Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“BENDA”
Disusun oleh:
SETIAWAN PRABOWO
NO.MHS. 10.2637

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


SOELTHAN M. TSJAFIOEDDIN
SINGKAWANG
Tahun Akademik 2010/2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “BENDA”. Makalah ini dibuat sebagai
pelengkap pembelajaran Mata Kuliah Hukum Perdata.

Untuk membatasi bahasan penulis dalam permasalahan ini, maka penulis


hanya membahas tentang benda melalui kacamata hukum.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menggunakan metode observasi dan


kepustakaan, cara-cara yang digunakan adalah studi pustaka dan IT. Dalam metode ini
penulis membaca dan membuka situs internet yang berkaitan dengan makalah ini.

Terima kasih yang setulusnya kami sampaikan kepada Dosen Pengasuh, dan
semua pihak secara umum yang telah banyak membantu saya dalam menambah
pengetahuan serta melatih saya dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dari kuantitas maupun kualitas, maka dari itu saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat saya harapkan demi perbaikan.

Singkawang, 27 April 2011

Setiawan Prabowo

DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................ i

Daftar isi ................................................................................................ ii

Bab.I PENDAHULUAN

1. Latar belakang ...................................................................................... 1

2. Permasalahan ………………………………………………………. 1

3. Tujuan ………………………………………………………………... 2

Bab.II PEMBAHASAN

1. Pembedaan macam-macam benda ....................................................... 3

2. Hak-hak yang melekat pada benda........................................................ 6

3. Asas hukum Mengenai benda ……………………………………….. 10

Bab.III PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................................... 16

Daftar Pustaka ..................................................................................... 18

BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam KUH Perdata pada buku kedua mengatur mengenai benda sebagai obyek
hak manusia dan juga mengenai hak kebendaan. Benda dalam pengertian yang meluas
merupakan segala sesuatu yang dapat dihaki (dimiliki) oleh seseorang. Sedangkan
maksud dari hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung
atas suatu benda yang dapat dipertahankan pada pihak ketiga. Buku Kedua tentang
benda pada saat ini telah banyak berkurang yaitu dengan telah diaturnya secara
terpisah hal-hal yang berkaitan dengan benda (misal dengan Undang-Undang No.5
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, Undang-Undang No.4 tahun 1996
tentang Hak Tanggungan). Dalam hal ini telah diatur secara terpisah oleh suatu
Peraturan Perundang-undangan maka dianggap pengaturan Mengenai benda didalam
BW dianggap tidak berlaku.

B. Permasalahan

Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya suatu
“hubungan” baik hubungan atas suatu Kebendaan atau hubungan yang lain.
Adakalanya hubungan antara seseorang atau badan hokum itu tidak berjalan mulus
seperti yang diharapkan sehingga seringkali menimbulkan permasalahan hokum,
seperti contoh; sebagai akibat terjadinya hubungan pinjam meminjam saja seringkali
menimbulkan permasalahan hokum atau contoh lain dalam hal terjadinya putusnya
perkawinan seringkali menimbulkan permasalahan hokum.

Banyak orang dan termasuk mahasiswa/i khususnya saya sendiri hanya


mengetahui pengertian tentang benda menurut kaca mata hokum namun tidak terlalu
mengerti beberapa hal tentang benda secara lebih mendalam menurut kacamata
hokum diantaranya :

- Pembedaan benda
- Hak-hak yang melekat pada benda
- Asas hukum benda
C. Tujuan

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang, rumusan


masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu ;

1. Untuk menambah penegetahuan mengenai hukum perdata tentang benda hingga


bermanfaat bagi kita semua
2. Untuk memahami hukum perdata tentang benda secara lebih mendetail

BAB. II
PEMBAHASAN
1. Pembedaan macam-macam benda

Menurut KUH Perdata benda itu dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Benda berwujud dan tidak berwujud ( lihamelijk onlichamelijk )

2. Benda bergerak dan tidak bergerak

3. Benda yang dapat dipakai habis/verbruikbaar dan benda yang tidak dapat
dipakai habis/onverbruikbaar

4. Benda yang sudah ada/tegenwoordige zaken dan benda yang masih akan
ada/toekkoomstige zaken

a. Yang obsolut ialah barang-barang yang pada suatu saat sama sekali belum
ada misalnya hasil panen yang akan datang.

b. Yang relatife ialah barang-barang yang ada pada saat itu sudah ada tapi
bagi orang-orang tertentu belum ada misalnya barang-barang yang sudah
dibeli tapi belum diserahkan.

5. Benda dalam perdagangan/zaken in de handel dan benda diluar


perdagangan/zaken buiten de handel ( barang haram, udara )

6. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi

Dalam hukum adat tidak membedakan benda seperti apa yang terdapat dalam
KUH Perdata tapi hanya mengenal pembedaan benda atas tanah dan bukan tanah, juga
dalam Undang-undang pokok Agraria tidak mengenal pembedaan antara benda
bergerak dengan benda tidak bergerak.

Sedangkan di Nederland cendrung untuk mengakui pembedaan antara benda atas


nama dan tidak atas nama atau benda yang terdaptar/register goederen dan benda yang
tidak terdaptar/en andere goederen untuk benda yang bergerak dan benda yang tidak
bergerak. Benda yang terdaftar adalah benda-benda dimana pemindahan dan
pembebanannya diisyaratkan harus didaftarkan dalam register yang bersangkutan.

Pembedaan yang terpenting dan biasa/sering digunakan adalah penbedaan


Mengenai benda bergerak dan benda tidak bergerak.

Benda bergerak dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Benda bergerak karena sifatnya Pasal 509 KUH Perdata

a. Yang dapat dipindahkan

b. Yang dapat pindah sendiri

2. Benda bergerak karena Undang-undang

Benda tidak bergerak dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Benda tidak bergerak karena sifatnya, misalnya tanah beserta segala apa yang
terdapat didalam dan diatas dan segala apa yang dibangun diatas tanah itu secara
tetap dan apa yang ditanam serta buah – buahan dipohon yang Belum diambil.
Disini dianut asas Vertical lawannya adalah asas Horizontal.

2. Benda tidak bergerak karena tujuannya kedalam benda semacam ini termasuk
benda bergerak yang dipakai dalam benda pokok harus sedemikian rupa
konstruksinya sehingga keduanya sesuai dan terikat untuk dipakai tetap. Benda
pokoknya harus merupakan benda tidak bergerak.

3. Benda tidak bergerak karena Undang-undang .

Ada 4 (empat) hal penting untuk membedakan antara benda bergerak dengan benda
tidak bergerak, yaitu :

1. Mengenai bezitnya/kedudukan berkuasa


Terhadap benda bergerak berlaku asas yang tercantum dalam pasal 1977 ayat 1
KUH Perdata yaitu bezitter dari benda bergerak adalah sebagai eigenaar dari
barang tersebut ( bezit berlaku sebagai title yang sempurna/bezit geldt als
volkomen title ) ( siapa yang menguasai benda tersebut dianggap sebagai
pemiliknya ). Sedang benda tidak bergerak tidak demikian.

2. Mengenai leveringnya/penyerahannya

Penyerahan benda bergerak dapat dilakukan dengan penyerahan secara nyata


( Penyerahannya nyata dan langsung ). Sedangkan penyerahan benda tidak
bergerak harus balik nama. Dulu penyerahan benda tidak bergerak berdasarkan
over schrijvings ordonnantie S.1834 No. 27. Sekarang menurut UUPA
penyerahan benda tidak bergerak harus dilakukan dan ditanda tangani dihadapan
PPAT/Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam sertifikat.

3. Mengenai verjaring/kadaluarsa/lewat waktu

Terhadap benda bergerak tidak mengenal kadaluarsa sebab berlaku asas yang
tercantun dalam pasal 1977 ayat 1 seperti sudah dijelaskan dalam no. 1 diatas.

Benda tidak bergerak mengenal adanya kadaluarsa yaitu, 20 tahun dengan


alasan hak yang sah dan 30 tahun tanpa alasan hak yang sah.

4. Mengenai bezwaring/pembebanannya

Pembebanan terhadap benda bergerak harus dengan pand/gadai sedang


pembebanannya terhadap benda tidak bergerak dengan hipotek/fidusia.

2. Hak–Hak Yang Melekat Pada Kebendaan


Hak Kebendaan adalah: suatu hak absolute, hak yang melekat pada suatu benda,
memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan
terhadap tuntutan oleh setiap orang.

Ciri-ciri hak kebendaan :

3. Bersifat absolute, dapat dipertahankan dari tuntutan setiap orang

4. Droit de suite : suatu hak yang terus mengikuti pemilik benda, atau hak yang
mengikat bendanya ditangan siapapun

5. Droit de preference : hak yang didahulukan atau diutamakan.

Jika pemegang hak kebendaan PAILIT hak kebendaan lain yang melekat diatasnya
dapat dipertahankan dari kepailitan artinya hak kebendaan lain tersebut dapat dituntut
seratus persen karena tidak dipengaruhi oleh kepailitan.

Kalau hak perorangan, jika terjadi pailit maka para pemegang hak perorangan harus
puas Menerima jika ada sebagian dari tagihannya seimbang dengan besarnya hak
masing-masing.

Kalau terjadi benturan antara hak kebendaan dengan hak perorangan maka hak
kebendaan yang didahulukan tanpa memperhatikan apakah ada hak kebendaan
tersebut terjadi lebih dulu atau sesudah terjadinya hak perorangan.

1. Hak menuntut kebendaan : Hak menuntut / menggugat pengembalian hak nya


dalam keadaan semula (pasal 574 KUHPer)

2. Hak sepenuhnya untuk memindahkan

Perbedaan Hak Kebendaan dengan Hak Perorangan


1. Sifatnya

-Hak Kebendaan : Absolute

-Hak Perorangan : Relatif, hanya dapat dipertahankan terhadap tuntutan orang tertentu
yaitu pihak lawanya dalam suatu perjanjian

2. Hubungan Hukum

-Hak Kebendaan : secara langsung antara seseorang dengan benda

-Hak perorangan : antara 2 pihak atau lebih berkaitan dengan suatu benda atau suatu
hal tertentu

3. Prioritas

-Hak kebendaan : sifatnya didahulukan atau diutamakan atau didahulukan

-Hak perorangan : asas kesamaan / keseimbangan yang lebih dulu atau lebih baru,
sama saja tidak memperdulikan urutan terjadinya.

4. Hal tuntutan / gugatan

-Hak Kebendaan : gugat kebendaan dilakukan terhadap siapa saja yang mengganggu
haknya

-Hak perorangan : gugat perorangan hanya dapat dilakukan terhadap pihak lawan nya.

5. Hal hak Pemindahan

-Hak kebendaan : dapat dilakukan sepenuhnya

-Hak Perorangan : Hak pemindahan terbatas

6. Asas perlindungan

-Hak kebendaan : dikenal atas perlindungan (pasal 1977 ayat 1 KUHPer)


-Hak perorangan tidak dikenal

*Asas Perlindungan : seseorang yang secara jujur menguasai benda-benda bergerak


dilindungi.

B. Pembedaan Hak Kebendaan


-Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan

Bezit : suatu keadaan lahir, dimana seseorang menguasai suatu benda seolah-olah
kepunyaan sendiri, yang oleh hokum diperlindungi dengan tidak mempersoalkan hak
milik benda itu ada pada siapa

Eigendom : hak yang paling sempurna atas suatu benda, seseorang yang mempunyai
hak eigendom (milik) atas suatu benda dapat berbuat apa saja dengan benda itu
(menjual, menggadaikan, memberikan, bahkan merusak).

Atas benda orang lain

Erfpacht (Hak Usaha – pasal 720 KUHPer) :

Hak Kebendaan yang member kepada pemegangnya hak untuk menikmati secara
penuh benda orang lain dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sewa
(canon). Hak erfpacht dapat dialihkan dan dapat dijadikan jaminan pelunasan
hutang. Diberikan waktu 75 tahun dan dapat diperpanjang.

Opstal : (Hak numpang karang – pasal 711 KUHPer) : Hak kebendaan yang
memberi kepada pemegangnya hak untuk memiliki bangunan atau tanaman diatas
tanah orang lain.
Vruchtgebruik : (Hak pakai / hak menikmati hasil – pasal 756 KUHPer): Hak
kebendaan yang memberi kepada pemegangnya hak untuk menarik hasil dari benda
milik orang lain seolah-olah benda tersebut miliknya sendiri.

Servituut : (Pengabdian pekarangan – pasal 674 KUHPer) : Suatu benda yang


diletakkan atas suatu perkarangan guna keperluan atau kepentingan perkarangan
yang berbatasan.

-Hak kebendaan yang memberikan jaminan

Hak atas tanah UUPA (pasal 16 UUPA)

(Hak-hak barat berkaitan dengan tanah tidak berlaku lagi) :

- Hak Milik (pasal 20 UUPA) :

Hak turun-menurun, terkuat dan terpenih yang dapat yang dapat dimiliki orang atas
tanah serta mempunyai fungsi social.

- Hak Guna Usaha (pasal 28 UUPA)

Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka
waktu paling lama 25 tahun guna perusahaan pertanian, perikanan, atau peternakan.
Hak ini dapat dialihkan kepada pihak lain dan dapat dijadikan jaminan utang
dengan dibebani hak tanggungan.

- Hak Guna Bangunan (pasal 35 UUPA)

Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan diatas tanah yanh


bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu paling lam 30 tahun, dapat
diperpanjang paling lama 20 tahun dapat dijadikan utang dengan dibebani hak
tanggungan.
- Hak Pakai (Pasal 41 UUPA)

Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain.

- Hak Sewa (pasal 44 UUPA)

3. Asas Hukum Benda


1. Pengertian
Asas-asas hokum benda berasal dari kata asas dan hokum benda. Asas berarti
pokok, dasar, perinsip. Sedangkan hokum benda yaitu hubungan hokum antara subyek
hokum dengan obyek hokum (benda). Jadi yang dimaksud dari asas hokum benda
yaitu : dasar-dasar atau pokok-pokok hubungan antara subyek hokum dengan obyek
hokum.

2. Asas-asas umum dari hokum kebendaan


Sebelum kita mulai membicarakan hak-hak kebendaan itu satu persatu secara lebih
mendalam lebih dahulu asas-asas umum dari hokum benda didalam kita
memperkenalkan atau menafsirkan aturan dari hokum benda itu hendaklah selalu ingat
asas umum itu dalam hokum benda (buku II KUHPer)

diatur Mengenai beberapa asas yang berlaku bagi hak-hak kebendaan. Asas-asas
tersebut adalah seperti diuraikan berikut ini :

1. Asas hokum pemaksa (dewingenrecht)


Hukum pemaksa artinya berlakunya aturan-aturan itu tidak dapat disampingi oleh para

10

pihak. Hak-hak kebendaan tersebut tidak akan memberikan wewenang yang lain
daripada apa yang sudah ditentukan oleh undang-undang. Dengan kata lain bahwa
kehendak para pihak itu tidak dapat mempengaruhi isi hak kebendaan hokum benda
adalah merupakan dewingenrecht (hokum memaksa) artinya bahwa berlakunya
aturan-aturan itu tidak dapat disampingi oleh para pihak. Akan tetapi terhadap asas
tersebut terdapat pengecualianya antara lain pada :

- Pasal 674 KUHPerdata / BW Mengenai pengabdian pekarangan disini para


pihak diberi kebebasan untuk menentukan sendiri jenisnya. Misalnya hak jalan,
hak pemandangan, dan lain-lain.
- Pasal 1165 KUHPerdata / BW berkaitan dengan hipotek khusunya Mengenai
lingkup / luas hipotek. Dalam hal ini para pihak dapat mempengaruhi sedikit isi
dari hak kebendaan tersebut.
2. Asas dapat dipindah tangankan
Menurut perdata barat, tidak semua hak kebendaan dapat dipindahkan kecuali hak
pakai dan hak mendiamai. Tetapi setelah berlakunya UUHT, semua benda dapat
dipindah tangankan berlaianan dengan pada tagihan disini para pihak dapat
menentukan bahwa tidak dapat dipindah tangankan namun berhak juga menyanggupi
akan tidak meperlainkan (vervreemden) barangnya, tetapi berlakunya dibatasi oleh
etische causaliteitsregle pasal 1337 KUHPerdata tidak berlaku jika tujuannya
bertentangan dengan kesusilaan. Hak milik kebendaan dapat dialihkan dari pemiliknya
semula kepada pihak lainya dengan segala akibat hukumnya.

3. Asas individualiteit
Objek hak kebendaan selalu benda tertentu atau dapat ditentukan secarra individual.
Yang merupakan kesatuan artinya orang hanya dapat sebagai pemilik dari barang yang
berwujud yang merupakan kesatuan, misalnya : rumah meubel, dan hewan. Tidak
dapat atas barang yang ditentukan menurut jenis dan jumlah, misalnya : 10 buah
kendaraan bermotor, 100 ekor burung.

11

4. Asas totaliteit
Hak kebendaan selalu terletak diatas seluruh obyeknya sebagai satu kesatuan (pasal
500, 588, 606 KUHPerdata). Siapa yang mempunyai zakelijkrecht itu atas
keseluruhan zaak ia mempunyai zakelijkrecht itu atas keseluruhan zaak itu jadi juga
atas bagian-bagiannya yang tidak sendiri misalnya hak jaminan piutang atas
kendaraan bermotor mobil KB4576CY sebagai satu kesatuan termasuk ban serap,
kunci, dongkrak, tape recorder dalam mobil.

Demikian pula terhadap barang-barang yang tidak berdiri sendiri. Akibatnya, jika
suatu benda sudah terlebur dalam benda lain maka hak kebendaan atas benda pertama
menjadi lenyap. Terhadap akibat tersebut dapat pelunakan :

a. Adanya hak milik bersama atas barang baru (pasal 607 KUHPerdata/BW).
b. Jika pada waktu terlebur sudah ada hubungan antara kedua pemilik yang
bersangkutan (lihat pasal 714,725,1567 KUHPerdata/BW).
c. Lenyapnya barang yang ternyata terjadi atas usaha pemiliknya sendiri (pasal
602,606,608 KUHPerdata/BW).
5. Asas tidak dapat dipisahkan (onsplitsbaarheid)
Orang yang berhak tidak boleh memindah tangankan sebagian dari kekuasaan yang
termasuk suatu hak kebendaan yang ada padanya. Misalnya pemilik kendaraan mobil
tidak boleh memindah tangankan sebagian kekuasaannya atas mobil itu terhadap
oranglain. Kekusaanya atas mobil itu harus utuh sesuai dengan kebendaan itu. Pemilik
rumah menyewakan sebuah kamar kepada mahasiswa tidaklah termasuk dalam
pengertian memisahkan kekuasaannya sebagai pemilik. Hak miliknya tetap utuh
pemilik pemisahan daripada zakelijkrecht itu tidak dapat diperkenankan tetapi pemilik
dapat membebani hak miliknya dengan iura in realina (pemilik diberi kewenangan
untuk membebani hak miliknya dengan hak kebendaan lainya yang bersifat terbatasi).
Ini kelihatanya seperti melepaskan sebagian dari wewenangnya tetapi itu hanya
kelihatannya saja hak milknya tetap utuh.

12

6. Asas priotriteit
Hak prioriteit adalah hak yang lebih dahulu terjadinya dimenangkan dengan hak-hak
yang terjadi kemudian. Semua hak kebendaan member kekuasaan yang sejenis dengan
kekuasaan atas hak milik (eigendom) sekalipun luasnya berbeda-beda, dus perlu diatur
urutannya lusrealina meletakkan sebagai beban atas eigendom. Sifat ini membawa
serta bahwa iura in realina didhulukan (pasal 674,711,720,756, dan 1150
KUHPerdata) misalnya atas sebuah rumah dibebani hipotik, kemudian dibebani lagi
dengan hak memungut hasil, artinya kreditur mempunyai hak memperlakukan
(melelang)benda jaminan itu tanpa memperhatikan hak-hak yang terjadi lebih
kemudian seolah-olah benda jaminan itu tidak dibebani oleh hak-hak yang lainnya.

Asas perioteit sifatnya tidak tegas, tetapi akibat dari sifat ini bahwa seseorang itu
hanya dapat memberikan hak yang tidak melebihi apa yang dipunyai (asas nemoplis)
yang artinya bahwa orang dapat memberikan atau memindahkan kepada orang lain
suatu hak yang lebih besar (banyak) dari pada hak yang ada pada dirinya Vollmar
berpendapat, bahwa orang yang memperoleh peralihan hak tidak bias memperoleh hak
lebih daripada yang dimiliki pemilik yang lebih dahulu. Berlakunya asas perioriteit
didalam praktek ternyata ada yang diterobos sehingga urutan-urutan hak kebendaan
menjadi terganggu. Misalnya seseorang memberikan wewenang pada temannya untuk
menempati rumahnya tetapi malahan rumah itu dihipotekan oleh yang menempati
(dijadikan tanggungan hutang ). Disini asas prioriteit diterobos sebab yang
didahulukan adalah hipotek rechtnya.

7. Asas percampuran (verminging)


Hak kebendaan yang terbatas jadi selain hak milik hanya mungkin atas benda orang
lain. Tidak dapat orang itu untuk kepentingan sendiri memperoleh hak gadai
(Menerima gadai) hak memungut hasil astas barangnya sendiri. Apabila hak yang
membebani dan yang dibebani itu terkumpul dalam satu tangan. Maka hak yang
membebani itu lenyap (pasal 706,718,724,736,807 KUHPerdata) jadi orang yang

13

mempunyai hak memungut hasil atas tanah kemudian membeli tanah itu maka hak
memungut hasil itu lenyap, contohnya ialah hak numpang karang lenyap apabila tanah
pekarangan itu dibeli oleh yang bersangkutan (pasal 718 KUHPerdata) hak memungut
hasil lenyap apabila pemegang hak tersebut menjadi pemilik pekarangan itu. Misalnya
karena jual beli, karena pewarisan, karena hibah (pasal 807 KUHPerdata).
8. Asas perlakuan yang berlainan terhadap benda bergerak dan tidak bergerak
Terhadap benda bergerak tak bergerak terdapat perpedaan pengaturan dalam hal
terjadi peristiwa hokum penyerahan, pembebanan, bezit, kadaluwarsa Mengenai
benda-benda roernd dan onroerend. Berlainan demikian Mengenai iura in realina yang
dapat dibedakan misalnya, untuk benda bergerak maka hak kebendaan yang dapat
diadakan : gadai, hak memungut hasil, sedangkan untuk benda tetap pengabdian
pekarangan, erfpacht, postal, hipotek, hak pakai dan mendiami.

9. Asas publiciteit
Hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan didaftarkan dalam register
umum. Misalnya hak milik, hak guna usaha sedangkan Mengenai benda-benda yang
bergerak cukup dengan penyerahan nyata tanpa pendaftaran dalam register umum
misalnya hak milik atas pakaian sehari-hari, hak gadai, kecuali apabila ditentukan lain
oleh undang-undang bahwa hak kebendaan itu harus didaftarkan misalnya hak milik
atas kendaraan bermotor.

10. Asas Mengenai sifat perjanjiannya/asas bahwa hak kebendaan mempunyai


sifat zakelijk.
Overeenkomst

Hak yang melekat atas benda itu berpindah, apabila bendanya itu diserahkan kepada
yang memperoleh hak kebendaan itu. Untuk memperoleh hak kebendaan perlu
dilakukan dengan perjanjian zakelijk yaitu perjanjian memindahkan hak kebendaan
setelah perjanjian zkelijk selesai dilakukan, tujuan pokok tercapai adanya hak
kebendaan.tegasnya hak yang melekat atas benda itu berpindah apabila bendanya itu

14

diserahkan kepada hak yang memperoleh kebendaan itu. Misalnya hak sewa rumah,
hak mendiami rumah hanya akan diperoleh apabila rumah itu disrahkan kepada
penyewa. Diserahkan kepada yang mendiaminya sifat perjanjian ini menjadi makin
penting adanya dalam Pemberian hak kebendaan yang terbatas iura in realina
sebagaimana dimungkinkan dalam undang-undang.
15

BAB.III
PENUTUP

Kesimpulan
Pembedaan macam-macam benda

1. Benda berwujud dan tidak berwujud ( lihamelijk onlichamelijk )

2. Benda bergerak dan tidak bergerak


3. Benda yang dapat dipakai habis/verbruikbaar dan benda yang tidak dapat
dipakai habis/onverbruikbaar
4. Benda yang sudah ada/tegenwoordige zaken dan benda yang masih akan
ada/toekkoomstige zaken

c. Yang obsolut ialah barang-barang yang pada suatu saat sama sekali
belum ada misalnya hasil panen yang akan datang.

d. Yang relatife ialah barang-barang yang ada pada saat itu sudah ada tapi
bagi orang-orang tertentu belum ada misalnya barang-barang yang
sudah dibeli tapi belum diserahkan.

5. Benda dalam perdagangan/zaken in de handel dan benda diluar


perdagangan/zaken buiten de handel ( barang haram, udara )

6. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi

Hak Kebendaan

Hak Kebendaan adalah: suatu hak absolute, hak yang melekat pada suatu
benda, memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan
terhadap tuntutan oleh setiap orang.

16

Ciri-ciri hak kebendaan :

1. Bersifat absolute, dapat dipertahankan dari tuntutan setiap orang

2. Droit de suite : suatu hak yang terus mengikuti pemilik benda, atau hak
yang mengikat bendanya ditangan siapapun

3. Droit de preference : hak yang didahulukan atau diutamakan.


Asas Hukum Benda/BW – KUHPerdata

17

Daftar Pustaka

1. Prof.R.Subekti,1933,KUHPerdata,Jakarta
2. Asis Safioedin,SH,1973,Beberapa Hal Tentang BURGELIJK WETBOEK,Bandung
3. Kansil,SH,CST,1984,Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta
18

Anda mungkin juga menyukai