Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan benda
mati. Suatu saat kita kadang-kadang harus mengkomunikasikan sesuatu obyek, baik obyek
hidup (bergerak) maupun obyek mati (diam) kepada orang lain. Seandainya informasi tentang
obyek yang kita komunikasikan itu kurang lengkap maka orang yang menerima informasi
sangat dimungkinkan untuk bertanya lebih jauh lagi.Misalnya kita mengkomunikasikan besar
dan beratnya sebuah batu, cepatnya lari seseorang, jauhnya perjalanan, panasnya suatu benda
dan sebagainya. Orang yang menerima informasi tentu akan bertanya lebih jauh lagi tentang
seberapa beratnya batu tersebut, berapa kecepatan lari orang tersebut, seberapa jauh
perjalanan yang ditempuh, seberapa tinggi panas benda tersebut, dan sebagainya.
Pertanyaan ini sangat dimungkinkan timbul apabila obyek yang dikomunikasikan
tidak dilengkapi dengan obyek pelengkap.Obyek pelengkap ini biasanya dinyatakan dalam
bentuk ukuran dan satuan sehingga obyek yang diinformasikan mempunyai arti lebih luas.
Misalnya, batu tersebut beratnya satu ton, kecepatan larinya sekitar 1 kilometer per jam, jalan
yang sudah ditempuh sekitar 2 kilometer, panas badannya sekitar 40 derajat Celcius, dan
sebagainya. Dengan demikian peranan obyek pelengkap sebagai penambah keterangan dari
obyek yang diinformasikan memang sangat penting.
Ilmu pengukuran tersbut akan dibahas dalam mata kuliah metrologi industri. Metrologi
industri adalah ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik geometris dari suatu produk
atau komponen dengan mesin dengan alat dan cara yang tepat sedemikian rupa sehingga hasil
pengukuran di anggap sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya komponen
mesin yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dial Indicator
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun
yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal
ini kita akan membahas DIAL INDICATOR.
Dial Indicator merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip kerja pengubah mekanik yaitu pada
pasangan roda gigi dengan batang gigi yang digunakan dalam dial indikator. Dial Indikator terdiri atas
beberapa bagian utama yaitu: sensor, pengubah berupa batang gigi, roda gigi dan pegas, serta bagian
penunjuk berupa jarum dan skala. Dial indikator merupakan alat ukur pembanding yang banyak
digunakan dalam industri permesinan dibagian produksi.

2.2 Fungsi Dial Indicator

DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk
memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, benda bulat, benda permukaan lengkung,
memeriksa kerataan dari permukaan benda, memeriksa penyimpangan eksentris, memeriksa kesejajaran
permukaan benda, menyetel kesentrisan benda pada pencekam mesin bubut, memeriksa penyimpangan
bantalan pada poros engkol. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas,
terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang
penyangga, penjepit, dan baut penjepit.

2.3 Bagian-Bagian Dial Indicator dan Fungsinya


Bagian-bagian dial indicator:
1. Jarum Panjang
 Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh tertekan oleh benda
kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai skala
dari dial gauge tersebut, misalnya nilai skala gauge 0,01 mm, apabila jarum panjang
bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut
adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.
 Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya posisi angka nol
tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah atau disamping,
tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat porses mengukur benda kerja.
2. Jarum Pendek
 Jarum pendek akan bergerak satu ruas, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol
sampai dengan angka nol lagi (satu putaran), hal ini berarti pergerakan satu ruas dari
jarum pendek adalah 0,1 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala dial gauge adalah 0,01
mm).
 Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai pergerakan jarum
pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.

3. Tanda Batas Toleransi


 Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita, untuk
melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat proses
pengukuran benda kerja (lihat pada cara penggunaan dial gauge).

4. Bidang
 Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja,
saat benda kerja gergerak terhadap bidang sentuh tersebut.
 Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh bergerak ke atas.
 Jarum panajang akan bergerak ke arah kiri, apabila bidang sentuh bergerak kearah
bawah.

Pada gambar terlihat bagian dial indicator yaitu pegas koil dan pegas spiral.

Pegas koil, berfungsi untuk penekan batang bergigi sehingga sensor selalu menekan
kebawah.
Pegas spiral, berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan
gigi yang berpasangan selalu menekan sisi yang sama untuk kedua arah putaran (guna menghindari
back lash/ keterlambatan gerak balik, yang mungkin terjadi karena profil gigi yang tak sempurna
ataupun keausan). Sebagaimana dengan jam mekanik beberapa jenis jam ukur atau dial indicator
mempunyai batu (jewel) untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi. (pengaturan
pada posisi nol) setelah dua tanda pembatas pada jam ukur diatur posisinya sesuai dengan daerah
toleransi produk, pemeriksaan kualitas geometrik produk dapat dilakukan dengan mudah. Jika
tidak perlu kecermatan tinggi, benda silindris mungkin diperiksa kesilindrisan ataupun
kebulatannya dengan jam ukur, dalam hal ini benda ukur harus diletakkan diatas blok V.
Toleransi kesalahan putar (run-out tolerance) diperiksa dengan cara menempatkan jam
ukur pada posisi yang tetap dan benda ukur diputar pada sumbu tertentu.

2.4 Jenis-Jenis Dial Indicator

Adapun jenis jenis dial gauge sendiri ada berbagai macam sesuai dengan skala yang
digunakan, beberapa jenis dial gauge antara lain:
1. Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm jenis ini dapat digunakan untuk mengukur dengan
batas ukuran sampai dengan 10 mm.
2. Dial gauge dengan nulai skala 0,01 mm jenis ini mempunyai batas ukur sampai dengan 1 mm.
3. Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm jenis ini mempunyai batas ukur sampai 0,025 mm.

2.5 Cara Pembacaan Dial Indicator


Saat akan digunakan dial indicator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan
kelengkapan yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge harus
tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur.

Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip)
dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika
jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm.
Sedangkan skala yang kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang
besar.
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum
pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah 3,06 mm. Pengukuran
ini diperoleh dari skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01
mm = 0,06 mm skala pada jarum pendek dibaca : 3 x
1 mm = 3 mm maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk.
Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan
diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen
yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.

2.6 Cara Penggunaan Dial Indicator


1. Masukkan tangkai dial indicator pada lubang pengunci yang ada pada tiang dial
indicator, kemudian kencangkan baut pengencangnya.
2. Masukkan bagian dial indicator yang terdapat skala dan jarum pada tangkai dial
indicator
kemudian kencangkan.
3. Baca gambar kerja kemudian bersihkan benda kerja dari kotoran, kemudian lakukan
pengukuran.
Yang pertama hidupkan aliran magnet pada dial indicator tersebut dengan memindahkan
tombol yang ada pada bagian bawah ke posisi on.
4. Posisikan jarum dial indicator tepat dia atas permukaan benda kerja sampai menyentuh atau
terjadi gesekan antara jarum dengan benda kerja.
5. Kemudian benda kerja digeserkan ke kanan atau ke kiri apabila jarum pada dial indicator
itu berputar searah jarum jam maka benda kerja tersebut permukaanya cembung atau
menonjol ke atas, sedangkan apabila jarum pada dial indikator berputar berlawanan dengan
arah jarum jam maka benda tersebut cekung.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indicator adalah sebagai berikut:
a) Benda kerja yang dipindahkan, dial indicator tetap pada posisi diam.
b) Dial indicator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
c) Benda kerja diputar, dial indicator tetap pada posisi diam.
2.7 Cara Mengkalibrasi Dial Indicator

1. Letakan dial indicator ditempat yang datar.


2. Amatilah pada skala utama dan skala nonius.
3. Jika pada skala utama tidak menunjukan pada angka 0 (nol), maka putarlah sekrup
pengkalibrasi baik searah jarum jam ataupun sebaliknya, tergantung dari kebutuhan,
sampai jarum skala menunjukan pada angka 0 (nol)
4. Kemudian amatilah skala nonius, jika tidak tepat pada angka 0 (nol), maka putarlah ring
pada skala nonius hingga jarum pada skala nonius menunjukan angka 0 (nol).

2.8 Cara Menyimpan dan Merawat Dial Indicator


1. Suhu ruangan penyimpanan alat adalah 20° C supaya tidak terjadi perubahan
fisik akibat meningkatnya suhu.
2. Kondisi ruangan penyimpanan alat tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi
(kelembaban udara (50 - 60 %).
3. Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya.
4. Dipakai sesuai dengan fungsinya.
5. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah ditentukan.
6. Dial indicator jangan sampai jatuh atau terkena benturan keras.
7. Bersihkan debu atau kotoran dari poros peraba atau batang pengukur sebelum
dan sesudah pemakaian.
8. Jangan melumasi poros peraba dengan minyak agar debu tidak melekat
9. Cara menaikkan dan menurunkan poros peraba haruslah hati-hati, jangan
menimbulkan sentakan mekanisme didalamnya.
10. Penyimpanan dial indicator secara baik harus bebas dari sinar matahari secara
langsung, kelembapan tinggi, dan debu atau kotor

Anda mungkin juga menyukai