TINJAUAN PUSTAKA
A. Patient Safety
1. Defenisi Patient Safety
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi
pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden,
tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes RI,
2008).
8
9
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat mampu
mencegah atau mengurangi cedera pasien yang berasal dari proses pelayanan
kesehatan. Sembilan Solusi ini merupakan panduan yang sangat bermanfaat
membantu Rumah sakit, memperbaiki proses asuhan pasien, guna menghindari
cedera maupun kematian yang dapat dicegah (Depkes RI, 2007).
B. Pengorganisasian
1. Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa
aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-
masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain
secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai
organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus
mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan
pelayanan keperawatan akan tercapai (Rika, 2009).
18
2. Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi
kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas otoritas, tenaga kerja
dan komunikasi. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai kegiatan menetapkan tugas-tugas
pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf
dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Rika, 2009).
a. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian,
seorang pemimpin dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui
usaha orang lain, yang merupakan inti manajemen. Selain itu, dengan
pendelegasian seorang pemimpin mempunyai waktu lebih banyak untuk
melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi.
Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen
yang bermanfaat.Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih
besar dapat menjadi lebih komit dan puas bila diberi kesempatan untuk
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya, kurangnya
pendelegasian dapat menghambat insiatif staf (Roymond, 2013).
b. Koordinasi Kegiatan
Koordinasi adalah kelarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian
antartenaga yang ada di bangsal. Keselarasan ini dapat terjalin
antarperawat dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga
dari bagian lain.
Koordinasi memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Menghindari perasaan lepas antartugas yang ada di bangsal atau
bagian dan perasaan lebih penting dari yang lain.
2. Menumbuhkan rasa saling membantu
3. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antarstaf.
penugasan tim dalam satu ruangan tidak lebh dari tiga sampai tujuh staf
dalam satu tim. Selain itu kepala ruangan perlu mendelegasikan kegiatan
dalam pelaksanaan keselamatan pasien kepada ketua tim, kecuali tugas
pokok, harus dilakukan kepala ruang. Selain itu, kepala ruangan harus
mendelegasikan kepada orang yang tepat, mendengarkan saran orang yang
didelegasikan dan penerima delegasi harus bertanggung gugat (Parmin,
2010).
c. Manajemen Waktu
Musuh terbesar dalam karier seorang manusia adalah waktu. Waktu yang
telah terlewat dengan sia- sia atau percuma, tidak dapat kembali begitu
saja dan tidak dapat dibeli dengan uang. Oleh karena itu, manfaatkan
waktu sebaik- baiknya dalam bekerja dan berkarya. Ingatlah pepatah lama,
“Times is money” sehingga dalam berkarier diperlukan manajemen waktu
yang baik dengan tolak ukur produktivits, efektivitas dan efesiensi (Rika,
2009).
Terdapat tujuh prinsip manajemen waktu yang kreaktif yakni selalu aktif
(bukan reaktif), tentukan sasaran, tentukan prioritas dalam bertindak,
pertahankan focus, ciptakan tenggat waktu yang realitis, dan lakukan
sekarang juga (Do it now), D: Devide (bagi- bagilah tugas), O: Organize
(atur bagaimana melaksanakannya), I: Ignore (abaikan gangguan), T: Take
(ambil kesempatan), N: Now (sekarang harus dijalankan), O : Opportunity
(ambil kesempatan), W: Watch out (waspada dengan waktu). Waktu
24
Pepatah mengatakan “Do the best but not prepare for the worst”. Hal ini
berarti perawat harus siap dengan segala kemungkinan, namun
keberhasilan akan lebih mudah diterima dibanding kegagalan. Bersikap
optimis, setelah berusaha sekuat tenaga perawat, serahlah atas apa pun
hasil yang terjadi (Roymond, 2013).
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai
berikut :
Skema 2.1
Kerangka Konsep
D. Hipotesa Penelitian
Ada Pengaruh Fungsi Pengorganisasian Kepala Ruangan Terhadap Pelaksanaan
Patient Safety Diruang Instalasi Rindu A RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun
2014