Skor Nilai:
Kemajuan dari suatu bangsa sangat bergantung kepada kualitas dari sumber daya
manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Kualitas sumber daya manusia dihasilkan
oleh pendidikan yang berkualitas. Pendidikan di Indonesia sampai saat ini
masihmemprihatinkan untuk penulis, terutama terkait dengan masih rendahnya mutu
dan kinerja pendidikan. Masalah tersebut di antaranya terkait dengan guru sebagai
subjek utama kegiatan pendidikan. Untuk menghasilkan pendidikan berkualitas, guru
menjadi faktor kunci keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Membahas mengenai
guru yang profesional, perlu melihat dan memeriksa tempat penghasil guru/calon
guru tersebut yaitu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Namun dalam hal nya
demikian , untuk menjadi seorang guru yang dikatakan profesional ada 2 jalur yang
pertama untuk lulusan yang non LPTK dan lulusan LPTK, dan tentu saja tingkat ke
profesionalannya atau jalur yang di tempuh sedemikian rupa berbeda pula.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat melaksanakan suatu proses
pembelajaran sebagaimana yang terlaksana seperti sekarang ini. Saya membuat
makalah ini guna untuk menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah profesi
kependidikan. Dalam makalah kali ini, saya mencoba membuat suatu pembahasan
mengenai proses yang dialami oleh seorang guru untuk menjadi seseorang yang
profesionalisme dalam profesi guru yang telah dijalaninya. Makalah ini sangat
sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, untuk membantu
kesempurnaan makalah ini, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak terutama dosen pengampu kami pada bapak Dr.Yasarotodo Wau, M.Pd. Selain
itu atas kekurangan-kekurangan yang ada didalam makalah ini, saya memohon maaf
yang sebesar- besarnya.
Dina Agustina
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………..…………………….………………………………………....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………..iii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………21
B. Rekomendasi…………………………………………………………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………..22
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Sumber: Litbang kompas, berbasis statistik SD, SMP, SMA dan badan
pengembangan Sumber Daya Manusia pendidikan dan penjaminan Mutu
pendidikan, kementerian pendidikan dan kebudayaan (6 Maret 2012).
4. PermasalahanKompetensi
Saat ini instrumen yang dapat digunakanuntuk melihat tingkat
kompetensi guru adalahhasil uji kompetensi guru (UKG). Berdasarkan data
yang disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)
Kemendikbud,Sumarna Surapranata, rata-rata nasional hasil UKG 2015 untuk
kedua bidang kompetensi (pedagogic dan profesional) adalah 53,02 di bawah
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional, yaitu
rata-rata 55. Hanya ada tujuh provinsi yang mendapatkan nilai rata-rata
mencapai SKM. Selain tujuh provinsi yang mendapatkan nilai sesuai standar
kompetensi minimum (SKM), ada tiga provinsi yang mendapatkan nilai di atas
rata-rata nasional. Lebih lanjut disebutkan rincian untuk hasil UKG 2015 untuk
kompetensi bidang pedagogik saja, ratarata nasionalnya hanya 48,94, yakni
berada di bawah standar kompetensi minimal (SKM), yaitu 55. Bahkan untuk
bidang pedagogik ini, hanya ada satu provinsi yang nilainya di atas rata-rata
nasional sekaligus mencapai SKM, yaitu DI Yogyakarta (56,91)
(http://www.kemdikbud.go.id).
5. Permasalahan pengembangan Kompetensi Pedagogik Calon Guru
Sejalan dari beberapa hasil penelitian tentang kompetensi pedagogik
guru, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Caraka Putra Bhakti, dkk (2016)
tentang Profil Kompetensi Komunikasi Pedagogik Guru SMA di Provinsi Maluku
Utara, menghasilkan data tentang kompetensi pedagogik guru ditinjau dari 13
kemampuan komunikasi pedagogis. Adapun berikut adalah tabel hasil
penelitiannya.
Mata kuliah ini mempelajari hakikat perkembangan peserta didik, belajar dan
pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik, pembelajaran
sebagai proses komunikasi dan evaluasi program pembelajaran.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Saya merekomendasikan kelima jurnal yang menjadi bahan rujukan saya dalam
penulisan Tugas Rekayasa Ide ini, dikarenakan kelima jurnal berisi fakta-fakta yang
mendukung mengenai kondisi LPTK di Indonesia. Ketika membaca kelima jurnal
ini, maka akan disuguhkan beberapa opini dari penulis serta data yang didukung
dari hasil penelitian maupun kajian pustaka yang dilakukan oleh penulis jurnal.
Kelima jurnal ini memiliki kelebihannya masing-masing serta tak luput juga dari
beberapa kekurangan, kiranya dari kelima jurnal yang telah saya kaji ini dapat
menjadi pedoman dan bahan referensi dalam menambah wawasan kita dalam
mengenal lebih dalam mengenaiperan, tugas, kondisi serta strategi LPTK di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar. (2009). Kondisi LPTK sebagai Pencetak Guru yang Profesional. Jurnal
Tabularasa PPS. 6(1), 1 – 13.
Bhakti, C.P. (2016). Strategi LPTK dalam Pengembangan Kompetensi Pedagogik Calon
Guru. Jurnal Pendidikan. 1(2), 98 – 106.
Chomariah, Umi. (2009). Peranan LPTK dalam Mewujudkan Guru yang Profesional:
Suatu Tantangan dan Harapan. Jurnal Ilmu Pendidikan. 1(1), 1 – 10.
Fauzi. (2016). Menggagas LPTK Masa Depan: Ikhtiar Mengatasi Problem Pendidikan di
Indonesia dari Hulu. Jurnal Ilmu Pendidikan. 30(1), 59 – 66.
Juangsih, J. (2014). Peran LPTK dalam Menghasilkan Guru yang Profesional. Jurnal
Wahana Didaktika. 12(2), 72 – 83.