Porphyromonas gingivalis tumbuh secara anaerob dengan pigmentasi gelap pada media yang
mengandung darah lysed. Diidentifikasi dengan karakteristik biokimia menggunakan kit yang
tersedia secara komersial (misalnya anldent), DNA dan probe molekuler sekarang digunakan
untuk mengidentifikasi organisme ini secara langsung dari sampel plak.
Media Blood Agar merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat membedakan bakteri
pathogen berdasarkan efek exotoksin hemolitik bakteri pada sel darah merah. Media Blood Agar
bukan merupakan media selektif murni. Suatu media dikatakan media selektif apabila hanya
ditumbuhi beberapa jenis mikroba sementara menghambat pertumbuhan mikroba jenis lain.
Media Blood Agar adalah media yang diperkaya dengan nutrisi tambahan yang kaya untuk
mikroba. Oleh karena itu, media Blood Agar merupakan media pertumbuhan diperkaya dan
selektif diferensial, karena mendukung pertumbuhan berbagai organisme serta dapat memberi
ciri yang khas untuk bakteri golongan tertentu.
Media BAP
Blood Agar Plate (BAP) merupakan media padat dan media diferensial. Media diferensial adalah
media yang ditambah zat kimia tertentu sehingga suatu mikroorganisme membentuk
pertumbuhan untuk mengklasifikasikan suatu kelompok jenis bakteri. Blood Agar Plate (BAP)
membedakan bakteri hemolitik dan nonhemolitik yaitu berdasarkan kemampuan mereka untuk
melisiskan sel-sel darah merah. Komposisi Blood Agar Plate (BAP) yaitu mengandung trypton
15 gram, soy peptone 5 gram, sodium khloride 5 gram, lithium khloride 10 gram, magnesium
sulphate 3,8 gram, dan agar 15 gram.
Pada media Blood Agar biasa diinokulasikan sampel swab tenggorokan untuk mendeteksi
keberadaan grup A Streptococcus hemolitik beta. Jenis yang pathogen adalah Streptococcus
pyogenes, agen penyebab radang tenggorokan. Flora normal akan menunjukkan hemolisis alpha
atau gamma. Untuk Blood Agar Base steril yang telah didinginkan sampai 45-500C ditambahkan
5% v/v darah steril yang telah dihangatkan pada suhu kamar (Wakenko, 2011).
Ada tiga jenis hemolisis yaitu beta hemolisis, alfa hemolisis, dan gamma hemolisis. Beta
hemolisis merupakan lisis lengkap sel darah merah dan hemoglobin. Alfa hemolisis mengacu
pada lisis parsial/lisis sebagian dari sel darah merah dan hemoglobin. Hal ini menghasilkan
perubahan warna disekitar menjadi abu-abu kehijauan. Gamma hemolisis yaitu tidak terjadi
hemolisis dimana tidak ada perubahan warna dalam media.
Petridish
Jarum suntik
Kapas
Gunting
Erlenmeyer
Lampu Bunsen
Gelas ukur
Tabung reaksi
Autoclave
Bahan
Aquades pH ± 7 (netral)
pH stick
Aluminium foil
Benang
Darah kambing/doba segar
Alkohol
Pembuatan Media
Bubuk media Blood Agar Base ditimbang sebanyak 40 gram kemudian dimasukkan ke
dalam botol kaca.
Botol kaca yang berisi media ditutup dengan tutup botol yang dilapisi aluminum foil dan
diikat dengan benang.
Vena kambing dibersihkan dengan kapas alkohol. Bila perlu bulu-bulu kambing disekitar
vena digunting agar vena terlihat dengan jelas
Ditusuk vena dengan spuit dan diambil darah sesuai kebutuhan
Dilepasan jarum dan segera diletakkan kapas alkohol 70% di atas bekas tusukan untuk
menekan bagian tersebut selama 1-2 menit kemudian di plester.
Media agar darah disebut media universal karena dapat digunakan untuk menumbuhkan beragam
jenis bakteri. Media Agar Darah juga dapat membedakan bakteri hemolitik dan bakteri non
hemolitik, yang ditandai oleh adanya zona (halo) disekitar koloni. Media untuk
perkembangbiakan bakteri merupakan tempat untuk tumbuh dan berkembangnya suatu bakteri.
Media tersebut biasanya berbentuk agar-agar. Dalam pembutan media untuk pertumbuhan
bakteri diperlukan suatu kondisi yang steril, agar pada saat pembuatan media tidak ada bakteri
yang tidak diinginkan ikut berkembang biak juga.
Media Blood Agar Plate merupakan media diperkaya. Disebut diperkaya karena media ini
ditambahkan darah saat pembuatannya.Dimana darah yang bisa digunakan yaitu darah mamalia
seperti domba, kuda dan manusia. Adapun kandungan-kandungan yang terdapat pada Blood
Agar Base antara lain:
Lab ’Lamco’ Powder 10,0 g/L
Peptone 10,0 g/L
Sodium Chloride 5,0 g/L
Agar 15,0 g/L
Uji secara visual: Uji ini digunakan untuk memperhatikan warna yang terlihat, contoh :
warna media tidak sesuai dengan warna standar maka media dicurigai adanya perbedaan
pH.
Uji sterilitas: Uji ini merupakan suatu keharusan pada media yang diperkaya dengan
bahan bahan terentu seperti darah agar. Cara untuk mengujinya antara lain : Mengambil
5% media yang dibuat, diinkubasi selama 2 hari pada suhu 37 0 C, bila terdapat lebih dari
2 koloni kuman per cawan petri berarti media tidak dapat dipakai, karena sudah
terkontamiinasi
Media dijaga agar tidak mengalami kekeringan. (untuk media di cawan petri sebaiknya
menggunkan kantong plastic atau kertas san disimpan dalam lemri es).
Media dengan cawan petri bisa bertahan selama kurang lebih 3 minggu
Etiket pada media merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk menghindari
pemakaian media jika misalnya sudah kadaluwarsa.
Penambahan aquadest harus sesuai dengan volume agar media tidak terlalu encer ataupun
terlalu cepat memadat
Homogenisasi dengan pemanasan tidak boleh dilakukan sampai larutan media mendidih
melainkan hanya sampai tidak ada kristal yang bersisa di dasar erlenmeyer
Pengecekan pH dilakukan pada suhu 25oC, nilai pH yang diharapkan adalah 7,3±0,2
Apabila pH larutan terbukti kurang asam maka ditambahkan HCl 0,01 N dan apabila
kurang basa perlu ditambahkan NaOH 0,01 N
Darah domba ditambahkan setelah proses sterilisasi ± pada saat suhu larutan media 50 oC
(pasca dikeluarkan dari autoclave) hal ini dilakukan mengingat darah domba yang
ditambahkan dapat lisis dalam suhu 0yang terlalu tinggi (>50oC)
Darah yang ditambahkan tidak harus darah domba asalkan berasal dari makhluk berdarah
panas
Pada dasarnya darah domba memberikan hasil yang terbaik sebab eritrosit darah domba
berukuran besar sehingga akan lebih mudah mengalami hemolisis
Darah domba yang ditambahkan sebanyak 5% dari volume larutan media, patokan 5%
karena dengan jumlah ini bakteri dapat menghemolisiskan darah dengan baik. Apabila
darah yang ditambahkan lebih dari 5%, darah akan menutupi nutrien lain pada media.
Namun, apabila darah yang ditambahkan kurang dari 5% maka bakteri tidak dapat
menghemolisiskan darah
Setelah ditambahkan darah, larutan media tidak boleh dipanaskan karena darah dapat
rusak akibat teroksidasi
Media saat itu diletakkan dengan posisi plate yang terbalik untuk menghindari
menetesnya uap air pada media yang dikhawatirkan akan mengurangi kualitas daripada
media itu sendiri selain itu berfungsi pula untuk mempermudah pengambilan media
Media setelah inkubasi sebaiknya tidak dibiarkan dalam lingkungan terbuka untuk
menghindari kontaminasi mikroorganisme lain terutama jamur yang dapt menghambat
pertumbuhan bakteri, media sebaiknya disimpan dalam kulkas yang mempunyai suhu
konstan yakni 4oC-8OC
Solobacterium moorei
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi
nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g
agar/L.
Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada
Kristal yang bersisa).
Dikeluarkan larutan dari autoclave, saat suhu sudah rendah (20 C) dan tekanan telah
Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian disimpan pada almari
es.
Sumber: