Anda di halaman 1dari 33

Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir.

Husaini Ardy

MT 2202 TERMODINAMIKA MATERIAL (3 SKS)

Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

BUKU ACUAN :

1. Ragone, D. V., Thermodynamics of Material, Vol. 1, John Wiley & Sons,


Inc., 1995.
2. Gaskell, D. R, Introduction to Metallurgical Thermodynamics, 2nd
Edition, Hemisphere Publishing Corporation, 1981.

BAHAN KULIAH :

1. Pendahuluan
2. Energi dan Hukum Pertama
3. Entropi dan Hukum Kedua
4. Hubungan Sifat-sifat
5. Kesetimbangan
6. Kesetimbangan Kimia
7. Teori Elektrokimia
8. Teori Larutan
9. Aturan Fasa
10. Termodinamika Diagram Fasa

SISTEM PENILAIAN :

UTS-1 : 50%
UTS-2 : 50%
Reevaluasi : 50%
Skala nilai akhir dibuat berdasarkan nilai relatif kelas.

1-1
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

1. PENDAHULUAN

Termodinamika : untuk menjelaskan bekerja atau tidaknya suatu sistem


tanpa pemahaman rinci terhadap hakekat dari sistem.

Termodinamika dipahami dengan konsep energi :


- Hukum termodinamika pertama : energi itu kekal (conserve),
yang merupakan konsep dasar termodinamika dan analisa
rekayasa.
- Hukum termodinamika kedua : konsep tentang entropi untuk
menentukan dapat atau tidaknya suatu proses berlangsung.

Konsep, Model dan Hukum

KONSEP membentuk dasar suatu ilmu. Konsep adalah pelbagai gagasan atau
hasil pemikiran, kadang-kadang agak kabur, seringkali tidak sempurna
definisinya.

MODEL adalah penyederhanaan dari keadaan sebenarnya, sehingga sistem


yang rumit dapat dianalisa.

Konsep dan model saja tidak cukup untuk pengembangan teori fisik.
Pemahaman atau pengertian yang terkandung dalam konsep dan model itu
harus dinyatakan dengan istilah matematika yang tepat dalam suatu
persamaan dasar, atau HUKUM.

BEBERAPA KONSEP MEKANIKA

GAYA. Gaya (force) adalah konsep, karena itu tidak dapat didefinisikan. Untuk
dapat menjelaskan gaya digunakan kata-kata seperti “dorongan” dan
“tarikan”, tetapi ini bukan definisi dari gaya, melainkan pernyataan bahwa
gaya itu mempunyai titik tangkap dan arah (besaran vektor).

1-2
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Dorongan atau tarikan menghasilkan percepatan, lendutan, perubahan


bentuk, atau perubahan perilaku lainnya. Dengan demikian, gaya merupakan
gagasan pokok bagi penggambaran berbagai perubahan yang dapat terjadi
pada suatu benda.

Pengukuran besarnya gaya :

Hukum Newton ke-3 : Aksi = Reaksi


Hukum Newton 1 : ΣF = 0
Hukum Newton ke-2 : F = m a

MOMEN. Momen (torque) adalah aspek lain dari gaya. Momen sebuah gaya
terhadap titik tertentu didefinisikan sebagai perkalian antara gaya dan jarak
dari titik tersebut ke vektor gaya.

MASSA. Massa sebuah benda dipahami sebagai sifat karakteristik dari


tahanan benda itu terhadap perubahan kecepatan. Dua benda yang
mengalami percepatan translasional yang identik apabila dibebani dengan
gaya yang sama mempunyai massa yang identik pula.
Massa dari benda yang disatukan adalah jumlah dari massa masing-masing
benda tersebut; pembagian sebuah benda homogen menjadi dua bagian yang
identik menghasilkan dua buah massa yang identik satu dengan yang lainnya,
masing-masing setengah dari masa awal.

GRAVITASI. Setiap benda yang dijatuhkan akan dipercepat sewaktu jatuh,


walaupun benda ini tidak berkontak fisik dengan benda lain. Untuk
menjelaskan perilaku ini harus diperkenalkan konsep gaya gravitasi, yng oleh
sebuah benda, seperti bumi dapat diterapkan terhadap benda lain,
kendatipun jauh terpisah. Tarikan gravitasi di antara dua benda bergantung
pada massa dan jarak yang memisahkannya. Hukum gravitasi universal :

M1 M 2
F=
R2

1-3
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

SATUAN ENERGI
1 J = 1 kg. m2/s2
1 Btu = 1,0550 kJ
1 kalori = 4,186 J
1 eV = 1,602 x 10-19 J

SATUAN DAYA
1 W = 1 J/s
1 HP = 550 ft.lb/s
1 HP = 2545 Btu/h = 746 W

1-4
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

II. ENERGI DAN HUKUM PERTAMA

SISTEM
Sistem adalah sesuatu yang didefinisikan oleh analisawan mengenai masalah
yang dihadapinya.
Misalnya : Gas dalam sebuah tabung adalah sebuah sistem yang sederhana.
Penyederhanaan analisa dapat diperoleh apabila sistem yang sedang dikaji
dikurung dengan garis putus-putus.

Sistem tertutup : tidak ada massa yang masuk dan keluar.


Sistem terbuka : terjadi aliran massa masuk dan keluar sistem

Sesudah mendefinisikan sistem dengan cermat, maka semua yang tidak


termasuk sistem menjadi lingkungannya. Pokok perhatian utama
termodinamika adalah interaksi antara sistem dengan lingkungannya.

MODUS ENERGI MIKROSKOPIK

Energi kinetik dari atom-atom dapat dinyatakan sebagai mV2/2. Nilainya


dapat dihitung tanpa harus mengetahui cara atom-atom itu memperolah
kecepatannya. Energi merupakan sesuatu yang dimiliki oleh atom-atom
tersebut, yaitu merupakan sifat (property) atom-atom tersebut.
Dalam termodinamika dilakukan generalisasi konsep energi : semua zat,
semua sistem, mempunyai energi, dan energi memainkan peran yang penting
dalam menjelaskan berbagai interaksi di antara sistem-sistem tersebut.

1-5
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

1-6
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

TINJAUAN ENERGI SECARA MAKROSKOPIK

Tinjau suatu massa atur yang terdiri dari milyaran molekul/atom. Energi dari
sistem ini adalah penjumlahan dari energi vibrasi, rotasi, translasi, dan
sebagainya dari masing-masing molekul/atom. Pendekatan ini tidak praktis
dan memerlukan upaya yang besar.
Pendekatan yang sederhana dan praktis adalah dengan menentukan besarnya
energi total yang dimiliki semua molekul dengan memperhitungkan semua
modus energi mikroskopik. Energi total ini disebut sebagai ENERGI DALAM
(U) dari sistem.
Energi dalam dari suatu sistem bergantung kepada sifat material dalam
sistem, seperti komposisi dan bentuk fisiknya, juga lingkungan (temperatur,
tekanan, medan listrik, medan magnet, dst.)
Penentuan U sebagai fungsi kondisi atau tingkat keadaan suatu sistem
merupakan salah satu persoalan pokok termodinamika.
Tinjau suatu zat dengan massa, berat, kecepatan, dan ketinggian tertentu.
Energi zat tersebut dapat dinyatakan sebagai :

E = EK + EP + U

EK : mV2/2; energi kinetik (makroskopik), tidak termasuk energi kinetik


atom-atom
EP : mgH; energi potensial (makroskopik)
U : energi dalam yang memperhitungkan gerakan atom-atom dalam sistem

Energi dalam, U, adalah energi yang tersembunyi dari pengamatan


makrosopik. EK dan EP adalah energi yang terorganisir, sedangkan U
merupakan energi yang tidak terorganisir (acak).

Energi yang terorganisir lebih berdaya guna dari energi yang tidak
terorganisir.

1-7
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Salah satu tugas utama insinyur adalah mencari berbagai cara yang baik
untuk mengkonversikan energi yang tidak terorganisir itu menjadi gerak
molekul/atom yang terorganisir, yang berdayaguna makroskopik.

KEKEKALAN ENERGI
Aspek fundamental dari konsep energi adalah kelestarian energi, yaitu energi
dari suatu sistem yang diisolasi adalah konstan.
Misalkan dua massa yang bergerak saling bertabrakan. Apakah yang terjadi
dengan berbagai energinya ?
Dua pernyataan yang tidak tepat tapi sering dikemukakan sebagai jawaban
adalah :
1. Energi hilang
2. Energi didisipasikan ke dalam bentuk panas.
Pernyataan pertama hanya tepat apabila diterapkan terhadap energi mekanik
gerak yang terorganisasi. Sebagai hasil tabrakan, energi kinetik makroskopik
kedua benda tersebut dikonversikan menjadi energi dalam (mikroskopik).
Energi makroskopik tidak terlihat lagi, tetapi peningkatan energi dalam jelas
ada karena terjadi peningkatan TEMPERATUR setiap benda. Tidak ada energi
yang HILANG, energi hanya mengalami susunan yang lain.
Pernyataan kedua dapat menjadi benar dengan mengganti kata PANAS
dengan ENERGI DALAM. Namun harus diingat bahwa panas dan energi dalam
adalah dua hal yang berbeda (nanti akan dijelaskan lebih rinci).

Tinjau dua massa a dan b yang bertabrakan sampai keduanya berhenti.

Energi awal sistem adalah :


1 1
E1 = E a1 + Eb1 = ma Va2 + mb Vb2 + U a1 + U b1
2 2

Energi akhir sistem adalah (Va = Vb = 0) :


E2 = U a2 + U b2

Karena sistem diisolasi, maka berlaku hukum kekekalan energi : E1 = E2

1-8
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Peningkatan total energi dalam sistem :

ΔU = U2 – U1 = (Ua2 –Ua1) + (Ub2 – Ub1) = ½ (maVa2 + mbVb2)

Perubahan energi (ΔU) dalam kedua massa dapat dihitung, tetapi besarnya
perubahan energi dalam dari setiap massa tidak dapat ditentukan dengan
data-data yang ada.
Dari persamaan di atas jelaslah bahwa perubahan energi dalam dari tingkat
keadaan 1 ke tingkat keadaan 2, hanya ditentukan oleh parameter di tk 1 dan
tk 2 saja, tidak bergantung kepada urutan proses.

Perpindahan energi dalam sistem termodinamika dapat terjadi dalam dua


bentuk, yaitu KERJA dan PANAS.

PERPINDAHAN ENERGI SEBAGAI KERJA

Berbeda dengan energi dalam, perpindahan energi sebagai kerja sangat


bergantung kepada urutan/lintasan prosesnya.
Tinjau sistem gas dalam tabung yang akan menjalani perubahan dari tk 1 ke
tk 2 melalui lintasan 1 – A – 2. Kerja yang dilakukan terhadap lingkungan
dalam lintasan 1 – A adalah :
Wa = -P1 (V2 – V1)

1-9
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Lintasan A – 2 tidak melibatkan kerja, karena voulmenya konstan (isochoric).

Jika lintasan yang dilalui adalah 1 – B – 2, maka kerja total adalah :

Wb = - P2 (V2 – V1)

Jelaslah Wb > Wa : atau kerja yang diberikan kepada lingkungan bergantung


kepada urutan/lintasan proses.

PERPINDAHAN ENERGI SEBAGAI PANAS

Panas adalah perpindahan energi sebagai kerja yang berlangsung pada skala
mikroskopik yang tidak berhasil diperhitungkan sewaktu menghitung
besarnya kerja secara makroskopik.
Panas adalah energi yang sedang berpindah. Panas dan kerja “TIDAK
TERKANDUNG” dalam zat; mereka “diterapkan terhadap”, atau “diterapkan
oleh” zat. Energilah yang terkandung dalam zat, sedangkan kerja dan panas
nerupakan dua cara untuk memindahkan energi melintasi berbagai batas
suatu sistem.

KONSEP PANAS, TEMPERATUR, DAN ENERGI DALAM

Temperatur :
- Sifat termodinamika
- Merupakan petunjuk arah perpindahan energi sebagai panas
- Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal, maka
keduanya haruslah mempunyai temperatur yang sama

Sistem satuan temperatur : C, F, K, R

K = oC + 273o

1-10
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

R = oF + 460o
F = (1.8 x oC) + 32

Energi dalam dan temperatur adalah sifat termodinamika, sedangkan panas


tidak.

TINGKAT KEADAAN INTENSIF DAN EKSTENSIF

Tinjau dua potong zat yang sama dan berada dalam kesetimbangan satu
dengan lainnya. Apabila kedua zat ini disatukan dan dipandang sebagai satu
sistem, ENERGI dan VOLUME sistem yang baru akan sama dengan jumlah
berbagai energi dan volume dari kedua bagian sistem. Tetapi TEMPERATUR
dan TEKANAN sistem yang baru akan sama dengan temperatur dan tekanan
setiap bagian sistem.

Sifat EKSTENSIF : misalnya Volume, massa, energi, luas permukaan, momen


dipole listrik, merupakan sifat-sifat yang bergantung pada ukuran dan
rangkuman sistem. Sifat ekstensif mempunyai harga tanpa perduli apakah
sistem berada dalam kesetimbangan atau tidak.

Sifat INTENSIF : adalah sifat yang tidak bergantung pada ukuran dari sistem.
Sifat-sifat ini hanya berarti bagi berbagai sistem yang berada pada tingkat
keadaan kesetimbangan.
Misalnya Volume jenis (spesifik) : v = V/m
Energi dalam jenis (spesifik) : u = U/m

Berbagai sifat intensif sangat berguna karena dapat ditabelkan atau


digrafikkan.

1-11
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup (tidak ada massa yang
masuk dan tidak ada massa yang keluar) dan tidak ada perubahan energi
potensial dan energi kinetik :

δQ + δW = dU

δ : menyatakan bahwa Q dan W bukanlah fungsi tingkat keadaan, bergantung


kepada lintasan.
d : menyatakan bahwa U adalah fungsi tingkat keadaan, tidak bergantung
kepada lintasan.

Untuk sistem yang terbuka (massa dapat masuk dan keluar dari sistem). Ada
kerja yang diterapkan pada sistem pada waktu material masuk ke dalam
sistem, dan ada kerja yang diberikan oleh sistem pada waktu material keluar
dari sistem.
Kerja ini disebut sebagai KERJA ALIR, yaitu kerja yang berkaitan dengan
massa yang masuk dan massa yang keluar sistem.

V
Kerja alir untuk material yang masuk ke sistem : Wi = P dVi ∫
0

Vi = vimi atau dVi = vi dmi


Kerja alir = Wi = P dmi = P vi mi
0

Kerja alir untuk material yang keluar dari sistem, abaikan energi kinetik dan
potensial :

ui δmi – {uo δmo + δQ + δW - δ(kerja alir)} = dU

(ui + Pivi) δmi – ( uo +Povo) δmo + δQ + δW = dU

ui δmi = energi dalam yang dibawa masuk ke sistem


uo δmo = energi dalam yang dibawa keluar dari sistem

1-12
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

ENTALPI :
Entalpi didefinisikan sebagai :

H = U + PV

Entalpi spesifik per satuan massa :

h = u + Pv

Entalpi suatu zat sederhana merupakan fungsi tingkat keadaan


termodinamika saja.

Penerapan hukum termodinamika pertama, dengan memasukkan pengaruh


energi kinetik dan energi potensial :

Σ (hi + EKi + EPi) δmi - Σ (ho + EKo + EPo) δmo + δQ + δW = d(U + EP + EK)

STEADY STATE (STASIONER, TUNAK) :


Adalah kondisi dari sistem yang tidak berubah dengan waktu. Massa dapat
masuk atau keluar dari sistem, tetapi tidak terjadi perubahan pada sistem.

Balans energi :

Σ (hi + EKi + EPi) δmi - Σ (ho + EKo + EPo) δmo + δQ + δW = 0

Untuk proses tertentu :

(ho + EKo + EPo) mo - (hi + EKi + EPi) mi =Q + W

Jika tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial :

Q + W = Σ ho mo - Σ hi mi

1-13
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

KAPASITAS PANAS PADA VOLUME KONSTAN

Kapasitas panas material adalah jumlah energi termal yang diperlukan untuk
mengubah temperatur material.
Untuk sistem tertutup pada volume konstan, tidak ada kerja mekanik, maka
balans energi :

δQ = du = mCdT

⎛ ∂U ⎞
Cv = ⎜ ⎟
⎝ ∂T ⎠ v

KAPASITAS PANAS PADA TEKANAN KONSTAN


Material yang dipanaskan pada tekanan konstan biasanya akan mengembang.
Energi termal yang ditambahkan kepada material akan digunakan untuk
menaikkan energi dalam material + kerja oleh material pada waktu
mengembang untuk melawan tekanan sistem yang tetap.
Balans energi :
δQ – d(PV) = dU
δQ = dU + d(PV)
δQ = d(U + PV) = dh
dh = mCpdT

⎛ ∂H ⎞
Cp = ⎜ ⎟
⎝ ∂T ⎠ p
Kapasitas panas biasanya ditabelkan pada tekanan konstan 1 atm. Secara
umum Cp merupakan fungsi temperatur dan tekanan.
Kapasitas panas gas ideal tidak bergantung tekanan.
Kapasitas panas sebagian besar padatan dan cairan tidak bergantung
tekanan.
Harga Cp dapat dinyatakan dengan persamaan :
Cp = a + bT + cT-2
a, b, dan c adalah konstanta seperti dalam Tabel 1.1

1-14
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

1-15
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Contoh soal :
Hot rolling aluminium dilakukan setelah pemanasan dalam tungku dari 300
sampai 800 K. Biaya listrik adalah $ 0.05/kWH. Berapa biaya listrik untuk
mengerol 1 ton aluminium.

Jawab :
Ambil tungku dan aluminium di dalamnya sebagai sistem, sebuah sistem
terbuka.
Balans energi untuk sistem stasioner :
himi – homo + Q + W = dU = 0
Tidak ada energi panas yang dimasukkan kedalam sistem, Q = 0.
Ada kerja mekanik akibat ekspansi aluminium dari 300 sampai 800 K.

W = homo - himi = mAl (ho – hi)

∫ (20.67 )
800 800
h0 − hi = ∫
300
C p dT =
300
+ 12.8 x 10 −3 T dT

ho – hi = 13730 J/mol = 13730 x (1000/27) = 508560 J/kg


W = 508560 x 1000 = 5.086 x 108 J = 141.4 kWH
Cost = ($ 0.05)(141.4) = $ 7.07

ALIRAN ADIABATIK MELALUI KATUP (EKSPANSI JOULE – THOMPSON) :

Proses adiabatik adalah proses yang tidak melibatkan pengeluaran dan


pemasukan panas. Contoh khusus adalah aliran fluida adiabatik melalui
katup. Kasus ini akan berlaku jika katupnya diisolasi panas, atau jika
alirannya sangat cepat, sehingga panas yang ditransfer dapat diabaikan.

Jika katup dianggap sebagai sistem, dan berada dalam kondisi steady state,
maka balans energi (abaikan perubahan EK dan EP) :

hi δmi - ho δmo + δQ + δW = dU = 0

1-16
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Proses adiabatik, δQ = 0
Tidak ada kerja, δW = 0
Maka hi = ho (proses isoentalpi), atau Ekspansi Joule-Thompson.

Koefisien ekspansi Joule – Thompson :

⎛ ∂T ⎞
η JT = ⎜ ⎟
⎝ ∂P ⎠ h

PERSAMAAN TINGKAT KEADAAN GAS IDEAL :

Gas ideal atau gas perfek adalah idealisasi terhadap perilaku gas riil. Jadi
perilaku gas riil seperti udara akan didekati oleh persamaan gas perfek.
Dalam model gas ideal berbagai molekul terpisah jauh satu dengan yang
lainnya dan hanya berinteraksi pada saat bertumbukan. Kondisi ini akan
ditemui pada tekanan rendah dan temperatur tinggi.
Model gas ideal akan akurat jika tekanannya jauh di bawah tekanan kritis dan
temperaturnya jauh diatas temperatur kritis.

Karakteristik gas ideal :


1. Energi dalam hanya bergantung kepada temperatur saja
2. Energi dalam tidak akan berubah dengan volume pada temperatur
konstan
3. Entalpi tidak akan berubah dengan tekanan pada temperatur konstan
4. Tidak akan berubah menjadi padatan atau cairan.

Persamaan tingkat keadaan gas ideal :

PV = nRT
P = tekanan, V = volume, n = jumlah mole, R = konstanta gas universal (=
8.314 J/K-mol), T = temperatur.

Jika digunakan volume spesifik (m3/mole), maka persamaannya menjadi :

1-17
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Pv = RT

Konstanta Boltzman, k, (konstanta gas per molekul) didefinisikan sebagai : k


= R/No
No = bilangan Avogadro = 6.023 x 1023.

Energi dalam tidak berubah dengan volume pada temperatur konstan :

⎛ ∂U ⎞
⎜ ⎟ =0
⎝ ∂V ⎠ T
Entalpi pada tidak akan berubah dengan tekanan pada temperatur konstan :

⎛ ∂H ⎞
⎜ ⎟ =0
⎝ ∂P ⎠ T

Koefisien Joule-Thompson :

⎛ ∂H ⎞
⎜ ⎟
⎛ ∂T ⎞ ⎝ ∂P ⎠ T
η JT =⎜ ⎟ = −
⎝ ∂P ⎠ h ⎛ ∂H ⎞
⎜ ⎟
⎝ ∂T ⎠ P

Maka Koefisien Joule-Thompson untuk gas ideal = 0.

Untuk gas ideal : Cp – Cv = R

Untuk gas ideal monoatom, misalnya helium :


Cv = (3/2) R, Cp = (5/2) R

Untuk gas ideal diatom, misalnya oksigen :


Cv = (5/2) R, Cp = (7/2) R

1-18
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

1-19
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

1-20
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

PERSAMAAN VAN DER WAALS

Persamaan van der Waals mencoba mengusulkan koreksi terhadap


persamaan gas ideal, dengan mempertimbangkan karakteristik gas riil :
1. Molekul-molekul gas riil mengisi suatu volume tertentu
2. Terjadi interaksi antara molekul-molekul gas riil

Persamaan van der Waals :

⎛ a ⎞
⎜ P + 2 ⎟ (V − b ) = RT
⎝ V ⎠
a/V2 adalah koreksi terhadap interaksi molekul-molekul
b adalah faktor koreksi terhadap volume molekul-molekul

Persamaan van der Waals dapat juga ditulis sebagai :

PV 3 − (Pb + RT ) V 2 + aV − ab = 0

Untuk sembarang P dan T yang diketahui terdapat tiga harga riil dari V.

1-21
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Jika temperatur dinaikkan, maka nilai maksimum dan minimum akan semakin
mendekat, akhirnya berimpit pada titik kritis, Tcr.

Pada titik kritis ini (T = Tcr, P = Pcr, dan V = Vcr), persamaan van der Waals
menjadi :

RTcr ⎛ a ⎞
Pcr = − ⎜⎜ 2 ⎟
(Vcr − b ) ⎝ Vcr ⎟

⎛ ∂P ⎞ − RTcr ⎛ 2a ⎞
⎜ ⎟ = + ⎜⎜ 3 ⎟⎟ = 0
⎝ ∂V ⎠ cr (Vcr − b )
2
⎝ Vcr ⎠

⎛ ∂2P ⎞ 2 RTcr ⎛ 6a ⎞
⎜⎜ ⎟ =
2 ⎟
− ⎜⎜ 4 ⎟=0

⎝ ∂V ⎠ cr (Vcr − b )
3
⎝ Vcr ⎠

Diperoleh :

Tcr = (8a/27bR), Vcr = 3b, Pcr = (a/27b2)

1-22
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Jika harga a, dan b diganti dengan harga kritis, maka persamaan van der
Waals dapat ditulis sebagai :

⎛ PV 27 R 2Tc
2
⎞⎛ RTc ⎞
⎜ ⎟⎜1 − ⎟ =1
⎜ RT + 64 P RTV ⎟⎜ 8PcV ⎟⎠
⎝ c ⎠⎝

dari sini dapat didefinisikan :

Reduced Pressure, Pr = P/Pcr , dan reduced temperature, Tr = T/Tc; dan faktor


kompresibilitas, Z = PV/RT. Persamaan van der Waals menjadi :

⎛ 27 Pr ⎞⎛ P ⎞
⎜Z + ⎟⎜⎜1 − r ⎟⎟ = 1
⎝ 64 ZT 2 r ⎠⎝ 8ZTr ⎠

sehingga dapat dibuatkan diagram Z = Z(Pr, Tr).

Harga kompresibilitas pada titik kritis :

⎛ PC VC ⎞ 3
Z C = ⎜⎜ ⎟ = = 0.375
⎟ 8
⎝ R TC ⎠

Kompresibilitas kritis untuk semua zat akan sama nilainya.

Sedangkan untuk gas ideal, harga kompresibilitas = 1.

1-23
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Diagram Kompresibilitas yang digeneralisasikan

Harga kritis berbagai gas :

He N2 H2 O2 CO2 SO2 H2O


Pcr, MPa 0.229 3.40 1.30 5.10 7.40 7.80 22.1
Tcr, K 5.25 126 33.2 154 304 430 647

1-24
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Contoh soal :

Gas nitrogen pada tekanan 1 atm (1.013 x 105 Pa) dan T = 298 K.
Tekanan kritis, Pcr = 3.46 x 106 Pa, dan Tcr = 126 K.
Reduced pressure, Pr = (1.013 x 105/3.46 x 106) = 2.97 x 10-2
Reduced temperature, Tr = (298/126) = 2.37.
Dari kurva kompresibilitas, Z ~ 1. Jadi gas nitrogen dapat diperlakukan
sebagai gas ideal.

Gas CO2 pada T = 273 K, dan P = 4.48 x 106 Pa


Tekanan kritis, Pcr = 7.4 x 106 Pa, dan Tcr = 304 K.
Reduced pressure, Pr = (4.48 x 106/7.40 x 106) = 0.61
Reduced temperature, Tr = (273/304) = 0.90
Dari kurva kompresibilitas, Z ~ 0.70. Jadi gas CO2 tidak dapat diperlakukan
sebagai gas ideal.

1-25
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

PROSES ADIABATIK

Dalam proses adiabatik, δQ = 0. Jika sistem melakukan kerja terhadap


lingkungannya, maka balans energi :

dU + δW = 0
-PdV = nCvdT

Untuk gas ideal : PV = nRT, sehingga :

nCvdT = -nRTdV/V
CvdT/T = -RT dV/V

(T2/T1)Cv = (V1/V2)R

(T2/T1) = (V1/V2)R/Cv

Jika γ = Cp/Cv, dan Cp - Cv = R; maka

T2/T1 = (V1/V2)γ-1
Untuk gas ideal : T2/T1 = P2V2/P1V1
Sehingga :

(P2/P1) = (V1/V2) γ

PVγ = konstan

Ini adalah hubungan antara tekanan dan volume gas ideal yang mengalami
proses adiabatik.

1-26
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Contoh soal :

Gas helium dapat digunakan sebagai media quenching setelah proses


perlakuan panas. Gas tersebut disimpan dalam tangki 50 liter yang diisolasi,
pada T = 25 oC. Tekanan awal tangki adalah 20 atm.
Berapa temperatur gas pada saat pertama kali menyentuh spesimen setelah
katup dibuka ?
Berapa temperatur gas keluar katup jika tekanan dalam tangki berkurang
menjadi 10 atm ?

Helium diperlakukan sebagai gas ideal.


Tinjau katup sebagai sistem, abaikan perubahan EK dan EP, sistem berada
dalam keadaan stasioner.
Balans energi :

hi δmi - ho δmo + δQ + δW = 0

Tidak ada kerja yang dilakukan oleh sistem, δW = 0


Anggap aliran sangat cepat, sehingga tidak ada perpindahan kalor, δQ= 0
Kekekalan massa, δmi = δmo,
Maka hi = ho
Untuk gas ideal, entalpi tidak bergantung tekanan, hanya bergantung
temperatur saja, sehingga Ti = To = 25oC. Jadi temperatur gas helium yang
pertama kali menyentuh spesimen adalah 25oC.

Jika tekanan turun menjadi 10 atm, berapakah temperaturnya ?


Tinjau sistem gas yang tersisa dalam tabung. Tidak ada massa yang masuk
maupun keluar. Tidak ada kalor yang masuk dan keluar, δQ= 0 (adiabatik)

T2/T1 = (P2/P1)R/Cp
Untuk gas ideal, Cp = 5/2 R

T2/T1 = (10/20)0.40
T2 = 298 (0.5)0.4 = 226 K = -47 oC

1-27
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

ENTALPI PEMBENTUKAN (ENTHALPIES OF FORMATION)

Entalpi pembentukan suatu senyawa didefinisikan sebagai perbedaan


diantara entalpi senyawa itu, Hsenyawa , dengan entalpi berbagai zat elemental
pembentuk senyawa itu, semua dievaluasi pada tingkat keadaan standar
(298K, 1 atm).
Entalpi setiap zat elemental pada tingkat keadaan standar = 0.
Proses endoterm : menyerap panas dari lingkungannya, )H > 0.
Proses eksoterm : mengeluarkan panas ke lingkungannya, )H < 0.
Nilai dari entalpi pembentukan berbagai senyawa dapat dilihat dalam Tabel.

1-28
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Reaksi kimia pembentukan oksida logam pada 298 K

M (s) + ½ O2 (g) → MO (s)

ΔH298 = HMO – HM – ½ HO2

Karena HM , dan HO2 pada 298 K = 0, maka ΔH298 = HMO

Reaksi kimia oksidasi gas alam (CH4) pada T = 298 K :

CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g)

Reaksi ini merupakan penjumlahan dari reaksi berikut (1 + 2 – 3) :

1. C (s) + O2 (g) → CO2 (g) ΔH = ΔHf (CO2) = -393.5 kJ


2. 2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (g) ΔH = 2ΔHf (H2O) = 2 (-241.8) kJ
3. C (s) + 2H2 (g) → CH4 (g) ΔH = ΔHf (CH4) = -74.8 kJ

Maka entalpi oksidasi CH4 = -802.3 kJ.

Perubahan entalpi untuk reaksi kimia yang tidak terjadi pada temperatur
standar (298 K), dihitung dengan persamaan :

dH = Cp dT
T T

∫ dH = ∫ C
298 298
p dT

T
H T − H 298 = ∫C
298
p dT

∫ {Σ (n C ) }
− Σ (n C p )reac tan ts dT
298
ΔH T = ΔH 298 + p products
T

T
ΔH T = ΔH 298 + ∫ dT
298

1-29
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Misal reaksi oksidasi timah hitam :


Pb (s) + ½ O2 → PbO (s)

Data-data :
HPbO(298) = -219 000 J/mole
Cp, Pb (s) = 23.6 + 9.75 x 10-3 T (J/K-mole), 298 - TM
Cp, PbO (s) = 37.9 + 26.8 x 10-3 T (J/K-mole), 298 - TM
Cp, O2 (g) = 30.0 + 4.18 x 10-3 T – 1.7 x 10-3 T-2 (J/K-mole). 298 – 3000 K

ΔCp = Cp, PbO (s) - Cp, Pb (s) – ½ Cp, O2 (g)


= -0.7 + 14.96 x 10-3 T + 0.85 x 10-3 T-2

Untuk selang T = 298 – 600 K (TM, Pb) :

ΔHT = -219 000 – 0.7 (T – 298) + 7.48 x 10-3 (T2 – 2982)


-0.85 x 105 (1/T – 1/298)

Pengaruh perubahan fasa :


Entalpi timah hitam pada temperatur cairnya (600 K) :
600
H Pb ( l ),600 = ∫C
298
p , Pb ( s ) dT + ΔH M , Pb

ΔHM, Pb = kalor peleburan Pb pada 600 K.

Entalpi timah hitam cair pada 1200 K :


600 1200
H Pb ( l ),1200 = ∫ C p , Pb (s) dT + ΔH M ,Pb +
298
∫C
600
p , Pb(l ) dT

1-30
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

PERUBAHAN TEMPERATUR ADIABATIK SELAMA REAKSI KIMIA

- Menentukan temperatur maksimum hasil pembakaran bahan


bakar
- Temperatur yang dapat dicapai selama proses polimerisasi, jika
tidak ada efek pendinginan

Temperatur nyala adiabatik (adiabatic flame temperature, AFT)

Bahan bakar gas (T = 298 K) dibakar dengan udara kering stoikhiometrik


(21% O2 + 79% N2) yang juga berada pada T = 298 K. Stoikhiometrik berarti
jumlah udaranya pas untuk menyempurnakan pembakaran, tidak kurang dan
tidak berlebih. Dalam prakteknya jumlah udara selalu berlebih (10 – 20%)
untuk menjamin pembakaran sempurna.

Komposisi kimia bahan bakar (% volume) : 20% CO, 30% CO2, dan 50% N2

Reaksi pembakaran : CO + ½ O2 → CO2

Komposisi gas :

Gas Masuk, mol Keluar, mol Komposisi gas


buang (% vol)
CO 0.20 0
CO2 0.30 0.50 (0.30 + 0.20) 36 (0.50/1.38)
O2 0.10 ( ½ dari jumlah CO) 0
N2 0.50 + (79/21 x 0.10) 0.88 64 (0.88/1.38)
Jumlah 1.38 100

Ambil burner sebagai sistem. Balans Energi :

Q + W = Σ ho mo - Σ hi mi

Tidak ada kerja masuk atau keluar sistem, W = 0.

1-31
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Proses adiabatik, Q = 0.

Maka balans energi menjadi :

Σ ho mo = Σ hi mi

Σ ho mo = 0.5 hCO2,T + 0.88 hN2,T

Σ hi mi = 0.2 hCO, 298 + 0.3 hCO2, 298 + 0.1 hO2, 298 + 0.88 hN2, 298

hO2, 298 = 0, hN2, 298 = 0.

Σ ho mo = {0.5 ΔhfCO2, 298 + 0.5 ∫T298 Cp, CO2 (g) dT }+ {0.88 ∫T298 Cp, N2 (g) dT}

Σ hi mi = 0.2 ΔhfCO, 298 + 0.3 hfCO2, 298

0.5 ∫T298 Cp, CO2 (g) dT + 0.88 ∫T298 Cp, N2 (g) dT = 0.2 (ΔhfCO, 298 - ΔhfCO2, 298)

Anggap Cp (CO2) = 57.3 J/mol-K (konstan), dan Cp (N2) = 34.3 J/mol-K


(konstan)
ΔhfCO, 298 = -110 500 J/mol, dan ΔhfCO2, 298 = 393 500 J/mol

Diperoleh temperatur nyala adiabatik, T = 1260 K.


Jika udara yang digunakan basah/lembab, maka T akan lebih rendah.

1-32
Diktat Termodinamika Material MT-2202 Dosen : Dr. ir. Husaini Ardy

Temperatur pada waktu reaksi polimerisasi

Reaksi polimerisasi : M (l) = 1/n (Pn)


M = monomer cair
Pn = amorf polimer dengan derajat polimerisasi n.

Entalpi polimerisasi :
ΔhP = (1/n) Δhf (Pn) - Δhf (M)

ΔhP standar untuk metacrylate = -56.1 kJ/mol


Kapasitas panas = 200 J/mol-K
Polimerisasi terjadi mulai T = 298 K.

Σ ho no = Σ hi ni

Δhf (M) = (1/n) Δhf (Pn) + Cp (T – 298)

Cp (T – 298) = Δhf (M) - (1/n) Δhf (Pn) = ΔhP

T = (56100/200) + 298 = 578 K = 305 oC

1-33

Anda mungkin juga menyukai