Anda di halaman 1dari 4

Bandar udara atau bandara merupakan sebuah tempat untuk berlabuhnya pesawat

terbang. Dikutip dari salah satu web (https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara) definisi


bandara sendiri adalah merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas
landas dan mendarat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa
Pura adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk
masyarakat. Bandar udara di Indonesia terletak hampir diseluruh kota-kota besar yang ada di
Indonesia. Namun, ada beberapa bandar udara yang merupakan bandar udara internasional,
yaitu Bandara Iskandar Muda di Aceh, Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Bandara
Djuanda di Surabaya, Bandara Sultan Hassanudin di Makasar dan lain sebagainya.

Bandar udara merupakan salah satu jenis bangunan bentang lebar. Definisi Bangunan
bentang lebar sendiri yang dikutip dari salah satu web (Prima, Barley; 2014; Teknik
Bangunan Bentang Lebar; https://www.slideshare.net/barleyprima/teknik-bangunan-bentang-
lebar; diakses 3 Januari 2014) adalah bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang
bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Pada umumnya konstruksi bangunan
bentang lebar ini dibagi menjadi dua, yaitu bangunan bentang lebar sederhana dan kompleks.
Bangunan bentang lebar sederhana merupakan sebuah konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bangunan bentang lebar kompleks merupakan
sebuah konstruksi yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan
penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Struktur bentang lebar dibagi menjadi beberapa sistem struktur (Schodek, 1998), yaitu :

1. Struktur rangka batang, yaitu konstruksi rangka batang merupakan konstruksi yang
dirancang untuk menumpu beban dan biasanya berupa struktur yang disambung jepit
penuh dan stasioner, serta memiliki gaya aksial berupa gaya tarik atau tekan.
2. Struktur furnicular (kabel), yaitu struktur yang menggunakan elemen tarik berupa
kabel, yang bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika
terjadi suatu perubahan besar atau arah gaya.
3. Struktur grid, yaitu jarak perletakan komponen-komponen perkuatan bangunan,
contohnya adalah kolom dan balok.
4. Struktur membran dan tenda, yaitu struktur yang menggunakan membran yang
memikul beban dengan mengalami tegangan tarik, dan struktur tenda adalah struktur
yang bekerja dengan memberikan gaya eksternal yang menarik membran.
5. Struktur cangkang, yaitu bentuk struktural tiga dimensi kaku dan tipis yang mempunyai
permukaan melengkung (Schodecik, 1998).

Konstruksi bangunan Bandara Sultan Hassanudin sebagai salah satu contoh bangunan
yang akan dipaparkan mengenai konsep struktur yang digunakannya. Struktur Kolom utama
penyangga atap Bandara Sultan Hasanuddin menggunakan konstruksi rangka baja, sedangkan
kolom yang menyangga plat lantai (lantai 2 dan 3) menggunakan kolom beton. Karena
bentang antar kolom memiliki bentang lebar (30 m) maka sistem pembalokan juga
menggunakan balok rangka. Hal ini untuk menghindari penggunaan balok beton dengan
dimensi yang besar. Sedangkan untuk atap terminal Bandara Internasional Hasanuddin
menggunakan struktur rangka baja (trust frame) yang berbentuk busur. Penutup atap
menggunakan material metal sheet jenis titanium. Terminal bandara ini dibagi menjadi 7
bagian untuk menghindari pergeseran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan.

Kegagalan konstruksi juga dapat terjadi saat pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi
berlangsung. Salah satu contohnya adalah seperti berita hangat yang akhir-akhir menjadi
sorotan media adalah kegagalan infrastruktur terowongan Bandara Soekarno-Hatta, pada
tanggal 5 Februari 2018. Dikutip dari salah satu website berita (Prabowo, Dani; 2018;
Ambruknya Perimeter Bandara Soekarno-Hatta Dianggap Kegagalan Bangunan;
http://properti.kompas.com/read/2018/02/08/131057021/ambruknya-perimeter-bandara-
soekarno-hatta-dianggap-kegagalan-bangunan), tembok tersebut ambruk setelah pekerjaan
konstruksi rampung dan telah dioperasikan penggunaannya. Seperti diketahui, di atas
terowongan itu terdapat jalur rel kereta Bandara Soekarno-Hatta.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto enggan
mengungkapkan dugaan awal penyebab ambruknya tembok parimeter yang dibangun PT
Waskita Karya (Persero) Tbk. Ia lebih memilih menunggu hasil investigasi yang akan
dilakukan tim yang dibentuk oleh Menteri PUPR. Akibat dari peristiwa tersebut dua orang
yang melintas dengan satu mobil sempat tertimbun tanah dan beton material terowongan
hingga salah satunya meninggal dunia.

Kegagalan konstruksi juga terjadi pada Bangunan Hanggar Bandar Udara Sultan
Hasanuddin, Marros, Makassar, pada hari Senin 9 Maret 2015 pukul 09.20 WITA berupa
collapse/ runtuh yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 5 (lima) orang dan puluhan
pekerja lain luka- luka, seperti pada kutipan (Pamungkas, Aji; 2015; Runtuhnya Hanggar
Bandara Makasar; http://jiwapamungkas.blogspot.co.id/2015/06/runtuhnya-hanggar-
bandara-makassar.html). Kejadian ini menambah panjang deretan kasus kegagalan konstruksi
yang terjadi dan menjadi catatan hitam di masyarakat konstruksi Indonesia.

Mengingat adanya korban jiwa maka kasus ini memasuki ranah pidana, proses hukum
masih terus berjalan hingga saat ini. Bangunan ini adalah Hanggar Kalibrasi yang merupakan
tempat untuk pesawat yang digunakan dalam proses tera/ uji peralatan navigasi bandar udara.
Total biaya/ anggaran yang dialokasikan adalah Rp 46 Milyar. Tahap perencanaan
dilaksanakan pada 11 April – 11 Juni 2014 (2 Bulan). Sedangkan pelaksanaan konstruksi
dimulai sejak 14 Juli 2014. Lebar 60 m dan panjang 90 m. Atap menggunakan struktur
rangka baja. Pondasi sumuran dan kolom beton. Pada saat keruntuhan progress pekerjaan
mencapai 78%.

Secara garis besar bahwa kalau terjadi sebuah kegagalan konstruksi di dalam
pengerjaan bangunan maka dapat dipastikan terjadi sebuah kesalahan, utamanya dari sisi
teknis. Fakta yang menarik adalah sejak tahun 1990-an, di Indonesia belum pernah ada lagi
pekerjaan hanggar dengan atap free standing bentang panjang. Hanggar terakhir yang pernah
dibangun adalah hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) Bandara Soekarno-Hatta. Oleh
karena itu sepertinya proyek ini (dengan kegagalannya) menjadi sarana belajar –tentu saja
dengan cara buruk dan mahal- untuk kedepannya dapat diambil pembelajarannya terutama
bagi para enginer Indonesia di masa depan.
Sumber Referensi :

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara
2. https://www.slideshare.net/barleyprima/teknik-bangunan-bentang-lebar
3. https://www.academia.edu/16895800/TUGAS_BESAR_STRUKTUR_KONSTRUKS
I_DAN_BENTANG_LEBAR_III_-
_BANGUNAN_BENTANG_LEBAR_BANDAR_UDARA_?auto=download
4. http://properti.kompas.com/read/2018/02/08/131057021/ambruknya-perimeter-
bandara-soekarno-hatta-dianggap-kegagalan-bangunan
5. http://jiwapamungkas.blogspot.co.id/2015/06/runtuhnya-hanggar-bandara-
makassar.html

Anda mungkin juga menyukai