Laporan Anor
Laporan Anor
PERCOBAAN VII
PEMURNIAN NaCl
OLEH
NAMA : SARTINI
KELOMPOK : II
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kuno tela menggunakan istilah garam untuk alat pertama pembayaran . Istilah
"salary" atau "gaji" berasal dari bahasa Romawi "salarium," ketika itu para
berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis
garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti; kategori baik sekali, baik
dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl
>95%, baik kadar NaCl 90–95%, dan sedang kadar NaCl antara 80–90% tetapi
proses pemurnian. Salah satu contoh senyawa kimia yang dimurnikan adalah
pada pemurnian garam natrium klorida (NaCl), garam ini sangat familiar di
penambah cita rasa makanan, juga sebagai bahan pengawet. Tetapi dalam
proses pembuatannya sangatlah tradisional dan umumnya tanpa melalui uji
garam klorida lainnya, dengan kata lain garam natrium klorida (NaCl)
tidaklah murni.
yang berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya.
lainnya merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+,
SO42-, I- dan Br. Agar daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar
maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu kan
membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5
0
C.Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan
terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras
membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air.
Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium (I) klorida, HgCl2, perak
klorida, AgCl, timbale klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air
dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl,
fasa cair tersebut. Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung
untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan
padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur. Yang dimaksud
kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan
atau lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau
pemisahan yang efisien. Secara umum, tujuan dari proses kristalisasi adalah
distribusi ukuran kristal), kemurnian kristal dan bentuk kristal. Salah satu syarat
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan
zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah
pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam
larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Dina dan Istikomah, 2009).
kombinasi dari proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan
dengan proses kimia, yaitu mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga
merupakan bagian proses yang sangat penting dalam proses pemurnian larutan
garam. Untuk menghindari terjadinya pemecahan endapan yang disebabkan oleh
sifat metal hidroksida yang mudah pecah, maka Na2CO3 ditambahkan terlebih
dahulu dari NaOH. Hasil terbaik akan didapatkan jika Na2CO3 dan NaOH di
baik juga didapat jika Na2CO3 ditambahkan lebih dulu sebelum penambahan
1. Alat
- Pemanas listrik/spritus
2. Bahan
- NaCl
- Larutan HCl
- Aquades 150 mL
- H2SO4 pekat
- (NH4)2CO3
C. Prosedur Kerja
20 gr garam dapur
Filtrat Residu
- dipanaskan
- disaring
Filtrat Residu
Kristal NaCl
- ditimbang
- dihitung % rendamen
% rendamen = 65,115 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Perhitungan
Diketahui :
Berat eksperimen = Berat gelas kimia + garam – Berat gelas kimia kosong
= 42,813 gr - 29,790 gr
= 13,023 gr
Penyelesaian :
= 13,023 gr × 100 %
20 gr
= 65,115 %
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah
senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl.. Sebagai komponen utama pada
garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet
makanan. Suhu kritis (critical point) dari senyawa NaCl adalah 415oC.
kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka
konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan jenuh dengan zat yang
tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi
pelarutnya
berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. NaCl
pengotor yang berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, dan Br-. Agar daya
larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu dilakukan
dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang
akan dipisahkan.
CaO adalah untuk memutihkan NaCl yang akan dikristalisasi. Larutan yang
telah ditambahkan serbuk CaO tadi kemudian ditambahkan lagi dengan lartan
Ba(OH)2 encer untuk mengikat zat pengotor berupa Ca2+, Mg2+ dan Al3+.
Untuk mengikat lagi zat pengotor yang masih tersisa yaitu berupa SO42- dan Br-
tersebut kemudian dipanaskan dan disaring. Garam kotor hasil saringan (fitrat),
ketika dipanaskan akan berubah dari larutan garam kotor menjadi garam murni
garam kotor dan air yang telah disaring tadi airnya menguap sedangkan garam
kotornya terikat oleh penambahan zat-zat pemutih atau pembersih. Hasil dari
filtrat saringan tadi dinetralkan dengan larutan HCl kemudian diuapkan sampai
kering sehingga diperoleh kristal NaCl yang warnanya lebih putih dari garam
dapur. Kristal NaCl yang telah diperoleh ditimbang dan diketahui kadar
larut keduanya dalam pelarut tertentu seperti CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3.
Zat-zat pengotor yang telah terikat dalam pelarut yang sesuai dan mengendap
Vogel, 1979, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.