DOWN SYNDROME
Translokasi Kromosom 21
b. Mosaik adalah bentuk kelainan yang paling jarang terjadi, dimana hanya beberapa sel saja
yang memiliki kelebihan kromosom 21 (trisomi 21). Bayi yang lahir dengan sindrom
Down mosaik akan memiliki gambaran klinis dan masalah kesehatan yang lebih ringan
dibandingkan bayi yang lahir dengan sindrom Down trisomi 21 klasik dan translokasi.
Trisomi 21 mosaik hanya mengenai sekitar 2-4% dari penderita sindrom Down (Dawes,
2014)
c. Trisomi 21 klasik adalah bentuk kelainan yang paling sering terjadi pada penderita
sindrom Down, dimana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21. Angka
kejadian trisomi 21 klasik ini sekitar 94% dari semua penderita sindrom Down (Staff,
2015)
Kelainan kromosom 21
1.3 Etiologi
Down Syndrome biasanya disebabkan karena kegagalan dalam pembelahan sel atau
disebut nondisjunction. Tidak diketahui mengapa hal ini dapat terjadi. Namun, diketahui
bahwa kegagalan dalam pembelahan sel ini terjadi pada saat pembuahan dan tidak berkaitan
dengan apa yang dilakukan ibu selama kehamilan.
Menurut National Down Syndrome Society pada tahun 2012 menjelaskan beberapa
faktor yang menyebabkan Nondisjunction sebagai berikut :
a. Penuaan sel telur. Dimana peningkatan usia ibu berpengaruh terhadap kualitas sel telur.
Sel telur akan menjadi kurang baik dan pada saat terjadi pembuahan oleh spermatozoa,
sel telur akan mengalami kesalahan dalam pembelahan
b. Gangguan fungsi tiroid. Dibeberapa penelitian ditemukan adanya hipotiroid pada anak
dengan sindrom Down termasuk hipotiroid primer dan transien, pituitary-hypothalamic
hypothyroidism, defisiensi thyroxin-binding globulin (TBG) dan kronik limfositik
tiroiditis. Selain itu, ditemukan pula adanya autoimun tiroid pada anak dengan usia lebih
dari 8 tahun yang menderita sindrom Down
c. Umur ibu. Wanita dengan usia lebih dari 35 tahun lebih berisiko melahirkan bayi dengan
sindrom Down dibandingkan dengan ibu usia muda (kurang dari 35 tahun). Angka
kejadian sindrom Down dengan usia ibu 35 tahun, sebesar 1 dalam 400 kelahiran.
Sedangkan ibu dengan umur kurang dari 30 tahun, sebesar kurang dari 1 dalam 1000
kelahiran. Perubahan endokrin, seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya
kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol sistemik, perubahan
konsentrasi reseptor hormon, dan hormon LH (Luteinizing Hormone) dan FSH
(Follicular Stimulating Hormone) yang secara tiba-tiba meningkat pada saat sebelum dan
selama menopause, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya nondisjunction.
Selain nondisjunction, penyebab lain dari sindrom Down adalah anaphase lag. Yaitu,
kegagalan dari kromosom atau kromatid untuk bergabung ke salah satu nukleus anak yang
terbentuk pada pembelahan sel, sebagai akibat dari terlambatnya perpindahan/pergerakan
selama anafase. Kromosom yang tidak masuk ke nukleus sel anak akan menghilang. Ini
dapat terjadi pada saat meiosis ataupun mitosis (Wong et al, 2015)
Manajemen bedah yang tepat untuk kondisi yang terkait harus disediakan, sebagai
berikut:
a. Pengobatan bedah anomali jantung yang tepat waktu sangat penting untuk
kelangsungan hidup optimal
b. Perbaikan bedah yang tepat diperlukan untuk anomali gastrointestinal (GI),
atresia duodenal dan penyakit Hirschsprung paling umum.
c. Intervensi bedah mungkin diperlukan untuk menstabilkan segmen atas tulang
belakang servikal jika defisit neurologis secara klinis signifikan
d. Katarak kongenital harus segera diekstraksi setelah lahir dan koreksi berikutnya
dengan kacamata atau lensa kontak yang disediakan
e. Manajemen jalan napas anestesi yang hati-hati diperlukan karena risiko
instabilitas tulang belakang yang terkait Adenotonsilektomi dapat dilakukan
untuk mengatasi sumbatan jalan napas saat tidur.
1.8 Komplikasi
a. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
b. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan)
2. Asuhan Keperawatan Anak dengan Down Syndrome
1. Pengkajian
a. Biodata (pasien, penanggungjawab)
b. Riwayat kesehatan (sekarang, dahulu, imunisasi, persalinan)
c. Lakukan pengkajian fisik
d. Lakukan pengkajian perkembangan
e. Dapatkan riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau anak lain mengalami
keadaan serupa
f. Observasi adanya manifestasi Sindrom Down:
Karakeristik Fisik (Paling sering terlihat)
a. Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar
b. Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata miring ke atas dan keluar)
c. Hidung kecil dengan batang hidung tertekan kebawah (hidung sadel)
d. Lidah menjulur kadang berfisura
e. Mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
f. Palatum berlengkung tinggi
g. Leher pendek tebal
h. Muskulatur Hipotonik (perut buncit, hernia umbilikus)
i. Sendi hiperfleksibel dan lemas
j. Tangan dan kaki lebar, pandek tumpul.
k. Garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan
Intelegensia / pemikiran
a. Bervariasi dan retardasi hebat sampai intelegensia normal rendah
b. Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang
c. Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
Anomaly congenital (peningkatan insiden)
a. Penyakit jantung congenital (paling umum)
b. Defek lain meliputi: agenesis renal, atresia duodenum, penyakit hiscprung, fistula esophagus,
subluksasi pinggul. Ketidakstabilan vertebra servikal pertama dan kedua (ketidakstabilan
atlantoaksial)
Masalah Sensori (seringkali berhubungan)
a. Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)
b. Strabismus
c. Myopia
d. Nistagmus
e. Katarak
f. Konjungtivitis
Pertumbuhan dan perkembangan seksual
a. Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya obesitas
b. Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya
c. Infertile pada pria, wanita dapat fertile
d. Penuaan premature umum terjadi, harapan hidup rendah
2. Masalah Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Resiko cedera
c. Resiko infeksi
d. Risiko keterlambatan pertumbuhan tidak proporsional
e. Risiko keterlambatan perkembangan
f. Defisiensi pengetahuan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurang asupan makan
b. Risiko cedera b.d kelemahan otot
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekresi yang tertahan
g. Risiko keterlambatan pertumbuhan tidak proporsional
d. Risiko keterlambatan perkembangan
e. Defisiensi pengetahuan orang tua b.d perawatan pada anak dengan down syndrome
Indikator 1 2 3 4 5
Asupan cairan 100 ml/ 300 500 ml/ 1-1,5 liter/ 1,6-2
hari ml/hari hari hari liter
perhari
Indikator 1 2 3 4 5
Indikator 1 2 3 4 5
1. Identifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang berpotensi untuk jatuh
2. Identifikasi karakteristik lingkungan yang menungkatkan potensi jatuh (seperti lantai yang
licin)
3. Tempatkan tanda untuk mengingatkan staf jika pasien sedang dalam resiko jatuh
NIC: Manajemen Lingkungan
Indikator 1 2 3 4 5
Mengindentifikasi kelompok
sebaya dengan jenis kelamin yang
sama
Clark H, medical reviewer. Translocation Down Syndrome [Internet]. c2015 [Updated 2015 Jan 1;
cited 2017 November 07]. Available from:
http://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P0
2153
Dawes CG. Mosaic Down’s Syndrome [Internet]. c2014 [Updated 2014 Nov 25; cited 2015 2017
November 07]. Available from: http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=mosaic-
down-syndrome-90 P02133
Mundakel, G. T. 2017. Down Syndrome. State University of New York Downstate Medical Center.
https://emedicine.medscape.com/article/943216-overview. Diakses Senin, 6 November 2017.
National Down Syndrome Society. What Is Down Syndrome [Internet]. c2012 [Cited 2017 November
07]. Available from: http://www.ndss.org/Down-Syndrome/What-Is-Down-Syndrome/
Staff H. Classification of Down Syndrome [Internet]. c2011 [Updated 2011 July 20; cited 2017
November 07]. Available from: http://www.uofmhealth.org/health-library/hw152695
Wong E, Chaudhry S. Aneuploidy and Non-disjunction [Internet]. c2012-2015 [Updated 2015; cited
2017 November 07]. Available from: http://www.pathophys.org/aneuploidy/