Phytonic Print PDF
Phytonic Print PDF
PENDAHULUAN
Sebagian besar produk yang diekstrak oleh proses ini adalah komponen dari minyak
esensial dan ekstrak nabati fitofarmakologi yang dapat digunakan secara langsung tanpa
pengobatan fisik atau kimia lebih lanjut. Sifat dari generasi baru pelarut fluoro carbon
telah diterapkan untuk ekstraksi bahan tanaman. Inti dari pelarut 1,1, 2,2-tetrafluoroetana,
lebih dikenal sebagai hydrofluoro carbon 134a (HFC-134a). Produk ini dikembangkan
sebagai pengganti klorofluorokarbon. Titik didih pelarut ini -25oC. Hal ini tidak mudah
terbakar. Tidak seperti klorofluorokarbons, tidak menghabiskan lapisan ozon. Memiliki
tekanan uap 5,6 bar pada suhu kamar. Kebanyakan standar ini adalah pelarut miskin.
Sebagai contoh yaitu tidak dapat bercampur dengan minyak mineral atau trigliserida dan
tidak larut dalam air tanaman.
Pabrik pengolahan benar-benar tertutup rapat sehingga pelarut dapat terus didaur
ulang dan dapat dikembalikan pada kondisi awal pada akhir setiap siklus produksi. Satu-
satunya utilitas yang dibutuhkan untuk mengoperasikan system ini adalah listrik yang
tidak mengkonsumsi banyak energi .Ada ruang untuk melepaskan diri dari pelarut.
Beberapa pelarut yang dilepaskan tidak mengandung klorin sehingga tidak menimbulkan
ancaman bagi lapisan ozon. Biomassa limbah dari tanaman ini kering dan ramah
lingkungan sehingga mudah untuk ditangani.
2.4 Prosedur
Sebagian besar produk yang diperoleh dari proses ini adalah minyak essensial
dengan kualitas yang tinggi dan sangat wangi. Dan ekstrak biologis yang diperoleh dapat
langsung digunakan tanpa proses fisik atau kimia lebih lanjut. Proses fitonik melibatkan
penggunaan pelarut non-toksik berdasarkan hydrofluorocarbon -134a, yang memiliki
titik didih 25 ° C dan tekanan uap sebesar 5,6 bar pada suhu ambien dan dengan
teknologi tinggi untuk mengoptimalkan sifat ekstraksi dari tanaman yang digunakan.
Ekstraksi padat-cair
dicapai, aliran air yang banyak diperkenalkan melalui kolom dalam mode arus balik. Lalu
yang kaya Phytosol terus dimasukkan ke dalam bejana evaporasi, menguap (suling) dan
mencair lagi. Sebuah desain dengan wadah yang banyak memungkinkan proses yang
akan dijalankan secara terus menerus. Atau, ekstraksi yang efisien dapat dicapai dengan
menggunakan mixer sentrifugal/pemisah.
Aplikasi : Proses fitonik dapat digunakan untuk ekstraksi produk antibiotik, dalam
industri obat herbal, dalam makanan, industri minyak dan perasa makanan, dan dalam
produksi produk farmakologi aktif lainnya. Secara khusus, digunakan dalam produksi
ekstraksi bahan – bahan farmasi dengan kualitas yang baik, intermediet aktif secara
farmakologi, ekstrak antibiotik dan phytopharmaceuticals. Teknik ini juga digunakan
dalam produk penyulingan minyak mentah yang diperoleh dari proses ekstraksi lainnya.
Proses ini menghasilkan ekstraksi tanpa adanya kandungan lilin atau kontaminan
lainnya. Proses ini juga membantu menghilangkan banyak biosida dari biomassa yang
terkontaminasi.
2.5 Keuntungan
a. Keuntungan Phytonic Process
Tidak seperti proses lain yang membutuhkan suhu yang tinggi, phytonic
process termasuk proses yang tidak membutuhkan suhu tinggi dan ramah
lingkungan serta produk-produknya juga tidak akan rusak oleh suhu diatas
suhu ruang.
Tidak menggunakan penyedotan dengan vakum, karena pada proses lain yang
menggunakan penyedotan dengan vakum akan menyebabkan kehilangan
banyak bahan yang mudah menguap.
Proses ini dilakukan sepenuhnya pada pH netral dan dengan tidak adanya
oksigen selama proses juga mengakibatkan produk tidak akan mengalami
kerusakan oleh hidrolisis asam ataupun oksidasi.
Teknik yang digunakan selektif, karena dapat menentukan sendiri kondisi
pengoperasian, sehingga akan pula didapat hasil akhir seperti yang diinginkan.
Ramah lingkungan.
Membutuhkan daya listrik yang sedikit.
Proses ini tidak melepas emisi yang berbahaya, serta produk limbah yang
dihasilkan (biomassa) yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah
pada proses pembuangan limbah.
Pelarut yang digunakan tidak mudah terbakar, tidak beracun dan tidak merusak
ozone.
Pelarut yang digunakan akan dengan mudah dapat didaur ulang (International
Centre for Science and High Technology, 2008).
b. Kerugian Phytonic Process
Untuk kebanyakan standard, pelarut yang digunakan dengan proses ini dapat
dikatakan pelarut yang buruk.
Pelarut yang digunakan tidak bercampur dengan minyak mineral atau
trigliserida.
Pelarut tidak larut pada limbah tanaman (Ghosh, Haq, & Chakraborty, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghosh, U., Haq, M. A. B., & Chakraborty, S. (2011). Application of systematic technologies
for the extraction of novel phytoconstituents from pharmacologically important plants,
2(9), 1153–1158.
International Centre for Science and High Technology. (2008). Extraction Technologies for
Medical and Aromatic Plants. In D. D. R. Sukhdev Swami Handa, Suman Preet Singh
Khanuja, Gennaro Longo (Ed.) (p. 266). Trieste, Italy: ICS-UNIDO. Retrieved from
https://www.unido.org/fileadmin/user_media/Publications/Pub_free/Extraction_technolo
gies_for_medicinal_and_aromatic_plants.pdf
https://airase.com/extraction-methods-for-essential-oils/
TUGAS FITOFARMASI
“Phytonic Proscess”
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2017