• 1. Definisi Organisasi
• Menurut John R. Schermerhorn, Jr., (1996), Organisasi adalah sekelompok manusia yang
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama.
• Stephen Robbins (1996), mengatakan bahwa organisasi adalah unit sosial yang sengaja
didirikan untuk janga panjang yang relatif lama, beranggotakan 2 orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dan terkoordinasi, mempunya pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan
untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
• Menurut David Cherrington (1989), organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja
yang teratur yang didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam
rangka mencapai satu set tujuan tertentu.
• Jeniffer M. George dan Gareth Jones (1999), mengatakan bahwa organisasi adalah kumpulan
manusia yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan individu dan tujuan organisasi.
• Menurut Richard Daft (1992), organisasi adalah sebuah entitas sosial yang berorientasi pada
tujuan dengan suatu sistem kegiatan yang terstruktur dan mempunyai batas-batas yang bisa
teridentifikasi.
• B. Czarniazwska – Joerge (1992), mengatakan bahwa organisasi adalah unit sosial yang
didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan sekelompok
manusia – minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang terkoordinir, teratur dan terstruktur,
didirikan untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri yang membedakan satu
entitas dengan entitas lainnya.
• 2. Karakteristik Organisasi
Organisasi memiliki 5 karakteristik utama, yaitu :
• Unit/entitas sosial : Organisasi adalah rekayasa sosial yang umumnya didirikan untuk jangka
waktu yang lama.
• Beranggotakan minimal 2 orang : Agar saling bekerja sama, melakukan pembagian kerja, dan
agar terdapat spesialisasi dalam pekerjaan.
• Berpola kerja yang terstruktur :Bukan hanya bekera sama, namun ada pembagian kerja untuk
tiap anggota di dalam organisasi, yang bertujuan untuk memfokuskan diri pada kesuksesan
suatu organisasi.
• Mempunyai tujuan : Tiap organisasi mempunyai tujuan yang berbeda, dan cara yang berbeda
untuk mewujudkan tujuan tersebut. Tujuan juga dapat dijadikan acuan kerja, sehingga suatu
organisasi akan terfokus pada tujuan utama yang diinginkan organisasi tersebut.
• Mempunyai identitas diri : Adanya kelengkapan dokumen usaha, dan budaya kerja yang
membedakan satu organisasi dengan organisasi lain.
• 3. Dimensi Organisasi
• Semakin banyak aturan dalam suatu organisasi, maka organisasi menjadi sangat formal.
• Misalnya : organisasi mudah diakses orang luar, bersifat rasional, dan sangat berkaitan
dengan struktur organisasi. Seperti : visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi, struktur,
sistem, prosedur, kebijakan deskripsi kerja, rentang kendali, serta pengukuran tingkat
efisiensi dan efektivitas organisasi.
• Semakin sedikit aturan dalam suatu organisasi, maka organisasi menjadi semakin informal.
• Misalnya : bersifat tersembunyi, afektif, berorientasi sosial dan psikologikal, aspek
keprilakuan, politik dan kekuasaan, pola hubungan antarpersonal dan kelompok, setimen
dan norma kelompok, pandangan personal terhadap kompetensi individu, persepsi
karyawan terhadap keterbukaan organisasi, orientasi nilai dan persepsi karyawan,
kepuasan karyawan, emotional intelligent, motivasi dan harapan karyawan, dll.
Gambar 1. Metamorfosa gunung es – aspek formal dan informal organisasi
• Secara sistematik, ada 3 tahap dalam penciptaan nilai tambah dalam organisasi, yaitu :
• Masukan (input), misal : bahan baku, SDM, informasi dan pengetahuan, uang dan modal.
• Proses transformasi (konversi), misal : mesin-mesin dan komputer, kemampuan dan
keterampilan SDM, dan fasilitas-fasilitas organisasi lainnya.
• Proses pembentukan nilai tambah tentu melibatkan pihak lain, seperti adanya stakeholders.
• Stakeholders mempunyai motivasi dalam organisasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dan berharap memperoleh imbalan berupa uang, kekuasaan.
• Stakeholders dapat dibedakan berdasarkan 2 kelompok, yaitu : berada di dalam organisasi
(pemilik modal, manajer, dan karyawan), dan berada di luar organisasi.
• Kontribusi dan imbalan masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
• Tabel 1. Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam Organisasi
• C. Manajemen Organisasi
Gambar 3. Komposisi Stakeholders yang Berada di Dalam Organisasi
• Stockholders atau pemilik modal adalah sekelompok orang yang memiliki organisasi, dan
menempati posisi paling atas.
• Manajer adalah orang yang diberikan tugas untuk menetapkan tujuan operasional perusahaan.
Manajer sangat berpengaruh pada keberhasilan organisasi.
• Karyawan adalah orang yang tidak memiliki akses untuk pengambilan keputusan organisasi.
• 1. Peran Manajer dalam Organisasi
• Peran interpersonal
• Peran Ketokohan : seorang manajer menjadi representasi organisasi dalam acara-acara
seremonial dan kegiatan-kegiatan simbolik.
• Peran Kepemimpinan : seorang manajer harus mengarahkan dan mengkoordinir kegiatan-
kegiatan bawahannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, seperti menciptakan visi
ke depan, merekrut, membina, dan mempromosikan karyawan.
• Peran Penghubung : seorang manajer mampu menghubungkan organisasi dengan dewan
komisaris dan pihak luar (pemerintah, supplier, konsumen, dan klien.
• Peran informasional
• Membuat jaringan networking dengan pihak lain, memonitor informasi (mendapatkan,
menerima, dan menyeleksi informasi yang masuk), penyebarluasan informasi kepada
karyawan, juru bicara (laporan tahunan organisasi dan press release, serta menyampaikan
bantahan dan memperbaiki citra organisasi).
• 2.
Manajerial
Keterampilan
• Manusia berfungsi sebagai objek studi dan bersifat multiperspektif. Ada 2 cara memandang
manusia dalam organisasi, yaitu sebagai individu dan sebagai bagian dari kelompok.
• Manusia sebagai individu
• Manusia memiliki sifat dan karakter yang unik dan berbeda, dan tidak berubah.
• Sulitnya perubahan sifat dan karakter manusia dikarenakan adanya mental programming
atau mind set, yakni pola pikir, perilaku, pola tindak, dan nilai-nilai individu yang berasal
dari faktor turunan serta masa lalu, yang akan membentuk sebuah collective mental
programming dan menciptakan suatu norma perilaku kelompok.
• Norma berfungsi sebagai pedoman berpikir, berperilaku, dan bertindak di antara anggota
kelompok, serta sebagai faktor pembentuk karakteristik (identitas diri)
• Studi kepemimpinan
• Amerika mengalami depresi ekonomi pada awal tahun 1930, karena studi kepemimpinan
lebih diketakan pada kaitan antara kepemimpinan dengan kepribadian dan karakter
seseorang. Pada 1940-an, pemahaman konsep kepemimpinan mulai bergeser, dan mulai
memperhatikan hubungan baik antar individu dengan posisi seseorang di dalam
organisasi.
• Contigency theory
• Pada 1950-an prinsip universalitas dari teori manajemen klasik mulai menjadi pertanyaan
serius, dan dianggap sangat bergantung pada situasi yang mempengaruhinya. Sehingga
pemahaman terhadap individu, organisasi dan lingkungannya menjadi kebutuhan yang
sangat penting dan tidak bisa diabaikan.