Anda di halaman 1dari 4

[Critical Review Morfologi Kota] 1

Peri-Urban Morphology and Indigenous Livelihoods in Ghana

Pendahuluan

Latar belakang saya mereview Jurnal Peri-Urban Morphology and Indigenous


Livelihoods in Ghana ini untuk mengetahui isu terkait perkembangan morfologi kota, yang
utamanya dalam jurnal in membahas mengenai dampak perubahan morfologi kawasan Peri-
Urban di Feyiase yang mempengaruhi keberlanjutan kehidupan penduduk setempat, terutama
dalam bidang mata pencaharian.

Deskripsi Jurnal

Jurnal Peri-urban Morphology and Indigenous Livelihoods in Ghana merupakan jurnal


internasional yang diterbitkan oleh Habitat Internasional pada tahun 2015 dan terstandarisasi
Elsevier. Jurnal ini berisi hasil penelitian dari Patrick Brandful Cobbinah, Eric Gaisi, dan Lucia
Owusu-Amponsah yang fokus pembahasannya mengenai perspektif penduduk asli terhadap
perubahan morfologi daerah dan strategi penanggulangan yang dilakukan untuk dapat
beradaptasi. Daerah studi yang diamati oleh peneliti adalah daerah Feyiase yang merupakan
daerah peri-urban di Kota Kumasi. Penelitian yang dilakukan yaitu melalui studi literatur,
wawancara dengan pengambilan sampel secara snowbowling, dan pengamatan langsung di
daerah studi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa daerah Feyiase yang
dulunya merupakan basis pertanian sekarang telah berubah fungsi menjadi daerah permukiman
dan komersial. Hal ini dipengaruhi karena pertumbuhan kawasan perkotaan Kumasi yang cepat
tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan ketersediaan lahan yang memadai sehingga banyak
penduduk yang melakukan invasi ke daerah pinggiran kota(Cobbinah, et al., 2015). Tingginya
migrasi ke Feyiase juga dilatarbelakangi oleh adanya kawasan yang belum terbangun dan nilai
tanah yang masih rendah.

Adanya perubahan morfologi Peri-Urban Feyiase memberikan dampak positif dan


negatif. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa dampak
negatif memberikan pengaruh yang lebih besar dalam hal keberlangsungan hidup penduduk
setempat. Berikut saya sajikan Tabel 1. yang berisi dampak yang ditimbulkan dengan adanya
perubahan kawasan Peri-Urban Feyiase dilihat dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Tabel 1. Dampak Perubahan Morfologi Peri-Urban Feyiase

[Critical Review Morfologi Kota] 1


Dampak
Aspek yang Terkena Dampak
Perubahan
Morfologi Peri-
Aspek Sosial Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan
Urban Feyiase
1.Adanya akses layanan 1.Adanya pilihan mata 1. Adanya
Dampak Positif sosial pencaharian yang perbaikan
beragam infrastruktur dasar
1. Banyak penduduk 1. Menurunnya 1.Hilangnya lahan
menganggur karena pendapatan warga yang pertanian dan
rendahnya pendidikan bekerja sebagai petani sumber daya hutan
dan tidak memiliki karena berkurangnya
keterampilan lahan pertanian
Dampak Negatif 2. Terpecahnya struktur 2. Meningkatnya biaya
keluarga karena ada yang hidup di Feyiase karena
bermigrasi ke kota lain sudah mulai berbasis
perkotaan

Sumber: Penulis, 2017

Critical Review & Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa saya, secara keselurahan isi dari jurnal ini sudah cukup baik
karena disini penulis menuliskannya secara rinci dan bertahap mulai dari pemahaman awal
morfologi peri-urban Feyiase dari tahun 2001 sampai terjadinya perubahan di tahun 2014, yang
disertai peta kondisi morfologi Feyiase tahun 2001 dan kondisi eksisting di tahun 2014. Selain
itu, dijelaskan pula dampak dan strategi adaptasi penduduknya dalam menanggulangi
perubahan tersebut. Namun, kurangnya tidak dijelaskan strategi penanggulangan yang
dilakukan oleh pemerintah setempat.

Menurut saya, alangkah lebih baiknya jika jurnal penelitian ini dilengkapi bahasan
mengenai faktor dan teori gejala perkembangan kota. Dengan begitu pembaca akan lebih
memahami proses perkembangan Kota Kumasi yang mempengaruhi perubahan morfologi di
Feyiase sebagai daerah pinggiran kota itu seperti apa. Dari hasil analisa saya, sebenarnya
terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kota di Kumasi yaitu faktor
penduduk dan faktor sosial-ekonomi. Disini faktor pertumbuhan penduduk memegang
pengaruh paling besar terhadap perluasan kegiatan ke arah pinggiran kota (Feyiase).
Pertumbuhan penduduk ini kebanyakan dipengaruhi oleh faktor migrasi. Penyebab adanya
migrasi ke Kota Kumasi karena adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga menarik
minat penduduk luar untuk bermigrasi ke Kumasi. Namun, karena adanya keterbatasan lahan

[Critical Review Morfologi Kota] 2


yang tidak dapat memenuhi permintaan akan perumahan, maka terjadi perembetan kegiatan ke
arah luar yang disebut sebagai urban sprawl.

Dari hasil analisa saya, teori gejala perkembangan kota yang sesuai dengan kondisi
wilayah studi yaitu Teori Kekuatan Dinamis yang dicetuskan oleh Colby (1959). Ada 2
kekuatan dari Teori Dinamis yakni Kekuatan Sentripetal dan Sentrifugal. Kekuatan Sentripetal
menekan pada kekuatan yang menyebabkan penduduk berpindah ke arah luar kota, sedangkan
Kekuatan Sentrifugal adalah kekuatan yang menyebakan adanya perubahan tata guna lahan di
daerah pinggir kota akibat perpindahan penduduk. Hal ini jelas sesuai dengan kasus di Feyiase.
Dimana pada tahun 2014 penduduk di Feyiase didominasi oleh penduduk Kota Kumasi sebesar
52% dan sisanya adalah penduduk asli . Disamping itu, diikuti pula kenaikan konversi lahan
pertanian menjadi kawasan hunian pada tahun 2014 sebesar 209 ha. Dengan adanya perubahan
penggunaan lahan, banyak penduduk yang mencoba untuk alih mata pencarian dan migrasi.
Dari jurnal yang saya baca ini, sebenarnya ada kelompok otoritas tradisonal(adat) yang
menganggap kelompok mereka memiliki kuasa penuh terhadap kepemilikan lahan di Feyiase
sehingga banyak lahan – lahan milik penduduk setempat yang tidak aman kepemilikannya.

Lesson Learned
Pembelajaran yang saya dapat dari mereview jurnal ini yaitu sebagai berikut:
1. Semakin lama daerah kota akan mengalami perkembangan ke arah luar (urban sprawl).
Hal ini akan meningkatkan kawasan terbangun di daerah pinggiran kota, sehingga luas
lahan pertanian menurun, tetapi disatu sisi akan meningkatkan fungsi infrastruktur
disana.
2. Adanya masyarakat adat yang menganggap bahwa lahan kosong disana adalah hak
milik mereka sehingga banyak lahan warga yang status kepemilikannya tidak aman.
3. Perubahan morfologi akan memberikan dampak posistif dan negatif pada aspek sosial,
ekonomi dan lingkungan. Sebagian besar dampak yang dirasakan yaitu dampak negatif
dari segi ekonomi karena kebanyakan penduduk yang tidak mampu beradaptasi dan
tidak memiliki keterampilan akan mengalami penurunan pendapatan dan sebagian
terpaksa menganggur.
4. Strategi adaptasi untuk dapat bertahan hidup akibat adanya perubahan fisik lingkungan
yaitu alih mata pencaharian, migrasi dan menunggu kiriman uang dari keluarga.

Referensi
Cobbinah, P.B., Gaisie, E. & Amponsah, L., 2015. Peri-Urban Morphologi and Indigenous
Livelihoods in Ghana. Pp. 120-129

[Critical Review Morfologi Kota] 3

Anda mungkin juga menyukai