ABSTRAK
Pengembangan pariwisata alam Taman Wisata Alam Wera (TWA) yang lestari dan berkelanjutan diperlukan
kesinergian antara multistakeholders serta penanganan dan pengelolaan sumberdaya potensial yang baik, sehingga
diperlukan strategi pengembangan pariwisata alam untuk menuju pengelolaan kawasan konservasi yang efektif.
Tujuan penelitian ini: 1) Mengetahui aspek penawaran wisata TWA Wera, 2) Mengetahui aspek permintaan wisata
TWA Wera, 3) Menganalisis strategi pengembangan pariwisata alam TWA Wera, dan 4) Mengetahui jenis wisata
yang dapat dikembangkan di TWA Wera. Metode analisis data dalam menyusun strategi pengembangan pariwisata
menggunakan metode analisis penawaran wisata, permintaan wisata, dan strategi pengembangan. Posisi strategi
pengembangan wisata alam TWA Wera berada pada sel-1 (1,09; 1,33) dalam Matrik Grand Strategy. Sehingga dalam
kondisi seperti ini mendukung strategi yang agresif, yaitu promosi pada segmen tertentu terutama kepada pelajar atau
mahasiswa dan pada umur 7 - 35 tahun secara intensif. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis
wisata yang dapat dikembangkan di TWA Wera yaitu wisata panorama alam, wisata gejala alam, wisata pengamatan
flora dan fauna, wisata pendakian, wisata pendidikan dan konservasi, wisata outbond, wisata religi, serta wisata
pedesaan.
Kata kunci: pengembangan, pariwisata alam, taman wisata alam, dan konservasi sumber daya alam.
ABSTRACT
The Wera Nature Recreation Park (NRP) sustainable nature tourism development requires multi-stakeholder synergy
and robust potential resources management, it is necessary to development strategy for an effective conservation area
management. The purpose of this study: 1) Knowing the aspects tourism supply of Wera NRP, 2) Knowing the aspects
tourism demand of Wera NRP, 3) Analyzing the nature tourism development strategy of NRP Wera, and 4) Knowing
the types of nature tourism that can be developed in the NRP Wera. The data analysis method was involves tourism
supply-demand analysis and development strategy. Development strategy was located on cell-1 (1,09; 1,33) in Grand
Strategy Matrix, meaning that it supports aggressive strategy, i.e. intensive promotion on certain segments especially
students and people of age 7 - 35. Based on those results, the development of tourisms are nature panorama, nature
phenomenon, wildlife observation, hiking, education and conservation, outbond, religious, and rural tourisms.
Keyword: development, ecotourism, nature recreation park, conservation of natural resources.
9
Jurnal WASIAN Vol.2 No.1 Tahun 2015:9-20
seluas + 250 ha. TWA Wera terletak di Desa Lindung, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan
Balumpewa dan Desa Kalukutinggu, Kecamatan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan (17
Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi September sampai 13 November 2013).
Tengah. TWA Wera yang dikelola sebagai kawasan Pengumpulan data pokok yang dilakukan untuk
pelestarian alam sebagaimana diatur dalam Undang- penyusunan Strategi Pengembangan Pariwisata Alam
Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi TWA Wera dibedakan menjadi dua yaitu potensi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pasal 1, sediaan (supply) wisata dan potensi permintaan
angka (16) menyebutkan bahwa “Taman wisata alam (demand) wisata menurut World Tourism
adalah kawasan pelestarian alam yang terutama Organization (WTO) (1995):
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam”. 1. Potensi penawaran wisata: atraksi alam, budaya
Pengembangan suatu kawasan pariwisata alam masyarakat, jenis wisata lainnya, akomodasi,
yang lestari dan berkelanjutan memerlukan fasilitas dan pelayanan, infrastruktur, serta
kesinergian antara multistakeholder serta penanganan elemen institusi.
dan pengelolaan sumberdaya potensial yang baik, 2. Potensi permintaan wisata: wisatawan atau
oleh karena itu diperlukan Strategi Pengembangan pengunjung, masyarakat lokal setempat, dan
Pariwisata Alam TWA Wera untuk menuju stakeholders yang terlibat dalam pengembangan
pengelolaan kawasan konservasi taman wisata alam pariwisata alam TWA Wera.
yang efektif, sebagaimana dinyatakan Dharmawan Jenis data penunjang yang diperlukan dalam
(2001); Oktadiyani et al. (2013); serta Weiler dan kegiatan penyusunan Strategi Pengembangan
Laing (2009), bahwa keterlibatan stakeholder atau Pariwisata Alam TWA Wera ini meliputi: data fisik
organisasi kelompok akan terbentuk jaringan sosial lokasi; data biologis untuk vegetasi dan satwa; data
yang merupakan modal sosial untuk mendukung sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar
keberhasilan dan keberlanjutan suatu pengembangan TWA Wera; serta data peta-peta TWA Wera yang
ekowisata. telah dipublikasikan. Hal ini sebagaimana
Maksud penyusunan Strategi Pengembangan dikemukakan oleh Goeldner et al. 2000 dan Milic et
Pariwisata Alam TWA Wera ini untuk menyediakan al. 2008, keberhasilan pengembangan ekowisata di
acuan dalam rangka pengembangan pariwisata alam suatu kawasan memerlukan adanya keseimbangan
di TWA Wera. Adapun tujuan dari kegiatan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial
penyusunan Strategi Pengembangan Pariwisata Alam budaya.
TWA Wera, yaitu: 1) Mengetahui aspek penawaran Pengumpulan data yang dilakukan meliputi:
wisata TWA Wera, 2) Mengetahui aspek permintaan studi pustaka, pengamatan lapangan, dan wawancara.
wisata TWA Wera, 3) Menganalisis strategi Sampel wisatawan/ pengunjung diambil sebanyak 30
pengembangan pariwisata alam TWA Wera, dan 4) (tiga puluh) orang, terdiri dari pengunjung aktual
Mengetahui jenis wisata yang dapat dikembangkan di maupun pengunjung potensial. Pengambilan sampel
TWA Wera. masyarakat sekitar diambil untuk 30 orang.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive
METODE PENELITIAN
sampling, yaitu anggota masyarakat yang tinggal di
Kegiatan pengambilan data dalam rangka
sekitar dan yang memiliki akses terdekat menuju
penyusunan Strategi Pengembangan Pariwisata Alam
Taman Wisata Alam Wera, berusia 17 tahun ke atas.
TWA Wera dilaksanakan di TWA Wera, desa sekitar
Metode analisis data menggunakan metode
kawasan TWA Wera (Desa Balumpewa dan Desa
analisis deskriptif. Data yang berhasil dikumpulkan
Kalukutinggu), dan instansi-instansi terkait dalam
diolah dengan cara mentabulasikan dan kemudian
pengembangan pariwisata alam TWA Wera di
dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan
Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah.
penggunaannya, serta diuraikan secara deskriptif.
Pengambilan data (6 sampai 13 Februari 2013),
Analisis data yang digunakan yaitu:
penyusunan (14 Februari sampai 31 Maret 2013),
1. Analisis Penawaran (Supply) Wisata
pembahasan draft (tingkat Balai KSDA Sulawesi
Analisis supply ini bertujuan untuk mengetahui
Tengah 9 Juni 2013 dan tingkat Kabupaten Sigi 1 Juli
potensi penawaran wisata untuk kegiatan wisata alam
2013), pembahasan final tingkat Provinsi Sulawesi
yang terdapat di dalam kawasan, meliputi sumber
Tengah (10 September 2013), serta penelaahan dan
daya alam hayati, fisik, dan seni budaya masyarakat
pengesahan di Direktorat Pemanfaatan Jasa
sekitarnya.
Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan
2. Analisis Permintaan (Demand) Wisata
10
Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Taman Wisata Alam Wera
(Poppy Oktadiyani, Iwanuddin, dan Helwinsyah)
Analisis ini ditujukan terhadap para pengunjung, guna mendapat dan memanfaatkan peluang
dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik, sebesar-besarnya.
motivasi, persepsi, saran, dan harapan terhadap 2. Strategi ST: strategi di dalam menggunakan
pengembangan wisata alam di TWA Wera di masa kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
mendatang. yang mungkin timbul.
3. Analisis Strategi Pengembangan 3. Strategi WO: strategi ini diterapkan berdasarkan
Pada tahapan ini digunakan analisis SWOT pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) meminimalkan kelemahan yang ada.
yang merupakan model analisis dengan pendekatan 4. Strategi WT: strategi ini didasarkan pada kegiatan
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk yang bersifat defensif dan berusaha
merumuskan strategi pengembangan (Rangkuti, meminimalkan kelemahan yang ada serta
2000). Pihak yang terlibat dalam proses analisis menghindari ancaman.
SWOT yaitu, Ir. Periskila Sampeliling dan Luther Formulasi strategi ini disusun berdasarkan
Sapu (Balai KSDA Sulawesi Tengah sebagai analisis yang diperoleh dari penerapan model SWOT.
pengelola TWA Wera); Pemerintah Provinsi Pembobotan dan skoring dengan mengacu Kriteria
Sulawesi Tengah yaitu Nurudin, S.Hut. (Dinas Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah) dan M. (Analisis Daerah Operasi) dari Direktorat Wisata
Mekaddang (Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan (2003).
Provinsi Sulawesi Tengah); Pemerintah Daerah Nilai tertimbang yang diperoleh menunjukkan
Kabupaten Sigi yaitu Hj. Sitti Ulah (Bappeda seberapa besarnya nilai eksternal dan internal dan
Kabupaten Sigi), Andi Arno (Dinas Pariwisata dan nantinya nilai tersebut akan digunakan di dalam
Kebudayaan Kabupaten Sigi), dan Rina Haris (Dinas Matriks Grand Strategy. Matriks Grand Strategy
Kehutanan Kabupaten Sigi); Agustinus (Sekolah digunakan untuk menentukan apakah pihak yang
Tinggi Theodologia Injili Indonesia Palu: sekolah berkepentingan (pengelola) akan memanfaatkan
yang berada di blok khusus TWA Wera); desa sekitar posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada.
TWA Wera yaitu Gad Tinti (Desa Balumpewa),
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rusminta (Desa Kalukutinggu), dan Arif (Desa
Kaleke), serta Dr. Ir. Arief Sudhartono, MP. Potensi Penawaran Wisata
Aspek-aspek penawaran wisata terdapat di TWA
(Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako: lembaga
Wera, yaitu: 1) sumberdaya wisata alam dan budaya
pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah).
(pemandangan alam, Air Terjun Wera, Sungai Wera,
Dalam analisis SWOT, Rangkuti (2000)
flora, fauna, atraksi budaya dan kuliner, religius, dan
menggunakan matriks yang akan menghasilkan 4
produk daerah sekitar TWA Wera); 2) akomodasi
(empat) set kemungkinan alternatif dari suatu
atau penginapan; 3) fasilitas dan pelayanan; 4)
strategi, yaitu:
infrastruktur; 5) elemen institusi; serta 6) masyarakat
1. Strategi SO: strategi ini dibuat berdasarkan jalan
sekitar TWA Wera.
pemikiran untuk memanfaatkan seluruh kekuatan
11
Jurnal WASIAN Vol.2 No.1 Tahun 2015:9-20
(n = 15) (n = 15)
12
Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Taman Wisata Alam Wera
(Poppy Oktadiyani, Iwanuddin, dan Helwinsyah)
Pengunjung
No Parameter Kriteria Total %
Aktual Potensial
3 Sumber a. TV 1 1 2 5,56
informasi b. Radio 1 0 1 2,78
(jawaban c. Sekolah/ kampus 3 2 5 13,89
boleh lebih d. Teman/ saudara 14 14 28 77,78
dari satu) e. Brosur/ leaflet/ booklet 0 0 0 0,00
f. Papan nama/ reklame 0 0 0 0,00
g. Koran/ majalah 0 0 0 0,00
13
Jurnal WASIAN Vol.2 No.1 Tahun 2015:9-20
Pengunjung
No Parameter Kriteria Total %
Aktual Potensial
(n = 15) (n = 15)
4 Kesedian membayar a. Ya 13 13 26 86,67
b. Mungkin ya 2 1 3 10,00
c. Tidak tahu 0 1 1 3,33
1. Perubahan budaya sekitarnya 1. Kerjasama dengan berbagai pihak 1. Melakukan kegiatan penyuluhan
2. Perambahan hutan/ pembukaan guna meningkatkan kesadaran guna memberikan pemahaman
vegetasi 2. Membuat berbagai kesepakatan pada masyarakat akan wisata
3. Pencemaran lingkungan dengan berbagai pihak dalam alam dan manfaatnya
4. Kondisi sarana dan prasarana rangka pengembangan wisata alam 2. Pelatihan keterampilan guna
transportasi umum menuju lokasi dan perlindungan kawasan peningkatan SDM
masih terbatas
5. Ancaman konflik masyarakat
14
Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Taman Wisata Alam Wera
(Poppy Oktadiyani, Iwanuddin, dan Helwinsyah)
2. Perumusan Grand Strategi Pengembangan Sedangkan nilai penjumlahan faktor eksternal (Tabel
Pariwisata Alam TWA Wera 6) menunjukkan bahwa antara peluang (2,53) dan
Strategi prioritas dapat diperoleh dengan ancaman (-1.20) adalah 1,33 (positif). Nilai ini
menggunakan Matriks Grand Strategy. Nilai (skor) berarti bahwa antara peluang dan ancaman, faktor
yang diperoleh dari matriks internal – eksternal yang paling dominan adalah peluang.
digunakan untuk menentukan strategi pengembangan Posisi ordinat berada pada (1,09; 1,33), sehingga
wisata alam di TWA Wera. Nilai penjumlahan untuk posisi strategis berada pada sel 1. Artinya selain
faktor kekuatan dengan faktor kelemahan dapat memiliki kekuatan pada faktor internal juga
dilihat pada matrik internal (Tabel 5). Sedangkan mempunyai peluang pada faktor eksternal dalam
nilai penjumlahan untuk faktor peluang dengan pengelolaan dan pengembangan wisata alam TWA
faktor ancaman dapat dilihat pada matriks eksternal Wera (Gambar 2). Sehingga dalam kondisi seperti ini
(Tabel 6). Nilai penjumlahan faktor internal (Tabel 5) mendukung strategi yang agresif. Strategi pada sel 1
menunjukkan bahwa antara kekuatan (2,54) dan adalah promosi pada segmen tertentu (terutama
kelemahan (-1,45) adalah 1,09 (positif). Nilai pelajar atau mahasiswa dan rata-rata kisaran umur 7 -
tersebut berarti bahwa faktor kekuatan yang dimiliki 35 tahun) secara intensif.
lebih dominan dibandingkan faktor kelemahan.
Tabel 5. Faktor strategis internal terhadap prospek pengembangan wisata alam TWA Wera
Faktor Kekuatan (Internal) Bobot Rating Skor
15
Jurnal WASIAN Vol.2 No.1 Tahun 2015:9-20
Tabel 6. Faktor strategis eksternal terhadap prospek pengembangan wisata alam TWA Wera
Faktor Peluang (Eksternal) Bobot Rating Skor
Berbagai Peluang
1,33 Sel 1
Sel 3
º
Berbagai Kelemahan Berbagai Kekuatan
1,09 Sel 2
Sel 4
Berbagai Ancaman
Gambar 2. Posisi strategis pengembangan wisata alam TWA Wera berada pada sel 1
Rencana Kegiatan Wisata yang Dapat 2. Wisata Gejala Alam Air Terjun Wera
Dikembangkan di TWA Wera Potensi yang paling menonjol atau obyek yang
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh maka paling menarik dari TWA Wera adalah keindahan air
jenis wisata yang dapat dikembangkan di kawasan terjun serta panorama alam yang masih terjaga
TWA Wera antara lain: kelestariannya. Air Terjun Wera berada pada blok
1. Wisata Panorama Alam pemanfaatan intensif tepatnya pada koordinat
Kegiatan mengamati dan menikmati indahnya 119051’2,22” BT 102’40,79” LS dengan ketinggian ±
kawasan TWA Wera yang terdapat di sepanjang 100 m dan kemiringan terjun antara 700 – 900.
perjalanan menuju kawasan. Pemandangan yang 3. Wisata Pengamatan Flora dan Fauna
dapat diamati di dalam kawasan pada jalur tracking Bagian lereng yang terjal sekitar 50 – 100 m
yang dilalui dalam melakukan penjelajahan hutan, pada kanan-kiri sungai yang masih tertutup hutan
terlihat beranekaragam jenis vegetasi dan fauna yang yang utuh, termasuk pada bagian hulu yang
merupakan suatu pemandangan yang mempunyai kondisinya medannya terjal. Lokasi ini merupakan
daya tarik tersendiri bagi para petualangan atau blok pemanfaatan terbatas tepatnya pada koordinat
penjelajah. 119º 50’ 31,20” BT - 119º 51’ 14,40” BT dan antara
16
Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Taman Wisata Alam Wera
(Poppy Oktadiyani, Iwanuddin, dan Helwinsyah)
1º 2’ 31,20” LS - 1º 3’ 3,6” LS.Jalur menuju Air terdapat kampus Sekolah Tinggi Theologia Injil
Terjun Wera juga dapat dijadikan jalur pengamatan Indonesia (STTII) Yayasan Misi Masyarakat di
flora dan fauna. Selain itu di bagian belakang Pedalaman (YMMP) yang telah tertata dengan baik
Sekolah Tinggi Theologia Injil Indonesia (STTII) lengkap dengan sarana jalan, bangunan, dan
Palu tepatnya dekat Sungai Wera sering dijumpai penerangan/ listrik. Blok khusus ini dapat dijadikan
Tarsius pada malam hari. sebagai salah satu obyek wisata religius.
4. Wisata Hiking/ Pendakian 9. Wisata Pedesaan
Atraksi wisata lainnya yaitu mendaki gunung Wisata pedesaan merupakan kegiatan wisata ke
(hiking) dari arah utara batas kawasan ke puncak perkampungan di sekitar kawasan yaitu Desa
bukit sebelah barat, memotong hulu Sungai Wera Balumpewa. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam
sekaligus menyuguhkan panorama alam yang indah wisata ini adalah mengamati, mempelajari, dan
dan menarik ke arah Lembah Kota Palu dengan udara menikmati kehidupan tradisional masyarakat desa
yang sejuk dan nyaman. Lokasi ini merupakan blok dengan segala kesederhanaannya.
pemanfaatan terbatas tepatnya pada koordinat 119º
Rencana Sarana dan Prasarana di TWA Wera
50’ 31,20” BT - 119º 51’ 14,40” BT dan antara 1º 2’
Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
31,20” LS - 1º 3’ 3,6” LS.
kepariwisataan Alam TWA Wera terdiri dari:
5. Wisata Sungai Wera 1. Fasilitas pengelolaan (kantor pengelola, pusat
Wisata sungai merupakan kegiatan perjalanan informasi, pintu gerbang, loket karcis, pondok
susur Sungai Wera. Kegiatan yang dapat dilakukan kerja, pos jaga, papan petunjuk kawasan, papan
adalah mengamati dan menikmati riakan arus Sungai interpretasi, papan larangan atau peringatan,
Wera serta menikmati beraneka jenis burung dan papan nama kawasan, jalan patroli, menara
kupu-kupu. pengamat, kendaraan bermotor roda dua, dan
6. Wisata Pendidikan dan Konservasi kendaraan bermotor roda empat).
Taman Wisata Alam Wera dapat dijadikan 2. Fasilitas rekreasi (shelter, jalan setapak ke Air
sebagai laboratorium alam untuk kegiatan berbagai Terjun Wera, jalur pendakian, jembatan
penelitian. Kegiatan bina cinta alam juga dapat penyeberangan Sungai Wera, pondok
dilakukan dengan tersedianya area perkemahan pada pemandangan, demplot flora dan fauna, kolam
koordinat 01002’33,6” LS 119051’16,3” BT (blok pemandian, area kemping, jembatan gantung,
pemanfaatan intensif TWA Wera). Selain itu sarana outbond, rumah adat, area penanaman
kegiatan adopsi pohon pada blok rehabilitasi dapat adopsi pohon, baruga, dan bak sampah).
dijadikan pilihan kegiatan wisata pendidikan dan 3. Fasilitas pelayanan (area parkir, penginapan,
konservasi di TWA Wera. Areal untuk kegiatan homestay, rompi keselamatan, kamar ganti,
adaposi pohon dapat dilakukan pada koordinat 119º toilet, mushola, kantin makanan, dan kios
51’ 10,80” BT – 119º 51’ 18” BT dan antara 1º 2’ cenderamata).
31,20” LS sampai dengan 1º 2’ 56,40” LS yang
Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola TWA
merupakan blok rehabilitasi.
Wera
7. Wisata Outbond/ Permainan Dari identifikasi berdasarkan Sistem Manajemen
Pada blok pemanfaatan intensif yaitu tepatnya Pariwisata di Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dari
pada koordinat 01002’36,4” LS 119051’11,2” BT Direktorat Jenderal PHKA dan Fakultas Kehutanan
terdapat tapak yang cocok untuk outbond. Tapak IPB (2000), kebutuhan pendidikan dan pelatihan
tersebut sangat memungkinkan karena di blok dalam meningkatkan SDM pengelola TWA Wera
pemanfaatan intensif ini terdapat pohon-pohon yaitu: teknik penyusunan informasi bagi pengunjung;
dengan diameter 80 cm dan ± tinggi 18 m yang dapat teknik pemantauan dan evaluasi sistem informasi
dijadikan kegiatan flying fox dan pembuatan canopy bagi pengunjung; teknik perencanaan interpretasi;
trail sambil menikmati view perbukitan hutan dataran teknik pemandu wisata atau teknik pelaksanaan
rendah dan suasana riak Sungai Wera. interpretasi; teknik perencanaan, pelaksanaan, dan
8. Wisata Religi pemantauan kegiatan pengembangan produk wisata
Di dalam kawasan TWA Wera (di blok khusus) alam; teknik perencanaan, pelaksanaan, dan
tepatnya pada koordinat 119º 51’ 14,40” BT – 119º pemantauan kegiatan sistem informasi produk; teknik
51’ 18” BT dan antara 1º 2’ 34,80” LS – 1º 2’ 42” LS perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM); teknik
17
Jurnal WASIAN Vol.2 No.1 Tahun 2015:9-20
pelaksanaan, pemantauan, dan evakuasi kegiatan Sungai Wera, wisata pendidikan dan konservasi,
pengendalian dampak ekologi; teknik pelaksanaan, wisata permainan (outbond), wisata religi, serta
pemantauan, dan evaluasi kegiatan pengendalian wisata pedesaan atau tradisional.
dampak sosial budaya; teknik perencanaan,
SARAN
pengelolaan, dan pemantauan kegiatan penataan
Berdasarkan berbagai potensi yang dimiliki
kawasan; serta teknik perencanaan, pengelolaan, dan
TWA Wera dan dukungan dari berbagai pihak guna
pemantauan kegiatan pemantapan kawasan.
pengembangan wisata alam di kawasan TWA Wera,
KESIMPULAN maka diperlukan perhatian dan penyamaan persepsi
Berdasarkan analisis penawaran wisata, dari pihak-pihak terkait dalam pengelolaan dan
diketahui bahwa jenis-jenis obyek yang dimiliki pengembangan pariwisata alam TWA Wera
TWA Wera terdiri dari pemandangan alam, gejala (kawasan konservasi) yang merupakan hal utama
alam (Air Tejun Wera dan Sungai Wera), untuk terciptanya jalinan kerjasama dan koordinasi
keanekaragaman flora dan fauna, religi, dan budaya. antar stakeholders yang terlibat melalui kerjasama
Namun ketersediaan berbagai sarana dan prasarana dan kolaborasi pengelolaan dan pengembangan
penunjang pengembangan wisata alam belum pariwisata alam. Diharapkan pula Strategi
memadai. Tingginya minat masyarakat sekitar untuk Pengembangan Pariwisata Alam TWA Wera ini
berpartisipasi merupakan salah satu faktor penunjang menjadi bahan masukan bagi pengambil keputusan
bagi pengembangan wisata alam tersebut. Oleh untuk pengembangan pariwisata alam di kawasan
karena itu, dibutuhkan baik dari segi pendanaan TWA Wera.
(sumber dana) maupun peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terlibat. UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan analisis permintaan wisata Terima kasih tim penulis ucapkan kepada Direktur
diketahui bahwa perbaikan sarana dan prasarana Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi
aksesibilitas menuju Air Terjun Wera dan dan Hutan Lindung (PJLKKHL), Direktorat Jenderal
peningkatan fasilitas serta pelayanan merupakan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA);
faktor utama permintaan wisatawan terhadap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam
pengembangan wisata alam di kawasan TWA Wera. (KSDA) Sulawesi Tengah; Dr. Ir. Hengki
Berdasarkan Matrik SWOT yang digunakan, Walangitan, MP.; Wawan Nurmawan, S.Hut. M.Si.;
diketahui bahwa posisi strategi pengembangan wisata para pihak yang terlibat mulai dari proses
alam di kawasan TWA Wera berada pada sel atau pengambilan data, analisis data, penyusunan tulisan,
kuadran 1 (1,09; 1,33) dalam Matrik Grand Strategy. pembahasan, pengesahan, dan publikasi tulisan yang
Sehingga dalam kondisi seperti ini mendukung telah banyak memberi saran. Disamping itu,
strategi yang agresif. Strategi pada sel 1 adalah penghargaan tim penulis sampaikan kepada
promosi pada segmen tertentu terutama kepada masyarakat Desa Balumpewa, Desa Kalukutinggu,
pelajar atau mahasiswa dan rata-rata pada umur 7 - dan Desa Kaleke atas segala dukungannya. Semoga
35 tahun secara intensif. Selain itu strategi yang karya ilmiah ini bermanfaat.
dikembangkan adalah penataan sarana dan prasarana
termasuk peningkatan pelayanan serta DAFTAR PUSTAKA
pengembangan infrastruktur yang lebih baik serta Ceballos-Lascurain, H. 1996. Tourism, Ecotourism, and
Protected Area. IUCN. Gland Switzerland and
sarana dan prasarana untuk keselamatan pengunjung, Cambridge, UK.
dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
Dharmawan, A. 2001. Farm Household Livelihood
guna menghasilkan berbagai kebijakan yang dapat Strategieas and Socio Economics Changes in Rural
menunjang pembangunan wisata alam di kawasan Indonesia.Wissenchaftsverlag Vauk Kiel KG.
TWA Wera dan menciptakan kesempatan kerja dan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
berusaha bagi masyarakat sekaligus memperkenalkan Alam dan Fakultas Kehutanan IPB. 2000.
Identifikasi Kebutuhan Pelatihan dan Pendidikan
budaya masyarakat sekitar.
Ekowisata di Indonesia. Direktorat Jenderal PHKA
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh maka dan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
jenis wisata yang dapat dikembangkan di kawasan Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa
TWA Wera antara lain wisata panorama alam, wisata Lingkungan. 2003. Kriteria Penilaian Obyek dan
gejala alam Air Terjun Wera, wisata pengamatan Daya Tarik Wisata Alam (Analisis Daerah
Operasi). Direktorat Jeneral PHKA, Departemen
flora dan fauna, wisata pendakian (hiking), wisata
Kehutanan. Bogor.
18
Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Taman Wisata Alam Wera
(Poppy Oktadiyani, Iwanuddin, dan Helwinsyah)
Goeldner, CR.; Ritchie, B.; McIntosh, RW. 2000. Tourism: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: PP. 36
Principle, Practice, Philosophies. Ed ke 8. Canada: Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam
John Wiley & Sons, Inc. di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Milic, JV.; Jovanovic, S.; Krstic, B. 2008. Sustainability Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Performance Management System of Tourism Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah
Enterprises. Facta Universitatis. Series: Economis Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan
and Organization, Vol. 5, No. 2: 123 – 131. Strategis untuk Menghadapi Abad 21 (Edisi
Oktadiyani, P.;Muntasib, H.; dan Sunkar, A. 2013. Modal Keenam). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sosial Masyarakat Kawasan Penyangga Taman Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990
Nasional Kutai dalam Pengembangan Ekowisata. tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Jurnal Ilmiah Konservasi Departemen Konservasi Ekosistemnya.
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Weiler, B.; Laing, J. 2009. Developing Effective
Kehutanan, IPB, Edisi April 2013. Partnerships for Facilitating Sustainable Tourism
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: Associated with Protected Areas. The Sustainable
P.48/Menhut-II/2010 tentang Pengusahaan Tourism Cooperative Research Centre, The
Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Australian Commonwealth Government.
Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata [WTO] World Tourism Organization. 1995. National and
Alam.
Regional Tourism Planning. Routledge. USA and Canada.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.4/Menhut-II/2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-
II/2010 Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya,
dan Taman Wisata Alam.
19
Jurnal WASIAN Vol.2 No.1 Tahun 2015:9-20
20