Anda di halaman 1dari 13

Contents

SKEMA MAKALAH............................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 2
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................................................ 3
2.1 Tinjauan Umum .......................................................................................................................... 3
2.1.1 Gelatin ............................................................................................................................. 3
2.1.2 Temulawak ...................................................................................................................... 4
2.1.3 Susu kambing. ................................................................................................................. 6
2.2 Tinjauan Khusus ................................................................................................................... 8
2.2.1 Gelatin ............................................................................................................................. 8
2.2.2 Temulawak ...................................................................................................................... 9
2.2.3 Susu Kambing ............................................................................................................... 10
BAB III METODE KERJA ............................................................................................................... 11
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................................................... 11
3.2 Cara Kerja ................................................................................................................................. 11
3.3 Cara Penggunaan Produk Gelatin Mask : ................................................................................. 11

ii
SKEMA MAKALAH

Tanaman Obat herbal

Tulang sapi atau Temulawak Susu kambing


kulit ikan

Lakukan sortasi Saring susu kambing


Dihancurkan sampai
pada rimpang yang baru diperas
menjadi ukuran
temulawak hingga bersih jernih
yang kecil
Rajang rimpang
Rendam bahan yang temulawak dengan Keringkan susu yang
telah dihancurkan pada ketebalan 7-8mm sudah jernih dengan
larutan asam klorida menggunakan alat
pengering silindrir
Keringkan rimpang atau semprotan
Panaskan agar temulawak yang
mendapatkan larutan sudah dirajang
gelatin Setelah kering
merata lakukan
Lakukan penyaringan
Saring larutan gelatin penyerbukan dengan
hingga benar benar mesin penggiling
bersih Setelah disaring
masukkan kedalam
Lakukan wadah
Larutan gelatin yang penyaringan agar
masih cair di pekatkan hasil yang diperoleh
dengan evaporator bentuknya sama

Cetak gelatin yang


sudah pekat Pencampuran bahan

Setelah kering masukkan


dalam wadah
Pengemasan Produk

Kringkan gelatin PRODUK JADI


yang sudah dicetak
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komedo adalah pori-pori yang tersumbat akibat sisa-sisa kosmetik dan produksi minyak
yang berlebihan pada kulit wajah. Komedo dapat berbentuk terbuka atau tertutup. Komedo
yang terbuka (blackhead), berbentuk pori-pori yang membesar dan menghitam. Komedo yang
tertutup (whitehead) berbentuk seperti tonjolan putih kecil, disebabkan oleh sel-sel kulit mati
dan sekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.
Banyak obat alami yang bisa digunakan, salah satunya adalah Gelatin adalah produk
alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Sumber bahan baku gelatin dapat berasal
dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya kulit) dan ikan (kulit). Secara umum produk
gelatin mempunyai manfaat pada produk pangan sebagai zat pengental, penggumpal, secara
umum elastiser, pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, pengikat air, memperbaiki
konsistensi, pelapis tipis, pemerkaya gizi, pengawet dan lain-lain. Sedangkan manfaat pada
produk non-pangan antara lain untuk menstabilkan emulsi pada produk-produk pelindung
kulit (lotion/emulsi cream), terutama yang cair. Gelatin dapat dijadikan sebagai bahan
pembuatan produk masker pengangkat komedo.
Sebagai penguat fungsi dari gelatin ditambahkan campuran bahan lain diantaranya
temulawak dan susu kambing. Pemilihan ini dikarenakan temulawak dan susu kambing
mengandung zat-zat yang juga dapat mengangkat komedo. Ketiga bahan tersebut diolah
menjadi masker dengan cara pengeringan yang selanjutnya dihaluskan dan diayak.
Dengan demikian, diharapkan para remaja dan orang dewasa dapat beralih dari masker
wajah yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya ke produk yang alami agar dapat
memperkecil risiko kerusakan kulit.

1.2 Tujuan Penelitian


2. Dapat mengetahui cara pembuatan ekstraksi gelatin yang berasal dari macam macam
bahan seperti tulang sapi, tulang ikan maupun kulit ikan.
3. Untuk mengetahui habitat, taksonomi, morfologi, dan kandungan kimia dari tanaman
rimpang temulawak, bahan susu sapi, dan gelatin.
4. Dapat Mengetahin fungsi dan kasiat dari gelatin, rimpang temulawak dan susu
kambing.

2
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum


2.1.1 Gelatin
Gelatin bagi industri di Indonesia permintaan semakin meningkat, karena gelatin
ini banyak dimanfaatkan pada industri farmasi, pangan dan non pangan. Permintaan
meningkat untuk industry dapat dilihat dari adanya impor pada tahun 2002 dari 2.144 ton
menjadi 6.233 ton pada tahun 2003, sewdangkan statistik pada januari- desmber 2009,
pemerintah mengimpor gelatin sebesar 3.124.255 kg dengan nilai impor mencapai
US$ 16.741.918. Gelatin ini diimpor dari Negara China, Jepang, Jerman, Perancis da
Australia. Gelatin yang dimpor oleh pemerintah hamper 90% yang digunakan Gelatin
dari ikan adalah hasil hidrolisa protein yang terdapat pada tulang ikan , kulit ikan.
Philip I Rose (1992) mengatakan bahwa bahan mentah yang berbasis protein
molekul kolagen, dimana masing masing molekul kolagen mengandung ikatan
polipeptida yang disebut ikatan alfa dimna left-handed dalam bentuk helix, kolagen
mengikat triple-helix mungkin terjadi, karen masing masing ikatan berisi perbedaan
sequence dari asam amino triple yang diulang-ulang yakni (Glycine-X-Y) dimana X dan
Y masing masing adalah prolin hidroxyprolin. Struktur kimia gelatin adalah
(C102H151N31), didalamnya adalah asam amino seperti 14% Hidroxyprolin, 16% prolin,
26% Glysine, kandungannya tergantung dari bahan mentahnya (ockerman dan hansen,
2000), sifat gelatin adalah mempunyai -titik isoelektrik 7,0-9,5 -Ph 3,8-6,0 -kekuatan
gel (g) 75-300 -viskositas(mp) 20-75 dan –kandungan abu 0,3-2,0%.
Gelatin mengandung protein yang sangat tinggi dan rendah kadar lemaknya.
Gelatin kering dengan kadar air 8-12% mengandung protein sekitar 84-86% Protein,
lemak hampir tidak ada dan 2-4% mineral. Dari 10 jenis asam amino essensial yang
dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 jenis asam amino essensial, yaitu: leusin,
sistein, methionin, phenilalanin, serin, valin, threonin, isoleusin, dan tirosin, (anonimous
2006). yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu Treptophane. Dengan
komposisi kimia seperti tersebut di atas dan sifat-sifat fisik lainnya, tidak heran kalau
gelatin mempunyai multi guna dalam berbagai industri. Hal ini dikarenakan gelatin
bersifat serba bisa, yaitu bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengemulsi (emulsifier),

3
pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, pengatur elastisitas, dapat membentuk lapisan tipis
yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat penting lainnya
yaitu daya cernanya yang tinggi dan dapat diatur, sebagai pengawet, humektan,
penstabil, dan lain-lain. Dalam bidang kefarmasian gelatin digunakan untung
pembungkus kapsul atau tablet obat, sebagai mikroinkapsulai vitamin dan mineral serta
premix agar awet. Film membuat film menjadi lebih sensitif, sebagai pembawa dan
pelapis zat warna film. Dalam produk Kosmetika Khususnya digunakan untuk
menstabilkan emulsi, contohnyapada produk-produk penyegar dan pelindung kulit
(lotion/emulsi cream), krim pelindung sinar matahari, masker untuk pengangkat komedo
dan lain-lain. Kedokteran/kesehatan. Gelatin sol untuk produk minuman sehat, produk
diet, infus, dll.

2.1.2 Temulawak
1. Habitat Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) termasuk famili Zingiberaceae. Temulawak
satu famili dengan anggota temu-temuan lainnya, yakni temu hitam (Curcuma
aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica Val.), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas
(Lengkuas galaga), dan jahe (Zingiber Offocinale Rosc.). Temulawak termasuk dalam
divisi Spermathophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, bangsa
Scitamineae, suku Zingiberaceae, marga Curcuma, dan spesies Curcuma xanthorhiza
Roxb. Curcuma berasal dari bahasa Arab, kurkum yang berarti kuning. Xanthorhiza
berasal dari bahasa Yunani, xanthos yang berarti kuning dan rhiza berarti umbi akar. Jadi
Curcuma xanthorhiza Roxb. berarti akar kuning.
dipercaya sebagai tumbuhan asli Indonesia. Yang kemudian menyebar ke Malaysia,
Cina bagian selatan, Thailand, Burma, India, dan Filipina. Tumbuhan yang diduga
berasal dari Pulau Jawa menyebar ke beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan, dan
Sulawesi.
2. Taksonomi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales

4
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb
3. Morfologi Tanaman
Bentuk temulawak sepintas hampir serupa dengan temu putih (Curcuma zadoaris
[Berg] Rosc.). Hanya, warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temu putih
berwarna putih dengan tepi merah, sedangkan warna bunga temulawak berwarna putih
kuning atau kuning muda. Rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda,
sedangkan rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan. Temulawak merupakan
terna tahunan, berbatang semu, berwarna hijau dan cokelat gelap. Tinggi batangnya
antara 1,5 cm sampai 2,0 cm merupakan batang paling tinggi dibanding kerabat-kerabat
semarganya. Batangnya tersusun atas upih-upih daun, tumbuh tegak, lurus, dan
berumpun. Daunnya berbentuk seperti mata lembing jorong agak melonjong, telapak
daunnya berwarna hijau tua, bergaris-garis cokelat, berbintik-bintik jernih hijau muda.
Akar temulawak terdiri dari umbi akar yang berbentuk telur dengan diameter sampai 6
cm. Temulawak tidak mempunyai akar tunggang, melainkan rimpang. Rimpang yaitu
bagian batang di bawah tanah, yang disebut juga umbi akar, umbi batang, atau akar
tinggal.
4. Kandungan Kimia Tanaman
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri serta minyak
lemak. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48 – 54 %
tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin
rendah kadar tepungnya. Selain tepung, temulawak juga mengandung zat gizi antara lain
karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium
( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd).
5. Kegunaan dan Manfaat Tanaman
Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap
masakan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetika. Semua
bagian tanaman temulawak dapat dimanfaatkan, namun yang paling sering digunakan
adalah rimpangnya. Temulawak telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai
jenis penyakit, antara lain untuk pengobatan gangguan fungsi hati, baik hepatitis ataupun
pada erlemakan hati. Temulawak dapat digunakan sebagai obat anti-inflamasi atau anti
radang, sehingga efektif untuk mengobati penyakit radang sendi, rematik, atau artritis
rematik. Selain itu temulawak juga bersifat fungisitik atau anti jamur terhadap beberapa

5
jamur golongan dermatophyta serta bersifat bakteriostatik atau anti bakteri pada mikroba
jenis Staphyllococcus dan Salmonella. Temulawak juga telah lama digunakan untuk
mengatasi berbagai gangguan kesehatan, seperti menambah nafsu makan,
menyembuhkan sakit maag, batuk, asma, sariawan, panas, malaria, ambeien, sembelit,
dan diare. Disamping itu, temulawak juga berkhasiat untuk memperbanyak ASI,
mengobati gangguan saat nifas dan menstruasi, eksim, kencing nanah atau sifilis,
kembung dan mulas, asam urat, sakit pinggang, pegal linu, hipertensi, kencing batu,
membersihkan darah, kutu air, muntah-muntah, muntaber, dan mengatasi gangguan
cacing pita.

2.1.3 Susu kambing.


Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang
secara alami tersebar diAsia Barat Daya dan Eropa. Kambing merupakan binatang
memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki
tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing
mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan
kasar. Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang
lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam
pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing
betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan
kawanan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya
adalah rumput-rumputan dan dedaunan. Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh
kambing betina setelah melahirkan, dalam jangka waktu 0-3 hari dihasilkan susu
kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi jika dibandingkan dengan susu sapi,
susu kambing pun biasanya dikonsumsi sekadarnya saja, atau lebih karena susu ini
dianggap mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Susu kambing rata-rata
banyak dikonsumsi di Timur Tengah sejak 7000 SM. Padahal, susu kambing memiliki
protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing terbaik adalah
susu yang segar (raw goat milk). Adapun komposisi kimia susu kambing antara lain :
Tabel 1. Komposisi kimia susu kambing
Komposisi Kimia Susu Kambing
Kalori (cal) 69
Karbohidrat (g) 4,5

6
Protein (g) 3,6
Lemak (g) 4,2
Kalsium (g) 134
Fosfor (g) 111
Besi (g) 0,05
Vitamin A (IU) 185
Thiamin (mg) 0,05
Riboflamin (mg) 0,14
Asih (2004) menyatakan, air susu kambing mempunyai kelebihan-kelebihan jika
dibandingkan dengan air susu ternak lainnya. Susu kambing dapat dipakai sebagai obat
beberapa macam penyakit, sehingga beberapa rumah sakit selalu menyediakan air susu
kambing untuk pasiennya. Air susu kambing juga dikatakan sebagai susu yang paling
mendekati komposisi air susu ibu (ASI).
Sifat-sifat fisik air susu kambing lebih baik dari pada air susu ternak lain, yaitu:
a. Warnanya lebih putih.
b. Globula lemaknya lebih kecil dan beremulsi dengan susu, sehingga lemak susu
kambing tidak bisa muncul ke permukaan, tanpa dipisahkan dengan mesin pemisah
(mechanical separator).
c. Lemak susu kambing bentuknya lebih halus, sehingga lebih mudah dicerna, card
proteinnya lebih lunak, sehingga protein mudah dicerna dan memungkinkan untuk
dipakai membuat keju yang spesial.
d. Protein yang lebih mudah dicerna merupakan keuntungan praktis untuk makanan bayi.
e. Sangat berguna atau cocok untuk menghilangkan gejala-gejala stress neurotic
indigestion dan air susu kambing mempunyai nutrient digestibility tinggi.
f. Mempunyai efek laxantif yang lembut, serta kandungan vitamin (A, B komplek dan
E), dan mineral (Ca dan P) lebih tinggi.
g. Air susu kambing dapat dipakai sebagai pengganti susu sapi, terutama pada orang
yang alergi dengan susu sapi dan untuk orang-orang yang mengalami berbagai
gangguan pencernaan.
Susu kambing mempunyai kandungan gizi lengkap dan baik untuk kesehatan,
sehingga dapat menjadi pilihan bagi yang tidak bisa mengkonsumsi susu sapi (lactose
intolerance), sehingga tidak menimbulkan diare. Keunggulan lainnya, susu kambing
tidak mengandung beta-lactoglobulin. Senyawa alergen itu sering disebut sebagai pemicu

7
reaksi alergi seperti asma, bendungan saluran pernapasan, infeksi radang telinga, eksim,
kemerahan pada kulit, dan gangguan pencernaan makanan. Meski tidak membawa
dampak alergi atau berisiko rendah menimbulkan alergi, jangan mengartikan susu
kambing dapat dijadikan obat untuk menghilangkan reaksi alergi.

2.2 Tinjauan Khusus


2.2.1 Gelatin
1. Preparasi Bahan
Dalam pembuatan masker pengangkat komedo, bahan yang digunakan dalam
praktikum kali ini menggunakan gelatin. Karena Gelatin adalah salah satu hidrokoloid
yang dapat digunakan sebagai gelling, bahan pengental (thickner) atau penstabil. Gelatin
berbeda dengan hidrokoloid lain, karena kebanyakan hidrokoloid adalah polisakarida
seperti karagenan dan pektin, sedangkan gelatin merupakan protein mudah dicerna,
asam- asam amino essensial seperti, tulang ikan, tulang sapi,dan kulit ikan.
Gelatin sebelum dilakukan pra-ekstraksi harus dilakukan standarisasi terlebih dahulu
terhadap bahan gelatin yang akan digunakan, meliputi bersifat tidak berwarna,
transparan, bau dan rasa larutannya normal dapat diterima oleh konsumen, mampu
menyerap air 5-10 kali bobotnya, membentuk gel pada suhu 35-40°C dan larut dalam air
panas, membengkak (swelling) dalam air dingin, dapat berubah secara reversible dari sol
ke gel.
2. Pra-Ekstraksi
Bahan gelatin sebelum dilakukannya ekstraksi harus dikeringkan terlebih dahulu,
setelah kering lalu dihancurkan samapai menjadi ukuran yang kecil kecil, setelah
dihancurkan dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa sisa lemak. Lalu
dilakukan peremdaman, tulang yang telah hancur kemudian direndam dalam larutan 4-
7% asam klorida selama 10 hari, maksud perendaman ini agar mineral mineral terbentul
garam fosfat dan garam-garam lainnya dapat hilang. Tulang yang telah direndam dalam
larutan asam ini disebut OSSEIN dan dipisahkan dengan cara penyaringan, jika ossein
akan dikelolah menjdi gelatin, maka sekali lagi harus direndam menggunakan larutan 5-
15% Ca(OH)2. Tujuan perendaman ini agar ossein akan menjadi lunak. Ossein yang
sudah lunak lalu dicuci dengan air dingin. Kemudian diulangi dicuci dengan asam
khlorida dan yang terakhir dicuci dengan air dingin lagi, sehingga ossein menjadi bersih.
3. Metode Ekstraksi

8
Selanjutnya dilakukan metode pemanasan agar larutan gelatin dan ossein terpisah,
dalam metode pemasanasan ini ossein ditambahkan larutan 35%asam khlorida sampai
pH ossein mencapai 4,7. Kemudian dipanaskan pada suhu 60-65oC selama 4-9 jam. Pada
pemanasan ini akan terbentuk larutan gelatin dan sisan ossein. Keduanya dipisahkan
dengan menggunakan penyaringan.terus dilakukan pemanasan ossein hingga terbentuk
larutan gelatin semuanya.
Larutan gelatin yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu kemudian dilakukan lagi
penyaringan dengan menggunakan tekanan pressure fillter, maka akan diperoleh larutan
gelatin yang benar benar bersih. Lalu dilakukan pemekatan, larutan gelatin yang
diperoleh masih dalam keadaan yang encer, larutan gelatin ini harus dipekatkan.
Pemekatan dikerjakan dengan evaporator, sampai kepekatannya menjadi 25,30%, suhu
pemekatan adalah 800C. Apabila larutan gelatin sudah pekat lalu dic etak dengan bentuk
dan ukuran sesuai selera. Pencetakan dilakukan dengan plat plat aluminium atau baja anti
karat, setelah larutan gelatan diletakkan diplat plat tersebut, lalu didinginkan diruangan
yang dingin. Pada pendinginan ini larutan gelatin akan menjadi padat. Tahap terakhir
dilakukan pengeringan, gelatin pekat yang telahnpadat. Dapat dikerjakan pada sinar
matahari langsung atau dengan menggunakan mesin pengering yang bersuhu 32-600C,
pengeringan selesai apabila kadar air gelatin sekitar 9-12%, setelah kering gelatin
disimpan pada sushu kamar.
4. Pasca Ekstraksi
Setelah dilakukan ekstraksi pada bahan tulang sapi, gelatin yang dihasilkan dicampurkan
dengan bahan tambahan lainnya.

2.2.2 Temulawak
1. Preparasi Simplisia
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini menggunakan rimpang dari tanaman
temulawak .temulawak yang digunakandalam praktikum ini dibuat dari rimpang yang
masih segar. Temulawak dapat dengan mudah diperoleh dari pekarangan sekitar rumah,
sehingga diharapkan penerapan hasil praktikum ini lebih mudah bagi masyarakat.
Temulawak sebelum dilakukan pra-ekstraksi harus di lakukan standarisasi terlebih
dahulu terhadap temulawak, yang meliputi pemeriksaan mutu fisik berdasarkan
organoleptis menggunakan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan
rasa.
2. Pra-Ekstraksi

9
Rimpang temulawak sebelum dilakukannya ekstraksi harus dilakukan sortasi terlebih
dahulu terhadap rimpang temulawak. Sortasi yang dilakukan yaitu rimpang temulawak
dipisahkan dari pengotor seperti tanah, akar rimpang yang tidak digunakan lalu
dibersihkan dengan air mengalir sampai bersih, kemudian kupas kulitnya dan iris tipis
tipis dengan ketebalan 7-8 mm.

3. Metode ekstraksi.
Untuk menjadikan serbuk rimpang temulawak, temu lawak yang sudah diiris tipis
tipis kemudian keringkan dibawah sinar matahari langsung selama beberapa hari dengan
cara diangin anginkan pada tempat terlindung, tetapi tidak lembab, bisa juga dikeringkan
dalam tanur pemanas pada temperatur 50-550C selama 7 hari. Jikatemperatur terlalu
tinggi maka sebagin minyak atsiri akan menguap, setelah rimpang temulawak kering
merata ditumbuk sampai halus, lalu lalukan penyaringan supaya hasil tumbukannya
berukuran sama.
4. Pasca ekstraksi.
Setelah dilakukan ekstraksi, bubuk rimpang yang sudah jadi ditambahkan dengan
bahan lainnya.

2.2.3 Susu Kambing


Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin
kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan). Tahap-tahap pembuatan susu
bubuk adalah perlakuan pendahuluan, pemanasan pendahuluan, pengeringan dan
pengepakan.
Pada perlakuan pendahuluan yang harus dikerjakan adalah penyaringan, separasi
dan standarisasi. Penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda asing misalnya debu,
pasir, bulu, dan sebagainya yang terdapat dalam susu. Separasi bertujuan untuk
memisahkan krim dan susu skim. Terutama dikerjakan apabila ingin dibuat bubuk krim
atau bubuk skim.
Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air yang
terkandung oleh susu, sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50% saja. Alat yang
digunakan untuk pemanasan pendahuluan adalah evaporator. Untuk memanaskan
digunakan udara yang bersuhu antara 65-177oC tergantung jenis produk yang dibuat.

10
Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya. Hasil susu dari
peternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai homogen yaitu dengan cara
mengaduk ataupun dengan menuang susu dari wadah yang satu ke wadah yang lainnya.

BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu :
- Alat Timbangan 1 buah
- Mortir dan Stamper 1 buah
- Sendok Tanduk 1 buah
- Spatula 1 buah
Bahan yang diperlukan dalam praktikum, yaitu :
- Serbuk gelatin 2 gram
- Susu bubuk 1 gram
- Serbuk rimpang temulawak 1 gram

3.2 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Timbang Serbuk Gelatin sebanyak 2 gram. Masukkan mortar. Gerus dan aduk.
Sisihkan.
3. Timbang susu bubuk. Masukkan mortir. Gerus. Tambahkan Serbuk gelatin no.2.
4. Timbang Serbuk Temulawak. Masukkan mortar. Gerus. Tambahkan campuran no.3.
aduk ad. homogen.
5. Masukkan ke dalam wadah. Kemas beri label.

3.3 Cara Penggunaan Produk Gelatin Mask :


1. Tuangkan serbuk kedalam wadah.
2. Larutkan dengan air panas secukupnya diatas penangas. Aduk sampai merata.
Tiriskan. (Usahakan masker tetap dalam keaadan hangat, karena mudah mengeras)
3. Oleskan pada kulit yang ber-komedo.

11
4. Diamkan masker sampai kering (10 - 15 menit).
5. Angkat masker secara perlahan. Bilas wajah dengan air bersih.

12

Anda mungkin juga menyukai