Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN VII

PEMURNIAN NaCl

OLEH

NAMA : SARTINI

STAMBUK : F1C1 11 046

KELOMPOK : II

ASISTEN PEMBIMBING : GAYUH AGASTIA S.Si

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Natrium Klorida atau garam dapur sudah menjadi bagian penting

didalam makanan manusia. Tubuh manusia tidak dapat berfungsi tanpa

garam. Tidak mengherankan, garam telah berperan penting dalam

pembangunan manusia dan peradabannya.

Garam adalah pengawet pertama untuk makanan, yang memungkinkan

manusia bisa melakukan perjalanan dan perdagangan jauh. Zaman Romawi

kuno tela menggunakan istilah garam untuk alat pertama pembayaran . Istilah

"salary" atau "gaji" berasal dari bahasa Romawi "salarium," ketika itu para

tentara dibayar ( sebagiannya) dengan garam (salt).

Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori

berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis

garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti; kategori baik sekali, baik

dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl

>95%, baik kadar NaCl 90–95%, dan sedang kadar NaCl antara 80–90% tetapi

yang diutamakan adalah yang kandungan garamnya di atas 95%.

Untuk memperoleh bahan yang berkualitas baik maka diperlukan

proses pemurnian. Salah satu contoh senyawa kimia yang dimurnikan adalah

pada pemurnian garam natrium klorida (NaCl), garam ini sangat familiar di

masyrakat dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai

penambah cita rasa makanan, juga sebagai bahan pengawet. Tetapi dalam
proses pembuatannya sangatlah tradisional dan umumnya tanpa melalui uji

kualiti kontrol laboratorium kimia, tentunya dalam garam-garam natrium

klorida (NaCl) tradisional terdapat banyak zat-zat pengotor ataupun garam-

garam klorida lainnya, dengan kata lain garam natrium klorida (NaCl)

tidaklah murni.

Dalam percobaan ini akan dipelajari cara memurnikan natrium klorida

yang berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya.

NaCl merupakan komponen utama penyusun garam dapur. Komponen

lainnya merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+,

SO42-, I- dan Br. Agar daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar

maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu kan

membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu

rekristalisai dapat dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam

larutan zat yang akan dipisahkan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana prinsip

pemurnian dan pengkristalan NaCl ?

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan yaitu memahami prinsip pemurnian dan

pengkristalan garam dapur (NaCl).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5
0
C.Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan

terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras

dengan air, membentuk Natrium Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-

garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini

membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air.

Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium (I) klorida, HgCl2, perak

klorida, AgCl, timbale klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air

dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl,

bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II)

oksiklorida, HgOCl2, tak larut dalam air (Vogel, 1979).

Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari

larutan atau lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam

fasa cair tersebut. Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung

pengotor harus dibersihkan atau harus dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu,

untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan

padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur. Yang dimaksud

kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan

atau lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau

dikecilkan ukurannya (Bernaseoni, 1995).


Kristalisasi dari larutan dikategorikan sebagai salah satu proses

pemisahan yang efisien. Secara umum, tujuan dari proses kristalisasi adalah

menghasilkan produk kristal dengan kualitas seperti yang diharapkan. Kualitas

kristal yang dihasilkan dapat ditentukan dari parameter-parameter produk yaitu

distribusi ukuran kristal), kemurnian kristal dan bentuk kristal. Salah satu syarat

terjadinya kiristalisasi adalah terjadinya kondisi supersaturasi. Kondisi

supersaturasi adalah kondisi dimana konsentrasi larutan berada di atas harga

kelarutannya. Kondisi supersaturasi ini dapat dicapai dengan cara penguapan,

pendingin atau gabungan keduanya. Terdapat dua phenomena penting pada

proses kristalisasi yaitu pembentukan inti kristal (nukleasi) dan pertumbuhan

kristal (crystal growth) (Puguh, et al., 2003).

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat

keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan

zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah

sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung

pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam

larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Dina dan Istikomah, 2009).

Untuk mengurangi impuristis dalam garam dapat dilakukan dengan

kombinasi dari proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan

garam.Sedangkan penghilangan impuritis dari produk garam dapat dilakukan

dengan proses kimia, yaitu mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga

terbentuk endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Penambahan Na2CO3 dan NaOH

merupakan bagian proses yang sangat penting dalam proses pemurnian larutan
garam. Untuk menghindari terjadinya pemecahan endapan yang disebabkan oleh

sifat metal hidroksida yang mudah pecah, maka Na2CO3 ditambahkan terlebih

dahulu dari NaOH. Hasil terbaik akan didapatkan jika Na2CO3 dan NaOH di

tambahkan secara serentak sehingga akan menghasilkan reaksi yang bersamaan.

Pengendapan bersama CaCO3 dan Mg(OH)2 akan berlangsung lebih cepat

dibandingkan dengan endapan hidroksida yang mengendap sendiri. Hasil yang

baik juga didapat jika Na2CO3 ditambahkan lebih dulu sebelum penambahan

NaOH (Bahruddin, et al., 2003).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2012

dan bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

- Timbangan - Kertas saring

- Gelas kimia 250 mL - Gegep

- Gelas ukur 50 mL - Corong

- Pemanas listrik/spritus

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

- NaCl

- Serbuk kapur CaO 1 gram

- Larutan Ba(OH)2 encer

- Larutan HCl

- Aquades 150 mL

- H2SO4 pekat

- (NH4)2CO3
C. Prosedur Kerja

20 gr garam dapur

- dimasukkan dalam gelas kimia yang


telah berisi 62,5 mL air aquades yang
panas hingga larut
- disaring

Filtrat Residu

- ditambahkan 0,25 g CaO


- ditambahkan larutan Ba(OH)2 encer
- ditambahkan (NH4)2CO3
Campuran dalam gelas kimia

- dipanaskan
- disaring

Filtrat Residu

- Dinetralkan dengan HCl


- Diuapkan larutan sampai
kering

Kristal NaCl

- ditimbang
- dihitung % rendamen

% rendamen = 65,115 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Perhitungan

Diketahui :

Berat garam teoritis = 20 gr

Berat gelas kimia kosong = 29,790 gr

Berat gelas kimia + garam = 42,813 gr

Berat eksperimen = Berat gelas kimia + garam – Berat gelas kimia kosong

= 42,813 gr - 29,790 gr

= 13,023 gr

Ditanyakan : % rendamen = ...?

Penyelesaian :

% rendamen = Berat eksperimen × 100 %


Berat teoritis

= 13,023 gr × 100 %
20 gr

= 65,115 %

2. Reaksi-reaksi yang terjadi

 2NaCl + CaO CaCl2 + Na2O


 CaCl2 + Na2O + Ba(OH)2 2NaOH + BaCl2 + CaO
 2NaOH + BaCl2 + CaO + (NH4)2CO3 NaCl + Ba(OH)2 +
CaCO3 + NH4Cl
 NaCl + Ba(OH)2 + NH4Cl + HCl BaCl2 + NaCl + NH3
+ Cl2 + H2O
B. Pembahasan

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah

senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl.. Sebagai komponen utama pada

garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet

makanan. Suhu kritis (critical point) dari senyawa NaCl adalah 415oC.

Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang

jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut

kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam

pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti

biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka

konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang

berkonsentrasi tinggi akan mengendap.

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat

keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan jenuh dengan zat yang

bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu,

tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi

pelarutnya

Pada percobaan ini dilakukan cara memurnikan natrium klorida yang

berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. NaCl

merupakan komponen utama yang akan dimurnikan karena mengandung zat

pengotor yang berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, dan Br-. Agar daya

larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu dilakukan

penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu akan membentuk senyawa


terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat

dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang

akan dipisahkan.

Mula-mula dilarutkan NaCl dengan aquades yang telah dipanas dan

kemudian disaring. Setelah itu, filtrasi dari larutan dikristalisasi melalui

penguapan dengan menambahkan serbuk CaO. Fungsi dari penambahan serbuk

CaO adalah untuk memutihkan NaCl yang akan dikristalisasi. Larutan yang

telah ditambahkan serbuk CaO tadi kemudian ditambahkan lagi dengan lartan

Ba(OH)2 encer untuk mengikat zat pengotor berupa Ca2+, Mg2+ dan Al3+.

Untuk mengikat lagi zat pengotor yang masih tersisa yaitu berupa SO42- dan Br-

larutan tersebut ditambahkan dengan larutan (NH4)2CO3. Selain itu,

penambahan zat-zat tersebut akan menjenuhkan larutan NaCl yang akan

menghasilkan NaCl murni. Larutan yang telah ditambahkan berbagai zat-zat

tersebut kemudian dipanaskan dan disaring. Garam kotor hasil saringan (fitrat),

ketika dipanaskan akan berubah dari larutan garam kotor menjadi garam murni

penyebabnya karena larutan tersebut jika dipanaskan akan menguap. Larutan

garam kotor dan air yang telah disaring tadi airnya menguap sedangkan garam

kotornya terikat oleh penambahan zat-zat pemutih atau pembersih. Hasil dari

filtrat saringan tadi dinetralkan dengan larutan HCl kemudian diuapkan sampai

kering sehingga diperoleh kristal NaCl yang warnanya lebih putih dari garam

dapur. Kristal NaCl yang telah diperoleh ditimbang dan diketahui kadar

rendamennya sebesar 65,115 %.


BAB V
KESIMPULAN

Prinsip pemurnian dan pengkristalan NaCl dengan metode rekristalisasi

adalah memisahkan NaCl dari zat-zat pengotor berdasarkan perbedaan daya

larut keduanya dalam pelarut tertentu seperti CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3.

Zat-zat pengotor yang telah terikat dalam pelarut yang sesuai dan mengendap

sehingga dapat dipisahkan dengan NaCl melalui penyaringan. Dari percobaan

ini rendamen yag diperoleh sebesar 65,115 % .


DAFTAR PUSTAKA

Bahruddin, Zulfansyah, Aman, Ilyas Arin, dan Nurfatihayati, 2003, “Penentuan


Rasio Ca/Mg Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur”. Jurnal
Natur Indonesia 6, Vol.1 No.16.

Bernaseoni, G., 1995, Teknologi Kimia, PT. Padya Pranita, Jakarta.

Lesdantina, Dina dan Istikomah, 2009, “Pemurnian Nacl Dengan Menggunakan


Natrium Karbonat”, Seminar Tugas Akhir S1 Teknik Kimia UNDIP,
Semarang.

Setyopratomo, Puguh, Wahyudi Siswanto, dan Heru Sugiyanto Ilham, “Studi


Eksperimental Pemurnian Garam NaCl dengan Cara Rekristalisasi”,
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Surabaya, Vol. 11 No.2

Vogel, 1979, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai