Anda di halaman 1dari 23

EVOLUSI TUMBUHAN DAN PERANANYA

TERHADAP KEHIDUPAN DI BUMI


(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi)

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Jaina Alfiatun Ni’mah :1511060270
Khusnatun Nisa : 1511060275
Liza Anggita Eliandani :1511060278

Dosen Pembimbing : Akbar Handoko, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSUTAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN
LAMPUNG
2017/2018

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan hidayah, ilmu pengetahuan, kekuatan dan petunjuk-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang taat pada ajaran agama-Nya, yang telah rela
berkorban untuk mengeluarkan umat manusia dari zaman jahiliah menuju zaman
islamiyah yang penuh dengan IPTEK serta diridhoi oleh Allah SWT. Yaitu
dengan agama Islam.
Dalam pembuatan laporan tentang pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan ini kami banyak sekali mengalami hambatan karena terbatasnya
pemahaman tentang isi laporan ini. kami juga menyadari bahwa dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah kami ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat,
khususnya bagi penyusun dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 12 Februari 2018


Penyusun

penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........... ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Evolusi ......................................................................................... 3
2.2 Asal Mula Tumbuhan.................................................................................... 3
2.3 Sejarah Evolusi Tumbuhan ............................................................................ 6
2.4 Evolusi Perkembangan Tumbuhan ................................................................ 8
2.5 Peranan Evolusi Tumbuhan Terhadap Kehidupan Di Bumi ........................ 16
BAB III PENUTUP
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 19
6.2 Saran .............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di bumi yang semakin dewasa ini, banyak sekali ilmuan yang


melakukan studi tentang tumbuhan. Selama ini kita hanya sebatas mengetahui
bahwa tumbuhan adalah yang berbatang dan memiliki helaian berwarna hijau
yang disebut dengan daun, yang dimana dapat berbunga dan berbuah. Seiring
kemajuan teknologi dari tahun ketahun maka semakin berkembang pula ilmu
pengetahuan di bumi ini. Para ilmuan mengaitkan ilmu evolusi dengan asal
muasal tumbuhan, ini adalah ilmu trobosan yang sangat luar biasa untuk kita
pelajari dan pahami.
Selama ini kita hanya mengetahui bahwa ilmu evolusi adalah ilmu
yang membahas bahwa nenek moyang manusia adalah kera atau monyet, akan
tetapi evolusi tidak hanya membahas tentang monyet sebagai nenek monyang
manuasi saja, banyak hal yang dibahas pada ilmu evolusi salah satunya adalah
evolusi perkembangan tumbuhan.
Kajian evolusi perkembangan tumbuhan dilakukan berdasarkan bukti-
bukti dari fosil-fosil tumbuhan berjuta-juta tahun yang lalu. Berdasarkan
penemuan fosil-fosil inilah para ilmuan dapat mepelajari bagaiman evolusi
tumbuhan dapat terjadi. Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang
evolusi perkembangan tumbuhan dan perananya terhadap kehidupan di bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian evolusi?
2. Bagaimana asal mula tumbuhan?
3. Bagaimana sejarah evolusi tumbuhan?
4. Bagaimana evolusi perkembangan tumbuhan?
5. Apa peranan evolusi tumbuhan terhadap kehidupan di bumi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian evolusi?

1
2. Untuk mengetahui bagaimana asal mula tumbuhan?
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah evolusi tumbuhan?
4. Untuk memahami bagaimana evolusi perkembangan tumbuhan?
5. Untuk mengetahui apa peranan evolusi tumbuhan terhadap kehidupan di
bumi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evolusi

Evolusi adalah cabang ilmu biologi yang mengacu pada proses yang
telah mengubah bentuk kehidupan di atas bumi dari bentuknya yang paling
awal sampai membentuk keaneka ragaman yang sangat luas, seperti apa yang
dapat kita temukan saat ini. Darwin mengatakan berbagai topik yang populer
dalam biologi: besarnya keanekaragaman organisme, asal usul organisme dan
kekerabatanya, kemiripan dan perbedaan satu dengan yang lainya,
penyebaran geografisnya, dan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian, evolusi adalah ilmu yang memiliki prinsip yang paling
berpengaruh dalam biologi.1
Evolusi merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau
lebih sifat terwariskan yang di jumpai pada populasi organisme. Ciri-ciri yang
terwariskan ini mencangkup anatomi, biokimia, ataupun perilaku yang
mengalir dari generasi ke generasi selanjutnya. Evolusi membentuk
keanekaragaman makhluk hidup dari nenek moyang yang sama.2
Studi evolusi secara ilmiah baru dimulai di abad ke 19, saat riset
mengenai fosil dan keanekaragaman organisme dapat meyakinkan para
ilmuan bahwa spesies itu berkembang atau berevolusi. Evolusi saat ini
diaplikasikan dan dipelajarai di dalam bidang ilmu biologi lain seperti biologi
konservasi, ekologi, fisiologi, palaeontologi, dan kedokteran. Di samping itu
evolusi juga mempengaruhi disiplin non-biologi seperti pertanian, fisiologi,
antropologi, dan psikologi.3

2.2 Asal Mula Tumbuhan


Selama beberapa dekade, para ahli sistematika telah mengakui bahwa
alga hijau adalah protista fotosintetik yang paling dekat kekerabatannya
dengan tumbuhan, keanekaragaman alga hijau sangat banyak, Pada kelompok

1
Cambell. Biologi Edisi Kedelapan Jilid II. Jakarta: Erlangga.2003.hlm 5
2
Munif said hasssan, dkk. Pengantar biologi evolusi. Jakarta: erlangga. 2014. Hlm 1
3
Ibid, 2014. Hlm 2

3
organisme akuatik yang merupakan kerabat alga terdekat bagi kingdom
tumbuhan. Saat ini banyak sekali bukti yang mengarah pada alga hijau yang
disebut karofita. Dengan membandingkan ultra struktur sel, biokimia, dan
informasi hereditas (DNA dan RNA serta produk proteinnya), para peneliti
telah menemukan homologi antara karofita dan tumbuhan, di antaranya:
1. Kloroplas yang homolog
Diantara semua prosta fotosintetik, hanya alga hijau yang sama
tumbuhannya dalam hal yang telah memiliki klorofil b dan betakaroten
sebagai pigmen asksesoris. Kloroplas alga hijau juga sama dengan
kloroplas tumbuhan yang terdapat didalamnya membrane tilakoid yang
menumpuk sebagai grana.
2. Kemiripan biokomiawi
Terdapat selulosa yang merupakan komponen struktur dinding sel
pada sebagian besar alga hijau, dan tumbuhan juga memiliki karakteristik.
Alga hijau, karofita adalah yang paling mirip dengan tumbuhan dalam
komposisi dinding sel. Sedangkan selulosa fungsinya menyusun 20-26%
dari total bahan pembentuk dinding sel baik dari karofita maupun pada
tumbuhan. Kemudian karofita juga merupakan satu-satunya alga yang
memiliki peroksisom yang komposisi enzimnya sama dengan peroksisom
pada tumbuhan.
3. Kemiripan dalam mekanisme mitosis dan sitokinosis
Saat pembelahan sel pada karofita dan tumbuhan seluruh selubung
nucleus menyebar selama akhir profase, dan gelondong mektotik tetap
bertahan sampai sitokinesis di mulai .pada beberapa karofita, seprti
tumbuhan, sitokinesis melibatkan kerja sama dengan mikrotubulus,
mikrofilaen aktin,dan vesikula dalam pembelahan suatu lempengen sel.
4. Kemiripan dalam Ultrastruktur sperma
Dalam ultrastruktur sperma karofita lebih mirip dengan tumbuhan
tertentu dari alga hijau lainnya.
5. Hubungan genetik

4
Para ahli sistematika molekuler telah memerikasa gen nucleus tertentu
dan RNA ribosom pada karofta dan tumbuhan. Data tersebut sesuai
dengan bukti lain yang menempatkan karofita sebagai kerabat tumbuhan.4
Dalam buku gembong alga termasuk dalam devisi thalophyta
(tumbuhan talus). Devisi ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki
sebagai ciri utama tubuh yang berbentuk talus. Talus adalah tubuh yang
belum dapat dibedakan dalam ke tiga bagian utamanya, yang disebut akar,
batang, dan daun. Walaupun alga menunjukan keanekaragaman yang
sangat besar akan tetapi semua selnya memiliki plastida, dan di dalam
plastida tersebut terdapat klorofil, yaitu klorofil-a atau klorofil-b atau
kedua-duanya. Dengan adanya derivat-derivat klorofil tersebut alga dapat
berasimilasi dengan fotosintesis.5 Dengan kesamaan tersebut, menjadikan
salah satu bukti bahwa alga masih berkerabat dengan tumbuhan. Fosil
Yuknessia yaitu Makroalgae ditemukan dengan ciri-ciri berdaun tipis
seperti daun palem hijau menyerupai rumput laut modern.

(https://tamioktari13.wordpress.com)
Dalam buku gembong tumbuhan belah yang dibagi menjadi dua kelas
yaitu bakteri dan kelas ganggang, dianggap sebagai kelompok tumbuhan
dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah, jadi dari
segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling
premitif. Pada devisi tumbuhan protoplas belum terdefrensiasi dengan
jelas, sehingga inti belum tampak nyata, begitupula dengan plastidanya.
Pada catatan fosil tumbuhan sebagaian besar ada berkat ketahanan
Sporopollenin, lignin, dan bahan-bahan kutikula. Sporopollenin muncul
pertama kali bukan pada tumbuhan, karena Sporopollenin juga di temukan
4
Cambell. Biologi Edisi Kedelapan Jilid II. Jakarta: Erlangga.2003. hlm 157-158
5
Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
2009. hlm 31

5
pada dinding zigot yang resisten pada beberapa alga. Tumbuhan memiliki
Sporopollenin pada dinding sporanya dan pada selubung butir polen.6

2.3 Sejarah Evolusi Tumbuhan


Catatan fosil menunjukan empat periode utama evolusi tumbuhan
menjadi tumbahan modern. Masing-masing periode merupakan suatu radiasi
adaktif yang mengikuti evolusi struktur yang membuka kesempatan
kehidupan di darat. Adapun ke empat periode tersebut yaitu:

1. Periode pertama evolusi telah dihubungkan dengan asal mula tumbuhan


selama masa ordovisium pada zaman paleozoikum, sekitar 475 juta tahun
silam terdapat adaptasi terestrial yang mencakup spora yang diperkuat
oleh sporopollenin dan gametangia berlapis yang dapat melindungi gamet
dan embrio yang tumbuhannya dikenal sebagai briofita termasuk
tumbuhan lumut. Jaringan vaskuler atau pembuluh yang terdiri dari sel-sel
yang menghubungkan satu sama lain dan membentuk pembuluh yang
fungsinya mengangkut air dan zat-zat hara diseluruh tubuh tumbuhan.
Sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan vaskuler tetapi disebut
dengan tumbuhan vaskuler.
2. Periode kedua evolusi tumbuhan adalah tumbuhan vaskuler selama masa
devon awal, sekitar 400 juta tahun silam. Tumbuhan vaskuler awal tidak
memiliki biji, keadaan ini masih ditemukan pada paku-pakuan dan
beberapa kelompok tumbuhan vaskular tak berbiji lainya.
3. Periode ketiga dalam evolusi tumbuhan dimulai dengan kemunculan biji,
yaitu telah memiliki suatu struktur yang dapat mempercepat kolonisasi
daratan dengan cara melindungi embrio tumbuhan dari kekeringan.
Tumbuhan vasukuler muncul sekitar 360 juta tahun, biji nya tidak
terbungkus dalam suatu ruangan khusus. Tumbuhan berbiji awal ini
menghasilkan banyak jenis gymnospermae (bahasa yunani gymnos,
‘telanjang’ dan sperma ‘benih/biji’) termasuk kornifer, misalnya tumbuhan
pinus dan tumbuhan lainya yang memiliki konus. Gimnospermae hidup

6
Opcit. 2003. hlm 154-155

6
bersama dengan pakis dan tumbuhan tak berbiji lainya di hutan belantara
selama lebih dari 200 juta tahun.
4. Periode keempat dalam sejarah evolusi tumbuhan adalah yang pertama
munculnya tumbuhan berbunga selama awal masa kretaseus pada zaman
mesozoikum, sekitar 130 juta tahun silam. Bunga merupakan suatu
struktur reproduksi yang sangat kompleks yang mengandung biji didalam
ovarium Karena biji terlindung maka kelompok ini disebut tumbuhan
berbiji tertutup atau Angiospermae.

(Sekema evolusi tumbuhan,cambell.2003:156)

Adaptasi pada air yang dangkal merupakan praadaptasi tumbuhan


untuk kehidupan di daratan. Banyak spesies karofita modern ditemukan di
perairan yang dangakal di sekitar ujung kolam dan danau. Hal ini
memungkinkan karofita kuno memiliki habitat perairan dangkal pada saat
daratan pertama kali didiami, yang sewaktu-waktu dapat mengalami
kekeringan. Seleksi alam akan mempertahankan alga yang dapat hidup
melewati periode ketika alga hidup didaratan. Adaptasi dari gamet-gamet dan
embrio yang sedang berkembang didalam organ yang terlindungi pada
induknya, yang masanya mengalami kehidupan di air dangkal, maka
keturunannya tidak akan sulit beradaptasi dengan kehidupan di daratan. Pada
masa ordovisium keturunan organisme yang berevolusi dari alga dapat

7
beradaptasi secara permanen hidup di atas permukaan air. Adaptasi tersebut
membuka ciri evolusioner pada awal tumbuhan.7

2.4 Evolusi Perkembangan Tumbuhan


2.4.1 Evolusi Tahap Briofita

Pada tumbuhan nonvaskuler lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk
dikelompokkan dalam satu divisi tunggal briofita (bahasa yunani brion
‘lumut’). Briofita menunjukan adaptasi penting yang pertama kali
perpindahan ke daratan menjadi mungkin terjadi. Briofita tidak
sepenuhnya terbebaskan dari habitat perairan nenek moyangnya.
Tumbuhan briofita tatap membutuhkan air untuk bereproduksi. Sperma
briofita sama dengan sperma alga hijau, memiliki flagel dan harus
berenang dari anteredium ke arkegonium untuk melakukan pembuahan
pada sel telur. Pada banyak spesies briofita dengan sedikit air atau embun
saja sudah cukup untuk memungkinkan terjadinya pembuahan, dengan
demikian beberapa spesies briofita dapat hidup bahkan di padang gurun
sekalipun.8 Pembagian lumut dikatakan sebagai tummbuhan nonvaskular
tidak seluruhnya benar, karena pembuluh pengangkut air ada pada
beberapa briofita.
Tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun,
atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-
daunya (pada musci), tatapi belum terdapat akar yang sesungguhnya,
melainkan hanya rizhoid-rizhoid yang berbentuk benang-benang atau
kadang-kadang telah menyerupai akar. Akan tetapi telah terdapat pula
lumut-lumut yang susunan tubuhnya telah sangat mendekati tumbuhan
tinggi, dengan batang yang tegak beserta daun-daun, sehingga cahaya
matahari dipergunakan dengan lebih efesien. Daun-daun telah mempunyai
rusuk tengah, terdiri atas satu atu beberapa lapis sel, tetapi belum
memperlihatkan adanya daging daun. Pada pembagian pekerjaannya telah
ada jaringan asimilasi dan jaringan penyimpan cadangan makanan yang

7
Ibid. 2003. hlm 158-159
8
Ibid. 2003. hlm 159

8
fungsinya sama dengan Protoplas. Sebagian tubuh lumut telah mempunyai
semacam liang udara yang berguna untuk pertukaran gas, yang fungsinya
sama seperti stomata pada tumbuhan tingkat tinggi. Penyesuain diri untuk
hidup di darat, kelihatan dari adanya lapisan pelindung bagi gametangium
dan sporangiumnya. Lumut Mniodendron berhabitus seperti tumbuhan
tinggi, dalam batangnya terdapat berkas pengangkutan yang terdiri atas
sel-sel memanjang sebagian masih hidup dan sebagian lagi telah mati,
serta buluh-buluh kayu dengan penebalan dinding berbentuk cincin, spiral
dan lainya.9

(http://luirig.altervista.org/pics/index4.php?search=Mniodendron+divaricat
um&page=1)
2.4.2 Evolusi Tahap Tumbuhan Vaskular Tak Berbiji
Asal mula tumbuhan vaskular dari adaptasi briofita terhadap
kehidupan darat meliputi gametangia, embrio, dan spora berdinding
sporopollenin. Stomata juga dievolusikan pada briofita, seperti lumut
tanduk memiliki kutikula yang koposisinya mirip dengan kutikula pada
tumbuhan vaskuler. (masih belum diketahui apakah kutikula dan setomata
tumbuhan vaskular itu dievolusikan secara independen dari briofita atau
hanya sama strukturnya).10

9
Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
2009. hlm 185
10
Opcit. 2003. hlm 162

9
Fosil berbagai tumbuhan vaskuler awal tertanam dalam tingkat
sedimen pada akhir masa silur dan awal masa devon, fosil tertua adalah
cooksonia. Dibanding dengan briofita, fosil cooksonia hanya
memperlihatkan dua perubahan penting yaitu sprofit merupakan tahahapan
dominana pada tumbuhan vaskuler awal (ditandai dengan kehadiran
sporangia), sedangkan gametofit merupakan tahapan dominan dalam siklus
hidup briofita. Pada cooksonia sporofit telah bercabang, dengan
percabangan tersebut memungkinkan meningkatkan jumlah sporangia
begitupun dengan jumlah sporanya. Dan kemungkinan percabangan
tersebut menjadi bahan mentah struktural untuk evolusi badan tumbuhan
yang lebih komplek. Sebagai contoh evolusi pada daun tumbuhan
vaskular, dari jalinan jaringan beberapa cabang yang tumbuh berdekatan.
Sebagian besar tumbuhan vaskuler telah berdefrensiasi menjadi sistem
perakaran, batang dan daun. Serta telah terdapat jaringan vaskuler yang
mengangkut bahan-bahan antarorgan, yang disebut jaringan pengantar
sistem pembuluh xilem dan floem. Pembuluh tersebut mengantarkan gula,
asam amino, dan zat-zat hara organik lainya ke seluruh bagian tumbuhan
tersebut. Adapatsai penting lainya yaitu adanya lignin, yaitu suatu bahan
keras yang tertanam dalam matrik selulosa dinding sel, yang berfungsi
memberikan sokongan mekanis pada tubuh tumbuhan.11

(Campbell,2003:163)

11
Ibid.2003. hlm 162-163

10
Tumbuhan vaskuler (berpembuluh) tak berbiji telah mendominasi
pemandangan hutan selama masa karboniferus yang dimulai sekitar 360
juta tahun yang lalu. Tiga turunan tumbuhan vaskuler yang masih hidup
saat ini yaitu :likofita, ekor kuda, dan pakis.12

2.4.3 Evolusi Tahap Tumbuhan Berbiji (gimnosperma)


Sisa-sisa masa devon menunjukan bahwa beberapa tumbuhan paku
bersifat heterorpora, artinya mereka membentuk mikrospora dan
megasprora. Megaspora tersimpan di dalam jaringan basah sprofit induk,
yang terlindungi dari kekeringan serta fertilisasi terjadi disini. Akan tetapi
tidak dengan mikrospora, yang dipindahkan dari tumbuhan ke tumbuhan
yang lain agar mencapai gametofit betina sebagai agen penyebar. Agen
penyebaran dibantu oleh angin.13 Gymnosperma kemungkinan keturunan
dari progymnosperma, suatu kelompok tumbuhan pada masa devon.
Progimnosperma pada mulanya adalah tumbuhan tak berbiji, akan tetapi
pada akhir masa devon, biji telah dievolusikan, gymnosperma mulai
berkembang pada zaman mesozoikum.
Contoh tumbuhan bersifat heterospora adalah Lycopsida atau disebut
juga paku rambut atau paku kawat.

(https://dosenbiologi.com/tumbuhan/jenis-jenis-tanaman-paku)
Biji menunjukan penyelesaian masalah dengan cara berbeda untuk
bertahan hidup dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. Dengan cara
terbungkus bersama dengan cadangan makanan di dalam lapisan
pelindung. Di sini terdapat hubungan evolusioner antara perkembangan
spora dan biji. Gametofit tumbuhan berbiji berkembang dalam jaringan

12
Ibid.2003. hlm 163
13
John W Kimbal. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. 1983. hlm 887

11
sprofit prenatal, hal ini terjadi karena sprofit induk tidak melepas sporanya,
akan tetapi menyimpanya di dalam sporangia. Evolusi biji dikaitkan
dengan megasporaium. Pada tumbuhan berbiji, megaspora bukanlah suatu
ruangan, akan tetapi merupakan struktur berdaging padat yang disebut
nusellus. Perbedaan lain dengan tumbuhan tak berbiji adalah bawha
lapisan tambahan jaringan sprofit, yang disebut integumen, membungkus
megasporangium tumbuhan berbiji. Dengan demikian, mega spora yang
terbentuk dalam megasporaium terlindungi dengan sangat baik.
Keseluruhan struktur tersebut integumen, megasporangium (nusellus), dan
megaspora disebut ovul atau bakal biji. Gametofit betina berkembang di
dalam dinding megaspora dan diberi makan oleh nusellus. Gametofit
mengandung sel telur, dan jika sel telur tersebut dibuahi oleh sel sperma
maka zigot akan berkembang menjadi suatu embrio sprofit. Keseluruhan
bakal biji itu berkembang menjadi sebuah biji. Dan mikrospora
berkembang menjadi serbuk sari, ketika telah matang menjadi gametofit
jantan tumbuhan berbiji. Butiran serbuk sari dilindungi oleh lapisan keras
yang mengandung sporopollenin. Pada tumbuhan briophyta dan tumbuhan
vaskuler tak berbiji, sperma berflagela yang dilepaskan dari anteredium
harus berenang melalui suatu selaput tipis berair untuk mencapai sel-sel
telur dalam arkegonium. Pada tumbuhan berbiji penggunaan serbuk sari
yang tersebar di udara dan resisten untuk menyatukan kedua gamet
merupan suatu adaptasi kehidupan di darat.14

Tumbuhan gymnosperma yang pertama adalah paku biji, yang


sekarang telah punah. Akan tetapi keturunannya masih ada sampai saat ini
yaitu pakis dan ginkgo. Gymnosperma awal (pertama) hidup selama priode
missippi dan pennsylvnia, bersama dengan tumbuhan paku, likopsida,
yang merupakan turut andil dalam pembentukan batu bara. Menjelang
akhir priode ini munculah konifer (pinus, spruce, fir-semacam pohon
cemara, dan lainya)15

14
Opcit.2003. hlm 172-173
15
Logcit. 1983. Hlm 887-889

12
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah
adanya suatu organ yang berbiji. Tumbuhan biji merupakan tumbuhan
kormus sejati, yang dimana bagian tubuhnya jelas dapat dibedakan dalam
tiga bagian yaitu akar, batang dan daun. Selain itu tumbuhan berbiji
mempunyai bagian-bagian lain yang merupakan metamorfosis bagian-
bagian pokok yang ditambah dengan organ-organ tambahan. Sporofil dari
tanaman paku yang berfungsi sebagai daun yang mengasilkan spora, telah
mengalami perkembangan sedemikian rupa, sehingga sifatnya sebagai
daun hampir hilang. Sporofil-sporofil tersebut berevolusi dengan cara
terangkai menjadi sekelompok sporofil, yang mencapai puncaknya dalam
bentuk organ yang kita sebut dengan bunga. Itulah sebabnya tumbuhan biji
ini disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga.16
2.4.4 Evolusi Tahap Angiosperma
Bentang alam bumi berubah secara drastis dengan kemunculan dan
radiasi tumbuhan berbunga. Nenek moyang angiosperma masih belum
dipastikan, tetapi baru-baru ini analisis kladistik pada ciri homolog
menunjukan gimnosperma dari divisi Gnetophyta sebagai kerabat hidup
yang terdekat dari tumbuhan berbunga, fosil tertua yang diterima sebagai
angiosperma ditemukan pada batuan awal masa Kretaseus tumbuhan
berbunga, yang berusia sekitar 130 juta tahun.17
Berdasarkan uraian pada buku gembong, bahwa para paleobotani
belum dapat memberikan jawaban meneganai asalnya angiospermae.
Untuk menjawaban pertanyaan ini kita hanya dapat bahan-bahan dari
penyelididkan berdasarkan hasil penelitian morfologi komperatif. Adapun
teori yang menggambarkan asal bunga angiospermae adalah sebagai
berikut,
Teori euantium dan pseudoantium

16
Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press 2000. hlm 1-2
17
Cambell. Biologi. Jakarta: Erlangga.2003.hlm 178.

13
Bunga angiospermae adalah suatu rangkaian sporofil sederhana
dengan satu sumbu. Benag sari dan daun buah seperti juga pada
gimnospermae berturut-turut homolog dengan mikro dan makrosporofil
pteridophyta yang heterospor. Jika kita membandingkan alat-alat yang
menyerupai hiasan bunga pada daun-daun peralihan atas pada
gymnospermae, selanjutnya melihat duduk daunnya yang mengikuti garis
spiral, bertambah kecilnya kantong sari pada benag sari, daun-daun buah
cycas dengan bakal biji di tepinya dan bunga banci pada bennettitinae,
yang pada sumbunya terutamma terbentuk benang-benang sari dan daun-
daun buah, maka terjadinya bunga banci pada angiospermae.18

(Gembong Tjitrosoepomo. 2000:96)


Adaptasi kehidupan darat terus berlangsung dengan perbaikan
jaringan vaskuler pada Aingosperma. Xilem menjadi lebih terspesialisasi
untuk pengangkutan air selama evolusi angiosperma. Sel-sel yang
mengantarkan air pada konifer adalah trakeid, yang diyakini sebagai jenis
awal sel xilem. Xilem angiosperma diperkuat oleh jenis sel kedua, serat
(fiber) yang juga berkembang dari trakeid. Dengan dinding yang tebal dan
berlignin, serat xilem dispesialisasikan untuk membantu proses mekanis.
Perbaikan dalam jaringan vaskuler dan perkembangan dalam struktur
lainya sudah pasti memberikan sumbangan pada keberhasilan pada
angiosperma. Akan tetapi contoh evolusi terbesar pada angiosperma bisa

18
Logcit. 2000. hlm 96

14
jadi bunga, suatu alat yang luar biasa, yang meningkatkan efesiensi
reproduksi dengan cara menarik dan memberi keuntungan bagii hewan
pembawa serbuk sari. Bunga adalah suatu tunas yang mampat dengan
empat lingkaran daun yang termodifikasi: kelopak (sepal), mahkota
(petal), benag sari (stamen), dan putik (karpel). Yang membedakan
gimnosperma dengan angiosperma adalah pembungkusan biji dalam
ovarium merupakan salah satu ciri dan sifat yang membedakan
angiosperma, putik kemungkinan berkembang dari daun yang
mengandung biji yang menggulung membentuk tabung. Penyerbukan
dengan angin dan bantuan hewan.

(Evolusi Sel-Sel Xilem Pada Angiospermae. Campbell,2003:167)

Pada angiosperma buah adalah ovarium yang sudah matang. Setelah


biji berkembang selepas pembuahan, diding ovarium menebal. Berbagai
modifikasi pada buah membantu menyebarkan biji. Beberapa tumbuhan
angiosperma memiliki buah yang dimodifikasi sebagai duri yang
menempel pada bulu hewan atau pakaian manusia. Angiosperma lain
menghasilkan buah yang dapat dimakan.19

19
Ibid. 2003. hlm 176-177

15
Tumbuhan sporofit, yaitu biji, juga merupakan adaptasi yang efektif
terhadap kehidupan di daratan yang kering. Dengan dilindungi oleh kulit
biji dan dibekali cadangan makanan, maka biji dapat bertahan dari keadaan
kekeringan panjang sementara masih tetap siap berkecambah bila akhirnya
keadaan menjadi usai. Pembentukan biji pada angiosperma lebih efesiensi
dari pada gimnosperma karena makanan ditranslokasikan ke dalam biji
hanya jika fertilisasi telah berlangsung. Sedangkan pada gimnosperma,
cadangan makanan bagi semua biji yang potensial disimpan sebelum
fertilisasi dan dengan demikian terbung jika penyerbukan gagal
berlangsung.
Bunga dan buah merupakan adaptasi angiosperma yang menunjang
penyerbukan dan penyebaran biji, masing-masing dengan berbagai cara.
Angiosperma di bagi menjadi dua sub kelas: dikotil (yang mempunyai dua
kotiledon dalam bijinya) dan monokotil (hanya mempunyai satu
kotiledon). Sebagian besar gimnosperma yang sekarang ada yaitu konifer,
antara lain pinus, cemara, tumbuhan paku, dan lain-lain. Angiosperma
ialah tumbuhan berbunga. Dari jumlah spesiesnya mereka jauh lebih besar
dari pada tumbuhan macam lainya dengan perbandingan 7:1.20

2.5 Peranan Evolusi Tumbuhan Terhadap Kehidupan Di Bumi


Evolusi tumbuhan memiliki dampak global dengan menyediakan
dasar nutrisi bagi ekosistem darat. Yang kurang jelas terlihat dalah bahwa
tumbuhan mengubah lingkungan fisik dalam skala global. Salah satu
pengaruh yang paling penting dari evolusi tumbuhan adalah penurunan besar
dalam jumlah karbon dioksida di atmosfer, yang selanjutnya membuat bumi
lebih sejuk. Ketika tumbuhan mendiami daratan konsentrasi CO2 atmosfer
turun, Beberapa peneliti, termasuk Robert Berner dari Yale University,
menyatakan bahwa hubungan itu bukanlah kejadian yang kebetulan.
Penurunana CO2 dimulai pada sekitar waktu tumbuhan vaskuler berkembang
dan menyebar ke daratan tinggi yang sebelumnya kemungkinan kurang dapat
ditempati oleh briofita. Tumbuhan menurunkan jumlah CO2 melalui

20
John W Kimbal. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. 1983. hlm 895

16
penggunaan CO2 sebagai sumber karbon dalam fitosintesis. Tumbuhan
berpengaruh paling besar pada atmosfer melaui kegiatan pada tanah,
khususnya tumbuhan vaskuler, yang dengan akar sejatinya, menyebar sampai
ke daratan tinggi berbatu. Akar memecahkan batuan dan mengeluarkan asam
yang akan membebaskan sejumlah mineral dari partikel tanah. Kerbon
dioksida dapat bereaksi dengan beberapa mineral, khususnya setelah mineral
tersebut mengalir ke lautan, dan reaksi seperti itu menurunkan jumlah CO2 di
atmosfer. Untuk saat ini, yang penting dipahami adalah bahwa dengan
menurunkan kendungan CO2 atmosfer oleh tumbuhan terjadi secara
segnifikan pada bumi, yang terjadi selama zaman paleozoikum. Dan
pendinginan itu mungkin telah menyebabkan lebih banyak lokasi daratan
menjadi dapat dihuni oleh tumbuhan dan hewan. Dengan adanya tumbuhan
efek dari rumah kaca dapat diminimalisir.
Evolusi tumbuhan sangat berpengaruh untuk kehidupan, pada awal
kehidupan kemungkinan mengumpulkan biji-bijian dan buah-buahan liar,
kemudian pertanian secara perlahan-lahan ditemukan seiring mulainya
menusia menaburkan benih dan membudidayakan tumbuhan untuk
mendapatkan sumber makanan yang lebih dapat diandalkan. Manusia mulai
campur tangan dalam evolusi tumbuhan melalui pemuliaan selektif yang
dirancang uuntuk memperbaiki jumlah dan kualitas makanan yang dihasilkan
oleh tumbuhan. pertanian adalah suatu jenis evolusioner yang unik antara
tumbuhan dan hewan. Tumbuhan berbunga menyediakan hampir sluruh
makanan kita. Semua tanaman buah-buahan dan sayur-mayur kita merupakan
angiosperma. Jagung, padi, gandum, dan buah-buahan. Kita juga menanam
angiosperma untuk mendapatkan serat, obat-obatan, dan parfum.21

Pohon sering disebut-sebut sebagai paru-paru kota. Sejumlah pohon


berdaun lebar diyakini dapat menjerap bahan-bahan pencemar udara. Sel-sel
daun berfungsi menangkap karbondioksida dan timbal untuk kemudian diolah
dalam proses sistem fotosintesis. Proses fotosintesis mampu mengubah
karbondioksida (CO2) menjadi O2 yang dibutuhkan paru-paru. Namun juga
berfungsinya sebagai peneduh yang dapat memperbaiki iklim mikro, dan juga

21
Logcit. 2003. hlm 180-181

17
dapat berfungsi sebagai barrier/penahan terhadap penyebaran pulusi udara
dari kendaraan. Tanaman peneduh merupakan tanaman yang ditanam sebagai
tanaman penghijauan. Adapun tanaman peneduh yang ditanam di pinggir
jalan raya selain berfungsi sebagai penyerap unsur pencemar secara kimiawi,
juga berfungsi sebagai peredam suara baik kualitatif maupun kuantitatif.22

22
Nana Kariada Tri Martuti. Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran Udara Di Jalan Protokol
Kota Semarang. Semarang : UNES. Vol 5 . NO 1. 2013. Hlm 37

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tumbuhan pada awalnya evolusi dari alga hijau, yang memiliki ciri-
ciri seperti tumbuhan, lalu berevolusi menjadi tumbuhan briofita yang mulai
beradaptasi dengan hidupan daratan, mulai membentuk sistem tubuh yang
mendukung menjadi tumbuhan vaskuler tak berbiji yang kita kenal sekarang
dengan tanaman paku-pakuan. Perkembangan tanaman lebih kompleks
dengan adaptasi menjdi tumbuhan vaskuler berbiji (gimnosperma), dan
selanjutnya evolusi tumbuhan sampai ketahap tanaman modern yaitu
angiosperma. Dengan adanya evolusi tumbuhan maka kehidupan di bumi
dapat terjadi dan beranekaragam jenisnya, evolusi tumbuhan mendukung
evolusi yang terjadi pada hewan. Yang lebih penting evolusi tumbuhan dapat
mengurangi karbondioksida pada atmosfer melalui fotosintesis menjadikan
bumi lebih sejuk, sehingga dapat dihuni oleh makhluk hidup.

3.2 Saran

Bersangkutan dengan uraian di atas maka, saran yang dapat


disampaikan untuk pembaca umumnya dan penulis khususnya ialah bahwa
tumbuhan sangat mempengaruhi kehidupan di bumi, maka dari itu jaga
penghijauan di lingkungan kita, kurangi penebangan pohon, serta tanami
pohon pada area-area yang gersang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cambell. Biologi Edisi Kedelapan Jilid II. Jakarta: Erlangga.2003.

Hasssan, Munif Said, Dkk. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta: Erlangga. 2014.

Kimbal, John W. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. 1983

Martuti, Nana Kariada Tri. Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran Udara Di


Jalan Protokol Kota Semarang. Semarang : UNES. Vol 5 . NO 1. 2013

Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press 2000

Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press. 2009

Anda mungkin juga menyukai