Pembuatan Garam Kompleks Dan Garam Rangkap
Pembuatan Garam Kompleks Dan Garam Rangkap
JUDUL PERCOBAAN :
Dimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki pasangan elektron (rivai,
1995).
V. METODE PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-Alat yang digunakan dalam pecobaan ini yaitu tabung reaksi
dan gelas beaker.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu serbuk
CuSO4.5H2O, ammonium sulfat dan etil alcohol.
A. Data Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
-Amonium sulfat ditimbang 1,0054 g ( kristal ) -Kristal berwarna biru muda
-CuSO4 ditimbang 2,5034 g -Kristal bening
-CuSO4 dan amonium sulfat dilarutkan dalam -Larutan berwarna biru
10 ml akuades
-Larutan didinginkan dalam kulkas selama 2 -Kristal mengendap ( warna biru
hari sampai terbentuk endapan muda )
-Endapan dipisahkan dikeringkan dan
ditimbang -Berat kertas saring = 0,3189 g
-Berat kristal = 1,6996g-
-Endapan dihitung rendemennya 0,3189g=1,3807
1. Pembuatan gaam rangkap kupri ammonium sulfat
Perlakuan Pengamatan
-CusO4.H2O ditimbang =2,5032 g -Kristal berwarna biru muda
-Kristal dilarutkan dalam 5 ml ammonia pekat -Larutan berwarna biru tua
-Larutan ditambah etil alkohol melalui dinding -Terbentuk dua lapisan, bwah biru
gelas tua ; atas bening
-Ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan dua -Kristal mengendap (warna ungu)
-Endapan terpisah dengan filtrat
hari
-Endapan dipisahkan dan dicuci dengan
campuran ammonia: etanol (1:1) -Berat kertas saring = 0,3385 g
-Dicuci dengan etanol -Berat endapan = 2,4930 g-
-Dikeringkan dan ditimbang
0,3385 g = 2,1545 g
Perlakuan Pengamatan
Sedikit CuSO4 + 5 mL akuades Larutan berwarna biru muda (++)
Sedikit garam A + 5 mLakuades Larutan berwarna biru muda (+)
Sedikit garam B + 5 mLakuades Larutan Ungu
Dipanaskan, larutan percobaan A A = Warna tetap
B = coklat + endapan coklat
dan B
B. Perhitungan
Mol NH3
Reaksi
C. Pembahasan
Percobaan ini adalah mengenai pembuatan garam rangkap dan garam
kompleks. Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, prosesnya
disebut netralisasi dimana sejumlah asam dan basa murni yang ekivalen
dicampur dan larutannya diuapkan sehingga akan tertinggal suatu kristal
yang tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa (Vogel, 1990).
Garam rangkap dibentuk jika dua garam mengkristal bersamaan dalam
perbandingan mol tertentu, dan dalam larutan garam rangkap akan
terionisasi menjadi ion-ion komponennya (Rivai, 1995). Garam-garam yang
memiliki ikatan koordinasi (garam-garam yang dapat membentuk ion-ion,
salah satunya ialah ion kompleks disebut garam kompleks) (Sukardjo,
1985).
Percobaan yang pertama adalah pembuatan garam rangkap kupri
ammonium sulfat. Ammonium sulfat ditimbang 1,0054 gram dan CuSO 4
ditimbang 2,5039 gram. Ammonium sulfat dan CuSO4 selanjutnya dilarutkan
dalam 10 ml aquades sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru.
Garam ammonium sulfat merupakan garam yang kristal stabil dari ion NH4+
tetrahedral yang kebanyakan larut dalam air. Garam dari asam kuatnya
terionisasi sebelumnya dan larutannya sedikit bersifat asam, reaksi yang
terjadi :
Jika reagensia yang diberikan berlebihan maka endapan dapat larut kembali dan
warna menjadi biru tua, yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks
tetraamino kuprat (II).
Kristal yang dihasilkan berwarna biru muda. Zat yang menyerap warna
pada panjang gelombang tertentu dari sinar tampak, maka zat itu akan
meneruskan warna komplementer yang nampak pada mata kita. CuSO 4 anhidrat
berwarna biru karena menyerap sinar inframerah, CuSO 4. 5H2O biru karena
menyerap warna kuning, Cu(OH)2(NH3) 4]2+ berwarna biru karena menyerap
warna hijau kekuningan (Soekardjo, 1985). Warna biru yang terjadi disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks tetraamin tembaga(II) [Cu(NH3) 4]2+. Struktur
dari garam rangkap kupri ammonium sulfat ini adalah.
SO4
NH3 NH3
SO4 Cu SO4
NH3 NH3
SO4
Sebenarnya ada dua molekul H2O dalam kompleks tersebut, namun jaraknya
terhadap ion pusat sangat jauh disbanding dengan tempat NH3 yang ada. Garis
putus-putus yang menghubungkan SO4 dengan Cu merupakan valensi primer
dimana SO4 ada diluar daerah koordinasi sehingga mudah putus dan terbentuk ion
[Cu(NH3) 4]2+. .Hal ini menunjukan bahwa garam rangkap jika dilarutkan dalam
air akan terionisasi (Soekardjo, 1985).
Cu
H3N NH3
( vogel, 1990)
VII. KESIMPULAN
Sifat dari garam kompleks yakni jika dilarutkan dalam air akan terurai
menjadi kompleks dan ionnya, sedangkan sifat garam rangkap jika dilarutkan
dalam air akan terionisasi menjadi ion- ion pembentuknya.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI press, Jakarta.
Day, M.C dan J. Selbin, 1993, Kimia Anorganik Teori, UGM Press, Yogyakarta.
Khopkar, S.M, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Rivai, H, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia Edisi Pertama, UI, Jakarta.
Sukardjo, 1985, Kimia Koordinasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Vogel, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif makro dan Semi Mikro Jilid
1, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Endapan
- Dipisahkan
- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dihitung rendemen
Rendemen
Endapan
- Dipisahkan
Sedikit CuSO4
Hasil
Hasil Hasil
Jawaban Peranyaan
1. Apabila garam rangkap kupri ammonium sulfat dilarutkan dalam air maka
akan terionisasi menjadi Cu2+, NH4+, dan SO42-, sedangkan garam
kompleks tetraamin tembaga(II) sulfat dilarutkan dalam air akan
terionisasi menjadi [Cu(NH3)4]+ dan SO42-.