Anda di halaman 1dari 12

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai )

Created by : Muhammad Ananggadipa (081.0062)

2.1 Pendahuluan

A. Serangan Asam Urat

Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari
daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian
senyawa purin (sel tubuh yang rusak) yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, fecesc atau
keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai senyawa
natrium urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh. Karena
itu, serangan radang persendian yang berulang terjadi bila produksinya berlebihan. Atau terjadi
gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang kurang baik atau karena
peningkatan kadar asam urat di dalam darah sudah berlebihan yang disebut sebagai
hiperurisemmia (hyperuricemia). Kadar normal asam urat darah rata-rata adalah antara 3-7
mg/ml, dengan perbedaan untuk pria2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg.dl. Untuk mereka yang
berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut
sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl.

Pada sebagian orang yang beresiko, asam urat dalam kadar tinggi di dalam darah akan
mengendap di sendi sebagai kristal berbentuk jarum. Kristal itu dianggap sebagai benda asing
oleh tubuh, sehingga sistem imunitas melepaskan Ig G yang memanggil pasukan sel darah putih
untuk menumpas “pengganggu” tersebut. Akibatnya terjadilah penggumpalan pada kristal yang
merupakan bengkak yang mengganjal atau mencederai sendi. Hal inilah yang menyebabkan rasa
nyeri.

Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala
sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe
joiny). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari tangan.
Karena itu dikenal empat tahap gout :

a. Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan
pengobatan, tapi penderita harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan
melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup.
b. Akut. Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau
beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam hari,
dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian yang
terserang tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada persendian
tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari tapi bisa muncul kembali pada
interval yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama pada
penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis, sedang dilain pihak banyak pula
yang tak akan mengalaminya lagi.
c. Interkritikal. Tahap dimana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak
menentu.
d. Kronis. Tahap dimana kristal asam urat menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh
penderita.

Serangan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga dicetuskan oleh cedera
ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki, selain terlalu banyak makan
makanan yang mengandung senyawa purin, konsumsi alkohol, tekanan batin (stress) karena
infeksi atau efek samping dari obat-obat tertentu atau diuretik.

B. Sasaran Utama Asam Urat

1. Ujung jari. Kristal asam urat menyukai daerah yang bersuhu dingin seperti pada ujung
jari tangan dan kaki
2. Ibu jari. Hampir 90% serangan pertama adalah pada ibu jari terutama pada kaki
3. Sendi lutut dan pergelangan kaki
4. Daun telinga. Kristal asam urat sering mengendap di daun telinga berupa benjolan putih
yang mirip jerawat
5. Retina mata. Pengendapan asam urat mengakibatkan gangguan penglihatan
6. Saluran cerna. Asupan makanan tinggi purin menjadi penyebab utama dari serangan asam
urat
7. Ginjal. 2/3 dari asam urat dibuang melalui ginjal. Bila terjadi gangguan pada ginjal maka
kristal asam urat dapat mengendap pada ginjal dengan akibat terjadinya batu ginjal dan
gangguan fungsi ginjal
8. Jantung. Kristal asam urat dapat mengendap pada jantung dengan akibat gangguan fungsi
jantung

C. Gejala Asam Urat

Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sebuah sendi
saat tengah malam biasanya pada ibu jari kaki. Jumlah sendi yang meradang kurang dari 4, dan
serangannya pada satu sisi (unilateral). Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak dan
sangat nyeri. Gejala lain yang mungkin terjadi berupa :

1. Demam dengan suhu tubuh 38,3 derajat celcius atau lebih dan tidak menurun selama 3
hari.
2. Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah dan gusi berdarah
3. Diare dan muntah
4. Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan tiba-tiba

D. Menetapkan Diagnosis

The American Rheumatism Association menetapkan kriteria diagnostik untuk gout sebagai
berikut :
1. Adanya kristal urat dalam cairan sendi
2. Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung kristal
urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi
3. A. Lebih dari sekali mengalami artritis akut
B. Terjadi peradangan secara maksimal dalam 1 hari
C. Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari
D. Kemerahan disekitar sendi yang meradang
E. Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki terasa sakit dan bengkak)
F. Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal pertama
G. Serangan unilateral pada sendi tarsal
H. Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari vertilago articular di
kapsula sendi
I. Hiperurisemia pada asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl
J. Pembengkakan sendi secara asimetris
K. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh
Diagnostik gout ditetapkan bila ditemukan kriteria 1 dan-atau kriteria 2 dan –atau 6 insiden atau
lebih dari kriteria 3.

E. Penyebab
Dengan memahami terjadinya proses hiperurisemia dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
penyebab gout adalah :
1. Faktor keturunan dengan adanya riwayat artritis gout dalam silsilah keluarga
2. Meningkatnya kadar asam urat karna diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin
lainnya
3. Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karna alkohol merupakan sumber purin yang juga
dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal
4. Hambatan dari pembuangan asam urat karna penyakit terutama gangguan ginjal. Pasien
disarankan untuk minum air putih 2 liter setiap hari untuk mempercepat pembuangan urat
dan meminimalkan pengendapan urat di saluran kemih
5. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat terutama diuretik
6. Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan
virus yang lebih ganas
7. Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme tubuh, misalnya berupa polisitomia dan leukimia.
8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan.

Resiko asam urat akan meningkat jika terjadi pada usia diatas 40 tahun, terutama pada pria. Pada
wanita, hormon estrogen rupanya dapat memperlancar proses pembuangan asam urat dalam
ginjal. Oleh karna itu saat wanita mengalami menopause, yang umumnya juga mengalami
gangguan tulang, maka resiko terkena asam urat menjadi sama dengan pria.

F. Faktor Resiko Radang Sendi Asam Urat

1. Genetika/riwayat keluarga
2. Asupan senyawa purin berlebihan dari makanan
3. Konsumsi alkohol berlebihan
4. Berat badan berlebihan
5. Hipertensi, penyakit jantung
6. Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)
7. Gangguan fungsi ginjal
8. Keracunan kehamilan (preeklampsia)

G. Perawatan Sendiri

Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan, pengobatan dokter
dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.

Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan darurat, berikut:

1. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik berisi es) beberapa
jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri
akibat radang. Kalau perlu masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es.
Selimut atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut
sedang dalam keadaan yang sensitif.
2. Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa nyeri
3. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk membantu
mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin

H. Patofisiologi artritis gout

Adanya gangguan metabolisme purin

Akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah

Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh

Menimbulkan iritasi lokal pada sendi

Menimbulkan respons inflamasi


2.2 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Data Subjektif
a. Tanyakan keluhan nyeri, lokasi dan derajatnya
b. Bagaimana gejala awalnya dan cara penanggulangannya
c. Adakah riwayat gout di keluarga
d. Obat-obatan yang diperoleh
e. Anoreksia
f. Sakit kepala
2. Data Objektif : palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan,
pembengkakan/nodul dan kemerahan pada sendi. Periksa adanya demam.
3. Riwayat psikososial. Adanya nyeri pada persendian, pasien merasa cemas dan takut untuk
melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.
4. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah (asam urat meningkat, sel darah
putih meningkat selama fase akut). Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat.
Pemeriksaan rontgen pada daerah yang terkena pirai.
5. Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asam urat di dalam darah dan urin.
Pemeriksaan darah diperlukan diagnosa gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk
diagnosa batu ginjal. Kadar asam urat normal untuk pria antara 2,1-8,5 mg/dl dan wanita
2,0-6,6 mg/dl. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi rata-
rata kadar normal asam urat adalah 3,0-7,0 mg/dl. Bila lebih dari 7,0 mg/dl dapat
menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dl dapat
menyebabkan terjadinya batu ginjal.
Sebelum pemeriksaan, pasien dianjurkan puasa (tidak makan minum) paling tidak selama
4 jam sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan, yaitu diuretik, ethambutol, vinkristin, pirazinamid,
tiazid, analgesik (aspirin, paracetamol dan fenacetin), vitamin c dan levodopan. Begitu
pula makanan tertentu yang kaya purin.

B. Diagnosis Keperawatan

1. Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi


2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi
3. Kurang pengetahuan
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosis Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan


Nyeri yang berhubungan Meredakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri yang
dengan proses infeksi sendi dialami pasien
2. Jelaskan penyebab nyeri.
3.Dengan demikian pasien
dapat mengontrol nyeri
4.Anjurkan latihan relaksasi
dengan menghirup udara dari
hidung, tahan beberapa detik
dan hembuskan dari mulut
dengan bibir terkatup
5. Alihkan perhatian pasien
dengan memberi bahan
bancaan, menonton tv,
mendengarkan radio
6. pasang bidai pada sendi
yang inflamasi. Ini bertujuan
menyokong atau
mengimobilisasi sendi,
sehingga dapat mengurangi
nyeri
7. kolaborasi dalam pemberian
kodein untuk mengurangi
nyeri

Gangguan mobilitas fisik yang Meningkatkan mobilitas fisik 1. Kaji tingkat mobilitas fisik,
berhubungan dengan apakah sebagian atau total
gangguan fungsi sendi 2. Anjurkan latihan gerak
sendi atau ROM secara teratur
jika infeksi telah hilang atau
nyeri hilang
3. Ajarkan pasien untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-
hari secara bertahap. Hal ini
dimaksudkan untuk
memandirikan pasien dan
meningkatkan keprcayaan diri
4. Dekatkan alat-alat yang
diperlukan, sehingga mudah
dijangkau oleh pasien
5. Libatkan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-
hari
6. Anjurkan kepada pasien
untuk menggunakan alat bantu
berjalan jika akan melakukan
aktivitas di luar tempat tidur

Kurang Pengetahuan tentang Meningkatkan pemahaman 1. Kaji tingkat pemahaman


penyakit dan penangananya klien tentang penyakit dan pasien dan keluarga akan
penanganannya penyakit dan perawatannya
2. Beri penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang
penyakit dan perawatannya
3. Jelaskan program
pengobatan yang akan
dilakukan dan efek samping
obat yang mungkin timbul
4. Jelaskan pentingnya
melakukan latihan gerak sendi
(ROM)
5. Jelaskan pentingnya nutrisi
dan cairan untuk mempercepat
penyembuhan penyakitnya
6. Jelaskan waktu untuk
perawatan tindak-lanjut

Gangguan rasa nyaman atau Nyeri teratasi 1. Kaji intensitasi, letak dan
nyeri tipe nyeri. Gunakan skala
peningkatan nyeri
2. Pertahankan pasien dalam
posisi nyaman, kaki tersangga
dan sejajar
3. Tinggikan area yang sakit
untuk mengurangi edema dan
meningkatkan aliran darah
balik vena
4. Beri analgesik,
antipirai/antigout dan
antiinflamasi sesuai program.
Observasi efek samping obat
5. Perbanyak asupan cairan
sampai 2500 ml/hari
6. Pantau kadar asam urat
serum
7. Jika terjadi serangan nyeri
hindari menyentuh atau
menggerakkan sendi
8. Beri kompres dingin
9. Hindari menggunakan
sepatu sempit

Hambatan mobilitas fisik yang Mobilitas fisik dipertahankan 1. Tingkatkan aktivitas pasien
berhubungan dengan nyeri jika nyeri telah berkurang
persendian dan imobilitas 2. Ambulasi dengan bantuan.
Gunakan walker atau tongkat
3. Lakukan latihan rentang
gerak sendi (ROM) dengan
hati-hati pada sendi yang sakit
4. Tingkatkan kembali ke
aktivitas normal

D. Evaluasi Keperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, diharapkan :
1. Nyeri berkurang atau hilang
a. Mengatakan nyeri berkurang
b. Nampak rileks dan tenang
c. Menunjukkan edema berkurang
2. Mobilitas fisik normal
a. Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara adekuat
b. Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa rasa nyeri
3. Memahami program pengobatan dan perawatan penyakitnya
a. Mengekspresikan kesadaran dan pengetahuan tentang jadwal pengobatan dan efek
samping
b. Mengungkapkan pentingnya diet, aktivitas dan program latihan
c. Menepati jadwal kontrol ulang ke dokter

E. Penatalaksanaan

1. Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg (oral), colchine 1,0-3,0 mg (dalam
NaCL intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin)
2. Sendi diistirahatkan
3. Kompres dingin
4. Diet rendah purin
5. Analgesik dan antipiretik
6. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenecid
(Benemid) 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak tahan
terhadap benemid atau menurunkan pembentukkan asam urat dengan Allopurinol
(zyloprim) 100 mg 2x/hari.
Komplikasi artritis pirai menyebabkan kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal
kronis.

F. Pencegahan

Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat umumnya adalah
menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, misalnya latihan fisik
berlebihan, stres, dan makanan yang mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan,
bahkan ikan asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi
mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan
terjadinya serangan gout.

Kenalilah jenis makan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian
dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin.

a. Kadar tinggi (150-180 mg/100gr)


Jerohan, dan saripati daging
b. Kadar sedang (50-150 mg/100gr)
Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, kembang kol, bayam,
kangkung, asparagus dan jamur
c. Kadar rendah (dibawah 50mg/100gr)
Gula, telur dan susu

G. Komplikasi
Gangguan asam urat dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, persendian menjadi rusak
sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligamen dan tendon (otot), batu ginjal (kencing
batu), dan gagal ginjal.

H. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala serangan akut(mendadak) asam urat,
mencegah kambuhnya kembali radang sendi dan pembentukan batu urat. Bagi penderita ganguan
asam urat, untukmenurunkan kadar asam urat dalam darah diberikan allopurinol yang bekeja
sebagi inhibitor menekan produksi asam urat. Atau urikosurik, misalnya probenesid untuk
membantu memepercepat pembuangan asam urat lewat ginjal. Diberikan juga obat-obat untuk
mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dari golongan AINS atau NSID seperti
indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau diklofenak. Sedangkan untuk pencegahan serangan
berulang biasanya diberikan kolsisin.
I. Perawatan
1. Diet
2. Olahraga
Memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi dan sangat berguna untuk
memperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi selain itu memberikan
efek menghangatkan tubuh untuk mecegah terjadinya pengendapan
3. Aerobik
Untuk meningkatakan sistem pernafasan dan membantu membuang asam urat dari
peredaran darah.
4. Latiahan Peregangan
Bermanfaat untuk kelenturan otot dan sendi
5. Melindungi sendi
6. Kontrol stress

Daftar Pustaka

Suratum, et all.2008.Seri ASKEP Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta:EGC


Tim redaksi.2006.Asam Urat, Info Lengkap Untuk Penderita dan
Keluarga.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai