Anda di halaman 1dari 26

FORENSIK BANGUNAN FLYOVER

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infrastruktur transportasi sudah mengalami banyak
perkembangan disetiap wilayah, terdapat pembangunan seperti flyover,
jembatan, jalan tol, dan lain sebagainya. Banyaknya infrastruktur
transportasi yang didirikan terkadang abai terhadap pemeliharaan
berkelanjutan, sehingga terdapat beberapa kerusakan pada bagian tertentu.
Maka diperlukan tindakan forensik untuk mengetahui penyebab kerusakan
dan dapat menentukan perawatan serta pemeliharaan yang sesuai dengan
kondisi eksisting.

Flyover adalah salah satu infrastruktur transportasi yang


menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau
melintang tidak sebidang yang tidak sama elevasi permukaannya. Dalam
perencanaan dan perancangan flyover, sebaiknya mempertimbangkan
fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis, dan estetika arsitektural
yang meliputi : aspek lalu lintas, aspek teknis, dan aspek estetika.

Walaupun demikian aspek yang harus ditekankan ketika flyover


telah dibangun adalah pemeliharaan dan pengelolaan yang harus terjamin
dan dikualifikasi setiap bulannya, hal ini menjadi salah satu jaminan penting
agar konstruksi tranportasi dapat menjamin mutu bahan yang tinggi, dan
waktu penggunaan yang lama. Sehingga pengguna jalan yang menggunakan
akses transportasi ini merasakan aman dan nyaman ketika melewatinya.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan survei yang dilakukan pada flyover ini adalah untuk
mengetahui kondisi flyover meliputi :

1. Melakukan kajian terhadap standar teknis terkait dengan praktik


forensik bangunan di infrastruktur transportasi khususnya flyover

BRILLIANA MUTIARA 2
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

2. Melakukan pemeriksaan visual dan pemeriksaan secara detail


menggunakan metode survei
3. Melakukan analisis data sehingga diperoleh kondisi flyover dan
penyebab kerusakan pada flyover

1.3. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Mahasiswa mampu memahami standar teknis terkait dengan praktek


forensik bangunan di infrastruktur transportasi khususnya flyover
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan secara detail menggunakan
metode survei secara visual
3. Mahasiswa dapat menganalisis data sehingga diperoleh kondisi flyover
dan penyebab kerusakan pada flyover

BRILLIANA MUTIARA 3
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

BAB II
METODOLOGI
2.1. Persiapan
Dalam tahap persiapan ini disusun hal – hal penting yang harus
segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan.
Tahap persiapan ini meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Studi pustaka terhadap materi desain untuk menentukan garis besarnya


2. Menentukan kebutuhan data
3. Survei pada orang – orang sekitar yang dapat dijadikan narasumber data
4. Survei lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi
infrastruktur

2.2. Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan bagian pokok dari suatu penelitian,
dalam pengumpulan data peranan instansi yang terkair sangat diperlukan
sebagai pendukung dalam memperoleh data data yang diperlukan. Adapun
hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah :

1. Jenis – jenis data


2. Lokasi diperolehnya data
3. Data yang dibutuhkan untuk diidentifikasi
Perlu dilakukan peninjauan langsung ke lokasi flyover yang akan di
identifikasi agar mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan. Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Metode Literatur yaitu mengumpulkan, mengidentifikasi, dan
mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan
2. Metode observasi dengan survei langsung ke lapangan, sehingga dapat
diketahui kondisi asli flyover di lapangan dan memperoleh gambaran
sebagai pertimbangan dalam perencanaan desain struktur

BRILLIANA MUTIARA 4
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

2.3. Studi Pustaka Komponen Struktur Flyover


2.3.1. Abutment
Abutment adalah bangunan bawah flyover yang terletak
pada kedua ujung pilar-pilar flyover, berfungsi sebagai pemikul
seluruh beban hidup (angina, kendaraan, dll) dan mati (gelagar, dll)
pada flyover. Abutment berfungsi untuk menerima beban-beban yang
diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi,
beban tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi dengan
aman sekaligus sebagai penahan tanah

Dalam perencanaan abutment selain beban-beban yang


bekerja juga diperhatikan pengaruh kondisi lingkungan seperti
angin, aliran air, gempa, dan penyebab-penyebab alam lainnya.
Selain itu faktor pemilihan bentuk atau jenis abutment yang
digunakan juga harus diperhatikan dengan teliti.

2.3.2. Pilar
Pilar/pier flyover adalah suatu konstruksi beton bertulang
yang menumpu diatas pondasi tiang-tiang pancang yang terletak di
tengah sungai atau yang lain yang berfungsi sebagai pemikul antara
bentang tepid an bentang tengah bangunan atas jembatan (SNI 2541,
2008). Pilar-pilar dapat berupa susunan rangka pendukung (trestle),
yaitu topi beton bertulang yang bertindak sebagi balok melintang
(cross beam) dengan kepala tiang tertanam pada topi, atau susunan
kolom, yang menggunakan sistem beton kopel (pile cap) yang
terpisah, sistem balok dan kolom melintang terpisah. Pilar (pier)
flyover berfungsi menyalurkan gaya-gaya vertikal dan horizontal
dari bangunan atas ke pondasi.

2.3.3. Perletakan Jembatan


Pada struktur suatu flyover, khusunya pada bangunan atas
(upper structur) terdapat suatu bagian yang disebut andas. Andas
merupakan perletakan jembatan yang memiliki fungsi sebagai
penahan beban berat vertikal dan horizontal, serta berfungsi sebagai

BRILLIANA MUTIARA 5
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

peredam getaran sehingga abutment tidak mengalami kerusakan.


Perletakan jembatan dapat menggunakan bantalan elastomer
(elastomeric bearing pads), digunakan sebagai penahan beban baik
secara vertikal maupun horizontal dan meredam getaran sehingga
kepala flyover tidak mengalami kerusakan.

“Elastomeric bearing pads” digunakan untuk perletakan


elastomer dibuat dari elastomer dan kepingan logam baja yang
disusun secara berlapis dan saling melekat kuat, serta diproses
dengan tekanan tinggi. Jenis elastomeric bearing pads ini disebut
dengan “steel reinforced laminated”. Didesain dengan spesifikasi
khusus sehingga mampu menahan pemuaian dan kontraksi akibat
perubahan temperature, rotasi, perubahan kemiringan, dan
penyusutan pada elemen struktur.

2.3.4. Gelagar Memanjang


Gelagar memanjang disebut juga dengan balok girder.
Balok memanjang merupakan balok utama yang menahan beban dari
lantai kendaraan serta beban kendaraan yang melewati flyover
tersebut dan beban-beban tersebut disalurkan ke pondasi.
Pendimensian balok memanjang bergantung pada bentang flyover.
Girder disebut juga gelagar adalah balok yang terhampar secara
memanjang ataupun melintang. Fungsi dari balok ini yaitu menerima
dan menyalurkan beban yang bekerja pada struktur atas flyover serta
meneruskannya pada bagian bawah flyover.

2.3.5. Expantion Joint/Siar Muai


Siar Muai adalah bahan yang dipasang di antara dua bidang
lantai beton untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku dan dapat
juga pada pertemuan antara konstruksi jalan pendekat sebagai media
lalu lintas yang akan melewati flyover supaya pengguna jalan merasa
aman dan nyaman. Terdapat 2 model dari Siar Muai, yakni joint
terbuka dan joint tertutup. Setiap model mempunyai jenis yang

BRILLIANA MUTIARA 6
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

beragam dan setiap jenisnya mempunyai spesifikasi yang berbeda.


Analisis biaya, waktu, dan mutu dilakukan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis Siar Muai.
Didapatkan 2 jenis Siar Muai yang memenuhi kriteria dari analisa
yang dilakukan. Analisa pemilihan jenis siar muai dilakukan untuk
jenis Butt Joint dan Asphaltic Plug Joint.

BRILLIANA MUTIARA 7
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

BAB III
PREDIKSI KERUSAKAN
3.1. Identifikasi Resiko Kerusakan bagi Masa Depan
Resiko kerusakan pada suatu konstruksi selalu mengiringi
perjalanan kelayakan bangunan infrastrukstrur. Dalam setiap detail bagian
bangunan infrastruktur terdapat resiko besar maupun kecil apabila
kerusakan tidak segera ditangani. Diperlukan sebuah pendekatan
manajemen resiko kerusakan untuk mengetahui dan mengendalikan resiko
yang bertujuan untuk mengetahui kerusakan-kerusakan secara signifikan
terhadap infrastruktur bangunan tersebut. Resiko kerusakan dominan yang
paling sering terjadi harus ditangani lebih awal, sebab dapat mempengaruhi
keselamatan dan kualitas struktur lainnya.

Maka dari itu pemeliharaan dan perawatan terhadap flyover harus


dilaksanakan serutin mungkin. Sebab pergeseran kualitas dan struktur dari
flyover mampu mempengaruhi fleksibilitas flyover, yang setiap hari nya
masih aktif digunakan oleh kendaraan bermuatan banyak dan memiliki
beban yang berat. Jika tetap diabaikan setiap kerusakan kecil, tentu akan
menyebabkan kerugian biaya dan membahayakan keselamatan jiwa.
Prediksi kerusakan pada jalan flyover pada umumnya telah diklasifikasikan
menjadi kerusakan ringan, sedang, dan berat. Sehingga dalam pemilahan
dan prioritas perbaikan bisa dilakukan yang mana yang perlu dilakukan
penanganan terlebih dahulu.

Walaupun proyek pembangunan telah selesai dilakukan, dan umur


dari bangunan telah lampau, tetap harus dilakukan assessment untuk
memperpanjang standar kualitas dari bangunan. Proses perbaikan juga harus
memperhatikan kondisi lalu lintas jalan, apakah pihak pengelola
menggangu jalannya lalu lintas yang berlalu lalang. Kerusakan yang terjadi
harus segera diperbaiki, maka dari itu tanggung jawab semua pengguna
jalan untuk melaporkan kerusakan yang terjadi jika sudah melapor kepada
dinas terkait akan dlilakukan peninjauan dan perbaikan secepatnya.

BRILLIANA MUTIARA 8
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

3.2. Prediksi Kerusakan pada Bagian Fly Over


Keberadaan flyover sangat terkait dengan peningkatan volume
kendaraan. Jika suatu ruas jalan dengan persimpangan mengalami
peninggian kapasitas lalu lintas, maka akan menimbulkan kerusakan pada
aspal jalan karena beban yang melewati juga berpengaruh. Beberapa contoh
kerusakan pelat atas yang seringkali terjadi antara lain :

- Kerusakan bearing pad


- Korosi pada baja tulangan
- Gompal pada permukaan beton
- Retak pada girder, pierhead, dan kolom
- Terjadi deformasi settlement pada abutment atau pier
- Kerusakan bangunan pelindung flyover
- Kerusakan komponen flyover
Selain kerusakan pada pelat atas, pada komponen pelindung dari
jembatan juga mengalami kerusakan yang signifikan, diperlukan
instrumentasi dalam melakukan maintenance antara lain :
- Melakukan pemeriksaan secara visual pada struktur pilar, pier head,
girder, dan pondasi hasil pemeriksaan secara visual akan diperoleh
sttruktur yang memerlukan pemeriksaan khusus
- Melakukan dokumentasi kondisi jembatan dengan kamera sebagai
dokumentasi dan dasar rekomendasi selanjutnya
- Melakukan pemilihan struktur yang akan diuji secara khusus untuk
kelayakan teknis nya.
Beberapa kerusakan yang seringkali terjadi dan membutuhkan
pemeriksaan secara rinci antara lain :
- Pengamatan flyover sewaktu jam sibuk lalu lintas, untuk melihat apakah
terdapat lendutan dan getaran yang berlebihan
- Pemeriksaan rangka yang rusak, hilang, berubah bentuk, karat atau
lapuk
- Pemeriksaan perletakan dan penahan gempa

BRILLIANA MUTIARA 9
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

- Pemeriksaan bagian sisi bawah lantai beton untuk melihat apakah


terdapat retak, selimut beton cukup, adanya bukti terjadinya pengaratan
pada tulangan
- Pemeriksaan kemungkinan hilang, rusak atau lapuknya bagian tertentu
- Mengamati kualitas lapis permukaan lantai, terutama pada siar muai
antara dinding kepala jembatan dan lantai, supaya dapat diketahui
kerusakan apa yang mempunyai pengaruh berlebih dan membatasi lalu
lintas
- Pemeriksaan saluran air pada permukaan lantai dan jalan pendekat,
termasuk tanaman serta sampah yang mungkin mengakibatkan
pengumpulan air
- Pemeriksaan siar muai dan karetnya
- Pemeriksaan sandaran apakah ada yang rusak, longgar, hilang atau
berkarat
- Pemeriksaan apakah ada ujung balok yang rusak

BRILLIANA MUTIARA 10
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN
4.1. Data Teknis Flyover
Nama jembatan : Flyover Winongo Madiun
Alamat/lokasi : Jalan Babat – Caruban RingRoad Madiun Jawa Timur
Properties : Panjang bentang : 5km
Lebar jembatan : 17 m
Pengelola jembatan : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kota Madiun
Tahun pembangunan : 2002 pembangunan selesai 2003
Status SLF : Kondisi masih digunakan sebagai jalan alternative Surabaya
Struktur Utama : Struktur Atas : Trotoar, pelat lantai, balok prategang, diafragma, dan deck slab
Struktur Bawah : Abutment fly over dan pondasi
Elemen struktur yang : 1. Abutment
diperiksa 2. Pilar
3. Perletakan (sendi/rol/elastomer)
4. Struktur jembatan/flyover (bisa disebutkan terdiri dari berapa bentang dan
perkiraan panjang tiap bentangan)

BRILLIANA MUTIARA 11
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

a. Jembatan rangka baja : gelagar memanjang, gelagar melintang, ikatan


angin, lantai kendaraan, plat boundex
b. Jembatan beton : gelagar memanjang, diafragma, plat dek, lantai
kendaraan, dll
5. Ekspantion joint (siar muai)
6. Approach road (jalan pendekat)
a. Dinding penahan tanah
b. Dinding pelindung/railling
7. Lampu penerangan jembatan
8. Elemen yang lain (optional-bila terdapat elemen yang belum disebutkan di atas) :
guard rail, trotoar, median jalan,

BRILLIANA MUTIARA 12
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

4.2. Forensik Flyover


No. Elemen struktur Hasil observasi Kerusakan elemen Alternatif perbaikan
struktur kerusakan
1 Abutment Kondisi abutment yang Kerusakan pada Melakukan
saat ini ada adalah pengikisan struktur pembersihan,pengecatan
banyak mural akibat ditumbuhi oleh ulang untuk
disepanjang abutment, tanaman liar dan lumut membersihkan dari
abutment ditumbuhi oleh sehingga mudah rapuh gambar mural, serta
semak semak liar yang pengikisan dinding
membuat struktur beton untuk menghilangi
menjadi berlumut dan jamur, penyemprotan
rapuh. racun rumput agar tidak
ditumbuhi lagi.

BRILLIANA MUTIARA 13
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

2 Pilar Pilar yang terpasang Pada bagian paling Penambalan ulang


memiliki kondisi yang bawah yang menyentuh sedikit menggunakan
masih kokoh, namun permukaan tanah terjadi adukan semen.
pada bagian lapisan sedikit rapuh dan cuil
permukaan terjadi pada bagian bagian kecil,
lumutan, selain itu pada jika dibiarkan akan
bagian bawah yang dekat melebar.
dengan permukaan tanah
terlihat rapuh dan retak.

BRILLIANA MUTIARA 14
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

3. Perletakan jembatan Elastomer bearing pad Kondisi yang seharusnya Melakukan pelumasan
terpasang pada setiap utuh dan padat, terlihat pada elastomer,
pertemuan gelagar berlobang dan tidak menjauhkan dari
memanjang dan setebal dulu lagi, namun rembesan air agar tidak
abutment. Setiap elemen pada setiap perletakan membuat terkikis
elastomer bearing pad gelagar masih lengkap dengan memperbaiki
masih pada kondisi baik setiap elastomer nya. sistem yang
dan tumpukan lapis mengalirkan air.
masih lengkap tidak ada
yang kosong (2 lapis)

4. Struktur Jembatan (bisa dipilih sesuai Gelagar memanjang Tidak ada kerusakan Melakukan maintenance
struktur pada obyek)
memiliki bercak bercak terlihat masih kokoh setiap bulan, serta
- Gelagar memanjang
hitam diakibatkan oleh dengan keterangan pembersihan dari jamur
jamur dan lumut. Selain tulisan kekuatan yang jamur warna hitam.

BRILLIANA MUTIARA 15
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

itu keretakan yang dicek secara berkala oleh


terjadi hanya pada pemerintah
bagian pinggir saja dan
beberapa ada yang cuil
sedikit karena getaran
beban kendaraan
diatasnya.

5 Expantion joint/siar muai Kondisi nya penuh Letak nya antar Untuk mnambah
tambalan, dan sedikit expantion joint 25 m ketebalan dilakukan
berlubang pada bagian jumlah nya yakni 15 dari pengaspalan khusus

BRILLIANA MUTIARA 16
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

sambungan dengan deck sepanjang fly over, dan untuk mempertebal dan
asphalt dan approach kondisi kerusakan hanya timbul kembali.
asphalt. Tidak terlalu tambalan yang tidak rapi
menonjol dan terlihat dan sudah aus tidak
lagi struktur nya dijalan timbul lagi.
karena sering dilindas
oleh kendaraan
kendaraan muatan besar.

BRILLIANA MUTIARA 17
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

7 Barrier and railing Kondisi masih bagus dan Tidak ada kerusakan dan Melakukan pengecekan
utuh, hanya saja karena masih terlihat tanpa dan pemantauan kualitas
tempat jauh diatas jamur. Karena faktor kondisi setiap bulan
sehingga untuk melihat ketinggian tempat, dan sebagai program kerja
kondisi secara detail sulit selalu terkena pana, maintenance
diidentifikasi. Namun sehingga struktur dan infrastruktur
jika dilihat dari bawah tampilannya masih transportasi.
hanya bercak hitam dan terlihat kokoh.
jamur yang terlihat.

8 Sidewalks Pada bagian awal paving Kerusakan pada paving Melakukan pemasangan
masih tertata dengan rapi yang hilang dan ulang paving,
dan lengkap, namun ditumbuhi rumput melakukan pengkajian
semakin ketengah sehingga menyebabkan ulang terhadap lebar

BRILLIANA MUTIARA 18
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

paving banyak yang kondisi side walks tidak fasilitas pejalan kaki,
hilang dan ditumbuhi ideal untuk digunakan. sebab fasilitas ini
oleh rumput rumput liar. Selain itu lebar yang penting untuk
Terlihat pula bagian sisi cukup kecil hanya sekitar menghindari terjadinya
yang tidak lurus dan 100 cm lebarnnya tidak kecelakaan tabrak lari
bengkok. cukup untuk pejalan kaki.
persimpangan 2 orang.

BRILLIANA MUTIARA 19
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

9 Median jalan Masih tertata dengan Warna cat sebagai Melakukan pengecatan
baik dan lurus. Hanya penanda median jalan ulang warna yang
saja warna cat dari kejauhan mulai mencolok untuk
mengelupas sehingga pudar karen curah hujan memberikan tanda
warna tidak terlalu dan panas yang tinggi. pembagi jalan bagi
terang lagi hanya samar Beberapa beton median pengguna jalan, oleh
samar warna kuning dan juga rusak karena karena jalan merupakan
hitam. tertabrak kendaraan yang jalan kab/kota sering
melaju dengan kecepatan dilewati oleh bis dan
tinggi. truk yang ugal ugalan

BRILLIANA MUTIARA 20
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

10 Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan Pada beberapa lampu Segera mengganti
masih terlihat bagus dan terdapat bagian lubang bagian yang hilang
hidup sepanjang jalan, tiang yang hilang tersebut dengan bahan
hanya saja kabel lampu penutup sistem kabelnya lain agar kabel tidak
ada yang keluar dan sehingga terlihat dari rusak. Walaupun kondisi
tidak ditata dengan baik, luar dan riskan terkena lampu menyala semua,
karena bagian kabel air hujan yang mampu tingkat terang tidaknya
terdapat tutup nya yang menyebabkan konsleting lampu harus di cek
hilang di beberapa secara berkala.
lampu, rentan terjadi
pencolongan dan
pemutusan lampu.
11 Deck Asphalt Jalan berlubang dan Kerusakan lubang yang Melakukan penambalan
bergelombang sepnajang cukup besar dibagian dengan aspal tambahan,
fly over disebabkan beberapa titik, jalan pengecekan berkala dari
karena konstuksi yang bergelombang, dan dinas PUPR, dan
telah berumur lama dan terdapat retak penggunaan rambu lalu
beban yang semakin memanjang pada lintas untuk
melebihi kapasitas. permukaan jalan memperingatkan warga

BRILLIANA MUTIARA 21
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

agar berhati hati


melewati jalan ini.

BRILLIANA MUTIARA 22
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan Sementara
Observasi pengamatan secara visual telah menghasilkan suatu
konkulusi sementara bahwa keadaan flyover ringroad barat Madiun ini pada
kondisi baik baik saja. Namun perlu dilakukan perawatan dan perbaikan
pada bagian-bagian tertentu. Kerusakan yang terjadi rata-rata adalah
ditumbuhinya tanaman, terdapat banyak nya mural di dinding dan pilar,
serta adanya rembesan di beberapa dinding fly over. Kerusakan jika di ukur
dalam taraf rentang termasuk medium. Hal ini diambil jalan tengah sebab
belum ada yang mengalami kecelakaan akibat kerusakan pada jalan layang
ringroad barat ini.

Standar berdirinya suatu jalan layang dan kelengkapan komponen


flyover juga memenuhi peraturan SNI. Ketika melakukan pengamatan pada
bagian bawah flyover saat kendaraan melewati bagian atas struktur maka
flyover bergetar, hal ini menunjukkan bahwa kekuatan dari flyover masih
baik dan ideal untuk digunakan. Selain itu kondisi bagian bawah fly over
juga masih kokoh, tidak ada kerusakan pada gelagar memanjang dan pilar.
Namun, hanya lahan kosong yang berada dibawah flyover padahal jika
dimanfaatkan dapat digunakan sebagai lahan terbuka hijau. Kesimpulannya
pemerintah hanya perlu memperhatikan aspek estetika dan kebersihan
bangunan dari flyover saja.

5.2. Rekomendasi Tindak Lanjut


Tindak lanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki beberapa
komponen dari flyover yakni dengan beberapa pemeliharaan. Dalam
kegiatan manajemen pemeliharaan terdapat beberapa kebijakan, antara lain:

1. Pemeliharaan Kerusakan (Breakdown Maintenance)


Pemeliharaan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan
pemeliharan aset yang dioperasikan hingga rusak, kemudian baru
diperbaiki atau diganti. Kebijakan ini merupakan strategi yang sangat

BRILLIANA MUTIARA 23
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

kasar dan kurang baik karena dapat menimbulkan biaya tinggi,


keselamatan tidak terjamin, dan tidak ada perencanaan yang baik
(Sudrajat, 2011: 17). Menurut Tampubolon (2004:251), breakdown
maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah
terjadinya kerusakan atau kelainan pada aset sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik. Pada dasarnya aktivitas ini tidak tepat untuk
disebut aktivitas pemeliharaan. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah semua aktivitas yang tak terencana yang disebabkan oleh
kerusakan aset.
2. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan aset
yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan
yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat
menyebabkan aset mengalami kerusakan. Semua aset yang diberikan
perawatan pencegahan akan terjamin kelancarannya dan selalu
diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap digunakan pada
setiap saat, sehingga dapat 25 dimungkinkan pembuatan suatu rencana
dan jadwal pemeliharaan yang sangat cermat dan tepat (Sudrajat,
2011: 17).
Menurut Tampubolon (2004: 251), preventive maintenance
adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya
secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan seperti inspeksi,
perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian
dilaksanakan. Kegiatan pemeliharaan untuk mencegah terjadinya
kerusakan tak terduga yang menyebabkan fasilitas mengalami
kerusakan pada waktu digunakan.
Dalam praktek di lapangan, pemeliharaan preventif dapat
dibedakan sebagai berikut (Tampubolon, 2004: 251):
a. Routine maintenance
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin.

BRILLIANA MUTIARA 24
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

b. Periodic maintenance
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atau
dalam jangka waktu tertentu.
3. Pemeliharaan Terjadwal (Schedule Maintenance)
Pemeliharaan terjadwal merupakan bagian dari pemeliharaan
pencegahan. Perawatan ini bertujuan mencegah terjadi kerusakan dan
pemeliharaannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu
tertentu. Strategi pemeliharaan ini disebut juga sebagai pemeliharaan
berdasarkan waktu (time based maintenance) (Sudrajat, 2011: 17).
Menurut Tampubolon (2004: 252), keuntungan dari pemeliharaan
yang direncanakan (scheduled maintenance) adalah memperpanjang
umur aset, 26 jadwal pekerja yang lebih efektif, dan distribusi pekerja
yang lebih seimbang.
4. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan prediktif juga merupakan bagian dari
pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan prediktif ini dapat diartikan
sebagai strategi pemeliharaan dimana pelaksanaannya didasarkan
kondisi aset tersebut. Untuk menentukan kondisi aset dilakukan
tindakan pemeriksaan secara rutin, jika terdapat tanda atau gejala
kerusakan segera diambil tindakan perbaikan untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut (Sudrajat: 2011: 18). Menurut Tampubolon
(2004: 252), predictive maintenance adalah pemeliharaan dimana
dilakukan inspeksi terhadap aset untuk memprediksi terhadap
kerusakan yang akan terjadi.
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 41/PRT/M/2015 Tentang
Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan
disebutkan bahwa pemeliharaan flyover digolongkan dalam beberapa
macam pemeliharaan yaitu:
1. Pemeriksaan Inventarisasi, pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendaftarkan semua detail fisik flyover yang terkait yaitu

BRILLIANA MUTIARA 25
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

panjang, lebar, jenis konstruksi, fungsi lalu lintas dan sebagainya


dan dilaksanakan hanya sekali selama umur flyover.
2. Pemeriksaan Rutin, pemeriksaan yang dilakukan setiap tahun
untuk menjamin tidak adanya sesuatu yang tidak diharapkan
terjadi dan untuk memeriksa bahwa pemeliharaan rutin
dilaksanakan secara efektif.
3. Pemeriksaan Detail, pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi flyover serta elemennya guna
mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individual
flyover dan membuat urutan prioritas flyover sesuai dengan jenis
penanganannya.
4. Pemeriksaan Khusus, pemeriksaan yang dilakukan bilamana
pemeriksaan detail tidak yakin atas masalahnya atau tidak dapat
menganalisa kerusakan secara tepat dan pelaksanaannya
menggunakan alat bantu tertentu.
5. Pemeliharaan Rutin, kegiatan merawat serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan kecil/sederhana yang terjadi pada struktur
flyover agar didapat kondisi yang mantap sesuai dengan umur
rencana yang dapat diperhitungkan serta mengikuti ketentuan
yang berlaku.
6. Pemeliharaan Berkala, kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan
kondisi flyover dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana.

BRILLIANA MUTIARA 26
FORENSIK BANGUNAN FLYOVER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI

DAFTAR PUSTAKA

https://tsipilunikom.wordpress.com/2010/12/21/kegiatan-pemeliharaan-jembatan-
flyover-dan-underpass/
http://www.instran.org/index.php/component/content/article/793-pemeliharaan-
flyover-harus-rutin
https://fenderrubber.wordpress.com/2015/05/06/perletakan-jembatan-elastomeric-
bearing-pad/
https://www.sarjanasipil.my.id/2016/11/pengertian-abutment-pilar-jembatan.html
Laporan Pemeliharaan Flyover pada data teknis wilayah kota jawa tengah
Laporan Skripsi Pengamatan Kerusakan Flyover oleh Universitas di Luar Jawa

BRILLIANA MUTIARA 27

Anda mungkin juga menyukai