SKEMA MAKALAH............................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 2
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................................................ 3
2.1 Tinjauan Umum .......................................................................................................................... 3
2.1.1 Gelatin ............................................................................................................................. 3
2.1.2 Temulawak ...................................................................................................................... 4
2.1.3 Susu kambing. ................................................................................................................. 6
2.2 Tinjauan Khusus ................................................................................................................... 8
2.2.1 Gelatin ............................................................................................................................. 8
2.2.2 Temulawak ...................................................................................................................... 9
2.2.3 Susu Kambing ............................................................................................................... 10
BAB III METODE KERJA ............................................................................................................... 11
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................................................... 11
3.2 Cara Kerja ................................................................................................................................. 11
3.3 Cara Penggunaan Produk Gelatin Mask : ................................................................................. 11
ii
SKEMA MAKALAH
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, pengatur elastisitas, dapat membentuk lapisan tipis
yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat penting lainnya
yaitu daya cernanya yang tinggi dan dapat diatur, sebagai pengawet, humektan,
penstabil, dan lain-lain. Dalam bidang kefarmasian gelatin digunakan untung
pembungkus kapsul atau tablet obat, sebagai mikroinkapsulai vitamin dan mineral serta
premix agar awet. Film membuat film menjadi lebih sensitif, sebagai pembawa dan
pelapis zat warna film. Dalam produk Kosmetika Khususnya digunakan untuk
menstabilkan emulsi, contohnyapada produk-produk penyegar dan pelindung kulit
(lotion/emulsi cream), krim pelindung sinar matahari, masker untuk pengangkat komedo
dan lain-lain. Kedokteran/kesehatan. Gelatin sol untuk produk minuman sehat, produk
diet, infus, dll.
2.1.2 Temulawak
1. Habitat Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) termasuk famili Zingiberaceae. Temulawak
satu famili dengan anggota temu-temuan lainnya, yakni temu hitam (Curcuma
aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica Val.), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas
(Lengkuas galaga), dan jahe (Zingiber Offocinale Rosc.). Temulawak termasuk dalam
divisi Spermathophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, bangsa
Scitamineae, suku Zingiberaceae, marga Curcuma, dan spesies Curcuma xanthorhiza
Roxb. Curcuma berasal dari bahasa Arab, kurkum yang berarti kuning. Xanthorhiza
berasal dari bahasa Yunani, xanthos yang berarti kuning dan rhiza berarti umbi akar. Jadi
Curcuma xanthorhiza Roxb. berarti akar kuning.
dipercaya sebagai tumbuhan asli Indonesia. Yang kemudian menyebar ke Malaysia,
Cina bagian selatan, Thailand, Burma, India, dan Filipina. Tumbuhan yang diduga
berasal dari Pulau Jawa menyebar ke beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan, dan
Sulawesi.
2. Taksonomi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
4
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb
3. Morfologi Tanaman
Bentuk temulawak sepintas hampir serupa dengan temu putih (Curcuma zadoaris
[Berg] Rosc.). Hanya, warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temu putih
berwarna putih dengan tepi merah, sedangkan warna bunga temulawak berwarna putih
kuning atau kuning muda. Rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda,
sedangkan rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan. Temulawak merupakan
terna tahunan, berbatang semu, berwarna hijau dan cokelat gelap. Tinggi batangnya
antara 1,5 cm sampai 2,0 cm merupakan batang paling tinggi dibanding kerabat-kerabat
semarganya. Batangnya tersusun atas upih-upih daun, tumbuh tegak, lurus, dan
berumpun. Daunnya berbentuk seperti mata lembing jorong agak melonjong, telapak
daunnya berwarna hijau tua, bergaris-garis cokelat, berbintik-bintik jernih hijau muda.
Akar temulawak terdiri dari umbi akar yang berbentuk telur dengan diameter sampai 6
cm. Temulawak tidak mempunyai akar tunggang, melainkan rimpang. Rimpang yaitu
bagian batang di bawah tanah, yang disebut juga umbi akar, umbi batang, atau akar
tinggal.
4. Kandungan Kimia Tanaman
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri serta minyak
lemak. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48 – 54 %
tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin
rendah kadar tepungnya. Selain tepung, temulawak juga mengandung zat gizi antara lain
karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium
( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd).
5. Kegunaan dan Manfaat Tanaman
Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap
masakan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetika. Semua
bagian tanaman temulawak dapat dimanfaatkan, namun yang paling sering digunakan
adalah rimpangnya. Temulawak telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai
jenis penyakit, antara lain untuk pengobatan gangguan fungsi hati, baik hepatitis ataupun
pada erlemakan hati. Temulawak dapat digunakan sebagai obat anti-inflamasi atau anti
radang, sehingga efektif untuk mengobati penyakit radang sendi, rematik, atau artritis
rematik. Selain itu temulawak juga bersifat fungisitik atau anti jamur terhadap beberapa
5
jamur golongan dermatophyta serta bersifat bakteriostatik atau anti bakteri pada mikroba
jenis Staphyllococcus dan Salmonella. Temulawak juga telah lama digunakan untuk
mengatasi berbagai gangguan kesehatan, seperti menambah nafsu makan,
menyembuhkan sakit maag, batuk, asma, sariawan, panas, malaria, ambeien, sembelit,
dan diare. Disamping itu, temulawak juga berkhasiat untuk memperbanyak ASI,
mengobati gangguan saat nifas dan menstruasi, eksim, kencing nanah atau sifilis,
kembung dan mulas, asam urat, sakit pinggang, pegal linu, hipertensi, kencing batu,
membersihkan darah, kutu air, muntah-muntah, muntaber, dan mengatasi gangguan
cacing pita.
6
Protein (g) 3,6
Lemak (g) 4,2
Kalsium (g) 134
Fosfor (g) 111
Besi (g) 0,05
Vitamin A (IU) 185
Thiamin (mg) 0,05
Riboflamin (mg) 0,14
Asih (2004) menyatakan, air susu kambing mempunyai kelebihan-kelebihan jika
dibandingkan dengan air susu ternak lainnya. Susu kambing dapat dipakai sebagai obat
beberapa macam penyakit, sehingga beberapa rumah sakit selalu menyediakan air susu
kambing untuk pasiennya. Air susu kambing juga dikatakan sebagai susu yang paling
mendekati komposisi air susu ibu (ASI).
Sifat-sifat fisik air susu kambing lebih baik dari pada air susu ternak lain, yaitu:
a. Warnanya lebih putih.
b. Globula lemaknya lebih kecil dan beremulsi dengan susu, sehingga lemak susu
kambing tidak bisa muncul ke permukaan, tanpa dipisahkan dengan mesin pemisah
(mechanical separator).
c. Lemak susu kambing bentuknya lebih halus, sehingga lebih mudah dicerna, card
proteinnya lebih lunak, sehingga protein mudah dicerna dan memungkinkan untuk
dipakai membuat keju yang spesial.
d. Protein yang lebih mudah dicerna merupakan keuntungan praktis untuk makanan bayi.
e. Sangat berguna atau cocok untuk menghilangkan gejala-gejala stress neurotic
indigestion dan air susu kambing mempunyai nutrient digestibility tinggi.
f. Mempunyai efek laxantif yang lembut, serta kandungan vitamin (A, B komplek dan
E), dan mineral (Ca dan P) lebih tinggi.
g. Air susu kambing dapat dipakai sebagai pengganti susu sapi, terutama pada orang
yang alergi dengan susu sapi dan untuk orang-orang yang mengalami berbagai
gangguan pencernaan.
Susu kambing mempunyai kandungan gizi lengkap dan baik untuk kesehatan,
sehingga dapat menjadi pilihan bagi yang tidak bisa mengkonsumsi susu sapi (lactose
intolerance), sehingga tidak menimbulkan diare. Keunggulan lainnya, susu kambing
tidak mengandung beta-lactoglobulin. Senyawa alergen itu sering disebut sebagai pemicu
7
reaksi alergi seperti asma, bendungan saluran pernapasan, infeksi radang telinga, eksim,
kemerahan pada kulit, dan gangguan pencernaan makanan. Meski tidak membawa
dampak alergi atau berisiko rendah menimbulkan alergi, jangan mengartikan susu
kambing dapat dijadikan obat untuk menghilangkan reaksi alergi.
8
Selanjutnya dilakukan metode pemanasan agar larutan gelatin dan ossein terpisah,
dalam metode pemasanasan ini ossein ditambahkan larutan 35%asam khlorida sampai
pH ossein mencapai 4,7. Kemudian dipanaskan pada suhu 60-65oC selama 4-9 jam. Pada
pemanasan ini akan terbentuk larutan gelatin dan sisan ossein. Keduanya dipisahkan
dengan menggunakan penyaringan.terus dilakukan pemanasan ossein hingga terbentuk
larutan gelatin semuanya.
Larutan gelatin yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu kemudian dilakukan lagi
penyaringan dengan menggunakan tekanan pressure fillter, maka akan diperoleh larutan
gelatin yang benar benar bersih. Lalu dilakukan pemekatan, larutan gelatin yang
diperoleh masih dalam keadaan yang encer, larutan gelatin ini harus dipekatkan.
Pemekatan dikerjakan dengan evaporator, sampai kepekatannya menjadi 25,30%, suhu
pemekatan adalah 800C. Apabila larutan gelatin sudah pekat lalu dic etak dengan bentuk
dan ukuran sesuai selera. Pencetakan dilakukan dengan plat plat aluminium atau baja anti
karat, setelah larutan gelatan diletakkan diplat plat tersebut, lalu didinginkan diruangan
yang dingin. Pada pendinginan ini larutan gelatin akan menjadi padat. Tahap terakhir
dilakukan pengeringan, gelatin pekat yang telahnpadat. Dapat dikerjakan pada sinar
matahari langsung atau dengan menggunakan mesin pengering yang bersuhu 32-600C,
pengeringan selesai apabila kadar air gelatin sekitar 9-12%, setelah kering gelatin
disimpan pada sushu kamar.
4. Pasca Ekstraksi
Setelah dilakukan ekstraksi pada bahan tulang sapi, gelatin yang dihasilkan dicampurkan
dengan bahan tambahan lainnya.
2.2.2 Temulawak
1. Preparasi Simplisia
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini menggunakan rimpang dari tanaman
temulawak .temulawak yang digunakandalam praktikum ini dibuat dari rimpang yang
masih segar. Temulawak dapat dengan mudah diperoleh dari pekarangan sekitar rumah,
sehingga diharapkan penerapan hasil praktikum ini lebih mudah bagi masyarakat.
Temulawak sebelum dilakukan pra-ekstraksi harus di lakukan standarisasi terlebih
dahulu terhadap temulawak, yang meliputi pemeriksaan mutu fisik berdasarkan
organoleptis menggunakan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan
rasa.
2. Pra-Ekstraksi
9
Rimpang temulawak sebelum dilakukannya ekstraksi harus dilakukan sortasi terlebih
dahulu terhadap rimpang temulawak. Sortasi yang dilakukan yaitu rimpang temulawak
dipisahkan dari pengotor seperti tanah, akar rimpang yang tidak digunakan lalu
dibersihkan dengan air mengalir sampai bersih, kemudian kupas kulitnya dan iris tipis
tipis dengan ketebalan 7-8 mm.
3. Metode ekstraksi.
Untuk menjadikan serbuk rimpang temulawak, temu lawak yang sudah diiris tipis
tipis kemudian keringkan dibawah sinar matahari langsung selama beberapa hari dengan
cara diangin anginkan pada tempat terlindung, tetapi tidak lembab, bisa juga dikeringkan
dalam tanur pemanas pada temperatur 50-550C selama 7 hari. Jikatemperatur terlalu
tinggi maka sebagin minyak atsiri akan menguap, setelah rimpang temulawak kering
merata ditumbuk sampai halus, lalu lalukan penyaringan supaya hasil tumbukannya
berukuran sama.
4. Pasca ekstraksi.
Setelah dilakukan ekstraksi, bubuk rimpang yang sudah jadi ditambahkan dengan
bahan lainnya.
10
Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya. Hasil susu dari
peternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai homogen yaitu dengan cara
mengaduk ataupun dengan menuang susu dari wadah yang satu ke wadah yang lainnya.
BAB III
METODE KERJA
11
4. Diamkan masker sampai kering (10 - 15 menit).
5. Angkat masker secara perlahan. Bilas wajah dengan air bersih.
12