Anda di halaman 1dari 13

Referat Ilmu Neurologi

VERTIGO SENTRAL

Penguji : dr. Vonny F. Goenawan, Sp.S

Pembimbing : dr.Pricilla Yani Gunawan, Sp.S

Oleh

Patricia Christiani Untoro

07120100016

Kepaniteraan Klinik Ilmu Neurologi

Rumah Sakit Umum Siloam

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Periode 14 Juli – 16 Agustus 2014

1
DEFINISI

Vertigo berasal dari bahasa latin yakni vertere yang memiliki arti to spin (berputar) yang
merupakan sebuah sensasi dimana seseorang merasakan lingkungan disekitarnya berputar. Vertigo
berbeda dengan pusing (dizziness), lightheadedness, dan disequilibrium. Dizzy memiliki
pengertian perasaan tidak steady (feeling of unsteadiness), sementara lightheadedness memiliki
pengertian perasaan tidak bertenaga atau perasaan yang muncul sebelum terjadi penurunan
kesadaran (sensation of impending loss of consciousness), sementara disequilibrium memiliki
pengertian perasaan akan jatuh ke satu sisi atau sisi lainnya.

Vertigo dibagi menjadi dua bagian besar, yakni vertigo central yang biasanya disebabkan
oleh permasalahan di brainstem atau cerebelum, dan vertigo perifer yang biasanya disebabkan oleh
gangguan dari telinga dalam atau gangguan pada nervus cranialis VIII (Vestibulocochlear).
Namun, yang akan saya bahas lebih lanjut di dalam makalah ini ialah mengenai vertigo sentral.

ETIOLOGI

Etiologi vertigo sentral biasanya disebabkan oleh

 Perdarahan & infark serebelum


 Sindrom wallenberg
 Insufisiensi vertebrobasilar
 Skeloris multiple
 Vertebral Basilar Migraine
 Trauma

PATOFISIOLOGI

Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan pusat massa tubuh


terhadap dasar topangannya. Sistem keseimbangan memungkinkan manusia untuk melihat dengan
jelas saat bergerak, mengidentifikasi orientasi terhadap gravitasi, menentukan arah dan kecepatan
gerakan, dan membuat penyesuaian postural otomatis untuk menjaga postur dan stabilitas di
berbagai kondisi dan kegiatan. Keseimbangan dikelola oleh satu set sistem kontrol sensorimotor
yang kompleks yang mencakup input sensorik dari visi (pandangan), proprioceptif (sentuhan), dan

2
sistem vestibular (gerak, keseimbangan, orientasi spasial) yang di integrasi di dalam otak sehingga
menimbulkan output terhadap otot-otot tubuh. Adanya trauma, penyakit, atau proses penuaan
dapat mempengaruhi satu atau lebih komponen keseimbangan ini. Gangguan keseimbangan dapat
disertai dengan gejala lain seperti pusing, vertigo, gangguan penglihatan, mual, kelelahan, dan
kesulitan konsentrasi.

Transduc
tion Transmissi
on

Gambar 1. Sketsa Fisiologi Sistem Keseimbangan Tubuh

Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat gangguan di pusat integrasi
(serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks). Pathogenesis beberapa penyebab vertigo
sentral adalah sebagai berikut.

3
Insufisiensi vertebrobasiler

Insufisiensi vertebrobasiler merupakan sebuah kondisi yang ditandai oleh berkurangnya


aliran darah ke bagian posterior otak, yang merupakan persatuan dari dua arteri vertebralis menjadi
arteri basiler. Penyumbatan arteri ini terjadi dari waktu ke waktu melalui proses yang disebut
aterosklerosis, atau penumpukan plak. Dengan adanya plak ini, aliran darah ke otak menjadi
berkurang, sementara arteri vertebrobasiler berfungsi untuk memasok oksigen dan glukosa ke
bagian otak yang bertanggung jawab dalam hal kesadaran, pengelihatan, koordinasi,
keseimbangan. National Institute of Neurologic and Communicative Disease mendefinisikan
gejala-gejala yang muncul akibat adanya insufisiensi vertebrobasiler sebagai vertigo, ataxia,
dizziness, gangguan pengelihatan, dan perubahan motorik dan sensorik yang kadang terjadi secara
bilateral. Vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai diplopia,
disfagia,disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti penyebab vertigo
sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat diprovokasi dengan
perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri vertebral ipsilateral sehingga
menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara pada batang otak.

Gejala gejala lain yang kemungkinan muncul pada insufisiensi vertebrobasiler ialah tinitus dan
pendengaran yang kurang, tetapi hal tersebut lebih jarang terjadi. Nystagmus bisa saja terjadi pada
insufisiensi vertebrobasiler. Namun sifat nystagmusnya ialah vertikal nystagmus dan hanya bisa
terjadi apabila lesinya berada di superior colliculus dari brain stem.

4
Gambar 2. Aliran Darah Pons dan Medulla Oblongata

Wallenberg syndrome

Wallenberg sindrom atau yang lebih sering disebut sebagai lateral medullary syndrome
merupakan sebuah sindrom akibat infark akut yang mengenai bagian lateral medulla oblongata.
Gejalanya biasanya bervariasi tergantung dari jarasnya yang terkena. Sindroma ini biasanya
disebaban oleh penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan oklusi posterior inferior cerebellar
arteri (PICA). Wallenberg syndrome merupakan salah satu penyebab tersering timbulnya vertigo,
dimana gejala-gejala yang seringkali muncul ialah mual, muntah, nystagmus, ataxia, paresis
palatum; faring; dan laring, hilagnya sensorik untuk nyeri dan suhu pada bagian ipsilateral pada
wajah dan contralateral pada tubuh.

Perdarahan Cerebellum

Perdarahan cerebellum merupakan kegawat daruratan bedah saraf karena angka


mortalitasnya yang tinggi apabila tidak ditangani segera. Perdarahan cerebellum harus dicurigai
pada setiap pasien yang datang dengan sakit kepala mendadak, vertigo , muntah, dan adanya ataxia.
Pemeriksaan sensorik pada pasien dengan perdarahan cerebellum biasanya normal, dan tidak

5
adanya permasalahan pada gait yang biasanya disebabkan oleh pasien yang terlalu lemah untuk
bergerak

Sklerosis multiple

Sklerosis Mutiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat. Perjalanan
penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda. Penyakit ini dapat disertai dengan vertigo
yang berlangsung beberapa jam hingga minggu dan biasanya tidak berulang. Intesitas vertigo
ringan-sedang dan terdapat nistagmus. Ataxia atau neuritis optik dapat ditemukan atau sudah
berlangsung sebelumnya. Onset terjadinya MS biasanya terjadi pada usia 20 an hingga 40 an,
dimana gejala patognomonicnya ialah internuclear ophtalmoplegia.

Trauma kepala dan leher

Trauma kepala dan leher dapat menyebabkan vertigo sentral apabila terjadi whiplash
(hiperekstensi dan hiperfleksi leher) yang dapat menyebabkan terjadinya trauma pada arteri
vertebralis. Trauma arteri vertebralis akibat whiplash dapat menyebabkan robeknya pembuluh
darah vertebralis, sehingga respons tubuh terhadap truma tersebut ialah regenerasi pembuluh darah
dengan cara pengeluaran semua proses pembekuan darah yang akhirnya dapat menyebabkan
terjadinya atherosklerosis, yang apabila terbentuk atheroma yang besar dapat menyumbat aliran
vertebrobasiler sehingga dapat menimbulkan vertigo.

6
Gambar 3. Vertigo sentral karena trauma

Vertebral Basilar Migraine

Basilar migraine adalah jenis migrain dengan aura yang disertai dengan gejala neurologis
yang dimulai baik di batang otak atau dari kedua hemisfer otak pada waktu yang sama. Basilar
migraine dapat terjadi apabila terjadi penurunan aliran darah ke otak yang disebebkan oleh spasme
pembuluh darah. Gejala yang paling umum ialah pusing dan vertigo, tetapi gejala lain yang dapat
muncul yakni sakit kepala yang disertai dengan ataksia, tinnitus, penurunan pendengaran, mual
dan muntah, disartria, diplopia, kehilangan keseimbangan, parestesia bilateral atau paresis, sinkop,
dan kadang-kadang kehilangan kesadaran. Migren, secara umum, adalah gangguan genetik yang
kompleks yang melibatkan faktor lingkungan.. Saraf diyakini memainkan peran dalam penyebab
basilar migraine. Bentuk familial telah dikaitkan dengan mutasi pada gen ATP1A2. Basilar
migraine bisa terjadi pada seluruh kelompok umur, tetapi wanita muda memiliki risiko lebih besar
untuk menderita basilar migraine.

7
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis vertigo sentral harus dibedakan dengan vertigo perifer, yang tercantum dalam
tabel

Peripheral Central

Onset Sudden Gradual

Severity of Vertigo Intense Usually mild

Pattern Paroxysmal Constant

Exac. by movement Yes Variable

Autonomic Frequent Variable

Laterality Unilateral Uni or bilateral

Nystagmus Horizontorotary Any

Fatigable/Fixation Yes No

Auditory symptoms Yes No

CNS symptoms Absent Present

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis penting dalam mengidentifikasi pasien


dengan vertigo sentral.

Gangguan kesadaran

Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan kesadaran


mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada infark serebelum, penekanan

8
batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh darah arteri serebelum posterior inferior.
Dalam satu seri, tanda awal penekanan batang otak adalah lethargi, yang terjadi pada 11% pasien
dalam waktu 50 jam setelah infark serebelum. Pasien dengan perdarahan serebelum, 46%
mengalami perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam setelah presentasi.

Nistagmus

Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada,merupakan


infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat mata dalam satu arah diikuti
dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya. Nistagmus horizontal bukanlah tanda spesifik dari
vertigo perifer. Pada infark serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak ditemukan.
Nistagmus vertikal dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik nistagmus akibat lesi
sentral lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda dengan nistagmus pada lesi
perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan. Selain itu nistgamus akibat lesi sentral
dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan padalesi perifer hanya ditemukan nistagmus
unidireksi.

Nistagmus dan Gejala Vertigo yang Diinduksi

 Dix-Hallpike (Manuver Nylen- Barany)


o Pertama, perubahan posisi (dari duduk menjadi supine) dilakukandengan kepala lurus
menghadap ke depan
o Lalu diulangi dengan kepala 45° ke kanan, lalu ke kiri
o Leher sedikit lebih diekstensikan ketika pasien dalam posisi supine
o Berbeda dengan vertigo sentral, pada vertigo perifer, nistagmus tidak terjadi secara tiba-
tiba setelah perubahan posisi, dan setelah nistagmus muncul, dapat hilang dengan cepat,
kurang dari 1 menit(nistagmus fatigue)

9
Gambar 4. Pemeriksaan Dix-Hallpike Manuever

Defisit Saraf Kranial

Selain gangguan pendengaran, defisit neurologis lainnya tidak seharusnyaditemukan pada


pasien vertigo perifer maupun sentral. Adanya defisit saraf kranial lain seperti kelemahan otot-
otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy pandangan lateral, disarthria, membutuhkan evaluasi
lanjutan.

Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas dan Koordinasi

Kelemahan, hyperesthesia, dan refleks patologis positif membutuhkan evaluasilanjutan.


Ataxia merupakan indikator penting adanya gangguan serebelar.Pemeriksaan ataxia meliputi tes
jari-hidung, tes tumit-lutut, dan sebagainya.

10
DIAGNOSIS VERTIGO SENTRAL

Gambar 5. Alur Diagnosis Vertigo

TATALAKSANA

Tatalaksana vertigo sentral ditujukan kepada penyebab vertigo itu sendiri, tetapi untuk
penatalaksanaan awalnya dapat dilakukan :

 Penatalaksanaan tanda-tanda vital


 Keseimbangan cairan, elektrolit, dan gizi
o Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien
o Kalori 25 kkal/kgBB/hari

11
o Pemberian obat-obat simptomatik
o Tirah baring

PROGNOSIS

Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari penyakit yang
mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis beberapa kondisi serius
Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau basilar adalah buruk. Prognosis pasien dengan
perdarahan serebelum spontan adalah buruk.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Swartz,R., Longwell,P. (2005) ‘Treatment of Vertigo', American Family Physician, 71 (6)(),


pp. 1115-1122 [Online]. Available at: http://www.aafp.org/afp/2005/0315/p1115.html
(Accessed: 20th Juli 2014).

2. Lee,R.M., Adams, S., Kim,D. (2012) 'Clinical Vignette', Wallenberg Syndrome, 16(), pp.
[Online]. Available at: http://www.med.ucla.edu/modules/wfsection/article.php?articleid=560
(Accessed: 19th Juli 2014).

3. Strupp,M. Bracht,T. (2012) 'Review Article : Central Vertigo', Otorhinolaryngology Clinics :


An International Journal, 4(71-76), pp. [Online]. Available at:
http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=3630&Type=FREE&TYP=TOP&
IN=_eJournals/images/JPLOGO.gif&IID=286&isPDF=YES (Accessed: 21st July 2014).

4. Sura,D.S., Newel, S. (2010) 'Vertigo - Diagnosis and Management in Primary Care', British
Journal of Medical Practitioners, 3(4), pp. [Online]. Available at:
http://www.bjmp.org/files/2010-3-4/bjmp-2010-3-4-a351.pdf (Accessed: 21 july 2014).

5. Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011.Diunduh tanggal 18 Juli
2014. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217

6. Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD.Tintinalli’s
Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th

13

Anda mungkin juga menyukai