidikan dan
fenomena alam. Proses pengukuran adalah pengajaran maka diangkatlah seorang
bagian yang sentral dalam penelitian kepala sekolah yaitu Bapak Sunarto, DS
kuantitatif korelasional karena hal ini sebagai kepala sekolah pertama dari tahun
memberikan hubungan yang fundamental 1985s/d 2002. Pada tahun 2002 sebagai
antara pengamatan empiris dan ekspresi kepala sekolah kedua diangkatlah Ibu
matematis dari hubungan-hubungan Dra.Candra Kirti, M.M.Pd.
kuantitatif korelasional. SMP Wiyatama dengan jelas
bernaung dibawah Yayasan Pendidikan
Wiyatama hingga segala kebijaksanaan
dalam menjalankan roda pendidikan dan
pengajaran harus selalu merujuk kepada
aturan dan kebijakan Yayasan Pendidikan

25
Wiyatama yang kepengurusannya sebagai B. Analisis Data dan Pengujian
berikut : Hipotesis
1. Penasehat : Sudarmo, Msc Analisis data dalam penelitian
2. Ketua : Drs. Hi. Subadi merupakan suatu hal yang sangat penting
3. Sekertaris : Walyudi, S.Ip untuk dilakukan. Data yang telah
4. Bendahara : Hj. Kusmiyati, terkumpul melalui penelitian belum
S.Pd memberikan apa-apa sebagaimana
5. Anggota : - Kamini menjadi harapan dalam penelitian.
- Edi Nainggolan Menurut Sugiyono analisis data
- Sri Sulastri merupakan kegiatan setelah data dari
Dibawah pembinaan para pengurus seluruh responden atau sumber data lain
Yayasan Pendidikan Wiyatama, maka terkumpul. Kegiatan utama dalam analisis
kebijaksanaan sekolah ditetapkan serta data adalah melakukan perhitungan untuk
turut membantu pengelolaan sekolah menjawab rumusan masalah, dan
untuk mewujudkan keberhasilan melakukan perhitungan untuk menguji
pendidikan yang diinginkan. hipotesis yang telah diajukan.
Saat ini SMP Wiyatama memiliki 1. Uji Normalitas
status Terakreditasi (B) berdasarkan Pengujian ini untuk mengetahui
keputusan Badan Akreditasi Sekolah apakah sebaran data indikator kedisiplinan
Bandar Lampung No. 12.09. Dp.009.06 dengan indikator self awareness tersebut
tanggal 8 Maret 2006. berdistribusi normal atau tidak, maka
SMP Wiyatama memiliki : dilakukan uji normalitas dengan
Nomor Statistik Sekolah (NSS) menggunakan statistic nonparametris.
: 202126004066 Hasil uji normalitas dengan menggunakan
Nomor Identitas Sekolah (NIS) SPSS 23 dapat dijelaskan pada table 4.4
: 200660 sebagai berikut :
Nomor Pokok Nasional Sekolah (NPSN) Tabel 4.4
: 10807156 Hasil Uji Normalitas
SMP Wiyatama terletak didesa Test of Normality
Podoharjo Sgalamider tepatnya di Jl. Tests of Normality
Panglima Polim Gg. Sawo No. 37. Kolmogorov-Smirnova
Lokasinya sangat strategis dari segi Statistic df Sig.
pendidikan karena cukup mudah Self Awareness ,101 60 ,200*
menjangkau lokasi tersebut, sehingga Kedisiplinan ,115 60 ,048
cukup menarik untuk peserta didik
disekolah tersebut. *. This is a lower bound of the true
Luas lokasi yang dimili 1.460 meter significance.
persegi dan luas bangunan 672 meter a. Lilliefors Significance Correction
persegi, batas-batas SMP Wiyatama : Dari table 4.4 dapat dijelaskan
1. Sebelah timur berbatasan dengan bahwa data yang didistribusikan normal
SMP 10 Bandar Lampung dapat dilihat dari kolom signifikasi (sig)
2. Sebelah utara berbatasan dengan dengan ketentuan dikatakan normal jika
rumah penduduk sig bernilai ≥ 0,05 dan tidak dikatakan
3. Sebelah selatan berbatasan dengan normal jika mean bernilai < 0,05. Dari data
PGSD tersebut untuk mengetahui kenormalan
4. Sebelah barat berbatasan dengan distribusi data maka digunakan uji
rumah penduduk. kolmogrov smirnov dengan keterangan
sama dengan uji non parametrik dengan

26
nilai signifikan untuk variable sebagai Tabel 4.6
berikut : Distribusi Frekuensi Self
a. Indikator Kedisiplinan : 200 AwarenessPeserta Didik Di SMP
b. Indikator Self Awareness : 48 Wiyatama Bandar Lampung
Nilai probalitas atas nilai sig yang No Skor Kriteria Frekuensi
didapat dari angket self awareness ≥ 0,05 F %
maka data-data tersebut berdistribusi 1 < 38 Tertutup 25 41,7
normal. ≥ 38 Terbuka 35 58,3

2. Uji Homogenitas Dalam tabel 4.6 dijelaskan


Uji Homogenitas digunakan untuk bahwa tingkat self awareness peserta
mengetahui apakah kedua indikator didik di SMP Wiyatama Bandar
memiliki karakter yang sama atau tidak. Lampung tertutup yaitu sebesar
Uji Homogenitas varian dilakukan pada 41,7% dan yang terbuka sebesar
variabel kedisiplinandan self awareness. 58,3% seperti halnya telah dijelaskan
Adapun uji homogenitas dapat dilihat pada dalam tabel 4.6 bahwa peserta didik
tabel 4.5 sebagai berikut : yang memiliki self awarenessyang
Tabel 4.5 terbuka terdapat 25peserta didik dan
Test of Homogeneity of Variances self awarenesstertutup terdapat 35
SelfAwareness peserta didik dengan begitu self
Levene Statistic df1 df2 Sig. awarenesstelah dimiliki oleh peserta
1,287 8 51 ,271 didik dan terdapat sebagian kecil self
awarenessyang tertutup.
Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan b. Kedisiplinan Peserta Didik Di
bahwa nilai Levene Statistic adalah 1,287 SMP Wiyatama Bandar Lampung
dengan nilai probalitas atau sig >0,05 yaitu Data mengenai kedisiplinan
0,271 maka varian sampel dikatakan yang berhasil disimpulkan dari
homogeny. Dikatakan homogeny jika nilai sampel sebanyak 60 peserta didik
signifikasi (sig) > 0,05 dan jika data pada secara kuantitatif menunjukan bahwa
Levene Statisticbernilai signifikasi (sig) < skor tertinggi adalah 14 dan terendah
0,05 maka data dinyatakan tidak homogen. adalah 0. Hasil analisis disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi sebagai
3. Hasil Analisis Unvariat berikut :
Analisis Unvariat digunakan Tabel 4.7
presentase hasil dari setiap variabel Distribusi Frekuensi Kedisiplinan
ditampilkan dalam bentuk distribusi Peserta Didik Di SMP Wiyatama
frekuensi. Dalam perhitungan No Skor Kriteria Frekuensi
menggunakan program computer. F %
a. Self Awareness Peserta Didik Di 1 ≤7 Disiplin 47 78,3
>7 Tidak 13 21,7
SMP Wiyatama Bandar Lampung
Disiplin
Data mengenaiself swareness
yang berhasil disimpulkan dari
Dalam tabel 4.7 dijelaskan
sampel sebanyak 60 peserta didik
bahwa tingkat kedisiplinan peserta
secara kuantitatif menunjukan bahwa
didik di SMP Wiyatama Bandar
skor tertinggi adalah 75 dan terendah
Lampung disiplin yaitu sebesar
adalah 15. Hasil analisis disajikan
78,3% dan yang tidak disiplin
dalam bentuk tabel frekuensi sebagai
sebesar 21,7% seperti halnya telah
berikut :
dijelaskan dalam tabel 4.7 bahwa

27
peserta didik yang memiliki
kedisiplinan yang disiplin terdapat 5. Pengujian Hipotesis
47 peserta didik dan Hipotesis yang peneliti peroleh
kedisiplinantidak disiplin terdapat adalah sebagai berikut :
13 peserta didik dengan begitu Ha Adanya hubungan antara self
kedisiplinan telah dimiliki oleh awareness dengan kedisiplinan
peserta didik dan terdapat sebagian peserta didik di SMP Wiyatama
kecil kedisiplinan tidak disiplin. Bandar Lampung tahun pelajaran
2015/2016.
4. Hasil Analisis Bivariat Ho Tidak adanya hubungan self
Analisa bivariat merupakan awareness dengan kedisiplinan
rancangan yang bertujuan untuk peserta didik di SMP Wiyatama
mendeskripsikan hubungan antara dua Bandar Lampung tahun pelajaran
variable. Dalam penelitian ini peneliti 2015/2016.
menggunakan SPSS 23 untuk menguji Hipotesis Statistik
data yang diperoleh dan berikut hasil Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan
uji yang diperoleh: Ha : ρ ≠ 0, “ tidak sama dengan nol”
Tabel 4.8 berarti lebih besar atau lebih
Hasil Uji Korelasi kurang (-) dari nol berarti ada
Correlations hubungan.
Kedisip SelfAwar
linan eness C. Pembahasan
Kedi Pearson Pada penelitian ini memilih
siplin Correlati 1 -,387** responden yang memiliki tingkat Sekolah
an on Menengah Pertama (SMP) dikarenakan
Sig. (2- pada masa tersebut merupakan masa
,002 transisi yang memiliki tantangan sosial,
tailed)
N 60 60 perubahan kehidupan dan tak pernah lepas
Self Pearson dari sebuah masalah bahkan pada masa ini
Awar Correlati -,387** 1 anak bisa saja bersikap anti sosial dan
eness on menutup diri sehingga rendahnya
Sig. (2- kesadaran diri untuk menyadari
,002 pentingnya kedisiplinan.
tailed)
N 60 60 1. Kedisiplinan
**. Correlation is significant at the Kedisiplinan yang terjadi pada
0.01 level (2-tailed). responden dapat diketahui dengan
Berdasarkan hasil uji yang memberikan angket kepada responden,dari
dijelaskan pada table 4.8 bahwa p-value angket yang telah diberikan kepada
=0.002 yang berarti ρ<α. Hal ini responden maka tingkat kedisiplinan dapat
menunjukan menolak Ho dan menerima dijabarkan pada table 4.6 dalam table
Ha. Maka peneliti dapat menyimpulkan tersebut diketahui dari 60 peserta didik
bahwa terdapat hubungan yang positif yang dijadikan sampel dalam penelitian
dan signifikan antara kedisiplinan ini, terdapat 13 peserta didik yang
dengan self awareness peserta didik di berada pada kelompok tidak disiplin
SMP Wiyatama Bandar Lampung. dari perhitungan persentase sebesar
21,7% dan terdapat 47 peserta didik
yang memiliki sikap disiplin dari
persentase sebesar 78,3 %. Dengan
begitu masalah kedisiplinan sudah

28
cukup baik pada peserta didik di SMP r hitung>r tabledan berdasarkan hasil
Wiyatama Bandar Lampung. ujiyang di jelaskan pada table 4.8 bahwa
Dengan begitu peneliti dapat p-value = 0,002 yang berarti p<α atau
menyimpulkan bahwa sikap disiplin masih telah ditemukan adanya hubungan.
dimiliki peserta didik SMP Wiyatama Adanya hubungan yang signitifikan
Bandar Lampung. Hal ini dapat antara self awareness dengan
dibuktikan oleh hasil penelitian yang kedisiplinan di SMP Wiyatama Bandar
menunjukan bahwa peserta didik yang Lampung kelas VIII. Hal ini terbukti dari
tergolong disiplin dengan perincian item hasil analisis data yang menunjukan
subjek yang menjawab yang berarti hipotesis diterima.
setuju/yaberjumlah 47 peserta didik Abdurohman dalam bukunya
dengan persentase sebesar 78,3%. psikologi pendidikan tampa kekerasan
Kedisiplinan adalah kekuatan yang yang menjelaskan bahwa sikap disiplin
menuntut kepada anak didik untuk peserta didik juga berhubungan dengan
mentaatinya. Yang di dalamnya ada kesadaran diri dalam diri peserta didik
kekuasaan dalam norma yang mengikat (self awareness), peserta didik dinilai
untuk ditaati di kelas. Serta sikap baik dalam belajar apabila mereka
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk melaksanakan secara sadar dan terus
mematuhi dan mentaati norma-norma menerus hal-hal yang telah ditetapkan
peraturan yang berlaku di sekitarnya. atau telah di programkan oleh sekolah.
Seperti halnya dijelaskan oleh Self - awareness atau kesadaran
Abdurahman Assegaf, bahwa disiplin diriadalah wawasan kedalam atau wawasan
adalah suatu kondisi yang tercipta dan mengenai alasan-alasan dari tingkahlaku
terbentuk melalui proses dari sendiri atau pemahaman diri sendiri. Self -
serangkaian perilaku yang menunjukkan awareness atau kesadaran diri dalah bahan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, baku yang penting untuk menunjukkan
keteraturan dan atau ketertiban. kejelasan dan pemahaman tentang perilaku
2. Self -Awareness seseorang. Kesadaran diri juga merupakan
Self - awareness yang terjadi pada suatu yang bisa memungkinkan oranglain
responden dapat diketahui dengan mampu mengamati dirinya sendiri maupun
memberikan angket kepada responden,dari membedakan dirinya dari dunia (orang
angket yang telah diberikan kepada lain), serta yang memungkinkan oranglain
responden maka tingkat kedisiplinan dapat mampu menempatkan diri dari suatu waktu
dijabarkan pada table 4.7 dalam table dan keadaan.
tersebut tanggapan peserta didik Dengan begitu dapat dipahami
terhadap variabel self awarenessdari 60 antara kesadaran diri (self awareness)
peserta didik yang dijadikan sampel memiliki hubungan yang seperti di jelaskan
dalam penelitian ini, terdapat 25 oleh Abdurahman dalam bukunya
peserta didik yang memiliki self “psikologi pendidikan tanpa kekerasan”
awareness tertutup dari perhitungan bahwa sikap disiplin peserta didik juga
persentase sebesar 41,7% dan terdapat berhubungan dengan kesadaran diri dalam
35 peserta didik yang self diri peserta didik hal ini dibuktikan dengan
awarenessterbuka dari persentase nilai p=0,005 < 0,05yang berati ada
sebesar 58,3%. hubungan yang signitifikan antara
3. Hubungan self awareness dengan kesadaran diri (self awareness) dengan
kedisiplinan kedisiplinan peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis data yang Dengan begitu peneliti dapat
telah di peroleh peneliti bahwa menyimpulkan bahwa kesadaran diri
(self awareness) peserta didik masih

29
dimiliki peserta didik SMP Wiyatama di harapkan dapat di gunakan sebagai
Bandar Lampung. Hal ini dijelaskan referensi bagi sekolah untuk dapat
pada tabel 4.6 dan 4.7. Pada tabel 4.6 memberikan sarana dan prasarana yang
menujukan bahwa peserta didik yang belum diperoleh oleh peserta didik
tergolong memiliki kesadaran diri khususnya layanan bimbingan dan
tertutup memiliki persentase sebesar konseling guna untuk meningkatkan
41,7% dan yang terbuka sebesar kedisiplinan melalui kesadaran diri (self
58,3%.Lalu di tabel 4.7 menunjukan awareness).
peserta didik yang disiplin memiliki Peneliti menyarankan agar pihak
persentase 78,3% dan yang tidak guru kelas dapat bekerjasama
disiplin 21,7% yang membuktikan membantu peserta didik dalam
kedisipinan pada peserta didik kelas meningkatkan dan melatih kesadaran
VIII di SMP Wiyatama Bandar diri dengan penanaman nilai-nilai
Lampung. Selain itu, data tersebut juga kedisiplinan sehingga peserta didik
membuktikan bahwa kedua variable dapat berkembang dengan optimal,
antara kesadaran diri (self awareness) melaui self awareness.
dengan kedisiplinan memiliki 2. Bagi Guru Pembimbing (Guru BK)
hubungan yang signitifikan. Diharapkan dapat membantu guru
PENUTUP pembimbing dalam melaksanakan
A. Kesimpulan program bimbingan khusus nya
Dilihat dari hasil penelitian, peneliti hubungan self awareness dalam usaha
dapat menyimpulkan bahwa sikap disiplin membantu sekolah menanamkan nilai-
masih dimiliki peserta didik SMP nilai kedisiplinan peserta didik.
Wiyatama Bandar Lampung. Hal ini dapat 3. Bagi Peserta Didik
dibuktikan oleh hasil penelitian menujukan Diharapkan dapat
bahwa peserta didik yang tergolong meningkatkankedisiplinan sehingga
memiliki kesadaran diri (self awareness) memiliki kesadaran diri yang tinggi,
tertutup memiliki persentase sebesar unggul, kreatif dan bertanggung jawab.
41,7% dan yang terbuka sebesar 58,3%. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Lalu peserta didik yang disiplin memiliki Bagi peneliti selanjutnya peneliti
persentase 78,3% dan yang tidak disiplin memberi saran agar dapat
21,7% yang membuktikan kedisipinan menambah jumlah repsonden yang
pada peserta didik kelas VIII di SMP dijadikan sampel dari peneliti yang
Wiyatama Bandar Lampung. Selain itu, telah dilakukan, serta menambah
data tersebut juga membuktikan bahwa dan melengkapi teori yang belum
kedua variable antara kesadaran diri (self ada dari beberapa refrensi lain.
awareness) dengan kedisiplinan memiliki
hubungan yang signitifikan (p-value =
0,002 yang berarti p<α). DAFTAR PUSTAKA
B. Saran Abdurahman. 2004. Psikologi Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang telah Tanpa Kekerasan Yogyakarta Tiara
dilakukan, maka peneliti dapat Wacana.
memberikan beberapa saran Ahmad, Abu. 1999. Bimbingan dan
danrekomendasi dari hasil penelitian Konseling di Sekolah. Jakarta :
diantaranya: Rineka Cipta
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membantu program sekolah dalam
usaha mendisiplinkan peserta didik, dan

30
Allen, Jane Elisabeth. 2005. Disiplin Husain Usman. 1985. Metode Penelitian.
Positif (Menciptakan Dunia Jakarta: Graha Indonesia.
Penitipan Anak yang Edukatif Bagi Jane Elisabeth Allen. 2002. Disiplin Positif
Anak Pra-Sekolah), Jakarta: Anak (Menciptakan Dunia Penitipan Anak
Prestasi Pustaka. yang Edukatif Bagi Anak Pra-
Sekolah). Jakarta: Anak Prestasi
Andi hakim nasution. 2002. Pendidikan Pustaka.
Agama dan Akhlak bagi Anak dan J.P. Chaplin. 2011. Kamus Lengkap
remaja cet 1. Ciputat: Logos Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Wacana Ilmu. Kartono, Kartini. 2008. Patologi Sosial 2
Arsip SMP Wiyatama Bandar Lampung, Kenakalan Remaja. Jakarta: PT.
tahun. 2014. Raja Grafindo Persada
Kartadinata, Sunaryo. 1997. Landasan
Assegaf, Abdurrahman. 2004. Pendidikan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta:
Tanpa Kekerasan, Depdikbud.
Yogyakarta:Tiara wacana. Ketut Sukardi, Dewa. 2008. Pengantar
Baron, A Robbert & Donn Byrne, Pelaksanaan Program Bimbingan
Psikologi social jilid 1. Jakarta: dan Konseling di Sekolah. Jakarta :
Erlangga 2005 Rineka Cipta.
Calhoum Caplin. 1995. Psikologi Koeswara. 1987. Psikologi Eksistensial
Tentang Penyesuain dan hubungan Suatu Pengantar. Bandung: PT
Kemanusian Semarang: IKIP Press. Eresco.
Crow Alice & Lester D. Crow. 1990. Malikah. 2013. Kesadaran Diri Proses
Psikologi Pendidikan, Surabaya : Pembentukan Karakter Islam. Jurnal
PT. Bina Ilmu. Al-Ulum Vol 13 (1).
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Proses Nawawi, Hadari. 1986. Metodelogi
Bimbingan Dan Konseling Di Penelitian Bidang Social.
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Yogyakarta: Gajah Mada University
Elizabeth E Hurlock. 2007. Press.
Perkembangan Anak. Jakarta:
erlangga. Nurul Zuriah. 2011. Pendidikan moral dan
Fenigstein, A., Scheier, M. F., & Buss, A. Budi pekerti. Jakarta: Bumi Akasara.
H. Public And Private Self-
Consciousness: Assessment And Patton, Patricia. 1998. Emosional
Theory. Journal of Consulting and Intelligence In The Workplace,
Clinical Psychology, 4 (4)3, 1975 Kecerdasan Emosional Di Tempat
Goleman, Daniel, Working With Kerja, Terjemah Zaenah Dahlan,
Emotional Intelligence, Kecerdasan Jakarta: Pustaka Delapratasa.
Emosi Untuk Mencapai Puncak
Prestasi, Terjemah Alex Tri Kantjono Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar
Widodo, Jakarta: PT Garamesia Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Pustaka Utama 1996 Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hallen. A. 2005. Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Ciputan Press.

31

Anda mungkin juga menyukai