Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Anak Dengan VSD


di Ruang NICU RSUD Kab. Buleleng

Oleh :

I Ketut Kayika, S.Kep 17089142038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PRORAM PROFESI NERS
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Anak Dengan VSD


di Ruang NICU RSUD Kab. Buleleng

Telah Diterima dan Disahkan Oleh Clinical Teacher (CT) dan Clinical
Instrukture (CI) Stase Keperawatan Anak Sebagai Syarat Memperoleh Penilaian
Dari Departemen Keterampilan Anak STIKES Buleleng.

Clinical Instruktur (CI) Clinical Teacher (CT)


Ruang NICU Stase Keperawatan Anak
RSUD Kabupaten Buleleng STIKES Buleleng,

Gusti Ayu Ketut Suryati, STT. Keb ……………………………………..


NIP. 196910131989032004
NIK :
L APO RAN PE NDAH UL UAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN VSD

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara
ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).
VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan
dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke
kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung
bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982)
Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa
terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya
hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri

2. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
a. Faktor prenatal (faktor eksogen)
1) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
2) Ibu alkoholisme
3) Umur ibu lebih dari 40 tahun
4) Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
5) Ibu meminum obat-obatan penenang
b. Faktor genetic (faktor endogen)
1) Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
2) Ayah/ibu menderita PJB
3) Kelainan kromosom misalnya down syndrom
4) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh
kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup
sempurna. Kelainan ini umumnya kongenital, tetapi dapat pula terjadi karena
trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain
misalnya trunkus arteriosus atau tetralogi fallot.
3. Patofisiologi
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke
kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi
yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah
kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
b. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular
pulmoner.
c. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,
menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari
ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi
pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika
timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan
vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk
penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk
pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
4. WOC
Faktor eksogen dan endogen
Port de entre Resiko infeksi
Ventrikel Septal Defek Pembedahan
Luka insisi Histamin,
bradikinin,
Pirau ventrikel kiri ke kanan
prostaglandin

Volume ke paru-paru meningkat Merangsang ujung saraf

Tekanan ventrikel COP menurun Nyeri Akut


kanan meningkat
Kebutuhan O2 dan
Hipertrofi otot ventrikel Aliran darah ke paru-
nutrisi tidak seimbang
kanan paru meningat
Berat badan menurun
worklood Fibrotik katup arteri
atau sukar naik
pulmonal
Atrium kanan tidak
dapat mengimbangi Aliran darah balik ke Keterlambatan tumbuh
ventrikel kiri kembang
Pembesaran atrium
Darah, CO2 dan O2
bercampur
Penurunan curah
jantung Mengalir ke seluruh
tubuh

Hipoksemia

Sesak nafas

Kelemahan Sesak saat makan/minum

Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan
pertukaran gas
5. Manifestasi klinis
Manifestasi menurut ukuran VSD, dibagi menjadi:
a. VSD kecil
1) Biasanya asimptomatik
2) Defek kecil 1-5 mm
3) Tidak ada gangguan tumbuh kembang
4) Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang
menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik
karena terjadi penutupan VSD
5) EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas
ventrikel kiri
6) Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau
sedikit meningkat
7) Menutup secara spontan pada umur 3 tahun
8) Tidak diperlukan kateterisasi
b. VSD sedang
1) Sering terjadi symptom pada bayi
2) Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan
waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu
menghabiskan makanan dan minumannya
3) Defek 5- 10 mm
4) BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
5) Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk
sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
6) Takipneu
7) Retraksi bentuk dada normal
8) EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi
kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat
sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan
pemebsaran pembuluh darah di hilus.
c. VSD besar
1) Sering timbul gejala pada masa neonatus
2) Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan
dalam minggu pertama setelah lahir
3) Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal
jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului
infeksi saluran nafas bagian bawah
4) Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
5) Gangguan tumbuh kembang
6) EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
7) Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang
tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan
vaskularisasi paru perifer

6. Klasifikasi
Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
a. Perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah
pars membranaceae septum interventricularis,
b. Subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum
infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan
ikat katup aorta dan katup pulmonal,
c. Muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis
interventrikularis.

7. Pemeriksaan fisik
a. VSD kecil
Palpasi :
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran
bising pada SIC III dan IV kiri.
Auskultasi :
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang, bunyi jantung II
agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.
b. VSD besar
Inspeksi :
Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan banyak keringat bercucuran.
Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela
intercostal dan regio epigastrium.
Palpasi :
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding
dada.
Auskultasi :
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti
‘click’ sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada
pangkal arteria pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras
terutama pada interkosta II kiri.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar
ventrikel
b. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
c. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
d. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang
dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan
perdarahan

9. Komplikasi
a. Gagal jantung kronik
b. Endokarditis infektif
c. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
d. Penyakit vaskular paru progresif
e. Kerusakan sistem konduksi ventrikel

10. Penatalaksanaan
a. Pada VSD kecil biasanya ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup
secara spontan atau jika diperlukan akan dilakukan operasi untuk
mencegah endokarditis infektif.
b. Pada VSD sedang, jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat
ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat
mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila
pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau
sampai berat badannya 12 kg.
c. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam
pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi
eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat
ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan
dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
d. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen akan dilakukan
operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena
arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel
kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami
dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel
kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN VSD
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas
terbatas)
b. Kaji adanya komplikasi
c. Riwayat kehamilan
d. Riwayat perkawinan
e. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital,
jantung dan paru
f. Kaji aktivitas anak
g. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi,
bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
h. Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
i. Kaji pola makan, pertambahan berat badan.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup
jantung
2) gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal ditandai
dengan hipoksia
3) keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplai nutrisi ke jaringan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara
pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
6) Nyeri akut beruhubungan dengan agen injury biologis
7) Resiko infeksi berhubungan dengan tmenurunnya status kesehatan
3. Rencana keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
No. Diagnosa keperawatan
(NOC) (NIC)
1 Penurunan curah jantung NOC NIC
berhubungan dengan  Cardiac pump Cardiac care
perubahan sekuncup effectiveness  Evaluasi adanya nyeri dada
jantung  Circulation status  Catat aanya disritmia jantung
 Vital sign status  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiacoutput
 Monitor status kardiovaskuler dan pernafasan yang
Kriteria hasil : menandakan gagal jantung
 Tanda vital dalam rentang  Monitor balance cairan dan perubahan tekanan darah
normal  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
 Dapat mentoleransi  Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
aktivitas, tidak kelelahan kelelahan
 Tidak ada edema paru,  Monitor adanya dispnue, fatigue, takipnue dan ortopnue
perifer dan tidak ada
asites Vital sign monitoring
 Tidak ada penurunan  Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
kesadaran  Monitoring kualitas nadi, jumlah dan irama jantung, bunyi
jantung, adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
 Monitoring pulsus paradoksus, pulsus alterans
 Monitoring frekuensi dan irama pernafasan, suara paru, pola
nafas abnormal, sianosis perifer
 Monitoring suhu, warna dan kelembaban kulit
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Gangguan pertukaran gas NOC: NIC :
berhubungan dengan  Respiratory status : Gas  Identifikasi kebutuhan pasien terhadap pemasangan jalan
kongesti pulmonal exchange, ventilation napas aktual atau potensial
ditandai dengan hipoksia  Vital Sign  Auskultasi suara napas, tandai area penurunan atau hilangnya
ventilasi dan adanya bunyi tambahan
Kriteria Hasil :  Pantau status pernapasan dan oksigenasi sesuai kebutuhan
 Mempunyai fungsi paru  Aktivitas kolaboratif
dalam batas normal  Konsultasikan dengan dokter tentang pentingnya pemeriksaan
 Memiliki ekspansi paru gas darah arteri dan penggunaan alat bantu yang dianjurkan
yang simetris sesuai dengan adanya perubahan pada kondisi pasien
 Menjelaskan rencana  Meninggikan bagian kepala tempat tidur, jika perlu atur posisi
perawatan dirumah pasien keposisi trendelenburg, jika perlu
 Tidak mengalami napas
dangkal atau ortopnea,
bibir tidak mercucu
 Tidak menggunakan otot
aksesoris untuk bernapas
3 Keterlambatan NOC NIC
pertumbuhan dan  Growth and development, Peningkatan perkembangan anak dan remaja
perkembangan delayed  Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak
berhubungan dengan  Nutrition imbalance less  Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
tidak adekuatnya suplai than body  Berikan instruksi berulang dan sederhana
nutrisi ke jaringan.  Ciptakan lingkungan yang ama
Kriteria hasil :  Dorong anak melakukan sosialosasi kelompok
 Anak beraktifitas optimal
sesuai tingkatannya Nutritional management
 Keluarga dan anak mampu  Kaji keadekuatan asupan nutrisi
menggunakan koping  Pantau kecenderungan kenaikan dan penurunan berat badan
terhadap tantangan karena
adanya ketidakmampuan Nutrition therapy
 Keluarga mampu  Memantau kesesuaian diet kolaborasi ahli gizi, jumlah kalori
mendapatkan sumber dan dan nutrisi yang dibutuhkan
sarana komunikasi  Pilih suplemen
 Kematangan fisik :  Dorong pasien memilih makanan semisoft
perubahan normal pada  Memberikan pasien makanan tinggi protein, tinggi kalori,
masa transisi tinggi kalium yang mudah dikonsumsi
 Status nutrisi seimbang  Administer menyusi enternal
dan berat badan normal
4 Intoleransi aktivitas NOC NIC
berhubungan dengan  Energy conservation Activity therapy
ketidak seimbangan  Activity tolerance  Kolaborasi dengan tenaga fisioterapi
antara pemakaian oksigen  Self care : ADLs  Bantu memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
oleh tubuh dan suplai kemampuan fisik, psikologi dan sosial
oksigen ke sel. Kriteria Hasil :  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas
 Tanda vital normal  Monitor respon fisik, emosi, sosial, spiritual
 Mampu berpindah mandiri  Bantu pasien mengembangkan motivasi diri dan penguatan
 Status respirasi :
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
 Status kardiopulmonari
adekuat
5 Ketidakseimbangan NOC: NIC :
nutrisi kurang dari  Gizi Status  Kaji dan dokumentasi derajat kesulitan mengunyah dan
kebutuhan tubuh menelan
berhubungan dengan Kriteria hasil :  Penyuluhan untuk pasien/keluarga
kelelahan pada saat  Selera makan; keinginan  Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang berizi dan
makan dan meningkatnya untuk makan ketika dalam tidak mahal
kebutuhan kalori. keadaan sakit atau sedang  Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
menjalani pengubatan protein pasien yang mengalami ketidakadekuatak asupan
 Pembentukan pola protein
menyusu: bayi; bayi  Manajemen nutrisi: berikan pasien minuman dan kudapan
melekat ked an menghisap bergizi tinggi protein, tinggi kaori yang siap dikonsumsi dan
dari payudara ibu untuk ajarkan pasien tentang cara membuat jadwal makan jika perlu
memperoleh nutrisi  Kesulitan mengunyah dan menelan
selama tiga minggu  Aktivitas kolaboratif
pertama menyusui  Konsultasikan dengan ahli terapi okupasi
 Status gizi; tingkat
ketersediaan zat gizi untuk
memenuhi kegiatan
metabolic
 Mempertahankan berat
badan
 Mempertahankan masa
tubuh dan berat badan
dalam batas normal
 Memiliki nilai
laboratorium dalam batas
normal
 Melaporkan tingkat energi
yang adekuat

POST OPERASI
1 Nyeri akut beruhubungan NOC : NIC :
dengan agen injuri Pain Level, Pain Pain Management
biologis control,Comfort level  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
Kriteria Hasil : presipitasi
 Mampu mengontrol nyeri  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
(tahu penyebab nyeri,  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
mampu menggunakan pengalaman nyeri pasien
tehnik nonfarmakologi  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
untuk mengurangi nyeri,  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
mencari bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
 Melaporkan bahwa nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
berkurang dengan  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
menggunakan manajemen dukungan
nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
 Mampu mengenali nyeri suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
(skala, intensitas,  Kurangi faktor presipitasi nyeri
frekuensi dan tanda nyeri)  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
 Menyatakan rasa nyaman farmakologi dan inter personal)
setelah nyeri berkurang  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
 Tanda vital dalam rentang  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
normal  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
2 Resiko infeksi NOC NIC
berhubungan dengan  Immune status Infection control
menurunnya status  Knowledge : infection  Bersihkan lingkungan
kesehatan control  Batasi pengunjung bila perlu
 Risk control  Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat dan
setelah berkunjung
Kriteria hasil :  Ganti letak IV line dan dressing sesuai dengan petunjuk
 Klien bebas dari tanda umum
gejala infeksi  Tingkatkan intake nutrisi
 Menunjukkan kemampuan  Berikan antibiotik bila perlu
untuk mencegah
timbulnya infeksi Infection protection
 Jumlah leukosit dalam  Monitor tanda gejala infeksi
batas normal  Monitor kerentanan terhadap penyakit menular
menunjukkan perilaku  Berikan perawatan kulit pada area epidema
hidup sehat  Ajarkan keluarga dan pasin tanda gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit


Dalam.Jakarta:FKUI
Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3,
Jakarta : EGC, 2002.
Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982
http://www.layurveda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=21
%3Aadmin&catid=7%3Aadmin&Itemid=20&lang=en

Anda mungkin juga menyukai